1 / 59

dr. Yuliana Uganda, SpS

dr. Yuliana Uganda, SpS. EPILEPSI. Pengertian. Epilepsi adalah : Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berulang (≥ 2 bangkitan, > 1 occasion)

adara
Download Presentation

dr. Yuliana Uganda, SpS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. dr. Yuliana Uganda, SpS EPILEPSI

  2. Pengertian Epilepsi adalah : • Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berulang (≥ 2 bangkitan, > 1 occasion) • Akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron

  3. Manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik) • Berlangsung secara mendadak dan sementara • Dengan atau tanpa perubahan kesadaran • Bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked)

  4. Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia • Bukan merupakan penyakit menular atau penyakit jiwa • Bukan pula sebagai akibat kutukan/ guna-guna • Dapat diobati sehingga penyandang epilepsi dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik

  5. Bangkitan parsial • Cetusan yang tidak sinkron pada beberapa bagian selsaraf

  6. Bangkitan umum Cetusan mengenai kedua hemisfer secara bersamaan

  7. Gambaran Klinis

  8. Bangkitan parsial sederhana • Tidak terjadi gangguan kesadaran • Bangkitan dapat berupa gerakan motorik, sensorik, otonom, atau psikis • Bangkitan tergantung pada lokasi bangkitan di dalam otak. • Bangkitan dapat berupa gerakan motorik yang dimulai dari tangan, kaki atau muka yang kemudian menyebar pada sisi yang sama

  9. Video EEG\Video\14 partial-focal motor (postural).mpg

  10. Bangkitan parsial kompleks • Terdapat gangguan kesadaran • Dapat diawali dengan aura • Sering diikuti oleh gerakan yang tidakbertujuanseperti mengunyah, menelan, dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas • Terdapat periode bingungsetelahkejangberhenti • Video EEG\Video\20 complex-CPS (temporal).mpg • Video EEG\Video\21 partial-CPS (temporal with dystonia).mpg

  11. Bangkitan parsial umum sekunder • Berkembang dari bangkitan parsial sederhana atau kompleks yang dalam waktu singkat menjadi bangkitan umum • Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat kelojotankeempatanggotagerak

  12. Video EEG\Video\22 seizures-aura+CPS+2GTCS.MPG

  13. Bangkitan Umum

  14. Bangkitan umum lena (absence) • Gangguan kesadaran secara mendadak , berlangsung beberapa detik • Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi • Mata memandang jauh ke depan • Mungkin terdapat automatisme • Pemulihan kesadaran segera tanpa perasaan bingung • Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula • Video EEG\Video\11 seizures-absence (HV & automatisms.mpg • Video EEG\Video\09 seizures-absence (motion arrest).mpg

  15. Bangkitan mioklonik • Gerakan mioklonus berupa gerakan sepertimenyentak, yang tiba-tiba, sangat singkat, Tidak semua gerakan mioklonus adalah kejang • Dapat berlangsung single atau berturutan • Benda yang dipegang di tangan dapat terlempar • Video EEG\Video\05 seizures-myoclonic (jerk).MPG

  16. Bangkitan umum klonik • Gerakan yang bersifatberulang-ulang,ritmis • Pola yang bergantian antara gerakan –istirahat (jerk-relax, jerk-relax,...) • Video EEG\Video\04 seizures-clonic.mpg

  17. Bangkitan umum tonik • Kontraksi otot yang kaku pada tubuhatau anggotagerak • Umumnya berlangsung sekitar 30 detik • Mata mendelik ke atas atau ke satu sisi • Selama terjadinya bangkitan, wajah dapat terlihat distorsi oleh karena adanya kontraksi otot, dan nafas terganggu • Dapat diikuti dengan kebingungansetelahkejang • Video EEG\Video\02 seizures-tonic.mpg

  18. Bangkitan umum tonik klonik • Dapat didahului dengan jeritan, sentakan • Pasien kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10-30 detik, diikuti gerakan kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusaataumengompol • Selesai bangkitan pasien menjadi lemas dan tampak bingung • Pasien sering tidur setelah bangkitan • Video EEG\Video\01 generalised-generalised tonic-clonic.mpg

  19. Bangkitan atonik • Tiba-tiba hilangnya tonus postural • Head drop • Dapat jatuh  drop attack • Berlangsung sangat singkat • Video EEG\Video\08 seizures-atonic head nod.mpg

  20. Etiologi epilepsi 1. Idiopatik : penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi genetik. Kelainangenetikainitidakselaluberartiditurunkan 2. Kriptogenik : Dicurigai terdapat faktor penyebab namun tidak dapat ditemukan 3. Simptomatik : disebabkan oleh kelainanpada otak, kelainan kongenital, tumor otak, gangguan peredaran darah otak, kelainan akibatprosespenuaan

  21. DIAGNOSIS Ada 3 langkah untuk menuju diagnosis epilepsi, yaitu : 1. Memastikan apakah kejadian yang bersifat menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi 2. Apabila benar bangkitan epilepsi, maka tentukan termasuk jenis bangkitan apa 3. Pastikan epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan tadi, dan tentukan etiologinya

  22. Diagnosis epilepsi ditegakkan atas : • Adanya gejala dan tanda klinis dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali) • Ditunjang gambaran gelombangepilepsi pada EEG

  23. 3. Pemeriksaan penunjang 3.1 Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG) • Sebaiknya dilakukan pada saat bangun, tidur, dengan stimulasi fotik, hiperventilasi, stimulasi tertentu sesuai pencetus bangkitan.

