1 / 56

KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL

KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL. Fatigue (alligator) cracking (retak kelelahan/retak buaya) Bleeding (keluar aspal dari permukaan jalan) Block Cracking (retak blok) Corrugattion and shoving (ketidak rataan dan tersungkur) Depression (melendut)

leann
Download Presentation

KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL • Fatigue (alligator) cracking (retak kelelahan/retak buaya) • Bleeding (keluar aspal dari permukaan jalan) • Block Cracking (retak blok) • Corrugattion and shoving (ketidak rataan dan tersungkur) • Depression (melendut) • Joint reflection cracking (retak refleksi sambungan) • Lane/shoulder drop-of (penurunan lajur/bahu) • Longitudinal cracking (retak memanjang) • Patching(tambalan) • Polished aggregate (agregat melicin) • Potholes (berlobang) • Ravelling (tergerus) • Rutting (beralur) • Slippage cracking (retak mengeser) • Stripping • Transverse (thermal) cracking (retak termal melintang) • Water bleeding and pumping

  2. FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING • Descripsi : serangkaian retak yg saling bersambung, yg disebabkan rusak kelelahan pada permukaan hot mix akibat lalu lintas berulang. Pada perkerasan tipis retak dimulai dari dasar, dimana tensile stress cukup besar lalu menjalar kepermukaan dalam bentuk satu atau lebih retak memanjang. Ini merupakan retak yg umum atau “klasik”atau disebut “bottom –up”. Pada perkerasan yg cukup tebal retak biasanya dimulai dari atas pada lokasi tensile tress yg tinggi yg dihasilkan dari interaksi ban dan asphalt binder aging (to-down cracking). Setalah beban berulang retak memanjang akan saling tersambung membentuk bersudut banyak dan terbentuk seperti kulit buaya. • Masalah yg timbul : indikasi kerusakan struktural, retak dapat dimasuki air, roughness, dapat berlanjut menjadi rusak berlobang. • Penyebab yg mungkin : tidak cukup menanggung struktur, yg dapat disebabkan hal-hal berikut ;a) menurunnya karakteristik menanggung beban, pada base, subbase akibat drainese yg buruk atau kualitas base yg mengandung clay.

  3. FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING • b) Stripping pada dasar hot mix, bagian yg tripping berkontribusi melemahkan kekuatan perkerasan akibatnya efektif tebal perkerasan berkurang. • c) Meningkatnya beban (ump beban berlebih dibanding dgn disain) • d) Tidak memadainya disain struktur perkerasan • Pelaksanaan yg tidak bail umpamanya pemadatan yg tidak tercapai sesuai ketentuan. • Perbaikan: kerusakan harus diteliti untuk menentukan akar penyebab termasuk test pit atau coring untuk mengetahui adanya air dibawah perkerasan, perbaikan umumnya dgn dua kategori, a)rusak setempat menunjukan subgrade yg lemah, ganti dgn pengalian dan perbaiki drainasenya, lalu di tambal dgn material baru b) retak yg luas menunjukan kerusakan struktur secara umum, lakukan overlay yg cukup kuat untuk menanggung beban yg ada.

  4. FATIGUE CRACKING

  5. FATIGUE CRACKING DI SISI LAJUR

  6. BLEEDING • Deskripsi : suatu film asapal pada permukaan perkerasan, yg biasanya terlihat licin dan seperti kaca yg seterusnya dapat lengket pada roda kendaraan. • Masalah: hilangnya skid resistance terutama saat hujan. • Penyebab yg mungkin: bleeding terjadi bila ruang antar agregat diisi seluruhnya oleh aspal terutama saat cuaca panas yg mengembang kepermukaan perkerasan. Karena saat cuaca dingin asapal tidak bisa masuk lagi pada perkerasan maka aspal akan terakumulasi pada permukaan perkerasan, hal ini terjadi akibat kombinasi ; a) kelebihan asapal pada campuran bisa dari salah mix disain atau saat produksinya b) kelebihan takaran pada penyemprotan chip seal c) rendahnya kadar pori pada campura. • Perbaikan : perbaikan dibawah ini hanya memperkecil aspal dipermukaan tetapi tidak memperbaiki masalah penyebab bleding, a) bleeding terbatas gunakan pasir kasar untuk blot up kelebihan aspal b) bleeding yg luas buang dgn grader atau heater palner, lalu diresurfacing.

