1 / 76

Pembelajaran Astronomi Bola Via Internet

Pembelajaran Astronomi Bola Via Internet. Suhardja D. Wiramihardja Endang Soegiartini Yayan Sugianto Program Studi Astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung 2006. Mata Kuliah AS 2210 Astronomi Bola (3 sks) untuk tingkat dua mahasiswa Program Studi Astronomi ITB. Materi:. Fenomena Langit

clive
Download Presentation

Pembelajaran Astronomi Bola Via Internet

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pembelajaran Astronomi Bola Via Internet Suhardja D. Wiramihardja Endang Soegiartini Yayan Sugianto Program Studi Astronomi FMIPA Institut Teknologi Bandung 2006

  2. Mata Kuliah AS 2210 Astronomi Bola (3 sks) untuk tingkat dua mahasiswa Program Studi Astronomi ITB. Materi: Fenomena Langit Gerak Langit Sistem Waktu Sistem Koordinat dan Transformasinya Koreksi Posisi Objek Langit (refraksi, aberasi, paralaks, presisi, dan nutasi) Teori Pergerakan Planet

  3. PENDAHULUAN • Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit. • Memilih sistem koordinat yang tepat untuk menjelaskan sebuah situasi. • Melakukan transformasi antar sistem koordinat yang berbeda. • Melakukan koreksi terhadap posisi pengamatan. • Menjelaskan konsep gerak diri bintang, gerak planet.

  4. Buku acuan • Astronomy: Principle and Practise, part 2, Roy, A.E dan Clarke, D., 1988, Adam Hilger • Textbook on Spherical Astronomy, Smart, W. M., 1980, Cambridge Univ. Press • A Workbook for Astronomy, Waxman J., 1986, Cambridge University Press. • Unfolding Our Universe, Nicolson, I., 1999, Cambridge University Press. • An Introduction to Astronomy, Huffer, C.M., Trinklein, F.E., Bunge, M., 1967, Holt, Rinehart and Winston Inc.

  5. Objek langit tampak bergerak pada bola langit dengan jarak tak terbatas. Bola merupakan objek tiga dimensi, tetapi penggambarannya dalam dua dimensi. Geometri bola diperlukan untuk menggambarkan permukaan sebuah bola: baik cara memahami maupun hubungan antar mereka.

  6. Apa yang disebut dengan Astronomi Bola? • Dilihat oleh mata, benda langit yang bertaburan di langit seolah melekat pada suatu setengah bola raksasa yaitu Bola Langit dengan diameter tak terhingga • Posisi sebuah benda langit dinyatakan dengan arah dan bukan jarak, maka diperlukan suatu tata koordinat: koordinat 2 dimensi pada permukaan bola

  7. Bab I Gerak Langit1.1. Bola Langit Dilihat dengan mata, bintang-bintang menempel pada permukaan dalam suatu bola raksasa yang berpusat di Bumi. Bola ini, yang radiusnya tak terhingga, disebut bola langit. Posisi sebuah benda langit dinyatakan dengan arah, bukan dengan jarak. Diperlukan suatu tata koordinat: koordinat pada permukaan bola. Dalam sistem koordinat langit, posisi bintang-bintang hanya ditentukan oleh arah mereka antara satu dengan lainnya. Umpamanya, bintang S1 dan bintang S2 terpisah atau berjarak sudut 20 derajat.

  8. Z S'1 S1 * S'2 * O S2 N G'1 Jarak sudut antara dua bintang, S1 dan S2, didefinisikan sebagai sudut S1OS2 = sudut S'1OS'2 atau S2OG1 = S'2OG'1. Tampak bahwa jarak ke bintang-bintang itu tidak diperhitungkan, seakan-akan mereka diproyeksikan pada bola langit di S'1 , S'2 dan G'1.  G1 Bola langit yang memperlihatkan jarak sudut

  9. Polaris KLU * Bola langit yang berputar Ekuator langit Kutub Langit Selatan (KLS) KLU dan KLS Jika kita memproyeksikan kutub-kutub Bumi pada bola langit kita akan memperoleh dua buah titik yang disebut Kutub Langit Utara (KLU) dan Kutub Langit Selatan (KLS). Bumi Bola langit yang menunjukkan KLU, KLS dan Equator langit. Bintang Polaris terletak dekat sekali dengan KLU

  10. Gambar Pergerakan Bintang Polaris

  11. Gerak Langit Di Kutub. Jika kita berdiri di salah satu kutub, sumbu rotasi benda langit (sebenarnya Bumi) adalah poros KLU-KLS ini. Bintang-bintang akan tampak berputar melingkar terhadap titik tepat di atas kepala. Bintang tidak terbit dan tidak terbenam. Lintasan yang ditempuh bintang dalam bola langit ini disebut lingkaran harian. KLU * Lingkaran harian bintang Bumi Ekuator langit dan horizon Bola langit yang berputar KLS Bola langit dilihat dari Kutub Utara (KU)

