1 / 44

PENULISAN KARANGAN ILMIAH

PENULISAN KARANGAN ILMIAH. PENULISAN KARANGAN ILMIAH. PENDAHULUAN Jika kita akan belajar penulisan dalam karangan ilmiah, maka terlebih dahulu kita harus tahu : (1)apa itu karangan, (2) apa itu ilmiah, (3) apa itu karangan ilmiah, dan (4) apa itu penulisan dalam karangan ilmiah.

corina
Download Presentation

PENULISAN KARANGAN ILMIAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENULISAN KARANGAN ILMIAH

  2. PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENDAHULUAN Jika kita akan belajar penulisan dalam karangan ilmiah, maka terlebih dahulu kita harus tahu : (1)apa itu karangan, (2) apa itu ilmiah, (3) apa itu karangan ilmiah, dan (4) apa itu penulisan dalam karangan ilmiah.

  3. 1. Hakikat Karangan Karangan pada hakikatnya merupakan karya tulis yang berupa bangunan bahasa, yang berisi ide/gagasan tertentu. Dari pengertian ini, ada 3 hal penting yang terkandung dalam pengertian karangan yaitu, tulisan, bahasa, dan ide/gagasan. Karangan juga merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. 2. Ilmiah Perbincangan tentang apa itu ilmiah tidak bisa dilepaskan dari perbincangan tentang hakikat pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari aktivitas untuk mengetahui. Pengetahuan berbeda dengan pengalaman (hasil dari aktivitas mengalami). Aktivitas mengetahui dapat diperoleh dengan dua cara : (a) melalui intuisi/perasaan, dan (b) melalui proses berpikir.

  4. Hasil aktivitas untuk mengetahui apa yang diperoleh melalui intuisi atau perasaan bersifat intuitif. Sedangkan hasil aktivitas mengetahui yang diperoleh melalui proses berpikir akan menghasilkan pengetahuan diskursif. Pengetahuan diskursif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : (a) bersifat biasa yang diperoleh melalui proses ber pikir yang biasa-biasa saja. Ciri-cirinya : praktis (berguna dalam hidup sehari-hari) dan tidak mendalam (tidak tahu proses penciptaannya/sebab asalnya). Pengetahuan ini diperoleh dari pengalaman, sehingga menjadi pengetahuan praktis/biasa saja. (b) bersifat ilmiah : Pengetahuan ini diperoleh melalui proses berpikir ilmiah. Ciri proses berpikir ilmiah antara lain : Bertujuan untuk menemukan kebenaran kebenaran tersebut harus sesuai antara konsep dengan faktanya hubungan antara pernyataan dengan kenyataan bersifat logis.

  5. 3. Karangan Ilmiah : Dokumen tentang sesuatu yang diperoleh melalui metode peneltian, baik secara rasional (dengan cara mengemukakan informasi berdasarkan teori atau pendapat yang telah ditemukan sebelumnya) maupun secara empiris, bedasarkan penelitian di laboratorium atau lapangan. Peranan Karangan Ilmiah : Mahasiswa atau ilmuwan tidak hanya merupakan kelompok yang memiliki ilmu pengetahuan, melainkan sebagai kelompok penemu ilmu pengetahuan. Penemuan itu akan berharga bila dapat disebarluaskan. Untuk menyebarluaskan penemuan-penemuan tersebut diperlukan adanya alat komunikasi yang efektif dan efisien. Dalam hal inilah karangan ilmiah memegang peranan.

  6. 4.Penulisan Dalam Karangan Ilmiah Penulisan dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah : a. Aspek keterkaitan Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian- bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.

  7. b. Aspek urutan Aspek urutan adalah pola urutan tentang sesuatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.

  8. c. Aspek argumentasi Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen- argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.

  9. d. Aspek teknik penyusunan Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah. e. Aspek bahasa Yaitu, bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? Apakah baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.

  10. Beberapa ciri bahasa ilmiah : kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita), susunan kalimat efektif atau hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa yang panjang. Berikut ini secara sederhana akan dipaparkan bagaimana menulis karangan ilmiah yang mencakup bagian-bagian yang harus ada dalam sebuah karangan, yaitu: (a) pendahuluan; (b) karangka berpikir/landasan teori/tinjauan pustaka sebagai acuan untuk membahas sesuatu; (c) penyajian hasil pembahasan atas masalah yang telah dirumuskan; dan (d) bagian penutup (menyangkut proses penulisannya). Suatu karangan, sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penulisan seseorang. Penulisan itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri.

