1 / 40

Presentasi PBL 2 Gangguan Pendengaran

Presentasi PBL 2 Gangguan Pendengaran. Benedicta MS – Calvin KM – Christopher R – Deriyan S – Dwi W – Evan R – Faradila K – Farah A – Hanifah RN – Herliani DPH. Pemicu. Kata Sulit dan Kata Kunci. Kata sulit Timpanogram Autofoni Morbili Kata kunci Penurunan pendengaran perlahan bilateral

benny
Download Presentation

Presentasi PBL 2 Gangguan Pendengaran

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Presentasi PBL 2 Gangguan Pendengaran Benedicta MS – Calvin KM – Christopher R – Deriyan S – Dwi W – Evan R – Faradila K – Farah A – Hanifah RN – Herliani DPH

  2. Pemicu

  3. Kata Sulit dan Kata Kunci • Kata sulit • Timpanogram • Autofoni • Morbili • Kata kunci • Penurunan pendengaran perlahan bilateral • Telinga terasa tertutup • Rasa penuh tidak ada • Berdenging tidak ada • Autofoni tidak ada • Batuk Pilek tidak ada • Riwayat cairan keluar dari telinga ada • Cairan tidak berbau • Riwayat tidak naik kelas • Riwayat trauma tidak ada

  4. Pertanyaan • Buatlah 3 diagnosis banding tersering untuk kelainan di atas dan lengkapi anamnesisnya. • Diskusikan patogenesis dari masing-masing diagnosis banding yang Anda buat

  5. Jawaban Pertanyaan • Diagnosis banding • Otitis media • Gangguan fungsi tuba • Timpanosklerosis Tuli kongenital (x) : infeksi TORCH (-), riwayat pembelajaran baik, keterampilan bicara baik Tuli mendadak (x) : infeksi virus, iskemia koklea, riwayat trauma Tuli akibat bising (x) : riwayat pajanan bising tidak ada (lebih lanjut dilihat karakteristik penurunan ambang dengardengan pemeriksaan audiometri) Tuli akibat pajanan ototoksik (x) : riwayat penyakit dahulu tidak ada yang membutuhkan obat-obatan ototoksik (mis. Infeksi TB, malaria), pemakaian obat ototoksik dapat ditanyakan dalam anamnesis tambahan

  6. Anamnesis tambahan • “Berapa kali dan berapa lama cairan keluar dari telinga?” • “Ketika cairan keluar dari telinga, apakah diiringi dengan keluhan panas tinggi, nyeri telinga, rewel/susah tidur, memegang telinga yang sakit?” • “Karakteristik cairan yang keluar selain dari bau, apakah encer, kental, bening, atau nanah?” • “Ada riwayat mengorek telinga atau memasukkan benda ke dalam telinga?” • “Apakah terdapat gangguan keseimbangan?”

  7. Anamnesis tambahan • “Apakah sering batuk pilek sebelumnya, nyeri tenggorokan, sakit gigi, ada riwayat alergi?” • “Keluhan suara sengau, mengorok, sesak napas?” • “Apakah ada kebiasaan menyelam atau berenang?” (barotrauma) • “Lebih berat gangguan pada telinga kanan atau kiri?” • “Alasan terutama mengapa tidak naik kelas?” • “Riwayat pengobatan dahulu ketika berobat di RSAD?” • “Riwayat obat-obatan ototoksik?”

  8. PATOGENESIS, MANIFESTASI KLINIS

  9. Otitis Media • Inflamasipadatelingatengah yang mengenaisebagianatauseluruhmukosatelingatengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dansel mastoid. • Sebagianbesardisebabkanolehinfeksi. • Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Kelainantelingatengah. Dalambuku ajar kesehatantelinga, hidung, tenggorok, kepala, danleher. Edisikeenam. Jakarta: BalaiPenerbeit FKUI; 2011, hal.64-77. • Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47. http://www.pedisurg.com/pteducent/middle_ear.gif http://www.walgreens.com/marketing/library/graphics/images/en/19324.jpg

  10. Patofisiologi Vicious cycle Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47.

  11. LanjutanPatofisiologi Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47.

  12. KlasifikasiOtitis Media Otitis Media Otitis Media Non-supuratif= otitis media serosa/sekretoria/musinosa/efusi Otitis Media Supuratif Otitis Media Akut Otitis Media AkutRekuren Otitis Media SupuratifKronik Risikorendah RisikoTinggi Tipeaman Tipebahaya

  13. Otitis Media Akut • Paling seringmengenaianakterutamapadatigatahunpertamakehidupan. • PenyebabutamaS.pneumoniae(35%), H.influenzae(20%), danM. catarrhalis(4-13%)padadua per tigakasus. Sisanya, virus darisalurannapasatas. • Adenoid merupakanfokusinfeksitersering, meskitidakmembesar. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47. Trasher RD. Otitis media with effusion. Diunduhdarihttp://emedicine.medscape.com /article/858990-overview#showall. Diaksespada 11 Maret 2013, pukul 21.00 WIB.

