1 / 22

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET. oleh : D ra . K ustantinah , A pt ., M.A pp .S c K epala Badan POM RI Disampaikan Pada : Kuliah Umum Program Magister Herbal Universitas Indonesia Depok, 9 Desember 2011. Kebijakan dan Peraturan.

kevyn
Download Presentation

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET oleh : Dra. Kustantinah, Apt., M.App.Sc Kepala Badan POM RI Disampaikan Pada : Kuliah Umum Program Magister Herbal Universitas Indonesia Depok, 9 Desember 2011

  2. Kebijakan dan Peraturan • UU Kesehatan No. 36/2009 • PP 72/ 1998 : Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan • Permenkes No. 246/1990) Produksi dan Registrasi Obat Tradisional • Permenkes No. 1076/2003 Penggunaan Obat Tradisional • Permenkes No. 131/ 2009 Sistem Kesehatan Nasional • Permenkes No. 381/2007 Kebijakan Nasional Obat Tradisional • Permenkes No. 1109/2007 Pengobatan Tradisional

  3. Definisi Menurut UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan definisi Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat Jamu adalah obat tradisional Indonesia Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.

  4. KELOMPOK OBAT TRADISIONAL 3 KELOMPOK OBAT TRADISIONAL DAN KRITERIA DALAM PENGEMBANGANNYA BENTUK SEDIAAN SEDERHANA JAMU KHASIAT & KEAMANAN EMPIRIK STANDARDISASI BAHAN BAKU TEK. FARMASI OBAT HERBALTERSTANDAR UJI PRAKLINIK UJI PRAKLINIK FITOFARMAKA TEK. FARMASI UJI KLINIK

  5. HASIL RISET KESEHATAN DASAR 2010Jamu % kelompok umur (15 th keatas) yang minum jamu Ya, Setiap hari Ya, kadang@ Tidak,namun Dulu pernah Tidak Pernah Jenis sediaan Racikan Yg disedu dgn air panas Kapsul/ tsblet Cairan

  6. Potensi PengembanganObatTradisional(1) • ± 40.000 spesiestanamanhayatidunia  30.000 di Indonesia • Data penelitian: 87% pengguna obat herbal mengakui bahwa jenis obat tersebut berkhasiat • Hasil riset FMIPA UI dari Koran Seputar Indonesia tgl 6 Mei 2011 membuktikan 54% masyarakat Indonesia menggunakan jamu, dari pengguna jamu itu, 95% mengakui ada manfaatnya • Transaksiperdagangan OT >>> • Beberapaunggulan yang khas Indonesia (temulawak, dll) dantelahdiminati

  7. Potensi PengembanganObatTradisional(2) • Standar-standar yang dimiliki: • FarmakopeHerbal Indonesia 70 monografi (37 simplisia dan 33 ekstrak) • FarmakopeHerbal Indonesia Suplemen I  55 monografi (26simplisia dan29 ekstrak) • MateriaMedika Indonesia I s/d VI,  244 MonografiTumbuhanObat • MonografiEkstrakTumbuhanObat Indonesia I & II 65 monografi, revisi Jilid I  35 monografi. • Pedoman CPOTB

  8. Pengembangan OT / Obat Herbal di Indonesia Lokal IOT = 80 IKOT = 1284 No. TR.... No. TR.... No. FF.... * 33 PRODUK 6 PRODUK

  9. Pengembangan Obat Tradisional (1) • Perspektif bisnis: berorientasi pada kebutuhan pasar, dan diarahkan pada pola pengembangan produk obat modern. • Perspektif Farmasi: berdasarkan pada kaidah keilmuan dan teknologi farmasi agar produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. • Perspektif Kedokteran:Mengacu persyaratan medik (uji pre-klinik, uji klinik)

  10. Pengembangan Obat Tradisional (2) • Teknologi Produksi : Tumbuhnya industri dengan produksi cara modern • Penggunaan : Dari swa pengobatan oleh masyarakat ke konsep yang dapat disejajarkan dengan obat modern dalam pelayanan kesehatan • Perubahan konsep : Pembuktian keamanan dan khasiat secara empirik bertahap berkembang menjadi pembuktian secara ilmiah.