  11. ISI Pengertian Tema, Topik, dan Judul Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi, jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

  12. TEMA Tema --pendek --kataataufrasa Contoh : bertemapercintaan, perjuangan, kesenjangansosial --panjang --kalimat (isinyabersifatumum) Contoh : Dengansemangatsportivitas, kitasukseskan. . . . MelaluiKepedulianSosial Kita Gencarkan . . . . Temaberartipokokpemikiran topik yang sudahmengandungtujuan

  13. Syarat Tema yang Baik: 1. Tema menarik perhatian penulis. Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut. 2. Tema dikenal atau diketahui dengan baik. Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan dan karangannya. 3. Bahan-bahannya dapat diperoleh. Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya. 4. Tema dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

  14. Tema dapat dikesan melalui: 1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita. 2. Peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita. 3. Persoalan-persoalan yang disuguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan. 4. Plot cerita.

  15. Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan.Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.

  16. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail. Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan.

  17. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan.Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

  18. Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri, yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

  19. Pemilihan topik, pembatasan topik, pemilihan judul. Sumber-sumber topik bisa melalui : a. Sumber pengalaman yaitu apa-apa yang pernah dialami seseorang, b. Sumber pengamatan, c. Sumber imajinasi, dan d. Sumber pendapat atau hasil penalaran.

  20. Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran, serta dipertimbangkan beberapa hal yaitu: 1.Topik hendaknya menarik untuk dibahas. Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi diperkirakan juga menarik untuk pembaca.Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang sedang dikarang, serta akan menimbulkan kegairahan dalam mengembangkannya dan akan mengundang minat pembaca.

  21. 2.Dikuasai penulis. Penulis hendaknya memiliki pengetahuan mengenai pokok-pokok permasalahan.Topik merupakan sesuatu yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya. 3.Menarik dan aktual. Minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan penulis walaupun yang menarik minat itu amat tergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri, namun hal-hal berikut merupakan sesuatu yang diminati masyarakat secara umum : yang aktual, penting, penuh konflik, rahasia, humor, atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.

  22. 4.Topik tidak terlalu luas atau membatasi topik. Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal, sebaliknya topik yang terlalu sempit dalam sebuah karangan ilmiah, pembahasannya terlalu khusus dan tidak banyak berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Contoh untuk mempersempit atau membatasi topik untuk lebih speifik dari topik sebelumnya: a. Menurut tempat : negara tertentu lebih khusus daripada dunia. “Bandung Daerah Wisata” dapat dipersempit “Tangkuban Perahu Daerah Wisata”. b. Menurut waktu atau periode / zaman : “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi “Perdagangan Pada Zaman Majapahit”.

  23. Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut: Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral. 2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi. 3. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih. 4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

  24. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan : “Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?” Ciri topik → permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai

  25. Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Relevan,ada hubungan dengan isi karangan (topik), Provokatif, dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca, Singkat, mudah dipahami dan enteng diingat, dan Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase.

  26. Judul terbagi menjadi dua, yaitu : Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas. Judul tak langsung : Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita, tetapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

  27. Fungsi Judul : 1. Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis. 2. Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya. 3. Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya. 4. Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud, dan tujuannya. - Dari topikdantemadapatdiangkatmenjadijudulkaranganilmiah.

  28. Contoh tema, topik, dan judul sebuah karangan ilmiah. Topik sama dengan judul karangan, dan judul tidak harus sama dengan topik. Persamaan topik dan judul : dapat menjadi judul karangan. Perbedaan Topik dan Judul : Topik  : “payung besar”, bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulis. Judul   : “Spesifik”, mengandung permasalahan yang lebih jelas atau terarah dan sering telah menggambarkan sudut pandang penulisnya.

  29. Contoh Tema : Apakahsebab-sebabterjadinyabanjirdanbagaimanakahcaramengatasiakibatbanjir tersebut. Contoh Topik : Banjirdi Bandung Selatan. Contoh Judul : PenanggulanganAkibatBanjirdi Bandung Selatan.

  30. Pengertian Kerangka Karangan PENGERTIAN KERANGKA KARANGAN Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

  31. Manfaat Kerangka Karangan Untuk menjamin karangan dapat tersusun secara teratur. Tidak akan terjadi duplikasi suatu gagasan. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.

  32. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.

  33. Cara membuat Kerangka Karangan ilmiah Ciri-Ciri Karangan Ilmiah : 1. Mendalam atau tuntas, yaitu masalah dibahas sampai detail. 2. Objektif, yaitu masalah diungkapkan sebagaimana adanya. 3. Sistematis, yaitu masalah dibahas menurut pola tertentu sehingga jelas urutan dan kaitan antar unsur-unsur tulisan tersebut. 4. Cermat, yaitu pembahasan dan penulisan sedapat mungkin tanpa kesalahan. 5. Lugas, yaitu langsung mengenai masalah yang dikaji. 6. Tanpa melibatkan perasaan seperti keharuan, kebencian, atau kekaguman. 7. Berlaku umum, artinya kesimpulan berlaku bagi semua populasi. 8. Menggunakan bahasa baku, tepat, ringkas, dan jelas.

