1 / 1

4 Masa remaja ini disebut juga dengan masa physiological learning dan

4 Masa remaja ini disebut juga dengan masa physiological learning dan social learning yaitu adanya kematangan fisik dan sosial. Biia anak mampu melewati tahap-tahap perkembangannya dengan baik maka anak akan memiliki

neci
Download Presentation

4 Masa remaja ini disebut juga dengan masa physiological learning dan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 4 Masa remaja ini disebut juga dengan masa physiological learning dan social learning yaitu adanya kematangan fisik dan sosial. Biia anak mampu melewati tahap-tahap perkembangannya dengan baik maka anak akan memiliki kematangan emosional yang baik (daiam Rifai, 1987). Hall berasumsi bahwa remaja mengalami stress and strain (kegoncangan dan kebimbangan), akibainya para remaja melakukan penolakan-penoiakan pada kebiasaan rumah, mengasingkan diri, biasanya para remaja bersifat sentimental, mudah tergoncang dan bingung {dalam Rifai, 1987). Hasii penelitian yang dilakukan oleh Csikszentmihalyi dan Larson tahun 1984 (dalam Setiono, 2002) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood "senang luar biasa" ke "sedih luar biasa", sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah dan kegiatan di rumah. Jadi tidak mengherankan bila saja remaja selalu berubah dan selalu berkeinginan mencoba hal-hal yang masin baru baginya. Begitu seterusnya sampai remaja tersebut merasa nyaman atas pilihannya. Seorang pakar perkembangan kognitif, Piaget (dalam Setiono, 2002) berasumsi bahwa idealnya seorang remaja memang sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha mencari pemecahan masalah yang kompleks dan abstrak, sehingga seorang remaja mampu membayangkan aiternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibatnya. Perkembangan kejiwaan yang tidak mendapat penjelasan sebagaimana mestinya akan selalu menjadi pertanyaan yang mengganggu dan sangat

More Related