1 / 62

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN IMPLEMENTASINYA

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN IMPLEMENTASINYA . Oleh : St. Nurbaya , M.Si , M.Hum DOSEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA . MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA MENGAPA PENTING ?.

shina
Download Presentation

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN IMPLEMENTASINYA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN IMPLEMENTASINYA Oleh : St. Nurbaya, M.Si, M.Hum DOSEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

  2. MODEL PEMBELAJARAN MEMBACAMENGAPA PENTING ? • Reading ComprehensidanReading Ability menjaditolakukursuatubangsa. • Reading is a basic tool in the living a good life (membacamerupakanalatutamauntukkehidupan yang baik)

  3. READING COMPREHENSI DAN READING ABILITY KITA BERMASALAH • BUKTI : • Penelitian Vincent Greanarymenunjukkanreading ability anak Indonesia beradadiurutanterbawahnegara-negara Asia Hongkong, Singapura, Thailand, Filipina) • Laporan Bank Dunia (2003) Nomor 16369_IND tentangreading ability anak-anak Indonesia memeprlihatkanskor yang rendahdibandingkandenganskoranakasialainnya.

  4. Lanjutan • Skor reading ability anak Indonesia ( 51,7) • Skor reading ability anak Filipina ( 52,6) • Skor reading ability anak Thailand ( 65,1) • Skor reading ability anakSingapura( 75,0)

  5. Lanjutan • Data lain Bank Dunia(2008) : Diantara 40 Negera yang ditelitikemampuanmembacaanak Indonesia beradadiurutanke 40. • Anak Indonesia hanyamampumemahami 1 atau 2 informasi yang adadalambacaan • Belummampumenafsirkan, menilai, mensintesa,menganalisisataumenghubungkanisiteksdengansituasidiluarpengalamannya.

  6. Masalah lain • Sulitsulitmenerapkan model/strategi yang tepatuntukmengungkapkanreading ability • BelummengenalTaxonomi Reading Comprehensi ( TaxonomiBarret & Ruddal ) • AlatukurReading Comprehensidan Reading Ability yang disusunbelummencerminkanalatukurreading comprehensidanreading ability.

  7. MODEL DIRECTED READING THINKING ACTIVITYDirected Reading Thinking Activity(DRTA (KegiatanMembacaBerpikirTerarah) Langkah-langkah • 1. TahapPrabaca a. Surveiteks, mencaripetunjuktentangisi ( judul, ilustrasi, sub judul, ilustrasi) b. Membuatprediksi c. Menulisprediksipadalembarprediksi

  8. Lanjutan • Lembarprediksiberisiklasifikasi, sepertkolomterbukti,tidakterbukti, benar-salah, informasitidakcukup, ataulainnya. • Menentukantujuanmembaca (apakahterbuktiatautidakprediksinya)

  9. Lanjutan • 2. Tahapmembaca a. Membacateks ( diam/nyaring) b. Memberitanda (X) padalembarklarifikasi padalembarprediksidanmenentukan berapabanyakkesesuaianhasilprediksi denganisibacaan

  10. Lanjutan • 3. PascaMembaca a. Membandingisiprediksidenganisiteks yang sebenarnya b. Menganalisisdaftarprediksidanmenilai berapabanyakkesesuaian hasilprediksidenganisibacaan.

  11. MODEL K-W-L • Strategi K-W-L adalah salah satu strategipembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. (D. Ogle, 1986, Via Tierney 1990: 283). • StrategiK-W-L terdiri • dari tiga langkah, yaitu langkah K- What I Know(apa yang saya ketahui), langkah W- What I Want to Learn (apa yang ingin saya pelajari), dan langkah L- What I Learned (apa yang telah saya pelajari). K-W-L dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui kerangka kerja guru guna mengetahui kemampuan siswa.

  12. MODEL PORPE PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) merupakan strategi belajar yang dikembangkan oleh Simpson (1986) yang dirancang untuk membantu siswa dalam (1) merencanakan secara aktif, memonitor, dan mengevaluasi pembelajaran mereka mengenai isi bacaan; (2) mempelajari proses-proses yang berbelit-belit dalam persiapan ujian esai, dan (3) menggunakan proses menulis untuk mempelajari isi bacaan.

  13. TAHAPAN STRATEGI PORPE • Predict (membuat prediksiberupapertanyaan-pertanyaanesai), • Organize (mengorganisasikan konsepdalambentukmind mapping), • Rehearse (melatih kembalidengancaramepresentasikandidepan), • Practice(praktik; menuliskankembalidenganbahasanyasendiri • Evaluate (evaluasiyaitumenjawabpertanyaanesai yang dibuatoleh guru).

