1 / 53

HUKUM PERSAINGAN USAHA: SUATU PENGANTAR

HUKUM PERSAINGAN USAHA: SUATU PENGANTAR. Ditha Wiradiputra Bahan Mengajar Mata Kuliah Hukum Persaingan Usaha Fakultas Hukum Universitas indonesia 2008. Persaingan/kompetisi. Persaingan/kompetisi. Taktik Jerman/Inggris. Taktik Brasil. Taktik Indonesia.

Download Presentation

HUKUM PERSAINGAN USAHA: SUATU PENGANTAR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HUKUM PERSAINGAN USAHA:SUATU PENGANTAR Ditha Wiradiputra Bahan Mengajar Mata Kuliah Hukum Persaingan Usaha Fakultas Hukum Universitas indonesia 2008

  2. Persaingan/kompetisi

  3. Persaingan/kompetisi

  4. Taktik Jerman/Inggris

  5. Taktik Brasil

  6. Taktik Indonesia Yang merah bukan bola, itu wasit !!!

  7. Mengapa? An Accelerating World? Time to double income: Pre-industrial period: 350 years Early Industrializers – eg Britain (1780-1830) 125 years Second Phase Industrializers – (19th century) 65 years First Half of 20th Century 35 years Fast growers 1950 – 1970 20 years Fast Growers 1980 – 2000 10 years or less

  8. Persaingan telah mengubah dunia dan meningkatkan kesejahteraan bagi umat manusia Pertumbuhan yang lebih tinggi sekarang dibandingkan sebelumnya disebabkan oleh pemanfaatan teknologi dan peningkatan produktifitas - yang didorong oleh pasar yang kompetitif

  9. Mengapa persaingan itu penting? • Persaingan memaksa perusahaan untuk menekan biaya menjadi lebih rendah • Persaingan memaksa perusahaan untuk selalu menciptakan produk baru dan berinovasi • Pesaingan memaksa terciptanya pelayanan yang lebih baik • Menguntungkan konsumen “If this capital [of the grocery trade] is divided between two different grocers, their competition will tend to make both of them sell cheaper, than if it were in the hands of one only; and if it were divided among twenty, their competition would be just so much the greater, and the chance of their combining together, in order to raise the price, just so much the less.” The Wealth of Nations

  10. Manfaat Persaingan • Industri penerbangan

  11. Manfaat Persaingan • Industri telekomunikasi

  12. Manfaat Persaingan • Industri ritel

  13. Marginal cost Deadweight loss Monopoly price Marginal Demand revenue Monopoly Efficient quantity quantity The Inefficiency of Monopoly Price Quantity 0

  14. Supply Equilibrium Equilibrium price Demand Equilibrium quantity The Equilibrium of Supply and Demand Price 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Quantity

  15. Competition Policy Foster Mobility of Resources, Competitive Environment, Economic Efficiency & Consumer Welfare

  16. Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting? “People of the same trade seldom meet together, even for merriment and diversion, but the the conversation ends in conspiracy against the public, or in some contrivance to raise prices.” Adam Smith, 1776

  17. Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting? • Persaingan perlu adanya aturan main, karena terkadang tidak selamanya mekanisme pasar dapat berkerja dengan baik (adanya informasi yang asimetris dan monopoli); • Dalam pasar, biasanya ada usaha-usaha dari pelaku usaha untuk menghindari atau menghilangkan terjadinya persaingan di antara mereka; • Berkurangnya atau hilangnya persaingan memungkinkan pelaku usaha memperoleh laba yang jauh lebih besar;

  18. Mengapa Indonesia baru tahun 1999 memiliki UU Persaingan Usaha? • Sebelum terbitnya UU No. 5/1999, Indonesia tidak memiliki hukum persaingan yang komprehensif • Pengaturan tentang persaingan terdapat diberbagai peraturan perundang-undangan, seperti: • Pasal 382bis KUHP • Pasal 1365 KUHPerdata • Pasal 7 UU No.5/1984 tentang Perindustrian • d.l.l.

