1 / 35

SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH. PRODUK BANK SYARIAH. Produk Penghimpunan Dana (funding). Produk Pembiayaan (financing). Produk Jasa-jasa (services). STRUKTUR AKAD BANK SYARIAH. Qard, Wadiah, Wakalah, Kafalah, Rahn, Hibah, Waqf. TABARRU’ non profit transaction. WAAD/AKAD.

river
Download Presentation

SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

  2. PRODUK BANK SYARIAH • Produk Penghimpunan Dana (funding) • Produk Pembiayaan (financing) • Produk Jasa-jasa (services)

  3. STRUKTUR AKAD BANK SYARIAH Qard, Wadiah, Wakalah, Kafalah, Rahn, Hibah, Waqf TABARRU’ non profit transaction WAAD/AKAD Natural Certainty Contract Murabahah, Salam, Isthisna, Ijarah TIJARAH profit transaction Natural Uncertainty Contract Musyarakah, mudharabah,

  4. Nasabah BANK Kegiatan Produktif Added Value Pemegang Saham MEKANISME KERJA BANK SYARIAH

  5. Zakat - Giro wadiah - Tabungan mudharabah bagi hasil & bonus bagi hasil Pemilik Bank Nasabah Deposan Simpanan Modal Debt Financing (Jual beli) Equity Financing /PLS Bank Syariah bagi hasil profit margin • Murabahah • Salam • Isthisna • Ijarah Qardhul Hasan • Mudharabah • Musyarakah Fee Pinjaman kebajikan SISTEM OPERASIONAL BANK SYARIAH

  6. KONSEP PERBANKAN SYARIAH • Allah menghalalkan jual-beli – mengharamkan riba (QS 2:275). • Jual-beli boleh dilakukan dengan penyerahan tangguh (QS 2:282). • Ummat Islam mengajarkan ta’awun (QS 5:2) dan menghindari iktinaz (QS 9:34) • Hampir semua pekerjaan muamalah adalah mubah kecuali ada dalil yang melarangnya (ushul fiqih)

  7. RUANG LINGKUP KEGIATAN USAHA PERBANKAN SYARIAH Bank Syariah tidak menempuh cara transaksi pinjam-meminjam dana sebagai kegiatan komersil. • Kegiatan kemersil bank syariah meliputi: • Perdagangan, baik tunai atau tangguh (al bai’) • Sewa dan sewa beli (al ijarah) • Investasi/penyertaan (syirkah), baik untuk keuntungan sendiri (investment banking) maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah (investment management)

  8. Jasa-jasa titipan (al wadi’ah): custodian dan trusteeship • Jasa-jasa (ju’alah)dalam lalu-lintas pembayaran, seperti pengiriman uang (transfers), penerbitan L/C, collections (wakalah), garansi bank (kafalah), dll. Lingkup usaha Bank Syariah bersifat universal banking : commercial banking and investment banking

  9. PRINSIP TITIPAN (AL WADIAH) Adalahtitipanmurnisatupihakkepihak lain, baikindividumaupunbadanhukum yang harusdijagadandikembalikankapansajasipenyimpanmenghendakinya

  10. JENIS TITIPAN • AL WADIAH AMANAH: • Penerimatitipantidakbertanggungjawabataskerusakankecualiadanyakelalaiandalampemeliharaanpihakpenerimatitipan • AL WADIAH DAMANAH • Penerimatitipandapatmemanfaatkanobjektitipandenganijindaripemilik, disertaiadanyajaminanakanmengembalikansecarautuhapabiladiminta • Risikoditanggungpenerimatitipan • Keuntunganpemanfaatanobjektitipanmenjadihakpenerimatitipan

