1 / 130

konsep ekonomi islam

konsep ekonomi islam

RaeniRaeni
Download Presentation

konsep ekonomi islam

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM Oleh : Juniar Endrawanto, SE

  2. FALSAFAH EKONOMI ISLAMOlehJuniar Endrawanto, SE

  3. “Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (al-Qashash 77)

  4. Falsafah Ekonomi Islam1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan, kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia di dunia3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi sesama manusia secara baik4. Harus dihindari kegiatan ekonomi yang merusak fisik maupun tatanan kehidupan manusia

  5. Hidup di Dunia Mati Lahir Ke Mana? Dari Mana? Untuk Apa? Kehidupan setelah Dunia Kehidupan sebelum dunia Kehidupan dunia Hubungan antar tiga simpul

  6. AL-’UQDATU AL-KUBRA(SIMPUL BESAR) TIGA PERTANYAAN MENDASAR MANUSIA DARI MANA MANUSIA BERASAL? UNTUK APA MANUSIA HIDUP? KEMANA SETELAH MATI ? - Simpul semua pertanyaan - Bila terurai maka terurai pula pertanyaan cabang ?

  7. Harus dijawab Jawaban dari simpul besar, sebagai • Aqidah • Fikrah kulliyah • Qaidah fikriyah • Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya • Mempengaruhi gaya hidup • Menentukan kualitas hidup

  8. JAWABAN ISLAM Manusia diciptakan Allah Hidup untuk beribadah kepada-Nya Setelah mati akan hidup abadi di alam akherat: di sorga atau neraka Tergantung hidupnya di dunia: beriman atau tidak; bila beriman, taat atau tidak (Sumber: wahyu Allah) JAWABAN SEKULER Manusia diciptakan Tuhan Hidup untuk mencari kepuasan jasmani Setelah mati, akan ada hidup yang abadi di alam lain (?), atau pasti di sorga karena sudah diampuni Alam nanti tidak ada hubungan dengan sekarang (?) (Sumber: pemikiran spekulatif) ADA DUA MACAM JAWABAN

  9. MANA JAWABAN YANG BENAR? • Yang benar adalah yang bersumber dari al-Qur’an • Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya bisa benar bisa salah • Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar, maka pemikiran spekulatif tentang hakekat hidup di dunia pasti salah adanya.

  10. DARI MANAManusia,alam semesta dankehidupan berasal? MAKA…… DICIPTAKAN ALLAH

  11. UNTUK APA MANUSIA HIDUP? • BERIBADAH KEPADA ALLAH • Makna ibadah adalah tha’atullah wa khudlu’u lahu wa iltizamu ma syara’a minaddini (taat kepada Allah tunduk padanya dan berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam agama Islam) • Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-khalq dan shillatul awamir wan nawahi ) • Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan kebangkitan dan perhitungan (shilatul ba’tsi wan nushur dan shillatul muhasabah)

  12. MACAM IBADAH Makna Khusus Aktivitas hubungan dengan Allah (Shalat, puasa, Zakat, do’a, dll) Makna Umum Segala aktivitas manusia

  13. AMAL BERNILAI IBADAH Amal Terbaik • Ikhlas hanya untuk Allah SWT • Benar sesuai tuntunan syariat Islam

  14. KE MANA SETELAH MATI • Dibangkitkan kembali (Al Mukminun:15-16) • Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di dunia • Tiga prototipe manusia dan balasannya

  15. Dalil …. • Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8) • “Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang mengalir sungai-sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya” • Tipologi 2   • “… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada bekas sujud….. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA) • Tipologi 3 (Al Bayyinah 6) • “Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq”.