  19. Mengapa Indonesia baru tahun 1999 memiliki UU Persaingan Usaha? • Ide pembentukan sudah lama dilakukan, misalnya yang dilakukan oleh PDI, kerjasama antara FHUI dengan Departemen Perdagangan • Tetapi ide tersebut kandas karena tidak ada political will dan kondisi tidak terlalu kondusif • Ide pembentukan mendapat momentum dengan adanya LoI dengan IMF pada tanggal 29 Juli 1998 dan keinginan dari masyarakat untuk melakukan reformasi

  20. Tujuan Utama Hukum Persaingan Usaha • Agar persaingan antar pelaku usaha tetap hidup • Agar persaingan yang dilakukan antar pelaku usaha dilakukan secara sehat • Mencegah penyalahgunaan kekuatan ekonomi • Melindungi kebebasan konsumen dan produsen dalam berusaha • Efesiensi ekonomi • Meningkatkan kesejahteraan konsumen

  21. Tujuan Tambahan dari Hukum Persaingan Usaha • Melindungi Usaha Kecil • Menciptakan keadilan dan kejujuran dalam berusaha • Mengendalikan inflasi Bagaimana seandainya dalam suatu kasus terkadang antara tujuan yang satu dengan tujuan yang lain bisa saling berbenturan apa yang perlu dilakukan? (Misalkan tujuan untuk meningkatkan efesiensi mungkin berbenturan dengan tujuan melindungi usaha kecil)

  22. Asas Hukum Persaingan Usaha Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum (Pasal 2 UU No.5/1999).

  23. Tujuan Undang-undang Persaingan Usaha Indonesia • menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; • mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil; • mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan • terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. (Pasal 3 UU No.5/1999)

  24. Pengaturan UU No.5/1999 • Perjanjian yang dilarang • Kegiatan yang dilarang • Posisi dominan • Komisi Pengawas Persaingan Usaha • Penegakan Hukum • Ketentuan lain-lain

  25. Ketentuan Umum Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 1 angka 5 UU No.5/1999).

  26. Ketentuan Umum (lanjutan) Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha (Pasal 1 angka 1 UU No.5/1999); Praktek Monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebi pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum (Pasal 1 angka 2 UU No.5/1999)

  27. Instrument of Competition Policy Structural merger & monopolies Behavioral price fixing, collusive agreement, vertical restrains

  28. Instrument of Competition Policy • Per se mutlak dilarang • Rule of Reason melihat kepada akibat yang ditimbulkan

  29. Contoh Pasal UU No.5/1999 • Pasal 5 UU No.5/1999 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama. • Pasal 7 UU No.5/1999 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga di bawah harga pasar, yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

  30. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Strukturalis • Diperkuat oleh studi Mason di tahun 1930-an  berdasarkan dari ide yang dikembangkan oleh mazhab neo-klasik, yang menilai kinerja ekonomi dalam kerangka alokasi dan teknis (efisiensi statis) dalam mengkontraskan kondisi monopoli dan persaingan sempurna  mempengaruhi cabang ilmu ekonomi yang dikenal dengan ekonomi industri dan mengarah pada pengembangan paradigma SCP • Tahun 1950-an  riset dilanjutkan oleh Joe S. Bain mengenai kinerja pasar oligopoly dan mengukur hasilnya  menemukan bahwa 8 perusahaan terbesar mengkontrol 70% atau lebih pasar, keuntungan rata-ratanya secara signifikan lebih tinggi daripada pasar yang kurang terkonsentrasi Mason Bain

  31. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Strukturalis • Karya Bain dan pengikutnya mengindifikasikan hubungan positif yang kuat antara konsentrasi dan profitabilitas  memberikan dukungan yang cukup kuat kepada aliran “strukturalist” dari antitrust  kondisi untuk masuk (the condition of entry) adalah pusat bagi paradigma SCP. Halangan untuk masuk dianggap sebagai kondisi yang penting bagi pemanfaatan market power • Secara luas mendorong dekonsentrasi industri di Amerika, termasuk legislasi untuk merekstrukturisasi monopolis dan oligopolis

