1 / 55

Rekayasa Perkerasan Jalan

Rekayasa Perkerasan Jalan. Overview. Bahan perkerasan jalan. Perkerasan jalan adalah segala jenis material konstruksi yang dihampar dan dipadatkan di atas lapisan tanah dasar Konstruksi perkerasan jalan: Perkerasan lentur/flexible pavement Agregat, sebagai tulangan Aspal, sebagai pengikat

anahid
Download Presentation

Rekayasa Perkerasan Jalan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Rekayasa Perkerasan Jalan Overview

  2. Bahan perkerasan jalan • Perkerasan jalan adalah segala jenis material konstruksi yang dihampar dan dipadatkan di atas lapisan tanah dasar • Konstruksi perkerasan jalan: • Perkerasan lentur/flexible pavement • Agregat, sebagai tulangan • Aspal, sebagai pengikat • Perkerasan kaku/rigid pavement • Agregat, sebagai tulangan • Semen, sebagai pengikat • Uji terhadap bahan: • Jenis bahan • Keadaan fisik bahan • Kualitas bahan

  3. Konstruksi jalan: • Tanah dasar, merupakan tanah yang dipadatkan, baik dari hasil galian maupun timbunan.tanah dasar memberi bentuk jalan • Lapis pondasi, terdiri dari lapisan pondasi atas dan pondasi bawah. Distribusi beban dan kekuatan struktur ditentukan pada lapisan ini • Lapis permukaan, merupakan lapisan yang kontak langsung dengan beban (roda kendaraan). Sudah termasuk lapis aus. Lapisan ini harus kuat, juga stabil dan memiliki daya tahan yang cukup kuat.

  4. Contoh konstruksi perkerasan lentur

  5. Contoh konstruksi perkerasan lentur

  6. Bahan Agregat

  7. Siklus Batuan Pemadatan Sementasi Kristalisasi Sedimentasi Batuan Sedimen Pemindahan (Transport) Erosi Pelapukan Pelapukan Sempurna Metamorfosis Batuan Beku Tanah Batuan Metamorf Pendinginan Magma Pemanasan

  8. Pemilihan Agregat • Agregat yang akan digunakan sebagai bahan perkerasan jalan tergantung dari : • tersedianya bahan setempat • mutu bahan • bentuk/jenis konstruksi yang digunakan

  9. Pemeriksaan/penelitian laboratorium 1. Ukuran dan gradasi (size and grading) 2. Kekerasan/keausan (toughness) 3. Ketahanan terhadap pelapukan (soundness) 4. Daya pelekatan terhadap aspal (affinity for asphalt) 5. Bentuk butir (shape) 6. Susunan/bentuk permukaan (surface texture) 7. Daya absorpsi (absorption) 8. Kebersihan (cleaness) 9. Berat jenis (specific gravity)

  10. Penggolongan Agregat Berdasarkan Gradasi a. Agregat bergradasi pekat/rapat (dense-graded) b. Agregat bergradasi renggang/terbuka (open graded) c. Agregat bergradasi seragam (single size/uniform graded) d. Agregat bergradasi halus (fine graded) e. Agregat bergradasi celah (gap-graded)

  11. Contoh Grafik Gradasi

  12. Bentuk Agregat i.Rounded; ii. Irregular; iii. Angular; iv. Flaky; v. Elongated; vi. Flaky and Elongated

  13. Alat Uji Agregat Aggregate Crushing Machine Aggregate Impact Machine

  14. Alat Uji Agregat Los Angeles Abrasion Test

  15. Alat Uji Agregat Alat Pengukur Kepipihan Agregat Alat Pengukur Kelonjongan Agregat

  16. Bahan Aspal

  17. Definisi: • Asphalt is a sticky, black and highly viscous liquid or semi-solid that is present in most crude petroleums and in some natural deposits. It is most commonly modeled as a colloid, with asphaltenes as the dispersed phase and maltenes as the continuous phase (though there is some disagreement amongst chemists regarding its structure). In U.S. terminology, asphalt (or asphalt cement) is the carefully refined residue from the distillation process of selected crude oils. Outside North America, the product is called bitumen. Wikipedia • Asphalt is a dark brown-to-black cement-like material obtained by petroleum refining and containing bitumens as the predominant component. Bitumen is a generic term for natural or manufactured black or dark-colored solid, semisolid, or viscous cementitious materials that are composed mainly of high-molecular weight hydrocarbons. The term includes tars and pitches derived from coal. Asphalt is used primarily for road construction and roofing materials due to its remarkable waterproofing and binding properties. The hard surfaces of roads, for example, depend on the ability of asphalt to cement together aggregates of stone and sand. Encyclopedia of Earth