  11. PELUANG DAN TANTANGAN (1) PELUANG : • Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mendukung pengembangan & pemanfaatan obat tradisional yang bermutu aman, berkhasiat teruji secara ilmiah  untuk pengobatan sendiri dan dalam yankes formal • Tersedia hasil penelitian ilmiah  bahwa sediaan obat herbal terbukti memiliki efek terapi yang efektif • Penerimaan kalangan profesi dokter dan penggunaan obat herbal meningkat • Rekomendasi WHO  penggunaan pengobatan tradisional, termasuk obat herbal, dalam pemeliharaan kesehatan • Telah tersedia Farmakope Indonesia edisi Herbal sebagai standar mutu

  12. PELUANG DAN TANTANGAN (2) TANTANGAN : • Sumber daya alam tumbuhan obat belum dikelola secara optimal & kegiatan budidaya belum diselenggarakan secara profesional • Mutu herbal belum konsisten • Suplai dan permintaan berbasis bukti ilmiah tidak seimbang • Pembiayaan pengembangan obat tradisional terutama penelitian masih sangat terbatas • Upaya pengembangan obat tradisional kurang terkoordinasi dengan baik dan belum sinergis

  13. TUJUAN PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL/HERBAL • Diterimanya dalam sistem pelayanan kesehatan • Berkembangnya industri obat tradisional /herbal, juga peluang ekspor • Dapat bersaing di pasaran termasuk pasar global • Berkembangnya agroindustri tanaman obat

  14. KONDISI DI INDONESIA (1) ANALISA SITUASI & KECENDERUNGAN • Penelitian Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradional Timur (PDPKT)  Survey Kesehatan Nasional (2004): Prevelensi penyakit terbanyak : Pilek (50,27%); Batuk (49,60%); Panas (37,85%); Sakit kepala (16,45%); Sakit gigi (5,85%); Diare (5,51%); Asma (4,64%); Penyakit tersebut dapat diatasi dengan 30 jenis tanaman obat yang terpilih • Saat ini pengembangan diarahkan pada penyakit degeneratif  Catastropic

  15. KONDISI DI INDONESIA (2) Pemanfaatan obat herbal terus berkembang dan meningkat, meski penggunaannya masih terbatas untuk swa-pengobatan Dengan merujuk pada Peraturan Menkes RI No.003/Menkes/Per/I/2010 tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan Memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan 9

  16. KONDISI DI INDONESIA (3) OBAT BAHAN ALAM TENAGA KESEHATAN • KEUNGGULAN PRODUK: • Keamanan, Manfaat, Mutu • Tampilan Prduk • PERSEPSI & KEMAUAN

  17. KONDISI REGIONAL ASEAN (1) • Persiapan pasar tunggal ASEAN 2015 • Obat tradisional herbal Indonesia menjadi produk unggulan di kawasan ASEAN • Data-data keamanan, khasiat/manfaat dan mutu • Ketersediaan tumbuhan, standard produk dan fasilitas emadai. • Produk harus memenuhi syarat regional (ASEAN) dan glogal

  18. KONDISI REGIONAL ASEAN (2) Pedoman Persyaratan The ASEAN TMHS Scientific Committee (ATSC) Maximum level of vitamins and minerals Restricted List of Active Ingredients Limit of contaminants Additives and Excepients Claim requirements

  19. KONDISI REGIONAL ASEAN (3) GMP Guidelines Guideline for safety data and efficacy data requirements Guideline for stability study and shelf-life Guideline on Product Dossier Submission Harmonization on labeling requirements Post Market Alert System

  20. TAHAPANPENGEMBANGAN OBAT ASLI INDONESIA FROM RESEARCH TO MARKET Fase Penemuan Fase Teknologi Menuju Komersialisasi Produk Pema-saran Pengembangan BB / Desain formula ,jamu Pengembangan Produk / BB terstandar (Pra-klinik) Budidaya dan Konservasi Pengembangan Produk Fitofarmaka (Fase Klinik) Validasi Target BB/ Etnofarmakog nosi • PenelusuranEtnofarmakognosi • Inventarisasi data ilmiah • Penapisan berdasarkan data • Sertifikasi BB (untuk ekspor) • Registrasi Produk Herbal terstandar • Sertifikasi CPOTB • Sertifikasi Fasilitas Produksi Bahan Baku (CPOTB) • Pedoman uji Pra-Klinik produk/BB • Sertifikasi Jamu • Standardisasi BB • Pedoman CPOTB • Pedoman CPOTB BB • Formularium OT • Registrasi OT • Sertifikasi Fasilitas Produksi (IOT, CPOTB, IKOT : bertahap) • Sertifikasi Fasilitas Produksi Bahan Baku • Promosi BB &Jamu termasuk “Gerakan Nasional Minum Temulawak” dan “Gerakan Nasional Minum Jamu • Sertifikasi Fasilitas Produksi Jamu • Registrasi Fitofarmaka • Sertifikat CPOTB • Pedoman Uji Klinik Fitofarmaka • perumahan • Penggunaansendiri • Nasional • Ekspor DUKUNGAN PEMERINTAH

  21. ROADMAP PENGEMBANGAN OAI DAN PROGRAM STRATEGIS PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL

  22. BADANPOM RI TERIMA KASIH

More Related