  14. TandadanGejala Rasa nyeriditelinga Demam Riwayatbatukpilek (+) Rasa penuhatau rasa kurangdengar Reweldangelisah Diare Kejang-kejang Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Kelainantelingatengah. Dalambuku ajar kesehatantelinga, hidung, tenggorok, kepala, danleher. Edisikeenam. Jakarta: BalaiPenerbeit FKUI; 2011, hal.64-77. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47.

  15. Otitis Media AkutRekuren • Frekuensikejadianinflamasiakut ≥5x dalam 1 tahunatau 3x inflamasidalam 6 bulan. • Terjadipada 10% anakdenganriwayatotitis media akut. • Sulitdibedakandariinfeksiakutpadaotitis media sekretorikkronik. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47.

  16. Otitis Media Efusi • Kumpulan cairan non-purulen (mukoidatauserosa) ditelingatengahtanpadisertaitandainflamasiakutdanperforasimembran timpani. • Penyakittelingaterseringpadaanak yang belumsekolah, mengenaitelinga bilateral. • Dapatterjadiselamaresolusiotitis media akut yang menimbulkangejalasisaberupasekret yang menetap. • Sekrettidakselalusteril. • Trasher RD. Otitis media with effusion. Diunduhdarihttp://emedicine.medscape.com /article/858990-overview#showall. Diaksespada 11 Maret 2013, pukul 21.00 WIB.

  17. KlasifikasidanEtiologi Trasher RD. Otitis media with effusion. Diunduhdarihttp://emedicine.medscape.com /article/858990-overview#showall. Diaksespada 11 Maret 2013, pukul 21.00 WIB. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Kelainantelingatengah. Dalambuku ajar kesehatantelinga, hidung, tenggorok, kepala, danleher. Edisikeenam. Jakarta: BalaiPenerbeit FKUI; 2011, hal.64-77.

  18. TandadanGejalaOtitis Media Efusi • Pendengaranberkurang • Telingaterasapenuh • Tidakadademam • Tidakadanyeritelinga (jarang) • Padapasiendewasa, telingaterasatertutupdanbeberapapasienmengeluhkanpopping sound Trasher RD. Otitis media with effusion. Diunduhdarihttp://emedicine.medscape.com /article/858990-overview#showall. Diaksespada 11 Maret 2013, pukul 21.00 WIB. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47.

  19. Diagnosis OME • Diagnosis ditegakkan secara otoskopik. • Membran timpani tampak opak, tebal, dan retraksi. • Warna dapat pucat, kemerahan, kekuningan, kebiruan. • Mobilitas membran timpani menurun. • Timpanogram dapat menunjukkan kurva tipe B atau tipe C. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otorhinolaryngology. Thieme. 2006; 234-41.

  20. Gambaran Otoskop

  21. Gambaran Timpanogram

  22. Tatalaksana • Akut  dekongestan, steroid topikal • Kronik  parasentesis, miringotomi, adenotomi Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otorhinolaryngology. Thieme. 2006; 234-41.

  23. Parasentesis dan Miringotomi

  24. Otitis Media SupuratifKronik • Infeksikronisditelingatengahdenganperforasimembran timpani kroniktanpaharusdisertaiinflamasiaktifmukosa, sertatidakterdapatinfeksispesifikdankolesteatoma. • Berdasarkanaktivitassekretdibagimenjadi: • aktif (wet)  menandakan infeksi • tenang (dry)  tanda inflamasi (-) Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Kelainantelingatengah. Dalambuku ajar kesehatantelinga, hidung, tenggorok, kepala, danleher. Edisikeenam. Jakarta: BalaiPenerbeit FKUI; 2011, hal.64-77. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47.

  25. Klasifikasi Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Kelainantelingatengah. Dalambuku ajar kesehatantelinga, hidung, tenggorok, kepala, danleher. Edisikeenam. Jakarta: BalaiPenerbeit FKUI; 2011, hal.64-77. Sumbergambar: http://www.med.unc.edu/ent/adunka/images/Perforationexamples.jpg.