  14. MODEL ECOLA ( Extending Consepttrought Language Activities ) • Langkah-Langkah • 1. Menentukantujuankomunikasi • (siswaberdiskusiuntukmenentukantujuan • membacamasing-masing) • 2. Membacauntukmendapatkaninformasi • pendukungtujuanmembaca, dan • menginterpretasiisibacaandenganide-ide • sesuaipengalamansiswa

  15. Lanjutan • 3. Menuliskembaliapa yang dipahami (menulisjawabanatassejumlahpertanyaan membaca) 4. Berdiskusidengantemanuntuk menginterpretasiisibacaan.

  16. KECAKAPAN HIDUP YANG DIHARAPKAN • Gemar membaca • Cepat menemukan ide, konsep, daninformasiaktual • Kritis bernalar > terampil bertanya dan mempertanyakan • Terampil menganalisis • Terampil merangkum • Mampumengevaluasi • Menumbuhkankepribadiandan rasa percayadiri yang tangguh.

  17. TRADISI MEMBACA Pertama, Membaca yang baik Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk memahami ide, gagasan, serta perasaan dalam teks. Pembaca yang baikakanmemperhatikankecepatandanpemahamansaatmembaca. Kedua, Memilih materi bacaan Mengenali karakteristik bacaan, bahasanya mudah dimengerti, ada pesan yang disampaikan, mendidik, menghibur, danmudahdiperoleh Ketiga, Menyediakan waktu Agar kemampuan membaca menjadi baik salah satu cara yang perlu dilakukan adalah menyediakan waktu rutin untuk selalu membaca Keempat, Membaca kritis Setelahmelakukanpemahamanterhadapisi/informasi, pembacaakanmengalamiprosesanalisisdanevaluasiterhadapteks yang dibaca.

  18. MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN 1.Retelling story • Guru menyiapkanbahanbacaan. • Salahsatusiswamembacadenganmembacanyaring. • Siswamenyimakdenganseksama. • Siswaditugasiuntukmenceritakankembaliisibacaandenganbahasasendiri.

  19. Model PembelajaranMendengarkan • BisikBerantai • Guru membisikkansuatupesankepadaseorangsiswa. • Siswatersebutmembisikkanpesanitukepadasiswakedua. • Siswakeduamembisikkanpesanitukepadasiswaketiga. Begituseterusnya. • Siswaterakhirmenyebutkanpesanitudengansuarajelasdidepankelas. Guru memeriksaapakahpesanitubenar-benarsampaipadasiswaterakhiratautidak.

  20. Lanjutan Guru : Hariini Pak Ali berkunjungkesekolahkita. Siswa : A. Hariini Pak Ali berkunjungkesekolahkita. Siswa : B. Hariini Pak Ali berkunjungkesekolahkita. …………… …………… Z. Hariini Pak Ali berkunjungkesekolahkita. ( Diucapkandengankeras )

  21. Model MenyimakSecaraLangsung/DLA (Direct Listening Activities • Guru mengemukakantujuanpembelajaran, membacakanjudultekssimakan, bertanyajawabdengansiswatentanghal-hal yang berkaitandenganjudulbahansimakansebagaiupayauntukpembangkitanunsursiswa. Selanjutnya guru mengemukakanhal­-halpokok yang perludipahamisiswadalammenyimak.

  22. Lanjutan • Guru memintasiswamendengarkanmaterisimakan yang dibacakanoleh guru. • Guru melakukanunsurjawabtentangisisimakan. Pertanyaantidakselaluharusdiikatolehpertanyaan yang terdapatdalambuku. Guru hendaknya

  23. Lanjutan • IdentifikasiKataKunci • Setiapkalimat, paragraf, ataupunwacanaselalumemilikisejumlahkata yang dapatmengungkapkanisikeseluruhankalimat, paragrafatauwacana. Kata-kata yang dapatmewakiliisikeseluruhaninidisebutkatakunci “key word”.

  24. Lanjutan • Menyimakisikalimat yang panjangatau paragraph danwacanapendek-pendektidakperlumenangkapsemuakata-katanya. Cukupdiingatbeberapakatakunci yang merupakanintipembicaraan. Melaluiperakitankatakuncimenjadikalimat-kalimatutuhsampaiisisingkatbahansimakan. • Guru : Dengarkanbaik-baik! Carikatakuncikalimatberikut. • Manusia, baik yang primitifmaupun yang modern, selalucenderunghidupberkelompok. • Siswa : Menyimak. Menentukankatakunci. • manusia-hidup-berkelompok • Manusiahidupberkelompok.

  25. MemperluasKalimat • Guru menyebutkansebuahkalimat. Siswamengucapkankembalikalimattersebut. Kembali guru mengulangimengucapkankalimattadi. Kemudian guru mengucapkankataataukelompokkata lain. Siswamelengkapikalimattadidengankelompokkata yang disebutkanterakhiroleh guru. Hasilnyaadalahkalimat yang diperluas.