  7. BLEEDING PADA BURTU

  8. BLEEDING PADA JEJAK RODA

  9. HOTMIX KEBANYAKAN ASPAL

  10. Block Cracking • Deskripsi : retak yg saling terhubung yg membagi perkerasan menjadi beberapa bagian persegi, blok berukuran kira-kira 0,1 m2 – 9 m2. Blok yg luas diklasifikasi sebagai retak memanjang dan melintang,. Blok cracking unmumnya terjadi pada bagian perkerasan yg jarang dilalui lalu lintas. • Penyebab yg mungkin: HMA shringkage akibat temperatur berulang, umunya disebabkan tidak mampunya aspal mengembang dan mengerut akibat cyles temperatur disebabkan a) aspal binder aging b) pemilihan aspal yg jelek saat mix disain • Perbaikan: tergantung parah tidaknya kerusakan a)kerusakan yg rendah (lebar <1/2 inci) cukup retak disealing untuk mencegah masuk air dan tidak terjadi ravelling pada sisi retak, retak parah (lebar >1/2 inci dan reveled pada sisi retak) bongkar dan ganti dgn overlay.

  11. BLOCK CRACKING

  12. CORUGATION DAN SHOVING(RENJUL DAN TERDORONG) • Deskripsi : suatu pergerakan plastis biasanya keriting atau terdorong melintang permukaan perkerasan,kerusakan biasanya melintang arah lalu lintas,yg biasa terjadi dipersimpangan • Masalah : raoughness • Kemungkinan penyebab : biasanya disebabkan gerakan lalu lintas (bergerak dan behenti) dikombinasi dgn low stiffness HMA, disebabkan campuran terkontaminasi, disain campuran yg salah, produksi yg salah atau penguapan penggunaan aspal emulsi yg terhambat, kadar air yg berlebihan di subgrade. • Perbaikan: kerusakan yg parah harus dicari akar penyebabnya, trategi perbaiakan antara lain dgn, a) rusak yg terbatas buang yg rusak dan ditambal b) rusak meluas mengindikasikan kerusakan umum campuran, bongkar dan lapisi dgn overlay.

  13. RENJUL

  14. SHOVING MELIPAT

  15. DEPRESSION (MELENDUT) • Deskripsi; daerah setempat perkerasan yg lebih rendah dari elevasi yg sesungguhnya, lendutan ini umumnya terjadi setelah hujan dan air masuk ke tepi perkerasan. • Masalah yg timbul : roughness, lendutan yg diisi oleh air dapat menyebabkan vehicle hydroplaning. • Kemungkinan penyebab: settlement subgrade akibat pemadatan yg tidak cukup, atau ada bagian subgrade yg lemah. • Perbaikan: harus diteliti akar masalah penyebabnya apakah akibat subgrade yg turun atau sebab lainnya, daerah yg turun dibongkar dan diganti dgn materail yg baik, lalu tutup dgn tambalan.

  16. DEPRESI SISI KIRI DAN BAHU

  17. JOINT REFLECTION CRACKING • Deskripsi : retak ini terjadi pada overlay diatas perkerasan kaku, retak terjadi tepai ditas sambungan perkerasan kaku, • Masalah yg timbul: memungkinkan air masuk perkerasan, roughness. • Kemungkinan Penyebab: pergerakan plat beton dibawah perkerasan hot mix karena thermal atau perubahan kadar air, biasanya tidak disebabkan oleh beban lalu lintas, namun demikian lalu lintas dapat memperparah lerusakan. • Perbaikan: strategi tergantung pada keparahan retaknya, untuk retak tidak parah (<1/2 inci lebar retak), retak disealing untuk mencegah masuknya air dan ravelling pada sisi retak, retak parah (>1/2 inci lebar retak dam retaknya banyak) bongkar retak dan diganti dgn overlay

  18. JOINT REFLECTION CRACKING

  19. RETAK PADA JALAN ARTERI

  20. CLOSE-UP RETAK PADA JOINT

  21. LONGITUDINAL CRACKING • Deskripsi: retak yg paralel terhadap as jalan atau arah penghamparan, biasanya jenis fatigue cracking. • Masalah yg timbul: bisa kemasukan air, roughness, indikasi akan terjadi retak buaya dan kerusakan struktur. • Penyebab yg mungkin: pelaksanaan sambungan yg jelek atau salah lokasinya,sambungan merupakan daerah perkerasan yg kurang padat, oleh sebab itu harus dibuat diluar jejak roda sehingga beban berkurang, b) refektif retak dari lapisan dibawahnya c) fatigue hot mix yg dapat berlanjut menjadi retak buaya d) top-down cracking. • Perbaikan : strategi tergantung tingkat kerusakan, a)rusak ringan dgn lebar retak <1/2 inci seal retak untuk menghindari masuk air dan terjadinya raveling pada sisi retak, b) resak berat dgn lebar retak >1/2 inci bongkar dan diperbaiki dgn overlay

