1 / 53

BAKTERI ANAEROB

BAKTERI ANAEROB. Dr. MAYA SAVIRA,M.K es DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UR. Specific Learning Objectives. Menjelaskan morfologi dan struktur dari masing-masing kelompok bakteri anaerob Gram positif dan negatif

makya
Download Presentation

BAKTERI ANAEROB

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAKTERI ANAEROB Dr. MAYA SAVIRA,M.Kes DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UR

  2. Specific Learning Objectives • Menjelaskan morfologi dan struktur dari masing-masing kelompok bakteri anaerob Gram positif dan negatif • Menjelaskan cara identifikasi kelompok bakteri anaerob Gram positif dan negatif • Menyebutkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kelompok bakteri anaerob Gram positif dan negatif

  3. KONSEP BAKTERI ANAEROB • Berorientasi pada toksisitas O2 Adanya O2 –dalam udara/perbenihan– menghambat (toksik) bagi pertumbuhan bakteri anaerob 2. Berorientasi pada potensial redoks (Eh) Berdasarkan pada kemampuan melepas elektron dari suatu lingkungan pertumbuhan bakteri anaerob  Eh lingkungan (potensial oksidasi-reduksi lingkungan)

  4. TOKSISITAS O2 • Bakteri aerob memerlukan O2 sebagai akseptor hidrogen dan tumbuh baik bila terdapat udara yang mengandung O2 • Bakteri anaerob memerlukan bahan lain sebagai akseptor hidrogen dan sensitif terhadap O2 • Toksisitas O2 disebabkan terbentuknya H2O2 (hidrogen peroksida) dan O2-(superoksida, radikal bebas yg >> toksik)

  5. Untuk menghilangkan keadaan toksis ini perlu enzim superoksida-dismutase (SOD) yg menyebabkan reaksi: O2+O2- + 2H+ H2O2+O2 Kemudian: katalase  2H2O2  2H2O+O2 • Bakteri aerob memiliki kedua enzim tsb. • Bakteri aerotolerans menghasilkan SOD • Bakteri anaerob obligat tidak memiliki kedua enzim tsb.  tak bisa hidup bila ada O2

  6. Konsep tsb. tidak bisa menjawab, mengapa bakteri anaerob dapat: • Hidup di mukosa: • Saluran pencernaan • Saluran pernafasan tidak bebas O2 • Genital • Menyebabkan: • infeksi pada otak banyak O2 • bakteremia

  7. Eh (potensial redoks) • Reaksi kimia yg melibatkan pemindahan elektron dari satu molekul ke molekul lain  reaksi oksidasi-reduksi (redoks). • Molekul pemberi/donor elektronpereduksi/reduktor • Molekul penerima elektronpengoksidasi/oksidator • Senyawa pereduksi dan pengoksidasi berfungsi sebagai pasangan redoks

  8. Persamaan umum reaksi redoks: Pemberi elektron e- + penerima elektron Contoh: 1. Fe2+ e- + Fe3+ Fe2+ + Cu2+  Fe3+ + Cu+ Elektron dipindahkan langsung sebagai elektron 2. AH2 A + 2e- + 2H+ AH2 + B  A + BH2 Elektron dipindahkan dalam bentuk atom hidrogen {1 atom H terdiri dari 1 proton (H+) & 1 elektron (e-)}

  9. Potensial redoks (Eh)  gaya elektromotif (emf = electromotive force), dalam volt  kecenderungan suatu lingkungan utk. melepas elektron. • Semakin negatif (rendah) nilai Eh, semakin tinggi kemampuan lingk. tsb. utk. melepas elektron  lingk. yg. cocok utk. pertumb. bakteri anaerob. • Eh-lingk. Yg. baik utk. Pertumb. bakteri anaerob berkisar antara -120 mvolt s/d -250 mvolt

  10. Untuk produksi energi dlm proses metab, pada respirasi: • aerobik: akseptor elektron terakhir = O2 • anaerobik: akseptor elektron terakhir = senyawa anorganik (sulfat, nitrat, karbonat)

  11. Penurunan Eh-lingk.: 1. Secara kimiawi :  pada media perbenihan, dengan penambahan bahan kimia, spt.: glukosa, cystein-HCl, vit. K, hemin 2. Secara biologis:  pada mukosa Hidup bersama antara bakteri aerob/anaerob  pean Eh-lingk. pd. lokasi tsb.