  16. KEADAAN DI AKHIRAT

  17. KESIMPULAN Shillatul khalqi Shillatul ba’tsi wa nushur Kehidupan Sebelum Dunia Allah Kehidupan Dunia Ibadah Kehidupan setelah Dunia Akherat Shillatul awamir wa nawahi Shillatul muhasabah

  18. Hubungan 3 fase kehidupan

  19. GAYA HIDUP ISLAMY Hidup untuk beribadah Landasan iman Tolok ukur perbuatan aturan Islam (halal dan haram) Orientasi hidup akherat dan dunia Untuk untuk kemuliaan diri, keluarga, umat dan perjuangan agama (dakwah) Makna kebahagiaan: ridha Allah GAYA HIDUP SEKULER Hidup untuk mencari kesenangan jasmani Landasan hawa nafsu Tolok ukur perbuatan: manfaat Orientasi hidup dunia semata Hidup untuk kepentingan diri dan keluarga sendiri Makna kebahagiaan: tercapainya kepuasan jasmani DUA GAYA HIDUP

  20. AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM • Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik) • Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu) • Dalam urusan akhlaq (mulia) • Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu) • Dalam urusan pakaian (menutup aurat) • Dalam urusan keluarga (sakinah) • Dalam urusan pekerjaan (profesional) • Dalam urusan masyarakat (peduli) • Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)

  21. Pemikiran dan Hukum tentang- Kepemilikan- Pemanfaatan kepemilikan- Distribusi kekayaan- Politik Ekonomi- Ekonomi privat (fiqh muamalah iqtishadiyah)- Moneter- Kelembagaan ekonomi Islam- Manajemen - Sumberdaya manusia

  22. 1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela.2. Dilakukan dengan akhlaq karimah.3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi.4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran.5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar.6. Pembelaan terhadap yang didzalimi.7. Amar ma’ruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi masyarakat. 8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan bersama 9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para pelaku ekonomi mutlak diperlukan10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomipasti akan menimbulkan kerusakan11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul kerusakan di dunia dan siksaan pedih di akhirat

  23. WALLAHU’ALAMBI AL-SHAWAB

  24. SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : Juniar Endrawanto, SE Disampaikan:Dalam Kuliah Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Malang 2009

  25. I- Hakikat Ekonomi: • Istilah Ekonomi: Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat. Bidang Ekonomi Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi Memperbanyak jumlah, dan menjaga pengadaannya (Faktor Produksi) Tatacara distribusi kekayaan di tengah masyarakat (Pemikiran dan Konsep Ekonomi)

  26. Barang Mempunyai Nilai Guna (Utility) Menjadi Alat Pemuas Jasa Perspektif Islam Jumlahnya Terbatas (Scarcity) Distribusi Barang dan Jasa Terbatas (limited): Primary needs Kemiskinan Individu warga negara? Kebutuhan Manusia (human need) Muncul Masalah Ekonomi Cukup Tidak Cukup Tak terbatas (unlimited): Scondary needs Peningkatan GDP dan GNP Negara Kemiskinan negara? Perspektif Kapitalisme dan Sosialisme • Masalah Ekonomi Islam:

  27. Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership) Kepemilikan Umum (Public Ownership) Kepemilikan Negara (State’s Ownership) Asas dan KaidahSistem Ekonomi Islam Distribusi (Distribution) Menjamin Kebutuhan per Individu Warga Negara Pengembangan Hak Milik Disposisi (Tasharruf) Nafkah dan Infaq • Asas Ekonomi Islam:

  28. Kebutuhan Pokok (Primary Needs) Wajib Dipenuhi Kebutuhan per Individu Kebutuhan Sekunder (Scondary Needs) Tidak Wajib tapi Dibantu Kebutuhan Mewah (Luxury Needs) Human NeedsKebutuhan Manusia Khilafah Islam Pendidikan (Needs for Education) Kesehatan (Needs for Health) Kebutuhan Kelompok Wajib Dipenuhi Keamanan (Needs for Savety) • Kebijakan Ekonomi Islam:

  29. Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership) Kepemilikan Umum (Public Ownership) Kepemilikan Negara (State’s Ownership) II- Kepemilikan : • Definisi Kepemilikan: Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya. • Bentuk Kepemilikan: Hukum syara’ yang berlaku untuk barang dan jasa, dimana pemiliknya berhak memanfaatkan dan mendapat kompensasi darinya Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok untuk sama-sama memanfaatkan benda. Harta yang merupakan hak seluruh kaum Muslim, sedangkan pengelolaannya menjadi wewenang Khalifah.