  32. Karakteristik Pasar • Permintaan • Elastisitas harga • Subtitusi • Pertumbuhan pasar • Jenis produk • Metode pembelian • Penjualan • Teknologi • Bahan mentah • Lokasi • Ketahanan produk • Unionization Gambar Struktur, Perilaku, dan Kinerja sebuah Pasar (Structure-Conduct-Performance Approach) Struktur Pasar (Market Structure) Jumlah penjual dan pembeli Diferensiasi produk Halangan masuk pasar Integrasi vertikal Diversifikasi Struktur biaya • Kebijakan Pemerintah • Kebijakan anti monopoli • Regulasi • Pajak dan subsidi • Kebijakan perdagangan • Kontrol harga • Kebijakan upah • Insentif investasi • Insentif karyawan • Kebijakan makroekonomi Perilaku Pasar (Conduct) Strategi harga Strategi produk Periklanan Penelitian dan pengembangan Rencana investasi Kolusi Merger Kinerja (Perfomance) Efisiensi alokasi Efisiensi produksi Kualitas dan pelayanan Pertumbuhan teknologi

  33. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Chicago • Tahun 1960an dan awal 1970an  kritik tajam datang dari aliran Chicago (Alchian, 1950; Demzet, 1973; pelzman, 1976; Posner, 1972; Stigler, 1971)  memberikan argument yang kuat bahwa karya Bain dan studi selanjutnya adalah salah dan proposal dekonsentrasi adalah salah arah • Teripsirasi oleh aliran Austria  persaingan adalah suatu proses, persaingan dapat mengarah kearah beragam struktur pasar yang dapat memberikan hasil yang efisien • Hipotesa aliran Chicago  perusahaan dengan efisiensi yang lebih superior secara umum akan memperluas pangsa pasar mereka  meningkatkan konsentrasi pada pasar yang terbuka, dapat merupakan hasil dari persaingan yang efisien dimana pemenangnya akan berusaha untuk memperoleh proporsi penjualan yang lebih besar Posner Stigler

  34. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Chicago • Tetap melihat pentingnya peran campur tangan publik dan penguatan institusional dalam rangka untuk memastikan bahwa pasar memiliki kapasitas untuk menciptakan kekuatan dinamis kompetitif dari persaingan. • Hanya kesepakatan yang horizontal yang muncul dibawah payung UU persaingan  pengaturan non horizontal dipandang sebagai indikasi bahwa persaingan pasar sebenarnya berjalan  hambatan vertical, kesepakatan antara perusahaan-perusahaan dan distributor dibawahnya atau supplier diatasnya (kesepakatan harga, periklanan, wilayah-wilayah dealer, praktek-praktek franchise) bukanlah sesuatu hal yang perlu diatur dalam UU persaingan  dipandang sebagai pro persaingan. • Penganut Schumpetarian dan evolusioner  persaingan adalah bagian dari proses dinamis  pencarian keuntungan membuat kondisi ekonomi menjadi dinamis  lingkungan pasar (masalah institusi dan regulasi) seharusnya membuat daya saing perusahaan-perusahaan.

  35. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan • Aliran Chicago • Bagi mereka yang bekerja dalam tradisi Chicago School, Sherman Act  memberi perhatian terhadap pembatasan output. Argumennya  membatasi output menyebabkan harga yang lebih tinggi dan _ _ deadweight loss mengukur biaya yang dibebankan kepada masyarakat akibat dari pambatasan output_ _. Karena itu, tujuan dari Sherman Act adalah meminimalkan dead weight loss karena market power. Kekuatan pasar berarti kekuatan untuk menaikkan harga dengan mengurangi output untuk mencegah masuknya pesaing. Tanpa adanya kekuatan itu, munculah persaingan (Bork, 1966 dalam Martin, 1994:46).