  12. 3. Sec. kimiawi & biologik:pd. lokasi di mana bakteri anaerob terdpt. sbg. flora normal. Pada proses infeksi yg mula2 aktif dlm. metabolismenya adalah bakteri aerob – juga sbg. flora normal pd lokasi yg sama  metabolitnya  kerusakan jaringan  menghslkan zat kimia lain  membantu  Eh-lingk. pd. lokasi tsb. Keterangan2 ini menjawab masalah yg tidak terjawab pada konsep pertama (toksisitas O2)

  13. BAKTERI ANAEROB YANG PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK • Batang Gram positf (+) berspora: • Clostridium perfringens - C. histolyticum • C. ramosum - C. sporogenes • C. difficile - C. sordelli • C. botulinum - C. bifermentans • C. tetani - C. fallax • C. septicum - C. innocum • C. novyi

  14. BAKTERI ANAEROB YANG PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK • Batang Gram + non-spora: • Actinomyces • Bifidobacterium • Lactobacillus • Mobiluncus • Propionibacterium • Rothia • Eubacterium

  15. BAKTERI ANAEROB YANG PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK • Batang Gram negatif (-) : • Bacteroides • Porphyromonas • Prevotella • Fusobacterium • Kokus Gram - : • Acidaminococcus fermentans • Megasphaera elsdenii • Veilonella

  16. BAKTERI ANAEROB YANG PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK • Kokus Gram + : • Peptostreptococcus • Peptococcus • Streptococcus • Staphylococcus • Ruminococcus • Coprococcus • Sarcina

  17. BAKTERI BATANG GRAM - YANG BIASA DITEMUKAN DI KLINIK • Bacteroides fragilis group: • Bacteroides fragilis - B. caccae • B. tethaiotaomicron - B. merdae • B. distasonis - B. stercoris • B. ovalis - B. seggerthii • B. vulgatus - B. splanchinicus • B. uniformis

  18. BAKTERI BATANG GRAM - YANG BIASA DITEMUKAN DI KLINIK • Non-pigmented Bile-sensitive Bacteroides: • Prevotella oris - P. ourola • P. buccae - P. disiens • P. zoogleoformans - P. heparinolytica • P. oralis - Bacteroides capillosus • P. buccalis - B. putredinis • P. veroralis - B. forsythus

  19. BAKTERI BATANG GRAM - YANG BIASA DITEMUKAN DI KLINIK • Pigmented Bacteroides & Porphyromonas: • Porphyromonas asaccharolytica • P. gingivalis • P. endodontalis • P. macacae • Prevotella intermedia - P. denticola • P. corporis - P. loescheii • P. melaninogenica - P. bivia

  20. BAKTERI BATANG GRAM - YANG BIASA DITEMUKAN DI KLINIK • Fusobacterium species: • Fusobacterium nucleatum - F. alocis • F. necrophorum - F. periodonticum • F. gonidiaformans - F. sulci • F. naviforme - F. russii • F. varium - Bilophila • F. mortiferum wadsworthia

  21. INSIDEN ANAEROB SEBAGAI FLORA NORMAL PADA MANUSIA • Umumnya infeksi anaerob pada manusia disebabkan flora normal pada tubuh Keterangan: u = unknown,  = irregular, 1 = biasanya ada, 2 = biasanya ada dlm. jumlah besar

  22. INSIDEN ANAEROB SEBAGAI FLORA NORMAL PADA MANUSIA

  23. INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB PADA BERBAGAI INFEKSI TIPE INFEKSIINSIDEN (%) Bakteremia 5-20 Susunan saraf pusat (SSP): • Abses otak 89 • Empyema subdural 10 • Meningitis rendah Kepala dan leher: • Okuler 38

  24. INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB PADA BERBAGAI INFEKSI TIPE INFEKSIINSIDEN (%) Kepala dan leher: • Sinusitis kronik 50 • Otitis media kronik 30-60 • Abses periodontal 100 • Infeksi oral lainnya 100 Pleuropulmonal: • Aspirasi pneumonia 85-90