  26. Etiopatogenesis TandadanGejala Inflamasikroniksekunder tuba eustachius Dayaregenerasi (penyembuhan) yang tidakadekuatakibatgenetikataufaktorlainnya Anatomitelingatengahberupapneumatisasidanbesarrelatif. Faktorlainnya: terapi yang terlambat, tidakadekuat, virulensikumantinggi, dayatahantubuh yang menurun, higieneburuk. • Otorheakronik • Ketikainfeksi (-), keluhanhanyaberupagangguanpendengaran. • Ketikainfeksi (+), sekretmukopurulen, bisaberbauatautidak. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Ear: otitis media. USA: Thieme; 2006, p.238-47.

  27. Timpanosklerosis • Komplikasi dari otitis media atau trauma • Deposit hyalin aseluler dan kalsium pada membran timpani dan jaringan submukosa telinga tengah • Plak timpanosklerotik tampak berbentuk bulan sabit atau tapal kuda pada membran timpani • Jika mencapai tulang pendengaran (ossicles)  tuli konduktif • Patogenesis belum sepenuhnya dipahami

  28. Patogenesis • Timpanosklerosis • Penatalaksanaan: timpanoplasti dan operasi rekonstruktif ossikel

  29. Patogenesis • Gangguan fungsi tuba

  30. Patogenesis • Gangguan fungsi tuba • Fungsi tuba • Ventilasi • Drainase • Proteksi • Gangguan telinga tengah (middle ear)berasal dari terganggunya fungsi ventilasi dan terjadi inflamasi • Gangguan ventilasi kronik mencetus proses inflamasi yang selanjutnya memperburuk fungsi tuba dan ventilasi telinga tengah • Penyebab gangguan ventilasi: • Stenosis lumen tuba akibat edema mukosa tuba inflamatorik • Tekanan negatif pada barotrauma • Obstruksi ekstrinsik, misal akibat tumor • Kurangnya pembukaan aktif dari tuba oleh m.veli palatiniatau kongenital

  31. Patogenesis • Gangguan fungsi tuba

  32. TAMBAHAN

  33. Pertanyaan tambahan • Diagnosis kerja pada pasien ini berdasarkan tambahan informasi dari hasil pemeriksaan. • Penatalaksanaan pasien pada kasus ini?

  34. Pemeriksaan Penunjang • Audiometri

  35. Pemeriksaan Penunjang • Interpretasi hasil audiometri • Hantaran udara (air conduction/AC) dan hantaran tulang (bone conduction/BC) tanpa masking AD menunjukkan gap dengan ambang dengar (AD) = 61,6 dB  tulikonduktifsedangberat (55-70 dB) • AC dan BC AS menunjukkan gap dengan AD = 48,3 dB  tuli konduktif sedang (40-55 dB) • Cairan efusi atau kekakuan ossikel  tuli konduktif • Hasil pemeriksaan otoskop tidaksenantiasaberkorelasi dengan derajat ketulian. Pemeriksaan penala menunjukkan lateralisasi ke telinga yang terganggulebihberat (telingakiri), namun hasil audiometri menunjukkan tuli konduktif pada telinga kanan tanpa maskinglebih berat • BC pada AS lebih berat dari AD, berkorelasi dengan hasil Weber • AD hanya memperhitungkan AC saja sehingga AC pada AS yang lebih berat dapat menunjukkan keadaan patologis pada hantaran konduktif telinga kanan yang lebih berat

  36. Pemeriksaan Penunjang • Hasil timpanometri • Interpretasi timpanometri • Tipe B : flat curve • Imobilitas membran timpani akibat cairan atau atelektasis timpani • Menunjukkan terdapat penurunan respon akustik akibat penumpukan cairan (riwayat keluarnya cairan dari kedua telinga) ataupun otosklerosis

  37. Pemeriksaan Penunjang • Refleks akustik (stapedial reflex) • AD dan AS negatif • Menggunakan intensitas suara sebesar 80-90 dB HL untuk mencetus refleks stapedius (kontraksi m.stapedius yang menyebabkan pengkakuan aparatus konduktif  peningkatan impedansi suara) • Membedakan gangguan pendengaran koklear dan retrokoklear

  38. Jawaban Pertanyaan • Diagnosis kerja • Tuli konduktif ADS ec otitis media serosa • Gangguan fungsi tuba ec hipertrofi adenoid • Hipertrofi adenoid bilateral – oklusi tuba bilateral – tekanan negatif pada telinga tengah – transudasi cairan kapiler pada telinga tengah – otitis media efusi → telinga terasa tertutup, penurunan pendengaran (tuli konduktif) ADS

  39. Penatalaksanaan • Miringotomi • Adenotomi • Terapi antibiotik tidak diperlukan jika tidak ada tanda infeksi • Kontrol teratur spesialis THT

More Related