1 / 13

Iklim di Indonesia & Pendekatan Tradisional

Iklim di Indonesia & Pendekatan Tradisional. Astronomis: terletak di Katulistiwa: IKLIM TROPIS. Geografis: memiliki luas laut > luas darat (3:1)  IKLIM LAUT ciri: Suhu tinggi, penguapan besar, shg RH selalu tinggi menyebabkan CH tinggi.

paul2
Download Presentation

Iklim di Indonesia & Pendekatan Tradisional

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Iklim di Indonesia &Pendekatan Tradisional

  2. Astronomis: terletak di Katulistiwa: IKLIM TROPIS. • Geografis: memiliki luas laut > luas darat (3:1)  IKLIM LAUT ciri: Suhu tinggi, penguapan besar, shg RH selalu tinggi menyebabkan CH tinggi. Sepanjang daerah pantai bertiup angin darat & angin laut. • Geologis: jalur gunung api. Letusannya menghasilkan banyak debu yg memicu tjdnya hujan. Terdapat sistem angin gunung & angin lembah. • Oktober - Maret (OMAR): Asia m. dingin (tek.+) & Australia m. panas (tek.-)  angin muson timur laut; lewat ekuator berbelok ke kiri (angin muson barat laut) Angin muson timur laut melalui lautan: musim hujan di Kalimantan, Sumatera, Jawa & Sulawesi. • April - September (ASEP): Australia m.dingin (tek. +) & Asia m. panas (tek. -)  angin muson tenggara; lewat Kat. berbelok ke kanan (angin muson barat daya) Angin muson tenggara melalui gurun membawa angin kering: musim kemarau di Nusa Tenggara, Jawa, Sumatera, Kalsel & Sulawesi.

  3. Hujan Orografik: lereng peg. Bukit Barisan, lereng gunung api di Jawa, lereng peg. di Irian Jaya. • Angin Fohn: di Deli (Bohorok), Cirebon (Kumbang), Pasuruan (Gending), Sulsel (Brubu). • Kec. angin di pantai utara Jawa 1,8-2,4 m/dt. Di Sumut 3-4 m/dt. Di Yogyakarta 0,8 m/dt. • Radiasi min.: Desember & Juni; Radiasi maks.: September & Maret di Yogya kisarannya 320 cal/cm2/hr pd Des & 392 cal/cm2/hr pd Sep • Rata2 lama penyinaran matahari terendah pd bl Jan (29% di Cipanas); tertinggi pd bl Agt (83% di Madiun). • Suhu tahunan rata-rata di wilayah perairan : 28oC; di daratan: 27oC. Perairan yg luas berpengaruh besar mengendalikan suhu, fluktuasi kecil.

  4. Tmaks = 31,1-0,61h ; Tmin = 22,8-0,53h (h dlm hm, T dlm oC) • Merupakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT) atau Intertropical Convergence Zone (ITCZ): jalur tekanan rendah tropika atau zona yg memiliki suhu tertinggi dibandingkan daerah sekitarnya = ekuator termal (bergeser mengikuti “perjalanan’” matahari)  hujan zenith • Rata2 CH > 2000 mm/th. CH terendah di Palu (604 mm/th), tertinggi di Baturaden (7069 mm/th). Wilayah timur lebih kering dp wilayah barat. • RH pada malam hari >90%. Pd MH RH 80-85%; MK RH 60-70%. • Evaporasi di dataran rendah pd MH 4 mm/hr; 5 mm/hr pd MK.

  5. Klasifikasi Koppen : Iklim Hujan Tropik (A) - sesuai untuk pertanian, perkebunan & kehutanan: intensitas penyinaran lk. 12 jam & CH cukup. • Pertanian: tnm pangan (padi, jagung, ketela, kedelai, kc. tanah); hortikultura (sayuran, buah & bunga). • Perkebunan: karet, teh, kopi, kelapa sawit, kina, tebu, tembakau, kelapa, kapuk, lada, cengkeh, pala, kayu manis. • Kehutanan: hutan hujan tropis, hutan sekunder, hutan musim, hutan bakau, hutan rawa, hutan gambut. Fungsi: hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam/wisata, hutan cadangan • Sabana & stepa untuk peternakan.

  6. Pendekatan Tradisional • Di Indonesia, sejak zaman dahulu nenek moyang sudah menggunakan fenomena alam sebagai pedoman dalam bercocok tanam.  • Di Kalimantan Barat suku dayak mempunyai pedoman berladang yang disebut Bulan Berladang (Loontan, 1975) • suku Batak mengenal Porhalaan sebagai pedoman waktu menyebar benih (Loeb, 1982) • suku Jawa mengenal Pranatamangsa (Wisnubroto, 1995) • masyarakat Bali mengenal Wariga yang merupakan kumpulan hari baik atau buruk untuk melakukan suatu kegiatan (Cuvarrubias, 1981).  

