1 / 13

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA. OLEH: SUGIARTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG. SASTRA SEBAGAI WAHANA EKSPRESI BUDAYA. Sastra Indonesia memiliki kedudukan yang startegis, yakni upaya memupuk kesadaran sejarah,

chaim
Download Presentation

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA OLEH: SUGIARTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

  2. SASTRA SEBAGAI WAHANA EKSPRESI BUDAYA Sastra Indonesia memiliki kedudukan yang startegis, yakni upaya memupuk kesadaran sejarah, semangat dan solidaritas kebangsaan Sastra secara endogenus mampu menanamkan kesadaran yang tumbuh tanpa paksaan tentang pentingnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan tuntutan nilai-nilai idiola bangsa

  3. Sastra Indonesia Memiliki Fungsi Menumbuhkan rasa kenasionalan Menumbuhkan Solidaritas Kemanusiaan Merekam Perkembangan Kehidupan Masyarakat

  4. MEMBANGUN KARAKTER PS MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA SASTRA MEMBERIKAN KESENANGAN DAN PENCERAHAN NILAI ETIKA DAN ESTETIKA MENIMBULKAN KESADARAN PERANAN SASTRA SUMBER PENGILHAMAN TENTANG KEBAJIKAN DAN KEBAIKAN MENYAMPAIKAN PESAN KEPADA PEMBACA

  5. Dengan Puisi, Aku karya Taufik Ismail Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala Dengan puisi aku mengenang Keabadian yang akan datang Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi aku mengetuk Nafas zaman yang busuk Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kiranya

  6. Makna Puisi Penyair berharap dengan puisi Ia ingin bernyanyi sampai lanjut Usia. Dengan puisi ia ingin menyayangi Sekitarnya. Dengan puisi pula ia ingin merenungkan kehidupanyang telah dilaluinya dan kehidupan yang akan datang. Penyair juga mengutuk keadaan masyarakat yang telah rusak, jauh dari norma dan etika. Tetapi penulis tetap berdoa agar semua berubah ke arah yang lebih baik.

  7. Sastra Mengungkap Pesan-Pesan Kepada Pembaca 1. Sastra berfungsi sebagai pendukung nilai-nilai kultural yang bersifat efektif kumulatif, artinya sastra mempunyai kekuatan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang terkait dengan kehidupan manusia serta dinamikanya 2. Melalui sastra orang dapat meresapi , secara imajinatif kepentingan- kepentingan di luar dirinya dan mampu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lain berganti-ganti menurut wawasan pengarang serta karya yang dihadapinya

  8. Pengajaran Sastra dan Pendidikan Karakter Kecakapan yang dikembangkan Nalar Afeksi Indrawi Sosial Religius a b c d e Melengkapi Insan Seutuhnya Aspek Personal kehidupan manusia

  9. Pelajaran Nenek Penjual Sapu Seorang teman menceritakan kekagumannya pada seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari Minggu, saat dia dan keluarganya hendak pulang usai silaturahmi bersama kerabat, mereka melewati pasar Godean. Ibu dari teman saya tergoda membeli ayam goreng di depan pasar untuk sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap. Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu ijuk. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya. Setelah membayar ayam goreng, ibu teman saya bermaksud memberi Rp1.000,00 karena iba dan menganggap nenek itu pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa

  10. dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak. Penjual ayam goreng kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk. Paham akan maksud keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga Rp1.500,00 per ikat, meskipun ijuknya jarang-jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar. Setelah menerima uang Rp5000,00 si nenek tampak ngedumel sendiri. Ternyata tidak punya kembalian. “Ambil saja uang kembaliannya,” kata ibu dari teman saya. Namun, si nenek ngotot untuk mencari uang kemablian Rp500,00. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar uang di warung terdekat. Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, ia masih terus berpikir, bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada yang begitu jujur, mandiri, dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi. • Sumber: Intisari, Agustus 2004

  11. Kontribusi Sastra dalam Pendidikan Karakter • Pertama, bahasanya indah, dengan ekspresi otentik, dan memperkenalkan estetika pada pembacanya sehingga membentuk kepekaan dalam dirinya • Kedua, mengharukan pembacanya, dan menyebabkannya merenungkan makna karya tersebut, serta memperoleh kearifan dan pencerahan di dalam: identitas kebangsaan, kreativitas, keberanian berkompetisi, solidaritas kemanusiaan, serta keimanan dan ketaqwaan. • Ketiga, membawakan nilai-nilai luhur kemanusiaan, yang akan mengembangkan empati di dalam diri pembaca terhadap permasalahan manusia. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: akhlaq mulia, sikap lemah-lembut, suka memaafkan, anti kekerasan, disiplin diri, etos kerja, menghargai orangtua dan pendidik, serta mendengar pendapat orang lain. • Keempat, mendorong pembacanya untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lainnya, di dalam berbagai kegiatan pribadi maupun kemasyaratan

  12. Sastra Sebagai Pelita Kehidupan 1. Sastra menjadi mata pelajaran penting terutama dalam penumbuhkembangan karakter anak didik yang etis, logis, dan estetis. 2. Nilai-nilai estetika dalam sastra , juga mengandung berbagai nilai kehidupan, seperti nilai filsafat, etika/moral, religi, sosial, politik, dan budaya yang terangkum pada pesan atau amanat.

  13. Kuncup durian delima selasih Cukup sekian Terima kasih

More Related