  36. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Post Chicago • Post Chicago masih memegang premis-premis aliran Chicago bahwa maksimisasi kesejahteraan konsumen adalah tujuan kebijakan antitrust dan analisis ekonomi adalah “tool” yang berguna untuk menerapkan kebijakan ini. • Pemikiran dari kelompok ini dikenal dengan pendekatan hierarki yang membahas secara khusus teori transaksi. Yang berbeda dari aliran ini adalah pilihan model formal economics yang jatuh pada model oligopoly yang berbasis pada “game theory”. Fokus analisis post-chicago adalah ide mengenai “naiknya biaya pesaing” • Teori organisasi industri baru. Dengan fokus terhadap sifat dasar dan bentuk persaingan dalam concentrated market, organisasi industri dikatakan sebagai teori srategis bisnis. Penekanannya adalah pada perspektif dinamis dan mengenali kemungkinan efek timbal balik dari tingkah laku perusahaan terhadap struktur pasar, dan strategi perusahaan saat ini, ditujukan untuk mengubah struktur pasar dimasa depan. Jadi, perilaku pasar diesok. Strategi seperti itu sudah jelas akan membuat konsentrasi penjual dan hambatan masuk menjadi variable endogen.

  37. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982) • Halangan untuk masuk atau keluar akan berguna lebih dari hanya sekedar merespon rival setelah mereka muncul  konsep contestability. Kasus yang ideal adalah ketika si-yang-ingin-masuk tidak punya resiko apa-apa. Perusahaan bisa memasuki pasar baru, mencoba peruntungannya, dan jika tidak berhasil bisa mengambil semua investasinya dan keluar tanpa kerugian. Di jargon yang sekarang, pasar seperti itu disebut “perfectly contestable market”. • Perfectly contestable market sebagai pasar yang bisa dimasuki dan kaluar tanpa biaya Perfectly contestability adalah gagasan teoritikal (Edward E. Zajac, 1995:32)

  38. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982) • Jika pasar bersifat contestable perusahaan tidak harus kecil dan banyak harus bisa kompetitif, dan jika pasar banyak bersifat kontestabel maka perusahaan besar akan dibatasi untuk tidak bertindak non-kompetitif  hal yang penting dalam kaitannya dengan teori kontestabel adalah bahwa struktur oligopoli atau monopoli dapat diterima ketika hambatan masuk rendah. • Penekanannya adalah pada, bagaimana struktur pasar yang ada, tidak perduli terdapat oligopoly atau monopoli pada pasar relevan, pesaing potensial memiliki inisiatif untuk dapat masuk ke pasar. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran selama terdapat kesempatan masuk dan keluar pada biaya yang sangat rendah bagi pesaing potensial (Martin, Stephen 1993:300, Patterson, 1996:189, Fishwick, 1993:36

  39. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan New Economy • Pada abad duapuluh, dimana evolusi indistri ditandai dengan munculnya industri-indistri berbasis teknologi dan inovasi, kritik terhadap penggunaan pasar persaingan sempurna sebagai analisis dalam kebijakan antitrust semakin kencang  Menganggap persaingan sempurna sebagai struktur pasar yang memaksimumkan. Kesejahteraan yang menganggap keluar dari struktur pasar ini sebagai problematic, hanya ideal bila kompetisi dianggap statis. Kompetisi yang dinamis sebenarnya atau secara potensial penting bagi keuntungan sumber keuntungan konsumen. Melihat kebijakan antitrust dalam anggapan bahwa kompetisi yang sempurna dapat dicapai, sepertinya tidak terlalu berguna bagi konsumen (Mankiw, 1998, dalam Schmalence R. dan David S. Evens, 2001:15). • Dalam industri yang sedang mengalami perubahan teknologi yang cepat dimana persaingan berpusat pada kekayaan intelektual (intellectual property), perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing di pasar biasanya menggunakan R&D untuk mengembangkan produk, jasa dan kelebihan yang paling bagus sebagai basis untuk merebut dan memimpin pasar. Melalui cara ini perusahaan mampu mengurangi atau menghilangkan pesaing yang sudah ada dan yang akan ada dan merubah struktur pasar di masa depan. Harga yang statis dan persaingan output dalam margin di pasar menjadi tidak begitu penting.