  24. 3.2. Pemeriksaan pencitraan otak (brain imaging) • Semua kasus yang diduga ada kelainan struktural • Adanya perubahan bentuk bangkitan • Terdapat kelainanpadapemeriksaansaraf • Bangkitan pertama di atas usia 25 tahun

  25. Neuroimaging • Computerized tomography (CT) • Magnetic resonance imaging (MRI) Lesi Struktural

  26. 3.3. Pemeriksaan laboratorium • Pemeriksaan darah , meliputi hematologi lengkap, elektrolit, kadar gula, fungsi hati, fungsi ginjal, dan lainnya atas indikasi • Pemeriksaan cairan serebrospinal, bila dicurigai infeksi otak

  27. TERAPI Tujuan terapi : Tercapainya kualitas hidup optimal untuk pasien • Menghentikan bangkitan • Mengurangi frekuensi bangkitan • Mencegah timbulnya efek sampingobat • Menurunkan angka kesakitan dan kematian

  28. TERAPI • Padakeadaantertentuataubilapengobatanmedikamentosatakberhasil , perludipertimbangantindakanbedahEpilepsifungsional • Penderita mengalami kondisi refrakter • Penderita dengan lesi yang mungkin baik bila dilakukan pembedahan

  29. Beberapa macam Obat Epilepsi: • Phenobarbital • Carbamazepine • Phenytoin • Sodium Valproate • Clobazam • Clonazepam • Lamotrigine • Topiramate • Levetiracetam • Oxcarbazepine • Acetazolamide

  30. Penghentian OAE Syarat umum untuk menghentikan OAE : 1. Bebas dari bangkitan selama minimal 2 tahun 2. Gambaran EEG normal 3. Harus dilakukan secara bertahap yang diatur olehdokter

  31. PROGNOSIS • Faktor yang mempengaruhi remisi antara lain : lamanya bangkitan, etiologi, tipe bangkitan, umur awal terjadinya bangkitan, kepatuhan penderita • Penderita epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas bangkitan minimal 2 tahun • 60-70% dapat terkontrol dengan obat epilepsi first line • 10% terkontrol dengan golongan obat baru

  32. Bila lebih dari 5 tahun sesudah bangkitan terakhir, obat dihentikan dan penderita tidak mengalami bangkitan lagi, maka dikatakan telah mengalami remisi • Sekitar 30% penderita tidak akan mengalami remisi • Sesudah terjadinya remisi masih terdapat kemungkinan terjadinya bangkitan ulang atau relaps di kemudian hari.

  33. Status Epileptikus • Suatu keadaan di mana penderita mengalami bangkitan yang berkepanjangan atau mengalami bangkitan berturut-turut tanpa diselingi oleh pulihnya kesadaran  segeradibawakerumahsakit

  34. Aspek Psikososial Beberapa kendala penderita epilepsi dalam hubungan sosial : • Persepsi masyarakat terhadap penyakit, misalnya kutukan, turunan • Kekeliruan perlakuan keluarga, misalnya overproteksi, penolakan • Kekeliruan perlakuan masyarakat • Keterbatasan pasien epilepsi akibat penyakit

  35. Pekerjaan Prinsip pilihan pekerjaan : • Disesuaikan dengan jenis, frekuensi, waktu bangkitan • Risiko kerja yang paling minimal • Tidak bekerja sendiri, memerlukan pengawasan • Jadwal kerja yang teratur • Lingkungan kerja tahu kondisi pasien dan dapat memberikan pertolongan awal yang baik

  36. Olahraga • Penyandang epilepsi masih diperbolehkan melakukan olahraga • Pilihan jenis olahraga mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : • Dilakukan di lapangan/ gedung olah raga • Olahraga yang dilakukan di jalan umum, di ketinggian sebaiknya dihindari. • Pengawasan khusus dan alat bantu diperlukan untuk beberapa jenis olahraga seperti : renang, atletik, senam

  37. KeluargadanLingkungan • Keluarga harus dapat mengerti dan menerima kondisi penyandang. • Penolakan, overproteksi akan mempengaruhi kehidupan sosial penyandang • Rasa malu, cemas, depresi, kurang percaya diri akan membuat penyandang menarik diri dari lingkungan dan mempengaruhi kualitas hidup penyandang • Penerimaan dan dorongan semangat sangat diperlukan

  38. Mengemudi • Pemberian SIM kepada pasien epilepsi didasarkan atas prinsip sebagai berikut : • Bangkitan epilepsi telah terkontrol dengan OAE • Masa bebas bangkitan dalam jangka waktu tertentu (24 bulan berdasarkan pedoman POLRI) • Hukum dan peraturan asuransi yang berlaku

  39. Pertolonganpertamapadapasienkejang

More Related