  25. INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB PADA BERBAGAI INFEKSI TIPE INFEKSIINSIDEN (%) Pleuropulmonal: • Abses paru 93 • Necrotizing pneumonia 85 • Empyema 76 Intra-abdominal: • Peritonitis dan abses 90-95 • Abses hati > 50

  26. INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB PADA BERBAGAI INFEKSI TIPE INFEKSIINSIDEN (%) Sistem genitalC: • Salpingitis, pelvitic peritonitis > 55 • Abses tubo-ovarium 92 • Abses vulvovaginalis 74 • Septic abortion 73

  27. INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB PADA BERBAGAI INFEKSI TIPE INFEKSIINSIDEN (%) Jaringan gembur (soft tissue): • Gas gangrene (myonecrosis) 100 • Crepitant cellulitis tinggi • Necrotizing fasciitis tinggi Saluran kemih < 1

  28. Patogenesis Infeksi Anaerob Infeksi Pyogenik • Kebanyakan infeksi campuran (mixed-infection) • Infeksi spesies aerob (merupakan predisposisi)  nekrosis jaringan  suplai darah   O2 atau potensial redoks   cocok untuk infeksi anaerob

  29. Patogenesis Infeksi Anaerob Infeksi Non-Pyogenik • Genus Clostridia  infeksi non-pyogenik • Umumnya virulensi genus Clostridia pada eksotoksinnya. Yang penting pada manusia: botulisme (C. botulinum), kolitis pseudomembran (C. difficile), keracunan makanan (C. perfringens), tetanus (C. Tetani)

  30. Petunjuk Kemungkinan Adanya Infeksi Anaerob: • Lesi/discharge  bau busuk • Lokasi infeksi berdekatan dengan mukosa • Jaringan nekrosis  adanya abses • Infeksi luka oleh gigitan : manusia/hewan • Gas dalam jaringan atau discharge • Gas gangrene • Setelah diterapi dengan gol. Aminoglikosida (misalnya: gentamisin, neomisin)

  31. Petunjuk Kemungkinan Adanya Infeksi Anaerob: 8. Eksudat: berfluoresensi merah bata oleh sinar UV (infeksi: pigmented Bacteroides) 9. Septic thrombophlebitis 10. ”Sulphur granules” dalam discharge • Pada pewarnaan Gram dari eksudat, tampak pleomorfik • Pada kultur aerob, tidak ada pertumb. bakteri meskipun pd. pewarnaan Gram dijumpai struktur bakteri

  32. Berdasarkan pengaruh O2 thd. pertumb. & metabolismenya, bakteri dibedakan atas: • Aerob obligat: pertumbuhannya membutuhkan & bergantung pada adanya O2, cth.: M. tuberculosis • Mikroaerofilik: membutuhkan O2 tapi di bawah kadar O2 yg ada di udara, cth.: gonococcus, meningococcus • Anaerob fakultatif: menggunakan O2 bila tersedia, tapi dapat hidup tanpa O2, cth.: khamir, enterobacteria

  33. Berdasarkan pengaruh O2 thd. pertumb. & metabolismenya, bakteri dibedakan atas: • Anaerob obligat: hanya bisa tumbuh tanpa O2, O2 merupakan racun baginya. Cth.: clostridia, propionobacteria • Anaerob aerotolerans: tumbuh tanpa O2, tapi tidak mati bila kontak dengan O2. Cth.: bakteri asam laktat

  34. DIAGNOSIS LAB. INFEKSI ANAEROB MEDIA: • Padat: - non-selektif: Agar Brucella diperkaya: • darah domba defibrinated • vit. K1 • Hemin - selektif: Agar Brucella diperkaya + antibiotik, misal: Kanamisin

  35. MEDIA: • Cair: - kaldu thioglycolate : • Tanpa dextrose  untuk RB • Dengan dextrose, tanpa indikator diperkaya (enriched THIO) dengan: • Hemin : 5 kg/ml • Serum kelinci/kuda : 10% • Sodium bicarbonate :1 mg/ml • Vit. K1 : 0,1 kg/ml Sebagai back-up medium

