1 / 25

EKONOMI SUMBERDAYA AIR Topik 3. Kelangkaan & Permasalahan Sumberdaya Air

EKONOMI SUMBERDAYA AIR Topik 3. Kelangkaan & Permasalahan Sumberdaya Air. Yusman Syaukat DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FEM - IPB. When the well is dry, we learn the worth of water Benjamin Franklin. Pendahuluan.

Download Presentation

EKONOMI SUMBERDAYA AIR Topik 3. Kelangkaan & Permasalahan Sumberdaya Air

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EKONOMI SUMBERDAYA AIRTopik 3.Kelangkaan & PermasalahanSumberdaya Air Yusman Syaukat DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN FEM - IPB

  2. When the well is dry, we learn the worth of water Benjamin Franklin

  3. Pendahuluan • Isu kualitas lingkungan dan keberlanjutan masih relatif baru di Indonesia • Isu ini mengemuka akibat semakin buruknya kondisi lingkungan di Indonesia pada saat ini • Permasalahan lingkungan memiliki dua kaitan • ke belakang – terkait dengan pola-pola pemanfaatan sumberdaya alam masa lalu dan saat ini; serta • ke depan – terkait dengan biaya dan risiko akibat kerusakan lingkungan yang terus berlangsung

  4. Pembangunan Sumberdaya Air • Pembangunan sumberdaya air (SDA) sudah dilaksanakan bahkan sebelum Indonesia merdeka. Pada tahun 1925 saja, luas area sawah beririgasi sudah mencapai 2.84 juta ha • Sejak pemerintah Orba, pengembangan sumberdaya air memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan • Isu pengelolaan kuantitas dan kualitassumberdaya air saat ini semakin penting di Indonesia, baik Jawa maupun luar Jawa

  5. Masalah Pengembangan SDA • Pengelolaan SDA memilikikarakteristikdanpermasalahan yang sangatberbedaantaradiJawadanLuar-Jawa • Jawa: • Overpopulation • Degradation & depletion of natural resources • LuarJawa: degradation of natural resources, due to: • widespread deforestation • Improper open mining practices • Newly open plantation on the watershed

  6. Permasalahan SDA di Jawa (1) • Jawa: • 7% lahan, • 60-65% penduduk, • 70% lahanpertanianberirigasi, • 75% industri • Konversi hutandilahandatarantinggi (upland forest) danlahanbasahdipantai (coastal wetlands) menim-bulkanerosilahan, kerusakandaerahresapan air (watershed degradation), dankehilangansumberdayaperairan yang bernilaitinggi • Permasalahankuantitasdankualitas air terkaitdengankonflik: • Antarberbagaisektor yang bersaing (pertanian, industri, dan municipal); • Antar air permukaaandan air tanah

  7. Permasalahan SDA di Jawa (2) • Variasi musiman dan tahunan, karena: • Sungai di Jawa relatif pendek (panjang sekitar 150 km) • Daerah upper catchments sudah rusak parah • Sehingga, pada musim penghujan air banyak terbuang (surface run-off), dan pada musim kering debit air sungai mencapai hanya 10% • Berbagai bendungan (dams) telah dibangun – di Sungai Brantas, Citarum, Bengawan Solo, Serayu-Bogowonto, dan lainnya – tetapi: • Kapasitasnya hanya 5% dari total aliran sungai • Diproyeksikan hanya mampu memenuhi kebutuhan air hingga tahun 2010 • Pengembangan bendungan selanjutnya terkendala oleh kepadatan penduduk, serta biaya sosial-ekonomi resettlement

  8. Permasalahan SDA di Luar Jawa • Isuutama SDA diLuarJawaterkaitdengansemakinmeningkatnyakonversilahanhutandanperairanuntukaktivitaspertanian (yang direncanakanmaupun liar), sertapertambangandaneksploitasihutansecaraberlebihan • Konsekuensi: • Erosilahan • Upper watershed degradation • Menyebabkanfluktuasiarus air sungai yang sangattinggiantaramusimpenghujandanmusimkering • Fungsi optimal dankeberlanjutansungaisangatterganggu • Biaya operation & maintenance (O&M) infrastruktur air menjaditinggi • Sedimentasisungai (terutamadihilir) • Pembukaandanpengembangan (reklamasi) lahangambut yang tidaksesuai – misalkasus Kalimantan Tengah – telahmenimbulkanmasalahlingkungandansosial-ekonomi

