1 / 73

INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI 2015

INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI 2015. AKU SEHAT KARENA PANGANKU CUKUP, BERAGAM BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN. JUSTIFIKASI 1: PANGAN ADALAH HAK AZASI MANUSIA.

Download Presentation

INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI 2015

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI 2015 AKU SEHAT KARENA PANGANKU CUKUP, BERAGAM BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN

  2. JUSTIFIKASI 1: PANGAN ADALAH HAK AZASI MANUSIA • Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yang menyebutkan bahwa “everyone should have an adequate standard of living, including adequate food, cloothing, and housing and that the fundamental right to freedom from hunger and malnutrition”. • Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996 yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat tinggi dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu di antara penandatangannya. Isinya adalah pemberian tekanan pada human right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan pangan secara cukup), dan perlunya aksi bersama antar negara untuk mengurangi kelaparan • Millenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015 setiap negara teramsuk Indonesia menyepakati menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuhnya • Hari Pangan Sedunia tahun 2007 menekankan pentingnya pemenuhan Hak Atas Pangan.

  3. JUSTIFIKASI 2 : KONDISI OBYEKTIF INDONESIA • Masalah gizi berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan serta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan gizi merupakan permasalahan berbagai sektor dan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. • Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar dalam bebagai wilayah memerlukan penanganan Ketahanan Pangan yang terpadu. • Penanganan ketahanan pangan memerlukan perencanaan lintas sektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelas dan terukur sehingga memerlukan perencanaan jangka menengah dan panjang • Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 2006 para Gubernur selaku Ketua DKP Provinsi seluruh Indonesia telah mencanangkan beberapa butir kesepakatan yang telah yang salah satunya adalah untuk penyusunan Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015 dan telah dideklarasikan dihadapan Presiden RI selaku Ketua DKP pada tanggal 21 Nopember 2006 di Istana Bogor.

  4. JUSTIFIKASI 3 : PERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG MENUNTUT KEMANDIRIAN • Harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis dan semakin tida menentu • Negara-negara di dunia semakin egois untuk mementingkan kebutuhannya sendiri • Kompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vs pakan vs energi • Resesi Ekonomi global diambang pintu • Serbuan pangan asing (“westernisasi diet”) berpotensi besar penyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan pada impor 4

  5. Perkembangan Harga pangan dunia (As of Sept. 2008) New trend? Source: Data from FAO 2008 and IMF 2008.

  6. Produksi pangan dunia tidak meningkat Total Million tons Million tons Source: Data from FAO 2003, 2005-07. * Forecast.

  7. Stok pangan dunia menurun

  8. Stok Beras dan Gandum 1960-2007 (kg per capita) 1974 2007

  9. Negara yang Berisiko karena Krisis Pangan Dunia Source: United Nations World Food Programme,2008

  10. Food Protests (2008) Source: United Nations World Food Programme

  11. Haiti food riot, April 2008

  12. Mexico Argentina

  13. Pakistani women buy subsidized flour in Lahore. The price of staple foods and fuel has risen drastically in the country in the last few months. Many people in Pakistan are now dependent on state subsidies.

  14. Philippines In Manila, the capital of the Philippines, soldiers stand guard during the sale of government rice. With the price of rice soaring, the government is looking at ways to ensure none of its citizens starve.

  15. Bangladesh: Food queues have become longer as prices have gone up. Fights over food frequently break out in the queues.

  16. RAMALAN KRISIS PANGAN MENDATANG

  17. NERACA PANGAN DUNIA, 2025 SOURCE: www.worldbank.org

  18. BERBAGAI ESPON KEBIJAKAN PEMERINTAH Source: IMF, FAO, and news reports, 2007-08.

  19. PERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG TIDAK MENENTU MENUNTUT KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN DI INDONESIA

  20. TUJUAN UMUM INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI 2015 Panduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baik instansi pemerintah di tingkat pusat maupun propinsi dan kabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, petani, nelayan, industri pengolahan, pedagang, penyedia jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkan lebih lanjut secara terintegrasi, terkoordinasi dan sinergis berbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional dan wilayah tahun 2015

  21. TUJUAN KHUSUS Meningkatkan pemahaman seluruh stakeholders terkait dan masyarakat dalam peran sertanya untuk pemantapan ketahanan pangan. Meningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasi pangan dan gizi agar: (i) mampu menetapkan prioritas penanganan masalah pangan dan gizi; (ii) mampu memilih intervensi yang tepat sesuai kebutuhan lokal; dan (iii) mampu membangun dan memfungsikan lembaga pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantau dan mengevaluasi pembangunan pangan dan gizi. Meningkatkan koordinasi pembangunan ketahanan pangan secara terpadu untuk diimplementasikan karena terinci dengan jelas untuk membangun sinergi, integrasi dan koordinasi yang baik mulai dari perencanaan, implementasi dan evaluasi atas pelaksanaan bidang tugas masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yaitu mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

