1 / 37

BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL. Pengertian Pendapatan Nasional. Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, dan laba; termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun.

seth-hughes
Download Presentation

BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL

  2. Pengertian Pendapatan Nasional • Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, dan laba; termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun. • Dalam analisis mikro, istilah pendapatan menunjuk pada aliran penghasilan dari penyediaan faktor-faktor produksi untuk periode tertentu. Sementara itu, dalam analisis ekonomi makro, istilah pendapatan menunjuk pada pendapatan nasional suatu negara.

  3. Pendapatannasionaldapatdidefinisikandengantigacarasebagaiberikut : • Nilaiseluruhproduk (barangdanjasa) yang diproduksidalamsuatunegaraselamasatuperiodetertentu. • Jumlahpendapatan yang diterimaolehseluruhfaktorproduksidalamsuatunegaraselamasatuperiodetertentu. • Jumlahpengeluaranuntukmembelibarangdanjasa yang diproduksidalamsuatunegaraselamasatuperiodetertentu.

  4. Pendekatan Penghitungan Pendapatan Nasional Pendapatan : Upah, sewa, bunga Produksi : Jumlahnilaitambahproduk PendapatanNasional Pengeluaran : Konsumsirumahtangga, perusahaan, danmasyarakatluarnegeri

  5. Pendekatan Produksi • Pendekatan produksi adalah metode penghitungan PDB dengan menghitung jumlah nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan dalam suatu negara selama satu periode tertentu. • Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi. • Dalam praktiknya,proses penjumlahan ini tidak dilakukan secara serta merta dengan menghitung secara langsung nilai produknya. Ini dikarenakan, banyak barang dan jasa yang merupakan input dari proses produksi barang lain. Bila penghitungan dihitung secara langsung, maka akan terjadi perhitungan ganda (double counting) yang akan menyebabkan hasil penghitungan yang melebihi nilai pendapatan nasional yang sesungguhnya.

  6. Metode Penghitungan Nilai Tambah Berdasarkan tabel di atas, maka produk roti yang dimasukkan ke dalam pendapatan nasional adalah nilai tambahnya, yaitu Rp.10.000

  7. Penghitungan pendekatan produksi dapat dirumuskan : di mana : PDB = Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) VA = Value Added (nilai tambah) 1 … n = Barang yang Diproduksi

  8. Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha PadaTahun 2003 Menurut Harga Berlaku (Miliar Rupah)

  9. Pendekatan Pengeluaran • Pendekatan pengeluaran adalah metode perhitungan PDB dengan menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu wilayah negara selama satu periode tertentu. • Penghitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi yaitu rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri.

  10. Jenis Pengeluaran • Pembelian atau belanja rumah tangga. Kegiatan ini meliputi konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga untuk kegunaan langsung mereka. Contoh : pengeluaran untuk sabun, sikat gigi, dsbnya. • Pengeluaran konsumsi oleh pemerintah. Meliputi barang dan jasa yang digunakan untuk memperlancar dan menggerakkan perekonomian. • Pengeluaran investasi oleh perusahaan. Meliputi berbagai hal yang dilakukan perusahaan untuk menambah kapasitas produksinya di masa yang akan datang. • Pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa ekspor. Ekspor neto merupakan selisih antara ekspor dan impor. Angka ini bisa positif, juga bisa negatif, tergantung sisi mana yang lebih besar.

  11. Pendekatan ini dapat dirumuskan : di mana : PDB = Produk Domestik Bruto C = Consumtion (Konsumsi Rumah Tangga) I = Investment (Investasi) G = Government Expenditure (Pengeluaran Pemerintah) X = Total Ekspor M = Total Impor PDB = C + I + G + (X - M)

  12. Pendekatan Pendapatan • Pendekatan pendapatan adalah metode penghitungan PDB dengan menghitung jumlah seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu, sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan (tenaga kerja, tanah, modal, skill)

  13. Komponen yang masuk dalam pendekatan pendekatan : • Pendekatan Faktor Produksi. Yang masuk di dalamnya adalah imbalan atas penggunaan faktor-faktor produksi dalam perekonomian, meliputi upah, sewa, bunga, dan laba. Termasuk pula di dalam pendekatan faktor produksi adalah pembayaran faktor produksi neto ke luar negeri. • Pendapatan Non-Faktor Produksi. Sebagian pembayaran yang dilakukan terhadap barang dan jasa, sebenarnya tidak sepenuhnya berasal dari faktor-faktor produksi. Misalkan kita membeli buku seharga Rp.5.000, maka penggunaan faktor produksi dalam proses produksi buku tersebut pasti kurang dari Rp.5000. Selisih ini muncul karena adanya pajak tidak langsung, subsidi, dan depresiasi.