  9. Permasalahan SDA - Indonesia • Pengelolaan SDA Indonesia dihadapkan kepada permasalahan jangka panjang yang semakin kompleks, serta permasalahan investasi • Permasalahan tersebut mencakup: • Permasalahan local scarcity akibat permintaan pertanian dan non-pertanian yang terus meningkat • Cakupan pelayanan air bersih yang masih rendah • Polusi SDA dan dampak pembuangan limbah (domestik & industri) • Dampak kerusakan daerah resapan air (watershed) • Dampak kerusakan lingkungan akibat kerusakan hutan • Dana (investasi) yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah tersebut sangat besar

  10. Permasalahan SDA - Indonesia • Ancaman terhadap pengelolaan SDA: • Kegagalan pemenuhan kebutuhan SDA • Terjadinya krisis air dan konflik memperebutkan air • Rusaknya sumberdaya alam dan infrastruktur air • Ketersediaan air di Jawa: • Tahun 1930 sekitar 4,700 m3/kapita/th; • Tahun 2000 sekitar 1,500 m3/kap/th; dan • Tahun 2020 sekitar 1,200 m3/kap/th. • Sementara ambang batas penentuan kelangkaan air (water scarcity) adalah 1,700 m3/kapita/th.

  11. Isu Supply & Demand Air • Kebutuhan air utkpertaniandan non-pertanianakanterusmeningkat & proporsinyaberubah • Dg semakinlangkanya SDA danmeningkatnyakebutuhan non-pertanian, pd musimkeringperlupergeserandaripertanianke non-pertanian? (highest & best value principal) • Akibatadanyakonversilahanpertaniansktr 20,000 ha/th, realokasi air menjadi “seimbang” • Walaupunrealokasi air telahterjadi, ygperludiperhatikanadalahapakahprosestsbdptmeminimumkanbiayaekonomidansosialpetani, dantidakmenggangguproduksipangan

  12. Isu Mahalnya Biaya Investasi • SDA barurelatifmahaluntukdieksploitasi • Disampingsemakinmahalnyabiayainvestasi, pembangunan dam dansaranairigasimenimbulkanbiayalingkungandanbiayaresettlement yang tinggi • Biayaproduksi air, baikuntukrumahtanggadanindustri, semakinmeningkat • Tingginyabiayaproduksi air tersebutmembukapeluanguntukpengembanganteknologidesalinisasi air laut (saatinikontribusinyabaru 0.2% dariproduksi air total)

  13. Isu Kebocoran Air • Kebocoran air masihsangattinggi, baikuntuk air irigasimaupun air bersih (air PDAM) • Efisiensiirigasibervariasiantara 25-35% di LDC • Unaccounted for water (kehilangan air) dannon-revenue water (air takberekening) jugamasihtinggiuntuk air PDAM. • Upayapenekanankebocorantersebutsangatefektifdalammenekanbiayaproduksidanpengembanganpelayanankepadapelanggan. Namun, tingkatkebocorantersebutsebenarnyatidakhilangsepenuhnya, karenasebagianberperanuntuk me-recharge air tanah

  14. Isu Over-drafting Air Tanah dan Kerusakan Lahan Pertanian • Air tanahmengalamipenurunanketikalajupengambilan > recharge rate • Ketika air irigasitidakmemenuhikebutuhan, petanimenggunakan air tanah • Sekitar 66% lahanpertanianberirigasimengalamikerusakankarena soil erosion, salinization, nutrient depletion, compaction, biological degradation, or pollution.

  15. Isu Pencemaran dan Kualitas Air • Air memiliki fungsi jasa lingkungan yang tidak bernilai ekonomi, namun sangat penting bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia • Jasa ekosistem air meliputi: • Provisioning of food, freshwater, and other biological products (fiber, medicine, energy) • Supporting regulation functions (nutrient cycling, waste treatment) and organization and structure (biodiversity, landscape structure) • Enriching cultural life, recreation, and tourism • Jasa lingkungan air ini terancam dan mengalami kerusakan akibat kerusakan sumberdaya alam (deforestation, wetland conversion) dan polusi/ pencemaran

  16. Isu Poor Cost Recovery • Harga air masihlebihrendahdaribiayaproduksinya. Rendahnyaharga air inimungkinmasihterkaitdenganfungsi air sebagaia basic right of all individual • Tetapi, rendahnyaharga air tersebutberisikoterhadapperawataninfrastruktur air daninvestasidimasadatang, sertatidakmendukungupayakonservasi/efisiensipemakaian air • Pengenaanharga air yang sesuai (full cost recovery) untukirigasitampaknyamasihsulit, namun paling tidakdapatdiupayakan agar biaya O&M danbiayadepresiasidapattertutupi