  22. LANDASAN HUKUM • UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan • UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan • PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan • PP 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan • PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota • PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah • Perpres No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 – 2009 • Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (pencanangan oleh Presiden tanggal 11 Juni 2005), termasuk kebijakan dan program pembangunan ketahanan pangan • Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-2009 • Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010 • Arahan Presiden pada rapat pleno Dewan Ketahanan Pangan, 18 April 2006 • Komitmen Gubernur pada 20 November 2006

  23. KONDISI KETAHANAN PANGAN DAN GIZI SAAT INI 23

  24. PRODUKSI PANGAN INDONESIA

  25. Trend Produksi pangan nabati untuk padi dan jagung konstan, sedangkan komoditas laiinya cenderung menurun

  26. PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ’)

  27. Trend Produksi pangan hewani meningkat

  28. KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIA

  29. KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA (KAL/KAPITA/HARI)

  30. KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA (KKAL/KAPITA/HARI) Minimum 57 gram Minimum 2200

  31. 2000 52 Energi Protein KONSUMSI

  32. Thailand Ecuador French Polynesia Maldives Senegal Kuwait Dominican Republic United Arab Emirates Venezuela, Boliv Rep of Peru Laos Liberia Malaysia Comoros Kenya Costa Rica Philippines Japan Sao Tome and Principe Vanuatu Colombia Mauritius Chad Brunei Darussalam Brazil Côte d'Ivoire Indonesia Solomon Islands Timor-Leste Cuba Sierra Leone Suriname Comoros Korea, Dem People's Malawi Senegal Zambia India Gabon Malaysia Côte d'Ivoire Guinea Cameroon Guyana Burundi Sierra Leone Uganda Korea, Republic of Rwanda China Nigeria Guinea-Bissau Guinea Nepal Togo Paraguay Sri Lanka Madagascar Madagascar Central African Republic Timor-Leste Liberia Thailand Tanzania, United Rep of Philippines Benin Indonesia Ghana Cambodia Mozambique Bangladesh Congo, Republic of Viet Nam Angola Laos Congo, Dem Republic of Myanmar 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0 100 200 300 400 500 600 Konsumsi Ketela (gram/kapita/hari) Konsumsi Beras (gram/kapita/hari)

  33. Viet Nam Thailand Philippines Malaysia Japan Korea, Republic of Japan Indonesia China Brunei Darussalam 0 100 200 300 400 500 600 700 Konsumsi Buah (gram/kapita/hari) Konsumsi Sayuran (gram/kapita/hari) Korea, Republic of Viet Nam Philippines Thailand Malaysia Indonesia Japan Brunei Darussalam 0 20 40 60 80 100 120 140 160

  34. Myanmar Indonesia Philippines Korea, Dem People's Rep Thailand Japan Indonesia Viet Nam Brunei Darussalam Viet Nam Malaysia Japan China United States of America Brunei Darussalam United Arab Emirates Israel Malaysia 0 50 100 150 200 250 0 10 20 30 40 50 60 Konsumsi Ikan laut (gram/kapita/hari) Konsumsi daging (gram/kapita/hari)

  35. Viet Nam Indonesia Saudi Arabia China Philippines Brunei Darussalam Brazil Philippines Thailand Israel Indonesia Malaysia Malaysia America Thailand Brunei Darussalam China Japan Japan 0 20 40 60 80 100 120 140 0 10 20 30 40 50 60 Konsumsi Susu (gram/kapita/hari) Konsumsi Telur (gram/kapita/hari)

  36. Konsumsi Kedelai (gram/kapita/hari)

  37. POLA PANGAN HARAPAN Anjuran Fakta 2007

  38. KEAMANAN PANGAN

  39. Tahun ∑ KLB ∑ Terpapar ∑ Sakit ∑ Meninggal Case fatality rate Incident Rate 2002 43 6543 3635 10 0.28 1.67 2003 34 8651 1843 12 0.65 0.84 2004 164 22297 7366 51 0.69 3.37 2005 184 23864 8949 49 0.55 4.11 2006 159 21145 8733 40 0.46 3.99 2007 179 19120 7471 54 0.72 3.42 Jumlah Kasus Keracunan Tahun 2001 – 2007

  40. STATUS GIZI MASYARAKAT

  41. Prevalensi Balita Gizi Kurang menurut Pripinsi (Susenas, 2005)

  42. ISU STRATEGIS KETAHANAN PANGAN

  43. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian • Kapasitas produksi domestik, (1) laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen sedangkan pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (2) belum berkembangnya kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambatan inrastruktur pertanian ; (c) petani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologi, sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus terhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) ) lambatnya penerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petani • Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000 ha/5 th . Kondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8 milyar m3 per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015 diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahun

More Related