  18. Klasifikasi Aspal Berdasarkan Sumber Dan Penggunaannya Aspal Keras atau Aspal Panas (AC, asphalt cement) • Aspal Buatan • (petrolueum asphalt) • Asphaltic Base Crude Oli • Parafin Base Crude Oli • Mixed Base Crude Oli • Aspal Cair (cut back) • Rapid Curing (AC+benzene) • Medium Curing (AC+kerosene) • Slow Curing (AC+minyak berat) ASPAL • Aspal Emulsi (AC+air+asam/basa) • Cathionic/Anionic Rapid Setting • Cathionic/Anionic Medium Setting • Cathionic/Anionic Slow Setting • Aspal Alam • (Native Asphalt) • Lake Asphalt (Trinidad Lake) • Rock Asphalt (Perancis, Swiss, Pulau Buton)

  19. Berdasarkan Nilai Penetrasi Nilai Penetrasi 40-50 60-70 85-100 120-150 200-300 min max min max min max Min max min max Penetrasi (25°C, 100 gr, 5 detik) 40 50 60 70 85 100 120 150 200 300 Titik Nyala (Cleveland Open), °C 232 - 232 - 232 - 218 - 177 - Daktilitas (25°C, 5 cm per menit) 100 - 100 - 100 - 100 - 100 - Kelarutan pada trichloroethele, % 99 - 99 - 99 - 99 - 99 - Kehilangan berat, % - 0.8 - 0.8 - 1.0 - 1.3 - 1.5 Penetrasi setelah kehilangan berat 58 - 54 - 50 - 46 - 40 - Daktilitas setelah kehilangan berat - - 50 - 75 - 100 - 100 - Berdasarkan Nilai Viskositas Nilai Viskositas AC-2.5 AC-5 AC-10 AC-20 AC-30 AC-40 Viskositas, 60°C (140°F), poises 250± 50 500±100 1000± 200 2000±­ 400 3000±600 4000± 800 Viskositas, 135°C (275°F),Cs, Min 125 175 250 300 350 400 Penetrasi (25°C, 100 gr, 5 detik) 220 140 80 60 50 40 Titik Nyala (°C) 163 177 219 232 232 232 Kelarutan pada trichloroethene, % 99.0 99.0 99.0 99.0 99.0 99.0 Kehilangan Berat, % - 1.0 0.5 0.5 0.5 0.5 Klasifikasi Aspal Menurut AASHTO

  20. Penyulingan Aspal Buatan

  21. Skema AnalisisMenentukan Struktur Hidrokarbon Aspal

  22. Pengujian-Pengujian Karakteristik Aspal 1. Pengujian Penetrasi 2. Pengujian Daktilitas 3. Pengujian Titik Lembek 4. Kepekaan Aspal terhadap Perubahan Suhu 5. Pengujian Viskositas 6. Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar 7. Pengujian Berat Jenis 8. Hilang dalam Pemanasan 9. Penyulingan Aspal Cair 10. Kadar Air dalam Minyak Bumi dan Bahan yang Mengandung Bitumen 11. Kelekatan Aspal dalam Batuan

  23. Alat Pengujian Aspal Pengujian Penetrasi

  24. Alat Pengujian Aspal Pengujian Titik Lembek Ring and Ball

  25. log PEN (dmm) log PEN = AT + K log PEN T2 log PEN T1 A K T1 T2 T (oC) log Viskositas (cSt) log (280 ± 30) log (170 ± 20) Suhu (oC) Suhu pemadatan Suhu pencampuran Hubungan Suhu dan log Pen Aspal Hubungan Suhu dan Viskositas Aspal

  26. Temperature Susceptibility Persamaan dasar: logP = AT + K A = (log pen T1 – log pen T2)/(T1 – T2) A = (log pen T1 – log 800)/(T1 – SP) A  0,015 sampai 0,06 Persamaan PI: 50 A = (20 – PI)/(10 + PI) PI = (1952 – 500 log pen – 20SP)/(50log pen – SP – 120) ?