  14. Secaramatematis, penghitunganpendekatanpendapatandapatditulissebagaiberikut. dimana : PDB = ProdukDomestikBruto w = wage (upah), balasjasauntuktenagakerja r = rent (sewa), balasjasauntuktanah i = interest (bunga), balasjasauntuk modal  = profit (laba), balasjasauntuk skill S = subsidi T = tax (pajaktidaklangsung) Dep = depresisasi Nfp = net factor payment to abroad (pembayaranfaktorproduksibersihkeluarnegeri)

  15. Beberapa Konsep Dalam Pendapatan Nasional • Produk Nasional Bruto (PDB) = Gross National Product (GNP). PNB menghitung nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh selutuh warga negara selama satu periode tertentu. Yang dihitung dalam PNB adalah produksi yang dilakukan oleh warga negara dari negara yang bersangkutan, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. • Produk Nasional Neto (PNN) = Net National Product (NNP). Pada dasarnya, nilai suatu benda dalam jangka waktu tertentu dapat menurun karena terus menerus dipakai. PNN adalah PNB dikurangi penyusutan barang-barang modal yang ada selama satu periode tertentu. Jumlah PNN sama dengan jumlah pendapatan rumah tangga konsumsi sebagai imbalan atas penyerahan faktor produksi sehingga PNN disebut juga dengan pendapatan nasional neto atau NNI (Net National Income).

  16. Pendapatan Nasional (PN) = National Income (NI). Pendapatan nasional adalah PNN atau NNI dikurangi pajak tidak langsung. Jumlah inilah yang diterima oleh Rumah Tangga Konsumsi (pemilik faktor produksi). • Pendapatan Perseorangan (PP) = Personal Income (PI). Perndapatan perseorangan atau PP adalah PN dikurangi jaminan sosial, laba ditahan, pajak laba perusahaan, ditambah pembayaran pindahan (transfer payment). Yang dimaksud dengan pembayaran pindahan adalah pembayaran untuk kesejahteraan atau tunjangan lain, seperti kompensasi untuk pengangguran, jaminan sosial, dan asuransi kesehatan, yang diperuntukkan bagi individu yang diatur oleh negara. • Pendapatan Bebas (PB) = Disposable Income (DI). Pendapatan Bebas (PB) adalah pendapatan yang betul-betul menjadi hak mutlak penerima, dengan kata lain pendapatan yang sia dibelanjakan dengan bebas. Besar pendapatan bebas sana dengan PP dikurangi pajak tidak langsung.

  17. Dari PDB ke Disposible Income

  18. Hal-hal yang Tidak Masuk Dalam Penghitungan PDB • Aktivitas Ilegal. Berbagai aktivitas ilegal yang masuk di dalamnya meliputi perjudian, perdagangan narkoba, dan sebagainya. • Aktivitas yang Tidal Dilaporkan. Salah satu aktivitas yang signifikan dalam perekonomian tetapi tidak diukur oleh PDB adalah ‘perekonomian bawah tanah’ (underground economy). Contoh aktivitas ini adalah usaha-usaha informal, seperti penjual bakso keliling. • Aktivitas Non Pasar. Berbagai aktivitas yang tidak dibayar dalam perekonomian, biasanya bersifat untuk diri sendiri, sosial ataupun sukarela. • Kerusakan Lingkungan. Misalkan sebuah pabrik pembangkir listrik tenaga nuklir membuang sampah radioaktif-nya ke lingkungan sehingga menyebabkan radiasi bagi masyarakat sekitar. Nilai dari listrik yang dihasilkan masuk ke dalam PDB tetapi kerusakan lingkungan yang dihasilkan tidak dimasukkan.

  19. Pendapatan Per Kapita • Adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Penghitungan pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk.

  20. Indikator Kesejahteraan Negara Angka pendapatan per kapita merupakan ukuran yang paling dapat diandalkan untuk melihat tingkat kesejahteraan suatu negara. Ini disebabkan karena pendapatan per kapita telah mencakup faktor jumlah penduduk sehingga secara langsung menunjukkan tingkat kemakmuran, sementara komponen pendapatan nasional lainnya seperti PNB, PDB, dan sebagainya belum menujukkan tingkat kemakmuran msyarakat secara langsung karena tidak memperhitungkan faktor jumlah penduduk.

  21. Standar Pertumbuhan Kemakmuran Negara Pendapatan per kapita merupakan standar umum untuk membandingkan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun. Apabila pendapatan per kapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat memang benar-benar meningkat, kita harus memperhitungkan pendapatan per kapita secara riil, yaitu peningkatan pendapatan per kapita dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga atau inflasi.