  22. RETAK MEMANJANG

  23. RETAK MEMANJANG YG BISA BERLANJUT JADI RETAK FATIGUE

  24. RETAK MEMANJANG KARENA SAMBUNGAN YG JELEK

  25. PATCHING (TAMBALAN) • Deskripsi : DAERAH PERKERASAN YG TELAH DIGANTI DGN MATERIAL BARU UNTUK MEMPERBAIKI PERKARASAN LAMA • Masalah : roughness • Kemungkinan penyebab : kerusakan perkerasan setempat yg dibuang dan ditambal, pemotongan utilitas • Perbaikan : tambalan sendiri merupakan tindakan perbaikan, Cuma perbaiakan sendiri harus mengingat ia sebagai struktural atau non struktural

  26. Patching pada kerusakan setempat

  27. TAMBALAN UTILITAS

  28. POLISHED AGGREGATE • Deskripsi : daerah pada perkerasan dimana bagian agregat bagian permukaan perkerasan beraspal sangat sedikit atau tidak ada sama sekali butiran agregat yang bersudut • Masalah yang timbul : menurunnya skid resistance • Penyebab yang mungkin : pengerusan lalu lintas yg berulang,umumnya akibat perkerasan menua yg menyebabkan butiran bersudut menjadi licin, hal ini terjadi dgn cepat apabila agregat rentan terhadap abrasi atau terkena studded tire wear yang berlebihan. • Perbaikan : berikan lapisan skid resistance seperti slurry seal atau BST atau overlay

  29. SMA PADA TEST TRACK

  30. POTHOLES (BERLOBANG) • Deskripsi : penurunan berbentuk cekungan dari permukaan perkerasan sampai seluruh lapisan hotmix sampai ke base coursenya,umumnya mempunyai sisi yg tajam dan vertikal dekat sisi dari lobang, lobang biasa terjadi pada jalan yg mempunyai hotmix yg tipis 25 sampai 50 mm dan jarang terjadi pada jalan hot mix yg tebal 100 mm. • Masalah yg timbul: roughness, infiltrasi air pada perkerasan • Penyebab yg mungkin: umumnya ,lobang merupakan hasil dari retak buaya, lalu berlanjut akibat lalu lintas terlepasnya bagian retak menjadi lobang. • Perbaikan: dengan penambalan.

  31. LOBANG AKIBAT FATIGUE CRACKING

  32. PERKEMBANGAN RETAK

  33. RAVELING ( PELEPASAN BUTIR) • Deskripsi: kerusakan yg berlanjut pada lapisan hot mix dari permukaan berlanjut ke bawahnya sebagai akibat terlepasnya butiran agregat. • Masalah yg timbul :terlepasnya dubu pada perkerasan, roughness, air yg terkumpul pada bagian yg reveling bisa menyebabkan hydroplaning, dan hilangnya skid resistance. • Kemungkinan Penyebab: hilangnya ikatan butiran agregate dan aspal sebagai akibat,a) debu menyelimuti butiran agregat sehingga aspal melekat pada debu bukan pada agregat b) segregasi agregat, apabila butiran halus hilang dari matrik agregat, lalu aspal hanya mampu merekat pada agregat kasar yg relatif mempunyai titik kontak yang terbatas c) tidak cukup pemadatan saat pelaksanaan, kepadatan yg tinggi diperlukan untuk membuat kohesi dalam hotmix, Pelepasan mekanis oleh jenis lalu lintas tertentu. • Perbaikan: perkerasan yg reveling harus diteliti akar penyebab kerusakan, umumnya dibagi dua kategori rusak yg kecil dibuang dan ditambal ulang, rusak yg besar mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yg rusak dan dioverlay

  34. RAVELLING AKIBAT KEPADATAN KURANG

  35. RAVELING DARI SEGREGASI

  36. RUTTING (BERALUR) • Deskripsi: depresi permukaan perkerasan pada jejak roda, terjadi jembulan sepanjang sisi yang beralur tersebut, alur akan nampak setelah turun hujan dan terisi air, ada dua jenis rutting yaitu rutting campuran dan rutting subgrade. Ritting campuran terjadi bila subgrade belum rutting, tetapi terjadi deprise permukaan pada jejak roda sebagai akibat masalah pemadatan/ disain campuran. Subgrade rutting terjadi bila menunjukan subgrade depresi akibat beban, dalam hal ini perkerasan settle pada subgrade yg diikuti oleh depresi permukaan pada jejak roda. • Masalah yg timbul: alur yg terisi air akan menyebabkan vechile hydroplaning, dapat berbahaya karena akan menarik kendaraan tetap berada pada lajur alur. • Penyebab yg mungkin: deformasi permanen pada suatu lapisan perkerasan atau subgrade biasanya disebabkan konsolidasi atau pergerakan lateral material akibat beban lalu lintas, penyebab khususnya adalah: a) kurang pemadatan lapisan hot mix saat pelaksanaan, bila kepadatan awalnya belum cukup, perkerasan akan terus memadat dibawah pengaruh beban lalu lintas.

