1 / 32

Lanjutan

Lanjutan. Penamaan pestisida ( Nomenklatur ). Contoh :  I.    Carbophenothion II. Trithion (R) III.  (p- chlorophenylthio ) methyl ] 0 , 0 -diethyl phosphoro­dithioate IV.  . Keterangan: I. Nama umum (generik) II. Nama dagang III. Nama kimia

akasma
Download Presentation

Lanjutan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Lanjutan

  2. Penamaanpestisida (Nomenklatur ) Contoh :  I.    Carbophenothion II. Trithion (R) III.  (p-chlorophenylthio) methyl ] 0 , 0 -diethyl phosphoro­dithioate IV.   Keterangan: I. Nama umum (generik) II. Nama dagang III. Nama kimia IV. Rumus (struktur) kimia

  3. Cara masuk insektisida ke dalam tubuh serangga • Melaluidindingbadan, kulit (kutikula) • Melaluimulutdansaluranmakanan (racunperut) • Melaluijalannapas (spirakel) misalnyadenganfumigan.

  4. Jenis racun pestisida Dari segiracunnyapestisidadapatdibedakanatas: • Racunsistemik, artinyadapatdiserapmelaluisistemorganismemisalnyamelaluiakarataudaunkemudiandiserapkedalamjaringantanaman yang akanbersentuhanataudimakanolehhamasehinggamengakibatkanperacunanbagihama. • Racunkontak, langsungdapatmenyerapmelaluikulitpadasaatpemberianinsektisidaataudapat pula serangga target kemudiankenasisainsektisida (residu) insektisidabeberapawaktusetelahpenyemprotan

  5. Cara  kerja racun 1. Racunselumum / protoplasma, misalnyalogam-logamberat, arsenatdll. 2. Racunsyaraf : • Mempengaruhikeseimbangan ion-ion K dan Na dalam neuron (selsyaraf) danmerusakselubungsyaraf : DDT • MenghambatbekerjanyaChE (ensimpenguraiacethylcholineyaituCholine Esterase) : semua OF dan KB  3. Racun lain misalnyamerusakmitokondria, seldarahdll.

  6. BEBERAPA CONTOH INSEKTISIDA • Organoklorin (OK)

  7. 2. Organofosfat (OF)

  8. 3.  Karbamat (KB)

  9. SECARA KIMIA PESTISIDA DIBEDAKAN • Chlorinated hidrocarbon • FosfatOrganikbiasanya toksisitasnya rendah • Karbamat

  10. ProsesPengambilanPestisidaolehOPT PENYERAtPAN Penerobosan dalam melelui pembatasan kulit, daun, akar, renik, perut, sel, dll PENJERAPAN Kontak luar dg sel organ atau jasad hewan atu tanaman SISTEM ALIRAN Tubuh, air, darah, getah tanaman, udara

  11. Biomagnifikasi DDD (turunan DDT) di air danau Clear California 80.000x 85.000x 500x 265x

  12. HASIL ANALISA RESIDU PESTISIDA

  13. HASIL ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA BUAH-BUAHAN

  14. TandadanGejalaKeracunanPestisida a. PestisidaGolonganOrganoklor ( Dicofan 460 EC ; Keltane 250 EC ) • Pestisidagolonganorganoklorbekerjamempengaruhisistemsyarafpusat. Tandadangejalakeracunanpestisidaorganoklordapatberupasakitkepala, rasa pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badanlemah, gugup, gemetar, kejang-kejangdankesadaranhilang. b. PestisidaGolonganOrganofostat ( Basta 150 EC ; Eagle 480 AS ) • Apabilamasukkedalamtubuh, baikmelaluikulit, mulutdansaluranpernafasanmaupunsaluranpencernaan, pestisidagolonganorganofosfatakanberikatandenganenzimdalamdarah yang berfungsimengaturbekerjanyasaraf, yaitukholonesterase. Apabilakholonesteraseterikat, makaenzimtersebuttidakdapatmelaksanakantugasnyasehinggasyarafterus-menerusmengirimkanperintahkepadaotot-otottertentu. Dalamkeadaandemikianotot-otottersebutsenantiasabergeraktanpadapatdikendalikan.