  30. Kaifiyah Tamalluk: Sebab Pemilikan Hajat ‘Adhuwiyah: Kebutuhan Jasmani Islam Hubb at-Tamalluk: Keinginan untuk memiliki Kammiyah Tamalluk: Pembatasan Jumlah Sosialisme Manusia Hurriyah Tamalluk: Kebebasan Hak Mlk Gharizah al-Baqa’: Naluri Survival Kapitalisme • Tatacara Memiliki: Shahih (Benar) Batil (Salah)

  31. Menghidupkan Tanah Mati Waris Menggali Kandungan Bumi Harta yang Diperoleh tanpa Kompensasi Berburu Sebab Kepemilikan (Asbab at-Tamalluk) Bekerja Makelar Kebutuhan Harta Penyambung Hidup Mudharabah Musaqat Pemberian Negara Ijarah • Sebab Kepemilikan Islam: Cara memperoleh harta yang sebelumnya belum menjadi hak milik, atau memperoleh harta yang belum dimiliki sebelumnya.

  32. Faktor Hubungan: Wasiat, Hadiah Kepemilikan Barang dan Jasa Infaq (Perbelanjaan) Faktor Nafkah: Ayah kepada anak Hukum Syara’ dalam Memanfaatkan Barang dan Jasa Disposisi (Tasharruf) Pertanian (Zira’ah) Pengembangan Harta Perdagangan (Tijarah) Perindustrian (Shina’ah) Tanah Harta yang Diperolah dari Pertukaran Yang Diperoleh dgn Mengubah Bentuk III- Disposisi (Tasharruf):

  33. Sebab Kepemilikan Pembelian Lahan Tahjir: Memagari Ekstensifikasi Tanah Pertanian Ihya’ al-Mawat:Menghidupkan Tanah Mati Iqtha’ ad-Dawlah: Pemberian NegarapdPetani Pengembangan Tanah Pertanian Wajib Mengelola Tanah Pertanian IntensifikasiTanah Pertanian Haram Menyewakan Tanah Pertanian Sebab Pengembangan • Hukum Tanah Pertanian:

  34. Halal Perdagangan Domestik Jual-Beli Salam Barang dg Barang Istishna’ Sharf Uang dg Uang Bentuk Perdagangan Riba Uang dg Uang Ghabn Fahisy Barang dg Barang Tadlis Perdagangan Luar Negeri Penimbunan Haram • Hukum Perdagangan:

  35. Produk Halal (Pabrik / Kilang yang halal) Milik Individu Hukum Produk (Barang yang Diproduksi) Hukum Pabrik dan Kilang Milik Umum Produk Haram (Pabrik / Kilang yang haram) Milik Negara • Hukum Perindustrian: حُكْـمُ المَصْنـَعِ يَأخُـذُ حُكْمَ الماَدَةِ الَّتِيْ يَصْنَـعُهَا: Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum barang yang diproduksinya.

  36. Sepakat Melakukan Syarikah Belum Sah Akad Syar’i:Ijab dan Qabul Sepakat Memberikan Modal Sepakat Melakukan Syarikah dalam Urusan Tertentu Hukum Syarikah dalam Islam Orang yang Boleh Melakukan Tasharruf Sah Barang Obyek Akad: Sesuatu yang Bisa Diakadkan Sah Jasa • Hukum Syarikah: Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih, yang keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari keuntungan.

  37. Syarikah Amlak: Zat Barang Pemburan Syarikah Syarikah ‘Inan: Badan-Badan(+)Harta Bentuk Syarikah dalam Islam Syarikah Abdan: Badan-Badan(-)Harta Gila Mati Mudharabah: Badan(+)Harta Mahjur Syarikah Uqud: Pengembangan Harta Syarikah Wujuh: Badan-Badan(+)Harta Orang Lain Badan-Badan(+)HartaPembelian Berdua DibubarkanSepihak Semua Kerugian Dikembalikan kepada Harta dan Pemiliknya, Sementara Keuntungan Milik Kedua Belah Pihak. Mufawadhah: Gabungan Syarikah