  27. Alat Pengujian Aspal Pengujian Daktilitas Aspal Cetakan Benda Uji dalam Pengujian Daktilitas

  28. Alat Pengujian Aspal Percobaan Titik Nyala dengan Alat Cleveland Open Cup

  29. Alat Pengujian Aspal Percobaan Hilang dalam Pemanasan dengan Alat Thin Film Oven

  30. Alat Pengujian Aspal Percobaan Penyulingan Aspal Cair

  31. Jenis Aspal vs Penggunaan

  32. Spesifikasi Bitumen (Japan Road Association)

  33. Karakteristik Campuran

  34. Gradasi vs Sifat Perkerasan 1 1a. Gradasi Menerus (skematis) Proporsi Grafik Komulatif Ukuran Butir Grafik Ilustrasi Setting - Prinsip Interlocking - Sifat Kaku - Kebutuhan Aspal Sedang Ilustrasi Gradasi

  35. Gradasi vs Sifat Perkerasan 2 1b. Gradasi Menerus (ilustrasi visual) Potongan campuran Bentuk Briket Marshall

  36. Gradasi vs Sifat Perkerasan 3 2a. Gradasi Senjang (skematis) Proporsi Grafik Komulatif Ukuran Butir Grafik Ilustrasi Setting Ukuran yang hilang - Prinsip Suspensi Mortar - Sifat Lentur - Kebutuhan Aspal Tinggi Ilustrasi Gradasi

  37. Gradasi vs Sifat Perkerasan 4 2b. Gradasi Senjang (ilustrasi visual) Potongan campuran Bentuk Briket Marshall

  38. Gradasi vs Sifat Perkerasan 5 3a. Gradasi Seragam (skematis) Proporsi Grafik Komulatif Ukuran Butir Grafik Ilustrasi Setting Dominasi Ukuran - Prinsip Max Tekstur Makro - Sifat Kasar - Kebutuhan Aspal Khusus Ilustrasi Gradasi

  39. Gradasi vs Sifat Perkerasan 6 3b. Gradasi Seragam (ilustrasi visual) Permukaan campuran Bentuk Briket Marshall

  40. Rongga dalam Campuran 1 Ilustrasi Umum Rongga 0 Vr = Vtotal – (Vy + Vx) Aspal Y Wtotal Vy = Y/(SGaspal x air) Vtotal Agregat X Vx = X/(SGagregat x air) Berat Volume

  41. Rongga dalam Campuran 2 VMA, VIM, VFB/VFA Rongga VIM Aspal Kadar Aspal VFB VMA Agregat Absorbed

  42. Specific Gravity 1 Apparent & Bulk SG Water-permeable Pores 0 Vp Water-impermeable Pores 0 Vi Wtotal Vtotal Solid Aggregate Ws Vs Weight Volume SG Apparent = Ws / ((Vs + Vi) x water) SG Bulk = Ws / ((Vs + Vi + Vp) x water)

  43. Specific Gravity 2 Apparent, Bulk & Effective SG Apparent SG:Rongga Permeable diisi bitumen sebanyak air yang bisa mengisinyaBulk SG:Rongga Permeable tidak terisi bitumen sama sekaliEffective SG:Rongga Permeable terisi bitumen sebanyak bitumen yang bisa mengisinya

  44. Specific Gravity 3 Effective SG Bitumen-permeable Pores 0 Vb Bitumen-impermeable Pores 0 Vc Wtotal Vtotal Solid Aggregate Ws Vs Weight Volume SG Effective = Ws / ((Vs + Vc) x water) SG Effective = (Apparent SG + Bulk SG)/2

  45. Perhitungan Proporsi Selisih Berat Agregat dan Campuran By Weight Proporsi Agregat Berat Agregat Berat Campuran Berat Aspal Proporsi Agregat, Aspal dan Rongga By Volume SG Agregat Proporsi Aspal SG Aspal Berat agregat Volume Agregat Volume Campuran Volume Aspal Berat aspal

  46. Daur Ulang Perkerasan

  47. Perkerasan Daur-ulang • Perbaikan terhadap struktur perkerasan lentur pada prinsipnya mencakup: pelapisan ulang (overlaying), daur-ulang (recycling) dan rekonstruksi (reconstruction). Material dari perkerasan yang rusak (deteriorated) yang dikenal sebagai Perkerasan Aspal yang Diundang Kembali atau Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), sebagian atau seluruhnya digunakan pada konstruksi baru. Digelar & dipadatkan + Diambil RAP Material Segar Aspal + Agregat 1: Eksisting 2: Pengambilan 3: Pencampuran 4: Penghamparan Kembali

  48. Jenis Proses Daur-ulang • Hot in-Place Recycling (Daur-ulang Panas di Lokasi) • Cold in Place Recycling (Daur-ulang Dingin di Lokasi) • Hot Central Plant Recycling (Daur-ulang Panas di Kilang) • Cold Central Plant Recycling (Daur-ulang Dingin di Kilang)

More Related