  12. Di Ekuator.Jika kita berdiri di ekuator, ekuator langit membentang melintas kepala kita, dari Timur ke Barat dan sumbu rotasi langit adalah garis dari Utara ke Selatan. Dari ekuator, bintang tampak terbit tegak lurus di horizon timur dan terbenam di horizon barat. Dari ekuator kita bisa melihat semua bintang. lingkaran harian bintang KLU KLS * * Bumi Bola langit Ekuator langit Bola langit dilihat dari Ekuator

  13. 23½ U S Ekliptika Dalam kenyataan sebenarnya, Bumi bergerak mengitari Matahari. September Desember Juni Ekliptika Maret Revolusi Bumi mengitari Matahari

  14. Dari titik pandang Bumi, Matahari seolah-olah bergerak pada bola langit. 22 Jun 23 Sep Ekliptika Ekuator langit 21 Mar 22 Des Gerak Matahari Gerak tahunan Matahari pada bola langit

  15. Greenwich, England  Suatu tempat pada Bumi  Meridian Greenwich Meridian suatu tempat lintang Ekuator bujur Sistem Koordinat Kutub Utara Bumi Gambar 1.8 Sistem Lintang-Bujur

  16. KLU Lingkaran jam bintang Ekliptika *  Ekuator langit  Vernal equinox Bola langit Asensiorekta dan Deklinasi

  17. Zenith Meridian lokal pengamat Lintasan vertikal bintang KLU * T tinggi U S Azimuth B Horizon pengamat Nadir Gambar 1.10 Sistem Horizon

  18. Bab II Waktu 2.1. Standar Waktu • Ada tiga satuan dasar waktu. • Hari, yaitu panjang waktu yang diperlukan bumi untuk menyelesaikan satu kali rotasi. • Tahun, yaitu interval waktu yang diperlukan bumi untuk menempuh satu putaran terhadap matahari. • Bulan (month), yaitu waktu yang diperlukan bulan (moon) untuk menyelesaikan satu putaran terhadap bumi.

  19. Ada dua macam hari Hari matahari (solar day), jika matahari sebagai acuan: interval waktu dari saat matahari terbit ke matahari terbit berikutnya atau matahari terbenam ke matahari terbenam berikutnya. Hari sideris (sidereal day), jika bintang sebagai acuan: interval waktu dari saat suatu bintang tertentu berada di atas kepala kita sampai bintang tersebut kembali berada di atas kepala kita lagi.

  20. ~1                       ke bintang Satu hari sideris = 23 jam 56 menit Satu hari matahari = 24 jam Bumi pada t2 Bumi pada t1 Perbedaan antara hari matahari dan hari sideris

  21. 2.2. Sudut Jam Z Meridian pengamat KLU  Ekuator langit T U S ♀ Pengamat B Horizon Sudut jam : seberapa jauh sebuah bintang sudah meninggalkan meridian (titik sigma,  ) ke arah Barat

  22. 2.3. Waktu Sideris Titik acuan waktu sideris adalah vernal equinox (titik  = Aries). Waktu Sideris Lokal (WSL) didefinisikan sebagai sudut jam vernal equinox (SJ()) WSL = SJ() Hari sideris dimulai ketika vernal equinox ada pada meridian lokal (SJ()=0) dan berakhir ketika vernal equinox kembali melintas meridian (23 jam 56 menit waktu hari kemudian)

  23. Waktu Sideris Lingkaran mencerminkan equator langit dan titik di pusat lingkaran adalah KLU. Panjang panah menyatakan sudut jam dari vernal equinox. Sudut jam diukur ke arah Barat (searah jarum jam bila dilihat dari Utara) dari titik sigma, , ke vernal equinox. WSL = SJ ()  Ekuator langit () KLU Vernal Equinox Definisi Waktu Sideris Lokal

  24. SJ ()   () * WSL Ekuator langit Vernal quinox KLU Definisi lain dari Waktu Sideris Lokal

  25. Sebuah bintang yang diperlihatkan dengan lingkaran jamnya, mempunyai asensiorekta  (diukur ke arah Timur dari titik ) dan sudut jam, SJ (diukur ke arah Barat dari titik sigma, ). Kita lihat bahwa WSL = SJ() + () Jika  (bintang) diganti dengan , kita mendapatkan, WSL = SJ() + () Karena ()=0, maka kita peroleh definisi pertama di atas, yaitu WSL = SJ()

  26.  Z Meridian KLU  Pengamat Horizon pengamat ☼ Matahari pada Autumnal Equinox Ekuator langit Gambar 2.5 Siang sideris pada 23 September

  27. Z KLU Matahari pada Vernal Equinox Pengamat ☼ Ekuator langit  Horizon pengamat Gambar 2.6 Siang sideris pada 21 Maret