  7. Pranata Mangsa • Selama ribuan tahun menghafalkan pola musim, iklim dan fenomena alam lainnya, akhirnya nenek moyang kita membuat kalender tahunan bukan berdasarkan kalender Syamsiah (Masehi) atau kalender Komariah (Hijrah/lslam) tetapi berdasarkan kejadian-kejadian alam yaitu seperti musim penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang di jagat raya, serta pengaruh bulan purnama terhadap pasang surutnya air laut • 1855 M: bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata mangsa, dikodifikasikan oleh Sri Paduka Mangkunegara IV atau penggunaannya ditetapkan secara resmi (penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam)

  8. Siklus Tahunan Pranata Mangsa Matahari tegak lurus untuk Jawa pada Tgl. 13 Okt. dan 1 Maret

  9. Mangsa ke 1 “kasa”: 22 Juni - 2 Agustus • telur serangga menetas; • kerbau, sapi, kuda malas bekerja; ikan masuk liang • daun gugur pada pohon tertentu • pohon berbunga: jambu air, jambu monyet, durian, kedondong, nangka, rambutan, manggis, cempedak • pohon berbuah: asam, buah nona, jeruk keprok, nanas • tanah retak kurang air • Mangsa ke 2 “karo” : 2 - 25 Agustus • telur ular menetas • pohon mulai berdaun kembali; biji berkecambah • pohon berbunga: jambu air, jambu monyet, durian, kedondong, nangka, rambutan, manggis, cempedak, lengkeng, salak • pohon berbuah: asam, buah nona, jeruk keprok, jeruk siam, sawo, anggur • palawija menunjukkan kekurangan air • Mangsa ke 3 “katiga” : 25 Agustus - 18 September • daun pepohonan lebat; palawija panen • bambu, gadung, temu, kunyit semi & bertunas • pohon berbunga: asam, rambutan, salak, leci, manggis • pohon berbuah: asam, buah nona, anggur, cempedak

  10. Mangsa ke 4 “kapat” : 18 September - 13 Oktober • burung pipit, manyar membuat sarang • binatang kaki 4 mencari pasangan; ikan keluar dari liang • pohon kapuk panen buah • pohon berbunga: jeruk keprok, jeruk nipis, kepel, markisa, salak • pohon berbuah: anggur, duwet, mangga, nangka • Sumur kering • Mangsa ke 5 “kalima” : 13 Oktober - 9 November • hujan mulai turun • pohon asam berdaun muda; kunyit & gadung berbunga • pohon berbuah: anggur, duwet, mangga, durian, cempedak • Mangsa ke 6 “kanem” : 9 November - 22 Desember • muncul lipas air • pohon berbunga: kesemek, gandaria • buah masak: mangga, durian, dll.

  11. Mangsa ke 7 “kapitu”: 22 Desember - 3 Februari • hujan terus menerus; banjir, badai, longsor • saat tanam padi; pohon berbunga: duku, gayam • pohon berbuah: durian, jeruk manis, dondong, lengkeng, manggis, rambutan, salak • Mangsa ke 8 “kawolu” : 3 Februari - 1 Maret • muncul tenggoret/garengpung • hujan jarang; banyak guntur • tanaman padi mulai berbuah • pohon berbunga: gayam, kepel • pohon berbuah: alpukat, jeruk nipis, dondong, lengkeng, leci, manggis, salak, wuni • Banyak ulat, banyak penyakit • Mangsa ke 9 “kasanga” : 1 - 26 Maret • tenggoret keluar di pepohonan • tanaman padi berbuah • pohon berbunga: alpukat, jeruk nipis, duku, dondong, leci, salak, wuni

  12. Mangsa ke 10 “kadasa”: 26 Maret - 19 April • suara riuh burung; burung membuat sarang • tanaman padi tua • pohon berbuah: alpukat, jeruk nipis, jeruk besar, duku, salak • Mangsa ke 11 “desta”: 19 April - 12 Mei • burung mengerami telur • tanaman umbi berbuah • pohon berbunga: anggur, ketapang, sarangan • pohon berbuah: jeruk keprok, jeruk nipis, jeruk besar, duku, salak • Mangsa ke 12 “sada” : 12 Mei - 22Juni • padi habis dipanen, musim menumpuk jerami • daun pohon berguguran • pohon berbunga: anggur, jambu dersono • pohon berbuah: jeruk keprok, jeruk manis, jeruk besar, kepel. kesemek. • tanda-tanda udara dingin di pagi hari

More Related