1 / 19

ISO

ISO. INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION BADAN PENETAP STANDAR INTERNASIONAL (BERANGGOTAKAN BADAN STANDAR NASIONAL TIAP NEGARA) STANDAR NASIONAL UNTUK MANAJEMEN MUTU. KEUNTUNGAN DAN MANFAAT. Terakses secara nasional di lembaga sertifikasi, memudahkan promosi perusahaan

conroy
Download Presentation

ISO

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ISO INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION BADAN PENETAP STANDAR INTERNASIONAL (BERANGGOTAKAN BADAN STANDAR NASIONAL TIAP NEGARA) STANDAR NASIONAL UNTUK MANAJEMEN MUTU

  2. KEUNTUNGAN DAN MANFAAT • Terakses secara nasional di lembaga sertifikasi, memudahkan promosi perusahaan • Memberikan jaminan perusahaan, akan mutu produk yang dihasilkan • Bagi konsumen manfaat yang dirasakan, mendapatkan kepastian pesanan produk; kualitas, waktu pengiriman, harga sesuai, safety • Keuntungan bagi karyawan; meningkatkan atau menjamin kompetensi karyawan

  3. DAGING DAN KESEHATAN MANUSIA • Daging sehat hewan sehat • proses pemotongan higienis • Tempat Pemotongan Hewan • (TPH)/Rumah Pemotongan • Hewan (RPH)

  4. RPH RPH : bangunan atau kompleks bangunan dengan persyaratan tertentu untuk melaksanakan pemotongan hewan yang higienis, baik, dan benar Pemeriksa daging ; petugas yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pemeriksaan antemortem, postmortem dibawah petugas pemerintah yang berwenang (Disnak) Fungsi pemeriksa daging ; - menjamin daging mutu baik (asuh) - melindungi kesehatan manusia atau konsumen - ikut membantu mengawasi kejadian penyakit hewan dan melindungi keswan lainnya

  5. FUNGSI RPH Tempat pelaksanaan pemotongan hewan dengan bersih, baik dan benar Tempat pengawasan dan pengendalian penyakit hewan

  6. Bangunan dilengkapi atap, lantai dan dinding Memiliki tempat atau kandang untuk menampung hewan sebelum pemotongan Memiliki persediaan air bersih yang cukup Bangunan dilengkapi dengan sumber cahaya RPH babi dilengkapi dengan air panas atau untuk memanaskan air Terdapat meja alat penggantung daging, agar daging tidak bersentuhan dengan lantai PERSYARATAN TPH / RPH

  7. Terdapat saluran pembuangan yang cukup baik, sehingga lantai tidak digenangi air buangan atau air bekas cucian Ada pengawasan dari dokter hewan atau pemeriksa daging atau petugas berwenang dari Disnak Setelah proses pemotongan TPH/RPH dibersihkan sehingga terjaga kebersihan dan kesehatan TPH / RPH PERSYARATAN TPH / RPH

  8. SKEMA PEMOTONGAN HEWAN

  9. Pemeriksaan Postmortem Jika sehat, daging boleh dijual, boleh dimakan Jika ada kelainan, daging tidak boleh dijual dan tidak boleh dimakan Karkas/Daging Sehat

  10. SKEMA PEMOTONGAN HEWAN

  11. Pengerokan Bulu Pengeluaran isi perut dan isi dada Pemeriksaan Post Mortem Jika ada kelainan, daging tidak boleh dijual dan dimakan Jika sehat, daging boleh dijual dan dimakan Karkas / daging sehat

  12. PENGISTIRAHATAN HEWAN • Pengistirahatan dilakukan ≥ 12 jam sbelum dipotong • Dalam transportasi, hewan letih yang akan menghasilkan yang tidak bermutu dalam pemotongan • Tujuan; untuk memulihkan kondisi dan kesegaran hewan, hasil daging bermutu

  13. PENGELUARAN DARAH Cara; memotong Pembuluh darah di leher atau menusukkan pisau ke jantung Darah dari tubuh hewan yang dipotong sebaiknya dikeluarkan sebanyak mungkin Jika darah tidak keluar semua, tertahan di dalam tubuh, daging cepat membusuk

  14. Ante = sebelum, mortem = kematian Adalah pemeriksaan kesehatan hewan sebelum hewan dipotong Tujuan ; untuk menentukan apakah hewan potong benar-benar sehat Pemeriksaan dilakukan terhadap kesehatan hewan yang akan dipotong Pelaksanaan pada saat hewan tiba di tempat pemotongan, pada hari pemotongan, pada saat hewan diistirahatkan sebelum pemotongan Keputusan; hewan sehat dipotong, hewan sakit tidak boleh dipotong PEMERIKSAAN ANTEMORTEM

  15. PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTEMORTEM PEMERIKSAAN DILAKUKAN OLEH DOKTER HEWAN ATAU PEMERIKSA DAGING DIBAWAH PENGAWASAN PETUGAS BERWENANG PEMERIKSAAN DILAKUKAN DI BAWAH PENERANGAN YANG CUKUP (DAPAT MENGENALI PERUBAHAN WARNA MATA) PEMERIKSAAN DILAKUKAN SECARA UMUM; KONDISI HEWAN, GERAKAN HEWAN, CARA BERJALAN, KULIT DAN BULU, MATA TELINGA, HIDUNG, MULUT, ALAT KELAMIN, ANUS, KAKI DAN KUKU, CARA BERNAFAS HEWAN DIDUGA SAKIT, DIPISAHKAN UNTUK PMERIKSAAN LEBIH LANJUT HEWAN SEHAT BOLEH DIPOTONG, HEWAN TIDAK SEHAT TIDAK BOLEH DIPOTONG

  16. PEMERIKSAAN POST MORTEM Arti; post = sesudah, mortem = kematianAdalah ; pemeriksaan yang dilakukan segera setelah hewan dipotongTujuan :- mengenali kelainan atau abnormalitas pada daging, isi dada dan isi perut- menjamin bahwa proses pemotongan dilaksanakan dengan baik- meneguhkan hasil pemeriksaan antemortem- menjamin kulitas dan keamanan daging

  17. Prosedur pemeriksaan postmortem • Pemeriksaan dilakukan merujuk hasil pemeriksaan antemortem • Pemeriksaan dilakukan di bawah penerangan yang cukup (dapat mengenali perubahan warna daging) • Pemeriksaan dilengkapi dengan pisau yang tajam dan bersih, serta dilakukan dengan bersih dan berurutan • Pemeriksaan meliputi pemeriksaan dengan mata (inspeksi), meraba, menekan dengan tangan (palpasi), jika diperlukan dilakukan penyayatan (insisi); isi dada atau isi perut • Pemeriksaan terhadap daging, isi perut, dan isi dada segera setelah proses pemotongan • Tidak ada kelainan daging boleh dijual/dimakan, ada penyakit tidak boleh dijual/ dimakan

More Related