  15. Disampingtimbulnyagerakan-gerakanotot-otottertentu, tandadangejala lain darikeracunanpestisidaorganofosfatadalah pupil ataucelah iris matamenyempitsehinggapenglihatanmenjadikabur, mataberair, mulutberbusaataumengeluarkanbanyak air liur, sakitkepala, rasa pusing, berkeringatbanyak, detakjantung yang cepat, mual, muntah-muntah, kejangpadaperut, mencret, sukarbernafas, otot-otottidakdapatdigerakkanataulumpuhdanpingsan. c. PestisidaGolonganKarbamat ( Sevin 85 S ; Darmafur 3 G ) • Cara kerjapestisidaKarbamatsamadenganpestisidaorganofosfat, yaitumenghambatenzimkholonesterase. TetapipengaruhpestisidaKarbamatterhadapkholonesterasehanyaberlangsungsingkatkarenapestisidaKarbamatcepatmenguraidalamtubuh. d. PestisidaGolonganSenyawa / dipiridil ( Top Star 300 EW ) • Senyawadipirindidapatmembentukikatandanmerusakjaringanepitheldarikulit, kuku, saluranpernafasandansaluranpencernaan, sedangkanlarutan yang pekatdapatmenyebabkanperadangan.

  16. Tanda dan gejala keracunan senyawa dipirindil selalu terlambat diketahui atau disadari karena gejala baru timbul setelah beberapa lama, 24-72 jam setelah keracunan baru terlihat gejala yang ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare karena ada iritasi pada saluran pencernaan, 48-72 jam baru timbul gejala-gejala kerusakan ginjal seperti albunuria, proteinnura, haematuria dan peningkatan kretanin lever, 72 jam-24 hari, tanda-tanda kerusakan pada paru-paru. e. Pestisida Golongan Arsen ( Score 250 EC ) • Keracunan pestisida Arsen pada umumnya melalui mulut walaupun bisa juga diserap melalui kulit dan saluran pencernaan. • Tanda dan gejala keracunan akut pestisida golongan Arsen adalah nyeri pada perut, muntah, dan diare, sedang keracunan sub akut akan timbul gejalaseperti sakit kepala, pusing dan banyak keluar ludah.

  17. f. PestisidaGolonganAntikoagulan ( Klerat ) • Pestisidagolongankoagulanbekerjamenghambatpembekuandarahdanmerusakjaringan-jaringanpembuluhdarah. Hal inimengakibatkanterjadinyapendarahan, terutamadibagiandalamtubuh. • Tandadangejalakeracunan yang ditimbulkanolehpestisidaantikoagulanmeliputi rasa nyeripadapunggung, lambung, danusus, muntah-muntah, pendarahanpadahidungdangusi, timbulbintik-bintikmerahpadakulit, terdapatdarahdalam air senidantinja, timbullebampadabagiansekitarlutut, sikut, danpantatsertakerusakanginjal.

  18. Toksikologi Pestisida • Organoklorin • Senyawa-senyawa OK (organokhlorin, chlorinated hydrocarbons) sebagianbesarmenyebabkankerusakanpadakomponen-komponenselubungselsyaraf (Schwann cells) sehinggafungsisyarafterganggu. • Peracunandapatmenyebabkankematianataupulihkembali. Kepulihanbukandisebabkankarenasenyawa OK telahkeluardaritubuhtetapikarenadisimpandalamlemaktubuh. • Semuainsektisida OK sukarteruraiolehfaktor-faktorlingkungandanbersifatpersisten, Merekacenderungmenempelpadalemakdanpartikeltanahsehinggadalamtubuhjasadhidupdapatterjadiakumulasi, demikian pula didalamtanah. • Akibatperacunanbiasanyaterasasetelahwaktu yang lama, terutamabiladosekematian (lethal dose) telahtercapai. Hal inilah yang menyebabkansehinggapenggunaan OK padasaatinisemakinberkurangdandibatasi. • Efek lain adalahbiomagnifikasi, yaitupeningkatanperacunanlingkungan yang terjadikarenaefekbiomagnifikasi (peningkatanbiologis) yaitupeningkatandayaracunsuatuzatterjadidalamtubuhjasadhidup, karenareaksihayatitertentu