  11. PRAKTIK AL-WADIAH DALAM PERBANKAN • Al wadiahamanah: Save Deposit Box • Al wadiahdamanah: produkpenarikandana • Pemberian bonus daninsentif, syarat: • Tidakditentukandimukajumlah nominal yang akanditerima • Tidakditetapkanberdasarprosentase • Jadijumlahpemberianmutlakberdasarkeputusandireksi bank syariah • Mengkombinasikandenganmudharabah (bagihasil)

  12. PRINSIP BAGI HASIL (SYARIKAH) Adalahsuatuperkongsianantaraduapihakataulebihdalamsuatuproyekdimanamasing-masingpihakberhakatassegalakeuntungandanbertanggungjawabakansegalakerugian yang terjadisesuaidenganpenyertaanmasing-masing

  13. JENIS SYARIKAH SYARIKAH UQUD AMLAK MUFAWADAH JABR IKHTIAR INAN WUJUH ABDAN MUDHARABAH

  14. AMLAKperkongsian yang terjadi dengan sendirinya (tidak memerlukan kontrak) • AMLAK ABDAN: • Kongsi yang terjadio secara otomastis dan paksa otomatis. Tidak ada alternatif untuk menolak • Contoh: warisan berupa perusahaan • AMLAK IKHTIAR • Kongsi terjadi secara otomatis, tetapi bebas untuk menolak • Contoh: hibah berupa perusahaan

  15. UQUDPerkongsian yang terbentuk karenan adanya kontrak • INAN: • Perkongsian yang modalnya tidak haris sama. Paling banyak dilakukan dalam dunia bisnis. • Misalnya: mendirikan PT • MUFAWADAH: • Perkongsian dimana masing-masing peserta memasukkan penyertaan yang sama. Dengan syarat yang ketat, maka bentuk ini hanya dapat diterapkan pada contoh inan, apabila semua pihak aktof langsung dalam pengelolaan dan penyertaan dengan ratio yang sama

  16. WUJUH • Perkongsian berdasarkan nama baik peserta, sehingga dimungkinkan absennya unsur modal atu dana dari salah satu pihak. Pembagian untung rugi berdasar negosiasi antar anggota • ABDAN/A’MAL • Perkongsian antara 2 orang atau lebih yang berdekatan jenis usahanya dalam menerima pesanan pihak ketiga dan membagi keuntungan berdasar kesepakatan bersama. Contoh: beberapa penjahit membuka toko pakaian • MUDHARABAH/MUQARADHAH • Perkongsian antara 2 pihak dimana pihak pertama menyediakan dana (shohibul maal) dan pihak kedua bertanggungjawab atas pengelolaan dana (mudharib)

  17. BAGI HASIL PADA PERTANIAN • MUZARA’AH • Bagi hasil pertanian dimana benih diberikan oleh pemilik lahan, dikerjakan oleh petani penggarap untuk menanam dan memelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen • MUKHARABAH • Bagi hasil pertanian dimana mebih berasal dari pihak petani penggarap dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen • MUSAQOT • Bagi hasil pertanian dengan bentuk yang lebih sederhana, dimana penggarap hanya bertanggungjawab atas pemeliharaan dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen

  18. SKEMA TRANSAKSI BAGI HASIL SHOHIBUL MAAL (BANK) MUDHARIB (NASABAH) SKILL DAN ATAU MODAL MODAL PROYEK LOSS AND PROFIT

  19. MUDHARABAH/MUQARADHAH/QIRAD PARA PIHAK • Penyandangdana (shohibulmaal) • Pengelola (mudharib) • Sebagaipihak yang melakukandharb (memperjalankan/mengelolausaha) • Sebagaiwakil (berusahaatasnamakongsi) • Sebagaipemegangamanahatasdanashohibulmaal • Sebagai partner (menyertaishohibulmaaldalamkeuntungandankerugian)