  22. Pembanding Tingkat Kemakmuran Antar Negara • Selain sebagai pembanding tingkat kemakmuran suatu negara dari tahun ke tahun, pendapatan per kapita juga umum digunakan sebagai pembanding tingkat kemakmuran antara negara yang satu dengan lainnya. Dengan menetapkan standar per kapita, maka negara-negara di dunia dapat dikelompokkan ke dalam negara berpendapatan rendah, menengah, atau tinggi.

  23. Manfaat Pendapatan Per Kapita • Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara dari waktu ke waktu. • Membandingkan tingkat kesehajteraan antara negara satu dengan lainnya. • Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi. • Mengelompkkan berbagai negara ke dalam beberapa tingkat pendapatan

  24. Menghitung Pendapatan Per Kapita • Perhitungan pendapatan per kapita pada umumnya dilakukan dengan membagi komponen pendapatan nasional seperti PNB atau PDB dengan jumlah penduduk suatu negara. Untuk lebih jelasnya, lihat rumus-rumus berikut.

  25. Bank Duniapadatahun 2001 mengelompokkannegara-negaradiseluruhduniamenjadi lima kelompokberdasarkanpendapatan per kapitanya. • Kelompoknegaraberpendapatanrendah (low income economies), yaitunegara-negara yang memiliki PNB per kapita US$ 520 ataukurang. • Kelompoknegaraberpendapatanmenengahkebawah (lower-middle income economies), yaitunegara-nagara yang memiliki PNB per kapitasekitar US$ 1.740. • Kelompoknegaraberpandapatanmenengah (middle income economies), yaitunegara-negara yang memiliki PNB per kapitasekitar US$ 2.990. • Kelompokberpendapatanmenengahatas (upper-middle income economies), yaitunegara-negara yang memiliki PNB per kapitasekitar US$ 4.870 • Kelompoknegaraberpendapatantinggi (high income economies), yaitunegara-negara yang mempunyai PNB per kapitasekitar US$ 25.480.

  26. Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional • Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. • Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu. • Membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah. • Sebagai landasan Perumusan Kebijakan Pemerintah.

  27. Distribusi Pendapatan • Diperlukan sebuah indikator untuk melihat bagaimana pendapatan nasional didistribusikan dalam suatu negara. Dari suatu indikator, maka apabila terdapat ketimpangan atau ketidakseimbangan distribusi pendapatan, hal ini akan langsung terlihat, dan pemerintah dapat mengambil tindakan untuk menyeimbangkan distribusi pendapatan tersebut. • Terdapat dua indikator yang digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan nasional, yaitu Koefisien Gini dan Kriteria Bank Dunia.

  28. Koefisien Gini • Indikator yang paling banyak digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan dalam suatu negara adalah Koefisien Gini (Gini Ratio). • Koefisien Gini digambarkan dalam bentuk kurva yang disebut dengan kurva lorenz. Kurva lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase penduduk penerima pendapatan dan persentase pendapatan yang benar-benar diterima selama periode tertentu. • Koefisien Gini memberikan kesimpulan ukuran konsentrasi Kurva Lorenz, dengan menghitung penyimpangan dari garis diagonal. Penyimpangan itu dihitung dengan membagi bidang yang diarsir dengan seluruh bidang di bawah garis diagonal. • Sumbu horisontal pada Kurva Lorenz melambangkan persentase kumulatif penduduk. Sumbu vertikalnya melambangkan persentase pendapatan yang diterima masing-masing persentase penduduk.

  29. Koefisien Gini adalah rasio (perbandingan) antara luas bidang yang diarsir degan luas segitiga OPE. Daerah yang diarsir menggambarkan besarnya ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi. • Distribusi pendapatan dikatakan semakin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol. Distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika Koefisien Gini mendekati satu. • Koefisien Gini dihitung dengan rumus berikut :

  30. Kurva Lorenz • Semakin besar luas daerah A maka distribusi pendapatan akan semakin timpang.

  31. Standar Nilai Koefisien Gini

  32. Nilai Koefisien Gini Indonesia Tahun 1984 - 1998

  33. Kriteria Bank Dunia • Dalam menilai pendapatan nasional, terdapat cara lain yaitu dengan kriteria yang ditetapkan Bank Dunia (World Bank). Yang diukur oleh Bank Dunia adalah besarnya kontribusi 40% penduduk termiskin terhadap pendapatan atau pengeluaran nasional.

  34. Kriteria Distribusi Pendapatan Versi Bank Dunia

  35. Distribusi Pendapatan Berdasarkan Kriteria Bank Dunia dan Koefisien Gini Indonesia 1981 - 1998

More Related