  28. Gerak Semu Planet

  29. http://mars.jpl.nasa.gov/allabout/nightsky/images/2003/whereLosAngeles_br.jpghttp://mars.jpl.nasa.gov/allabout/nightsky/images/2003/whereLosAngeles_br.jpg

  30. Orbit Bumi Bagaimana gerak Retrograde terjadi Orbit Mars

  31. Konjungsi Venus Bumi Mars Oposisi Konjungsi dan Oposisi beberapa planet

  32. Hukum II Keppler Garis penghubung matahari-planet dalam selang waktu sama menyapu luas yang sama. Orbit Bumi mengelilingi Matahari

  33. Fasa Bulan

  34. Zenith Meridian lokal pengamat Lintasan vertikal bintang KLU * T tinggi U S Azimuth B Horizon pengamat Nadir

  35. Arah Rotasi Bumi Pagi Sore Orbit Bumi Ke Matahari

  36. http://ifa.hawaii.edu/~barnes/ASTR110L_F05/moonphases.html

  37. Bidang Datar Bila 2 garis tegak lurus garis ke 3, maka ke-2 garis tersebut sejajar Bila 2 garis tak sejajar, maka ke-2 garis itu akan memotong di satu titik Bidang Bola Bila 2 garis tegak lurus garis ke 3, maka ke 2 garis tersebut belum tentu sejajar Bila 2 garis tak sejajar, maka ke-2 garis itu belum tentu memotong di satu titik Geometri Bola dan Geometri Bidang Datar

  38. Geometri Bola dibentuk oleh: lingkaran besar, lingkaran kecil, dan sudut-sudut bola • Lingkaran besar: Lingkaran pada permukaan bola yang pusatnya berimpit dengan pusat bola  membagi bola menjadi 2 bagian sama besar • Lingkaran kecil: Lingkaran pada permukaan bola, tetapi pusatnya tidak berimpit dengan pusat bola • Titik potong garis tengah yang tegak lurus bidang lingkaran besar dengan bola disebut kutub • Bila 2 lingkaran besar berpotongan, maka sudut perpotongannya disebut sudut bola

  39. Kutub Lingkaran kecil Lingkaran besar Pusat Bola Kutub

  40. Geometri Bola

  41. Sudut bola adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan 2 lingkaran besar. • Jika 3 buah lingkaran besar saling berpotongan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu bagian dengan 3 sudut, maka terbentuklah segitiga bola, yang mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. Jumlah 2 sudut bola selalu lebih besar dari sudut ke-3 2. Jumlah ketiga sudutnya selalu lebih besar dari 180 3. Tiap sudut besarnya selalu kurang dari 180

  42. Sifat-sifat segitiga bola b Sudut A, B, dan C adalah sudut bola; dan a, b, dan c adalah sisi-sisi segitiga bola ABC. • 0 < (a + b + c) < 360  • 180  < (A + B + C) < 540  • a + b > c, a + c > b, b + c > a • a > b  A > B ; a = b  A = B • Ekses sudut bola, yaitu selisih antara jumlah sudut-sudut A, B, dan C sebuah segitiga bola dengan radians (180°) adalah: E = A + B + C  (rad) a c

  43. Formula Segitiga Bola Empat buah formula yang biasa digunakan adalah: • Formula cosinus demikian pula • Formula sinus • Formula analog untuk cosinus • Formula empat bagian b a c

  44. Tata Koordinat Astronomi Komponen-komponen dasar pada Tata Koordinat Astronomi: • Lingkaran Dasar Utama: yang membagi bola menjadi 2 belahan, belahan utara dan belahan selatan • Kutub-kutub: pada diameter bola yang tegak lurus lingkaran dasar utama • Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui kutub-kutub lingkaran dasar utama, tegak lurus lingkaran dasar utama • Titik asal: titik acuan pengukuran besaran koordinat I • Koordinat I(“absis”): dihitung dari titik asal sepanjang lingkaran dasar utama • Koordinat II(“ordinat”): dihitung dari lingkaran dasar utama ke arah kutub

  45. KU Lingkaran Dasar Kedua Pusat Bola Lingkaran Dasar Utama KS

  46. Tata Koordinat Bumi • Lingkaran Dasar Utama: lingkaran Ekuator • Kutub-kutub: Kutub Utara (KU) dan Kutub Selatan (KS) • Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui meridian pengamat • Titik asal: titik potong ekuator dengan meridian Greenwich • Koordinat I: bujur,  atau , dihitung dari meridian Greenwich ke meridian pengamat: 0° <  < 180° atau 0h <  < 12h ke timur dan ke barat • Koordinat II: lintang , dihitung: 0° <  < 90° ke arah KU, dan -90° <  < 0° ke arah KS

  47. Tata Koordinat Bumi

More Related