  34. Penyusunan Kerangka Karangan Ilmiah : Langkah pertama adalah merumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud. Langkah kedua adalah mengadakan inventarisasi atau mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi. Dalam hal ini penulis boleh mencatat sebanyak-banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.

  35. Langkah ketiga adalah mengadakan evaluasi semua topik bawahan yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut : Pertama : apakah semua topik yang tercatat mempunyai relevansi atau pertalian langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama sekali tidak ada hubungan maka topik tersebut dicoret dari daftar di atas. Kedua : semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi lebih lanjut. Bila ada dua topik atau lebih yang hampir sama, maka harus dibuat perumusan baru yang mencakup semua topik tadi.

  36. Ketiga : evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya merupakan bawahan atau rincian dari topik lain. Bila ada, masukanlah topik bawahan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi kedudukannya. Keempat : ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat, tapi lebih rendah dari topik yang lain. Bila terdapat hal yang demikian, maka usahakanlah untuk mencari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi.

  37. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat rinci, maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya. Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang terakhir, yaitu menentukan sebuah pola susunan yang paling sesuai untuk mengurutkan semua rincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas. Dengan pola susunan tersebut semua rincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.

  38. Bentuk Kerangka Karangan ilmiah Bentuk Kerangka Karangan Ilmiah : Kerangka topik : terdiri atas kata atau frasa atau klausa yang di dahului tanda-tanda atau kode tertentu yang lazim untuk menyatakan hubungan antara gagasan. Tanda baca akhir (titik) tidak di perlukan karena tidak di pakainya kalimat lengkap. Dan biasanya kerangka topik sering di gunakan dalam praktik pemakaian (sering dipakai). Kerangka kalimat Kerangka kalimat bersifat resmi, berupa kalimat lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut dalam kerangka topik. Gabungan kerangka topik dan kerangka kalimat

  39. Jenis Kerangka karangan : Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kata : kerangka karangan topik. Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kalimat: kerangka kalimat. Dalam beberapa kalimat : kerangka alinea Dalam beberapa paragraf : proposal (harus dilengkap dana dan waktu yang diperlukan).

  40. Contoh Kerangka Karangan Berikut ini adalah contoh kerangka karangan yang dibuat sebelum kita melakukan penulisan atau menulis karangan: 1.Tema karangan. 2.Tujuan karangan (deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi atau persuasi). 3. Pemilihan bahan materi yang sesuai dengan tema (misalnya, karangan tentang narkoba, cari data-data seluk beluk tentang narkoba). 4.Kerangka (garis besar atau pokok-pokok pikiran sebanyak-banyaknya seperti adanya pikiran utama & pikiran penjelas). 5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan. 6. Meng-edit.

  41. CONTOH KERANGKA KARANGAN FORMAL Topik : PengembanganSistem Telekomunikasi Judul : PengembanganSistem Telekomunikasi di Indonesia Tujuan : memperolehjenissistemtelekomunikasi yang tepatdan cocokuntukdipakaidi Indonesia RumusanMasalah : Sistemtelekomunikasiapa yang sesuaiatautepat digunakandi Indonesia untukmenjangkauseluruhwilayah Indonesia sehinggakebutuhanmasyarakatakan telekomunikasidapatterpenuhi. Aspek yang Diteliti : a. Keadaanwilayah Indonesia b. Kebutuhanmasyarakatakantelekomunikasi c. Berbagaijenissistemtelekomunikasi d. Sistem-sistemtelekomunikasi yang telahadadi Indonesia e. Keadaantelekomunikasidi Indonesia saatini f. Hal-hal yang diperlukanuntukmengembangkantelekomunikasidi Indonesia g. Kendala yang dihadapidalampengembangantelekomunikasidi Indonesia. Metodepenelitian : studipustaka survey melaluiwawancara Literatur : (min 5)

  42. Contoh literatur : Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global concern. Fifth edition. McGraw, Boston Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in the environment. BrooksCole Publishing company, Pacific Grove, CA. Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition.Saunders CollegePublishing, Forthworth, FL. Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2 www.wikipedia.com

  43. RumusanMasalah, perludituangkandenganjelas agar pembahasanmasalahterarahsesuaidengantujuan. Biasanyadiungkapkandalambentukpertanyaanapa,mengapa, bagaimana, sejauhmana, upayaapa. MetodePenelitian-diperlukandalamupayamemperoleh data Data diperlukanuntukmembahasmasalahdanmencarisolusidaripermasalahanyang dihadapi

  44. SEKIAN TERIMA KASIH

More Related