  19. Organofosfat dan Karbamat • menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh.

  20. Tabel : Efek muskarinik, nikotinik dan saraf pusat pada toksisitas organofosfat.

  21. Semua senyawa OF (organofosfat, organophospates) dan KB (karbamat, carbamates) bersifat perintang ChE (ensim choline esterase), ensim yang berperan dalam penerusan rangsangan syaraf. • Peracunan dapat terjadi karena gangguan dalam fungsi susunan syaraf yang akan menyebabkan kematian atau dapat pulih kembali. • Umur residu dari OF dan KB ini tidak berlangsung lama sehingga peracunan kronis terhadap lingkungan cenderung tidak terjadi karena faktor-faktor lingkungan mudah menguraikan senyawa-senyawa OF dan KB menjadi komponen yang tidak beracun. Walaupun demikian senyawa ini merupakan racun akut sehingga dalam penggunaannya faktor-faktor keamanan sangat perlu diperhatikan. Karena bahaya yang ditimbulkannya dalam lingkungan hidup tidak berlangsung lama, sebagian besar insektisida dan sebagian fungisida yang digunakan saat ini adalah dari golongan OF dan KB.

  22. Parameter yang digunakan untuk menilai efek peracunan pestisida • nilai LD50 (lethal dose 50 %) • menunjukkan banyaknya pestisida dalam miligram (mg) untuk tiap kilogram (kg) berat seekor binatang-uji, yang dapat membunuh 50 ekor binatang sejenis dari antara 100 ekor yang diberi dose tersebut. • Yang perlu diketahui dalam praktek adalah LD50 akut oral (termakan) dan LD50 akut dermal (terserap kulit). • Nilai-nilai LD50 diperoleh dari percobaan-percobaan dengan tikus putih. • Nilai LD50 yang tinggi (di atas 1000) menunjukkan bahwa pestisida yang bersangkutan tidak begitu berbahaya bagi manusia. • LD50 yang rendah (di bawah 100) menunjukkan hal sebaliknya.

  23. Nilai LD50 insektisida organofosfat

  24. LD50 (mg/Kg) Pestisida

  25. LC50 (ppb) Pestisida pada MH

  26. Pengobatan • Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian. • Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya yang saling berhubungan. • Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh dibawah normal, kercaunan mesti terjadi dan gejala segera timbul. • Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg i.v. dan biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. • Pralidoxim (2-PAM) adalah obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat. Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.

  27. PERMASALAHAN BAGI LINGKUNGAN • penggunaanspektrumpestisida yang sangatluas • penggunaanfungisidalebihmerusaklingkunganmembunuh fungi yang berguna • proses pembuatan pestisida biologi/hayati • bahandasartidakdapatdibiodegradasi • hasilsamping racun yang berbahaya • beberapa pestisida setelah mengalami biodegradasi menjadi lebik toksik dari senyawa asalnya

  28. REAKSI BIODEGRADASI PESTISIDA • Oksidasi • Dealkilasi • Reduksi • Pemecahan cincin aromatis • Hidrolisis • Kondensasi • Dehalogenasi

  29. SABUN – DETERGEN Daya bersih sabun disebabkan : • Kemampuan mengemulsi lemak, minyak atau senyawa organik lain yang tidak larut air menjadi koloid  emulgator • Kemampuan menurunkan tegangan permukaan air

  30. SABUN • garam dari asam lemak bersuku tinggi, • mudah dibiodegradasi sehingga tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan, • membentuk garam dengan kation bervalensi 2 (yang terdapat dalam air sadah)

More Related