  37. RUTTING (BERALUR) • b) Subgrade rutting akibat tidak memadainya struktur perkerasan, c) tidak memadainya perencanaan campuran umpamanya akibat terlalu tingginya kadar aspal, kebanyakan material filler, tidak memadainya jumlah butiran agregat yang bersudut. Rutting yg diakibatkan studded tire wear menunjukan masalah yang sama seperti rutting yang dibicarakan diatas, tetapi hal ini akibat macanical dislodfing (pengeluaran mekanis) akibat pemakaian bukan deformasi perkerasan. • Perbaikan : rutting yg berat harus diteliti akar penyebabnya apakah kurang pemadatan, subgrade rutting, disain campuran salah atau studded tire wear, ratung yg kecil < 1/3 inci (7 mm) dalamnya biasanya dibiarkan saja, sedangkan yg berat harus diratakan dan dioverlay.

  38. RUTTING AKIBAT CAMPURAN

  39. RUTTING AKIBAT STABILITAS RENDAH

  40. SLIPPAGE CRACKING (RETAK BERGESER) • Deskripsi : retak bentuk bulan sabit atau setengah lingkaran umumnya mempunyai dua titik akhir sesuai arah lalu lintas. • Masalah yg timbul :bisa kemasukan air, dan roughness. • Penyebab yg mungkin : pengereman atau belokan roda kendaran yg menyebabkan permukaan perkerasan slip dan berubah posisi, terjadinya slip dan deformasi disebabkan rendahnya kekuatan permukaan campuran atau ikatan yg lemah antara permukan hot mix dengan lapisan dibawahnya pad suatu susunan struktur perkerasan. • Perbaikan :bongkar dan ganti bagian daerah yg rusak tersebut.

  41. RETAK SLIP

  42. Stripping • Deskripsi :hilangnya ikatan antara agregat dan aspal pengikat yg umunya dimulai pada dasar hotmix dan berlanjut kearah atas, apabila stripping mulai dari permukaan dan berlanjut ke bawah hal ini dinamakan ravelling. • Masalah yg timbul :menurunnya daya dukung struktural, rutting, shoving/corugation, ravelling atau craking alligator atau longitudinal. • Penyebab yg mungkin:bottom-up stripping susah dikenali karena merupakan manifestasi pada permukaan perkerasan itu sendiri akibat bentuk distres yg lainnya termasuk rutting, shoving/corugation, ravelling, atau cracking, biasanya perlu dilakukan coring untuk menentukan secara jelas akibat kerusakan tersebut hal ini terjadi akibat a) sifat kimia permukaan agregat yg jelek b) air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan akibat air c) overlay diatas lapisan existing open graded menurut pengalaman WSDOT overlay diatas ini cenderung stripping.

  43. Stripping • Perbaikan : stripping pada perkerasan harus diteliti akar masalah penyebabnya umpamanya bagai mana air bisa masuk perkerasan, umumnya perkerasan yang rusak dibongkar dan diganti setelah dilakukan pernbaikan masalah drainase bawah permukaan (subsurface drainage)

  44. STRIPPING PADA DASAR CORE

  45. Stripping pada dasar cor

  46. TRANSVERSE (THERMAL) CRACKING • Deskripsi : retak pada perkerasan arah melintang sumbu jalan atau arah pengaspalan, biasanya merupakan jenis retak thermal • Masalah yg timbul : memungkinkan infiltrasi aiar, roughness • Kemungkinan penyebab :a) shringkage pada permukaan campuran akibat temperatur rendah atau penuaan aspal b) reflective crack akibat retak dibawah lapisan permukaan c) top-down cracking • Perbaikan : strategi tergantung tingkat kerusakan dan berlanjutnya retak, a) retak ringan lebar (<1/2 inci dan tidak meluas), sealing retak untuk mencegah masuknya air ke subgrade melelui retak dan terjadinya raveling pada sisi retak b) retak berat lebar (>1/2 inci dan meluas) bongkar dan ganti perkerasan yg retak dgn overlay

More Related