  17. AkarPermasalahan SDA di Indonesia • Krisis SDA di Indonesia merupakangovernance crisis • Penangananmasalahharuspadaakarmasalahnya, tidaksimtomatikbelaka • Misal: mengatasibanjirtidaksekedarmembanguntanggul, tetapiapapenyebab-nya: kerusakanhutandidaerahhulu? • Tanpamengobatiakarpermasalahannya, masalahtersebutakanterusmunculkembali

  18. Akar Permasalahan SDA (2) • The real problem: pendekatanpembangunan SDA di Indonesia bersifatpendekatansektoral, yang cenderungmengutamakankepentingansektornyamasing-masing, sehinggapenangananmasalah air menjadiburuk • Akarpermasalahan SDA seringkalibersifateksternalbagilembaga yang menangani SDA itusendiri • Permasalahan SDA tidakdapatdiatasidenganinternalisasimasalahdibawahkoordinasisalahsatulembagapemerintahkarenaberagamnyapemangkukepentingan yang terkait SDA

  19. Integrated Water Management • Dalam Second World Water Forum dan Ministerial Conference (2000) ditetapkan Integrated Water Resource Management sebagai world water vision yang perlu ditindaklanjuti • Keterpaduan menyangkut keselarasan hubungan antara dimensi pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan keberlanjutan pengelolaan lahan dan air

  20. International Rivers • Indonesia memiliki 14 sungai yang berbatasandengan (mengalirdari/ke) negara lain: • 5 sungaidengan Malaysia: Baram, Lupar, Sembakung, Serundong • 3 sungaidengan Timor Lorosae: Loes, Nitibe, Wini • 6 sungaidengan Papua New Guinea: Bewani, Fly, Merauke, Tami, Tari • Hinggasaatinibelummunculpermasalahandengansungai-sungaitersebut, namunperludiantisipasi

  21. Reminder … “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” QS Ar-Ruum: 44

  22. Referensi Pasandaran, Effendi; Bambang Sayaka, dan Tri Pranaji. 2006. Pengelolaan Lahan dan Air di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI. Rosegrant, Mark W; Ximing Chai, and Sarah A Cline. 2002. World Water and Food to 2025: Dealing with Scarcity. IFPRI, Washington DC. Witoelar, Erna. (undated). “Water in the 21st Century – The Looming Crisis”. World Bank. 1994. Indonesia: Environment and Development. The World Bank, Washington DC.

  23. Masalah Hutan Indonesia (1) • Berkurang dan rusaknya hutan: pada tahun 2000, sekitar 101.7 juta hektar hutan dan lahan dalam kondisi rusak; 60juta ha diantaranya berada di kawasan hutan Kerusakan hutan tropis bersifat irreversible, upaya-upaya rehabilitasi hutan tak akan mengembalikan ke bentuk sebelumnya Laju kerusakan hutan sekitar 2.1 juta hektar per tahun pada periode 1997-2001 • Industri kehutanan: ketidakseimbangan antara produksi (supply) dan kebutuhan (demand) kayu. Kapasitas produksi 64 juta m3/tahun, sementara kemampuan produksi 23 juta m3/tahun. Dari mana 41 juta m3 kayu per tahun diperoleh??? • Status atau kepastian hukum mengenai Kawasan Konservasi tidak jelas. Saat ini ada sekitar 41 Taman Nasional, namun sebagian besar tidak memiliki rencana pengelolaan kawasan

  24. Masalah Hutan Indonesia (2) • Illegal loggingterjadidenganintensitas yang sangatbesardiberbagaidaerah, bahkandihutanlindungatautamannasional. Inilahpenyebabkerusakanhutan yang utama. 30 – 50 juta m3 konsumsikayunasionaldiperkirakanberasaldari illegal logging. • Penyelundupan log (kayubulat) keluarnegeri • Kebakaranhutanterjadisetiaptahun, akibatpembakaranhutanuntukperluasankebun. Padatahun 2000, luaskebakaranhutandanlahanmencapai 17,500 hektar • Denganadanyaotonomidaerah, kewenanganpelaksanaanpengelolaanhutan (“siapamelakukanapa”) tidakjelas; sehinggaterjadibenturankepentinganantarapusatdengandaerah, antardaerah, antarsektor, danantarpelaku (negara, masyarakat, pengusaha)

More Related