  36. MEDIA: • Cair: -kaldu cooked meat medium (CMM, RCM) • Diperkaya dengan: Vit. K1 & hemin - kaldu brain heart infusion (BHI) • Semi-solid: - Cary-Blair media transportasi - Stuart SPESIMEN: • Hindari: - kontaminasi flora anaerob normal - pengaruh toksik O2 atmosfer

  37. SPESIMEN: • Cairan: a.Pengiriman dengan: syringe anaerob. Cara ini: bila masa dari pengambilan spesimen  kultur = paling lama 30 menit b. Pengiriman dengan: tabung anaerob  berisi: gas tanpa O2, indikator anaerob (mis:resazurin)  diinkorporasikan dlm. agar atau kaldu Spesimen diaspirasi  disuntikkan melalui prop karetnya  ditutup dgn. screw cap  kirim ke lab. mikrobiologi. Penanaman dpt tertunda 2 jam.

  38. SPESIMEN: 2. Usapan (swab): - Kurang baik karena:~ terkena udara ~ mengering Swab (mis.: kapas-lidi) disediakan dlm. tab. anaerob  swab kemudian  tabung kedua yg. berisi media transport (semi-solid):Cary-Blair atau Stuart PRAS 3. Jaringan: dapat dikirimkan ke lab. mikrobiologi dlm. minijar anaerob atau Bio-bag

  39. PEMERIKSAAN LANGSUNG: pewarnaan Gram  Penting untuk: • Kualitas spesimen • Morfologi sel: unik • Pemilihan media • Kuantitasi secara kasar: infeksi campuran • Terapi inisial: seleksi antibiotik • Konfirmasi: hasil biakan

  40. KULTUR: - anaerob - 5-7 hari - media: ~ padat: Agar Brucella diperkaya: - non-selektif - selektif ~ cair : enriched THIO IDENTIFIKASI ISOLAT: • Definitif: - lama dan mahal - “gold standard”: kombinasi metode • Presumtif: - grup  kepekaan thd antibiotik - cukup untuk klinik

  41. UNTUK PRESUMTIF: • Morfologi sel • Spora • Hemolisa rangkap • Kepekaan/resistensi thd.: kanamisin (1mg) kolistin (10g) vankomisin (5g) • Growth in 20% bile • Tes katalase • Alanine peptidase • Produksi indol • Reduksi nitrat • Urease • Lipase • Lecithinase • Motilitas • Fluoresensi: merah bata

  42. CONTOH: B. fragilis group • Morfologi sel: batang Gram - • Spora: - • Hemolisis ganda: - • kanamisin kolistin resisten vankomisin • Growth in 20% bile: + • Tes katalase: V • Alanine peptidase: + • Produksi indol : V • Reduksi nitrat : - • Urease : - • Lipase : - • Lecithinase : - • Motilitas : - • Fluoresensi merah bata : -

  43. Clostridium perfringens pada pewarnaan Gram Clostridium perfringens pada agar egg-yolk (half antitoxin)

  44. Clostridium tetani pada pewarnaan Gram Bacteroides fragilis pada pewarnaan Gram

  45. Bifidobacterium bifidum pada pewarnaan Gram Lactobacillus acidophilus

  46. Fusobacterium nucleatum pada pewarnaan Gram (kanan: hemoculture)

  47. Propionibacterium acnes

  48. Prinsip Uji Kepekaan Bakteri Anaerob Terhadap Antibiotika: • Cara pengenceran • Kaldu: a. Konvensional: - anaerob - serial tabung(MIC,MBC) b. Cakram (disk) antibiotika - Wilkins & Theil: anaerob - Kurzynski: ~ enriched THIO tanpa indikator ~ aerob ~ peka: pertumbuhan (-)

  49. Prinsip Uji Kepekaan Bakteri Anaerob Terhadap Antibiotika: • Cara pengenceran • Agar (Brucella diperkaya)  MIC • Cara difusi agar • Cakram antibiotika • Zona hambatan

  50. Reaksi biokimiawi beberapa kuman anaerob yg sering ditemukan Keterangan: *) hasil plus-minus/meragukan

More Related