  26. Lanjutan • MenyelesaikanCerita • Kelasdibagimenjadibeberapakelompok. Setiapkelompokberanggotakan 3-4 orang. Guru memanggilanggotakelompokpertama, misalnyakelompok I, majukedepankelas. Yang bersangkutandisuruhbercerita, judulbebaskadang-kadangjugadiitentukanoleh guru. Setelah yang bersangkutanbercerita, misalnyabaruseperempatbagianiadipersilahkan guru untukduduk.

  27. Lanjutan • Ceritatersebutdilanjutkanolehanggotakedua. Anggotaketigamajumelanjutkanceritaitu. Bagianterakhirceritadiselesaikanolehanggotakeempat. Kelasbolehjugatidakdikelompokkan. Semuasiswaharussiapdipanggiluntukbercerita. Sementara yang belumtampilkedepanharusmenyimakbenar-benarjalancerita. Cara inimembuatkelasseriusmenyimakcerita yang sedangdituturkan.

  28. Lanjutan • Guru: Sekarangbundapunyasuatucerita. Tapijudulnyabelumada? Masihdicara/belumdiberijudul. Ceritainiakandisusunolehempatorangsiswa. Bagiandemibagianakanditampilkandidepankelas. Anak-anakharusbersiapberceritadanmenyimakcerita. Mari kitamulai, Udinsilakankedepankelas ! • Udin: Nilaimatapelaharanmatematikasaya 8. Sayabelajarhampirsetiapsaat. Sayatakinginnilaisayaturun .

  29. Lanjutan • Guru: Bagus, Udin, silahkanduduk. CeritaakandilanjutkanolehAnggi. • Guru: AnggilanjtkanceritaUdintadi. • Anggi: Yadaripadamenyesalsaatujiankarenatidakbisanggarap, lebihbaiksekarangmeniruUdin yang rajinbelajar. • Guru: Bagus, bagus! Anggibolehduduk. CeritaakandilanjutkanolehElma ( danseterusnyasampai guru menghentikanceritaitu, dansiswadimintamenentukanjudulnya .

  30. MODEL PEMBELAJARAN MENULIS MENGAPA PENTING ??? KEMAMPUAN MENULIS BERKORELASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA, TETAPI SANGAT MENULIS CENDRUNG DIABAIKAN DALAM PEMBELAJARAN

  31. Model Brainstorming • Langkah-Langkah • Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen. • Masing-masing kelompok berdiskusi menentukan topik tulisan, dapat didasarkan tema sentral yang diberikan guru atau memilih tema yang guru berikan. • Setelah menemukan tema tulisan dalam kelompoknya, mereka brainstorming untuk menemukan dan menentukan topik tulisan per siswa (individu).

  32. Lanjutan • Brainstorming terus dilakukan dalam tahap prapenulisan, khususnya dalam hal penggalian dan pengumpulan bahan tulisan. • Para siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri-sendiri • Setelah usai, mereka dikelompokkan lagi dalam kelompok semula dan dilakukan tahap pascamenulis (editing &revising). Para siswa melakukan brainstorming dalam mencermati tulisan teman lainnya.

  33. Lanjutan • Para siswa memperbaiki tulisannya kembali. • Tiap kelompok menyajikan beberapa atau satu tulisan yang dianggap paling baik di kelompoknya (dipilih oleh kelompok siswa yang bersangkutan) secara lisan. • Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan teman yang disajikan. • Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru.

  34. MODEL BRAINWRITING • Langkah-Langkah • Siswa dan guru mendiskusikan tema tulisan yang akan dituliskan. • Siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses prapenulisan secara individu atau kelompok, baik indoor maupun outdoor. Jika berkelompok, hal-hal yang dibicarakan (diskusi) dan berbagai saran gagasan teman harus dituangkan dalam kartu/lembar gagasan (boleh secara garis besar). Temuan siswa dalam kegiatan prapenulisan dituangkan dalam lembar/kartu gagasan.

  35. Lanjutan • Siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri-sendiri). • Setelah selesai menulis draft, tulisan siswa ditukarka dengan siswa lain, berpasangan/acak dan mereka melakukan tahap pascamenulis (editing &revising). Para siswa melakukan brainwriting dalam menyunting tulisan teman lainnya. • Siswa diminta memberikan saran, komentar, gagasan, dan semacamnya atas tulisan teman yang dibacanya secara tertulis dalam lembar/kartu gagasan.