  20. AZAS PERJANJIAN MUDHARABAH • Perjanjian dapat dibiuat formal maupun informal (tertulis atau lisan) • Perhatikan al baqarah 182-283 • Penekanan agar dibuat tertulis • Wali apabila belum mampu • Saksi 2 orang laki-laki (atau 1 laki-laki dan 2 perempuan) • Dapat dilakukan dengan beberapa shohibul maal dan beberapa mudharib • Kewajiban utama shohibul maal adalah menyerahkan modal kepada mudharib dan kewajiban mudharib adalah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran

  21. Syarat modal yang harus diserahkan • Berbentuk uang • Jelas jumlahnya • Tunai (Maliki, Hanafi, Syafi’i), adapun Hambali berpendapat boleh berada di tangan shohibul maal asal tidak mengganggu jalannya usaha • Keuntungan diperjanjikan secara eksplisit • Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan, apabila terjadi kerugian shohibul maal dapat kehilangan sebagiab/seluruh modal, dan mudharib tidak memperoleh imbalan atas usahanya • Tanggungjawab shohibul maal terbatas pada jumlah modal yang ditanam • Shohibul maal berhak memperoleh kembali investasinya dari hasil pemberesan usaha mudharabah apabila usaha mudharabah telah terselesaikan oleh mudharib dan jumlah hasil pemberesan usaha cukup untuk mengembalikan dana investasi

  22. Mudharib berkewajiban mengembalikan pokok dana investasi kepada shohibul maal ditambah sebagian keuntungan yang pembagiannya telah disepakati sebelumnya • Shohibul maal tidak dapat meminta jaminan pada mudharib atas pengambilan investasinya. Jaminan menyebabkan perjanjian mudharabah batal dan tidak berlaku • Mudharib wajib mematuhi syarat dan ketentuan perjanjian mudharabah selama mengurus urusan mudharabah. • Shohibul maal berhak melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa mudharib mentaati syarat-syarat dan ketentuan perjanjian mudharabah untuk mengurangi: • Kemungkinan adanya penyimpangan yang dilakukan mudharib • Kelalaian dalam pengelolaan proyek • Kecurangan yang dapat membahayakan investasi

  23. Pembagian keuntungan tidak dibenarkan sebelum dilakukan perhitungan kerugian dan penghapusbukuan kerugian • Mudharib tidak diperkenankan membuat komitmen dengan pihak ketiga melebihi jumlah modal yang diinvestasikan oleh shohibul maal • Mudharib diperkenankan menanam modal untuk membiayai proyek yang memperoleh pembiayaan mudharabah (menjadi pembiayaan musyarakah) • Mudharabah dapat dalam 2 bentuk: • Mudharabah mutlaqah (mutlak dan tidak terbatas) • Mudharabah muqayyadah (terbatas) • Pembatasan oleh shohibul maal dapat diabaikan mudharib apabila menghalangi tujuan bisnis

  24. Pengeluaran pribadi mudharib yang tidak berkaitan dengan bisnis tidak dapat dibebankan atas dana usaha mudharabah • Perjanjian mudharabah berakhirjika: • Tujuan telah tercapai • Berakhirnya jangka waktu perjanjian mudharabah • Meninggalnya salah satu pihak • Salah satu pihak mengakhiri perjanjian

  25. MUDHARABAH DALAM PRAKTIK PERBANKAN MUDHARABAH MUTLAQAH MUDHARABAH MUQAYYADAH NASABAH PENYIMPAN DANA BANK SEBAGAI LEMBAGA INTERMEDIASI PENERIMA PEMBIAYAAN NASABAH SEBAGAI SHOHIBUL MAAL DAN BANK SEBAGAI MUDHARIB BANK SEBAGAI SHOHIBUL MAAL DAN PENERIMA PEMBIAYAAN SEBAGAI MUDHARIB