  38. Bertentangan dengan Syarat Syarikah Islam Perseroan FIRMA: Badan-Badan Dagang Bertentangan dengan Fakta Akad Syar’i Perseroan Terbatas: Bentuk Syarikah Kapitalis Koperasi: Bertentangan dengan Obyek Akad Syar’i Asuransi: Kerjasama Penjaminan Tidak Dijalankan oleh Badan tapi Modal Hukumnya Haram • Hukum Syarikah Kapitalis:

  39. Isyraf - Tabdzir Taraf(Foya-foya) Infaq: Taqtir (Kikir-Bakhil) Judi Tasharruf yang Diharamkan Riba Syarikah Kapitalis Pengembangan Harta: Ghabn Fakhisy Tadlis Ihtikar Mematok Harga • Tasharruf yang Diharamkan:

  40. Haram Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas Umum ini Menyebabkan Sengketa bagi Masya-rakat Bentuk dan Ciri Harta Milik Umum Bahan Tambang yang Tidak Terbatas: Seperti Air, Minyak, Emas, dll. Privatisasi Sumber Daya Alam: Sumber yang Sifat Pembentukannya Menghalangi Dimiliki Secara Perorangan IV- Kepemilikan Umum: Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok untuk sama-sama memanfaatkan benda.

  41. Hima dan Pemeliharaan Fasum: • Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat yang dibiarkan). • Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali kepada fungsi asalnya. • Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati, yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas. • Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi’ yang memiliki sumber air dan tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh Rasul dari orang yang hendak menghidupkan dan memanfaatkannya, selain untuk menggembala kuda-kuda perang mereka.

  42. V- Kepemilikan Negara: Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, sementara pengelolaannya menjadi kewenangan khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan dan ijtihadnya. • Fai’, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan. • Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah). • Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian. • Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam. • Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara tidak ada harta di Baitul Mal. • Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan, seperti Narkoba, dll. • Harta Kalalah: • Harta Orang Murtad

  43. Baitul Mal: Sumber Pemasukan Pos-pos Pengeluaran • Fai’ • Ghanimah, dan Anfal • Khumus • Kharaj • Jizyah • Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai) • Harta haram • Harta Kalalah • Harta Orang Murtad • Zakat • Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin, Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad, Amil, Muallafah al-Qulub • Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin, Ibn Sabil, dan Jihad. • Kompensasi: gaji PNS, TNI, dll. • Kebutuhan Non Kompensasi: fasum, seperti masjid, jalan raya, sekolah, rumah sakit, dll. • Kebutuhan Non Kompensasi Sekunder • Dana Emergency: Bencana alam, serangan musuh, dll..

  44. Penyusunan APBN: Sistem Kapitalis Sistem Khilafah • APBN disusun pertahunoleh pemerintah disahkan oleh Parlemen • RAPBN diajukan oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan kepada Panitia Anggaran Parlemen • Setelah jadi APBN, dikeluarkan peraturan perundang-undangan untuk mengesahkan APBN • APBN tidak disusun pertahunoleh pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh Majlis Ummah, karena pendapat mereka tidak mengikat Khalifah. • Ketentuan APBN, sumber dan pos-posnya telah diatur oleh hukum syara’, dan di sini berlaku ijtihad khalifah. Khalifah juga tidak perlu mengeluarkan peraturan baru, karena hukumnya sudah tetap..

  45. Ekonomi Islam Inti kehidupan manusia di dunia ini adalah mencapai falah (kemuliaan didunia dan di akhirat).

  46. Pengertian Ekonomi Islam • Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islami (cara-cara yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu berlandaskan Al Quran dan Sunah Nabi)

  47. Difinisi Ekonomi Islam adalahilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumberdaya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip & nilai-nilai Al Quran dan Sunnah

  48. Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu & Norma Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal yang penting dalam memahami terminologi : 1. Positive economics (membahas kenyataan yang terjadi) 2. Normative economics (membahas apa yang seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan Alfred Marshal

  49. Pernyataan normatif. Kemiskinan di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin memburuk. • Pernyataan positive. Kemiskinan di negara-negara berkembang semakin buruk

  50. Ekonomi konvensional • Aspek positif dan aspek normative terpisah. • Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma. • Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta. atau realitas ekonomi merupakan suatu yg bersifat independen, dan karena bersifat objective dan akhirnya berlaku universal

More Related