  36. Lanjutan • Setelah tulisan dikembalikan beserta kartu gagasan, para siswa memperbaiki tulisannya kembali. • Beberapa siswa diminta menyajikan tulisannya secara lisan. • Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan teman yang disajikan. • Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru

  37. MODEL ROUNDTABLE • Langkah-Langkah • Model ini dikembangakan dengan dasar pendekatan kooperatif dan kontekstual. Tulisan yang paling tepat untuk jenis ini adalah tulisan kreatif (cerpen, puisi, drama) dan beberapa tulisan faktual (narasi, deskripsi, dan lainnya). Model ini mengedepankan suatu kerjasama dalam kelompok untuk membuat tulisan bersama. Akan sangat baik jika hal ini pun dikompetisikan dalam kelas tersebut. Berikut langkah menulis dengan model ini.

  38. Lanjutan • Langkah-Langkah • Guru memberi pengarahan model prosedural roundtable dan pengantar kompetensi yang diarah dalam pembelajaran. • Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok dengan jumlah anggota seimbang (4-5 orang) • Siswa dan guru menentukan topik dan tujuan (genre) suatu tulisan bersama-sama.

  39. Lanjutan • Jika sudah ditentukan sebuah topik untuk semua siswa maka tiap kelompok bersiap menulis secara serentak. Tiap siswa menulis di lembarnya masing-masing dengan batasan tertentu yang disepakati bersama (jumlah kalimat tertentu atau kurun waktu tertentu yang difasilitatori oleh guru). Aba-aba mulai dan berhenti dikendalikan oleh guru.

  40. Lanjutan • Jika dinyatakan berhenti maka kegiatan menulis berhenti. Lalau guru memerintahkan putar/geser. Artinya, lembar tulisan tiap siswa digeserkan ke siswa di sebelahnya (dalam kelompok). Ketika guru menyuarakan mulai maka mereka harus melanjutkan tulisan temannya. Demikian sampai kertas kerja kembali pada pemiliknya lagi.

  41. Lanjutan • Tiap siswa mencermati hasil tulisan yang ada. • Tiap kelompok menilai tulisan dalam kelompoknya dan buat urutan tulisan dari yang terbaik sampai yang kurang baik. • Semua tulisan siswa dipajang di papan tulis sesuai groupnya.

  42. LANJUTAN • Semua siswa saling melihat dan membaca tulisan teman sekelasnya. • Guru dan siswa merefleksi hasil penulisan.

  43. MODEL BROWN • Model ini didasari oleh pemahaman bahwa media pembelajaran merupakan suatu bagian yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran. Apalagi media dan alat bantu belajar kian lama kian variatif dan interaktif

  44. Lanjutan • Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dapat berupa media visual, audio, project motion, dll. di antaranya adalah gambar, peta, bagan, grafik, foto, poster, iklan, perangko, video, OHP, dsb. Berikut akan dipaparan langkah pembelajaran menulis dengan media puzzle gambar berseri.

  45. Lanjutan • Guru menyiapkan puzzle gambar berseri tentang suatu masalah. • Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan mengemukakan kompetensi yang hendak di capai siswa. • Guru membagikan puzzle gambar yang sama kepada semua kelompok. • Tiap kelompok diharapkan mengurutkan puzzle gambar berseri sesuai logika dan argumennya masing-masing.

  46. Lanjutan • Tiap kelompok menyajikan hasilnya. • Dilakukan diskusi atas kerja siswa beserta alasan. Guru sekalian menyampaikan materi yang relevan. • Lalu tiap siswa dalam kelompok ditugasi membuat tulisan berdasar susunan gambar di kelompoknya dengan pengembangan imajinasi mereka masing-masing. • Tulisan disunting dalam kelompok secara bergantian dan diperbaiki.

  47. Lanjutan • Dilakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan. • Produk tulisan dikumpulkan untuk dievaluasi oleh guru.

  48. . MODELSUGESTI – IMAJINASI • Model ini mendasarkan pada menulis sebagai suatu proses yang perlu rangsangan menarik untuk memunculkan ide tulisan hal ini tetap menggunakan dasar menulis sebagai sebuah proses. Adapun rangsangan (sugesti) yang dipakai dalam kegiatan ini dapat bervariasi tergantung kondisi sekolah. Beberapa diantaranya adalah lagu, musik, pembacaan puisi, tayangan pementasan drama, cuplikan sinetron, iklan, film, dsb. Berikut proseduralnya dengan media lagu.

  49. Lanjutan • Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa. • Guru memilihkan lagu yang sesuai dengan materi dan tema pembelajaran. • Siswa bersiap menyimak lagu dan membuat catatan bahan penulisannya (langkah sampai dapat membuat kerangka tulisan.

  50. Lanjutan • Siswa membuat tulisan berdasar sugesti-imajinasi tersebut. • Siswa saling bertukar tulisan untuk menyunting tulisan temannya. • Siswa menerima kembali hasil tulisannya beserta suntingan dan memperbaiki tulisan. • Dilakukan penilaian tulisan oleh siswa/guru. • Guru dan siswa merefleksi pembelajaran secara menyeluruh

More Related