  26. Keterangan: • Bank menerima dana dari masyarakat dalam bentuk mudharabah mutlaqah (tidak terbatas), sehingga bank bebas menggunakan dana tersebut untuk investasi • Bank diperbolehkan menggabungkan keuntungan (dan kerugian) dari investasi lain dan berbagi keuntungan bersih • Dalam bertindak sebagai shohibul maal bank melakukan perjanjian mudharabah muqayyadah (terbatas) • Bank tidak diperkenankan meminta jaminan apapun kepada mudharib • Tanggungjawab bank dalam kedudukannya sebagai shohibul maal terbatas hanya sampai modal yang disediakan, sebaliknya mudharib terbatas sampai kerja dan usahanya • Nasabah berbagi keuntungan dengan bank sesuai dengan perbandingan yang telah disetujui sebelumnya

  27. PRINSIP JUAL BELI (AL-BAI) Adalahpemindahanhakmilik, barangatauasetdenganmenggunakanuangsebagai medium

  28. JENIS JUAL BELI JUAL BELI BERDASAR HARGA JUAL DAN HARGA BELI BERDASAR JENIS BARANG PENGGANTI BERDASAR WAKTU PENYERAHAN AL BAI BITHAMAN AJIL AL MUSAWAMAH AL MUQAYADAH AL ISTISNA AT TAULIAH AL MUTLAQ AS SALAM AL MURABAHAH ASH SHARF AL MUWADHAAN

  29. JUAL BELI BERDASAR PERBANDINGAN HARGA JUAL DENGAN HARGA BELI • MUSAWAMAH • Jual beli dimana penjual memasang harga tanpa memberi tahu si pembeli berapa margin keuntungan yang diambil penjual • AT TAULIAH • Penjual menjual barang tanpa mengambil keuntungan sedikitpun • MURABAHAH • Penjual menjual dengan harga asal ditambah margin keuntungan yang telah disepakati bersama dengan pembeli • MUWADHA’AH • Penjual menjual barang dengan harga yang lebih rendah dari harga beli (kebalikan dari murabahah)

  30. JUAL BELI BERDASAR PADA JENIS BARANG PENGGANTI • MUQAYADHAH • Bentuk awal dari transaksi: barang ditukar dengan barang • AT MUTLAQAH • Jual beli biasa, barang ditukar dengan sejumlah uang • ASH SHARF • Jual beli antara mata uang yang berbeda (jual beli mata uang asing)

  31. JUAL BELI BERDASAR WAKTU PENYERAHAN BARANG/UANG • BAI’U BITHAMAN AJIL • Menjual barang dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati bersama antara penjual dengan pembeli, dan dibayar secara mengangsur • BAI’U SALAM • Jual beli dengan cara pembayaran dilakukan di muka, dan penyerahan dilakukan kemudian • Pada umumnya untuk hasil pertanian. Bedakan dengan ijon! • BAI AL ISTHISNA • Jual beli barang berdasarkan kontrak order bersama antara pemesan (yang bertindak selaku pembeli) dengan produsen (selaku penjual) atas pembuatan suatu jenis barang • Pada umumnya manufaktur

  32. SKEMA TRANSAKSI JUAL BELI DENGAN MARGIN KEUNTUNGAN 1 NASABAH BANK 2 SUPLLIER 3 4

  33. PRINSIP SEWA (IJARAH) Adalahmemberipenyewakesempatanuntukmengambilpemanfaatandaribarangsewauntukjangkawaktutertentudenganimbalan yang besarnyadisepakatibersama

  34. Jenissewa (ijarah) • IJARAH MUTLAQAH • Adalah proses sewa menyewa yang biasa ditemukan dalam kegiatan sehari-hari • Menyewa barang • Menyeewa tenaga (keahlian) • BAI AT TAKJIRI (SEWA BELI) • Kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan. Pembayaran sudah diperhitungkan meliputi uang sewa + angsuran • MUSYARAKAH MUTANAQISAH • Kombinasi antara musyarakah (kongsi dengan sewa)

  35. SKEMA MUSYARAKAH MUTANAQISAH NASABAH BANK SYARIAH MODAL 20% KONGSI MODAL 80% BELI RUMAH SEWA UANG SEWA

More Related