  40. Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan • New Economy • Investasi yang berbasis penciptaan intelectualproperty(knowledge base) menghasilkan skala ekonomi yang signifikan, mengarah pada konsentrasi penjual yang signifikan juga. Namun begitu, kepemimpinan pasar dapat diperebutkan sebagai akibat terus menerus adanya ancaman drustic innovation dari rival  industri-industri ini kadang-kadang disebut “new economy” yang hamper sinonim dengan industri teknologi informasi (information – technology industry). • Karakteristik persaingan mungkin mempunyai aspek-aspek yang menbuat ekonom menyebutnya “shumpetarian” karena ada proses “penghacuran kreatif”yang berarti inovasi menghancurkan industri lama dan menciptakan industi baru. Kontrasnya dalam “old economy” kompetisi ada terutama melaui kompetisi tradisional yaitu melalui harga dan atau output pada margin di dalam pasar dan melaui inovasi tambahan, bukan melaui usaha untuk menciptakan inovasi – drastis yang menghancurkan pasar (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:2) • Aplikasi prinsip antitrust harus memikirkan cara-cara penting dalan industri new-economy yang membuat industri new-economy beda dengan yang tradisional (old economy). Dalam sepuluh tahun terakhir, penggunaan analisis ekonomi secara hati-hati, secara umum telah meluruskan kebijakan antitrust untuk mencerminkan karakteristik/kelebihan industri yang berkompetisi secara dinamis yang membedakan mereka dari industri yang berkompetisi secara statis (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:13)

  41. Struktur Pasar • Monopoli: hanya ada satu penjual • Oligopoli: hanya sedikit penjual • Persaingan monopolistik: memiliki karakterstik persaingan sekaligus karakter monopoli (banyak penjual, produk terdifrensiasi, bebas keluar dan masuk); • Persaingan sempurna

  42. Elemen-elemen struktur pasar • Market share: porsi penguasaan pasar yang dicerminkan oleh relatif nilai jual produk dari perusahaan terhadap keseluruhan nilai jual di pasar bersangkutan; • Market Power: kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga tanpa harus mengurangi output; • Concentration ratio: total market share dari beberapa (biasanya empat) perusahaan besar di pasar bersangkutan; • Condition of entry: kondisi yang mencerminkan ada tidaknya hambatan masuk bagi pesaing;

  43. Market Power Market power dapat ditunjukan oleh slope dari kurva permintaan. Semakin inelastis kurva permintaan atau semakin curam slope dari kurva permintaan maka semakin besar market power dari perusahaan yang bersangkutan

  44. Fundamental Key dalam analisis Pasar  Defining the Relevant Market Pasar yg berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut Dapat Dilihat dari: • Pasar produk (Product market) • Cakupan wilayah pasar (Geographic market) • Fungsional • temporal

  45. Relevant Market Pasar Produk (Product Market) • Barang atau jasa yang substitusi. • Diukur dari cross elaslisitas demand (permintaan) dan supply (produksi dan penjualan). • SSNIP (Small but Significant Non-transitory Increase in Price) digunakan untuk menentukan dimensi produk dan geografik dari pasar. Geografi Market Area dimana barang dan jasa berkompetisi.

  46. Relevant Market Pasar Fungsional Dilihat dari fungsi dari pelaku pasar, bukan barang atau jasanya, misalnya: supplier dan distributors. Pasar Temporal • Pasar berubah. • Dilihat dari waktu, minimal 1 tahun

  47. Struktur Pasar (1) Pasar Monopoli karakteristiknya: • Hanya terdapat satu perusahaan saja di dalam suatu pasar tertentu, • Tidak memiliki barang subtitusi yang mirip. • Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri • Dapat menentukan harga. • Promosi iklan kurang diperlukan.

  48. Struktur Pasar (2) Pasar Oligopoli Karakteristik: • menghasilkan barang standar atau barang yang berbeda corak • kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan ada kalanya sangat kuat • pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan.

More Related