1 / 28

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAGAI ALAM YANG MENGORBIT DAN TAK PERNAH

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAGAI ALAM YANG MENGORBIT DAN TAK PERNAH SALING MENYENTUH ANTARA PLANET YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA. KERUKUNAN ANTAR UMAT. Pertimbangan :

Download Presentation

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAGAI ALAM YANG MENGORBIT DAN TAK PERNAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAGAI ALAM YANG MENGORBIT DAN TAK PERNAH SALING MENYENTUH ANTARA PLANET YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA

  2. KERUKUNAN ANTAR UMAT • Pertimbangan : • penduduk Indonesia sedemikian majemuk, baik mengenai banyaknya suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama/kepercayaan yang dianut dan sebagainya. • Pada dasarnya bangsa Indonesia cinta damai demi persatuan dan kesatuan bangsa dengan tidak memasalahkan perbedaan-perbedaan tersebut di atas

  3. Tujuan utama dicanangkannya Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia adalah : • Untuk lebih memantapkan stabilitas nasional. • Untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

  4. Kerukunan antara Umat Beragama dengan Pemerintah • Kerukunan intern umat seagama. • Kerukunan antar umat yang berbeda agama.

  5. Upaya pencegahan: • untuk mencegah terjadinya ketegangan, benturan ataupun hal-hal yang tidak diharapkan dan untuk mendukung terwujudnya kerukunan antar umat yang berbeda agama, pemerintah mengatur dengan adanya “Pedoman Penyiaran Agama di Indonesia” antara lain : • Keputusan Musyawarah Paripurna Majelis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 15 Pebruari 1976 , tentang “Konsultasi Antar Umat Beragama”. • Tidak boleh menyebarkan agama kepada mereka yang sudah beragama lain. • Menyambut baik (anjuran presiden) diadakannya konsultasi antar umat beragama.

  6. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 70/1978, tanggal 1 Agustus 1978, tentang Pedoman Penyiaran Agama. • Tidak dibenarkan ditujukan kepada orang beragama lain. • Tidak dibenarkan dilakukan dengan memperguna-kan alat pemikat (materi/finansial). • Tidak dibenarkan dilakukan dengan menyebarkan pamflet, bulletin, majalah/buku di daerah/rumah umat/orang yang beragama lain. • Tidak dibenarkan dilakukan dengan keluar-masuk dari rumah orang yang telah meme;luk agama lain.

  7. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 01/BER/MDN-MAG/1969, tanggal 13 September 1969, tentang : Pelaksanaan tugas aparatur pemerintahan dalam menjamin ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pengembangan dan ibadat agama oleh pemeluk-pemeluknya. Kepala daerah membimbing dan mengawasi penyebaran agama dan ibadah, agar : • Tidak menimbulkan perpecahan. • Tidak disertai intimidasi, bujukan, paksaan/ ancaman. • Tidak melanggar hukum, keamanan dan ketertiban umum. Kepala Perwakilan Departemen Agama memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan, agar penerangan agama yang diberikan oleh siapapuntidak bersifat menyerang/menjelekan agama lain.

  8. Pendirian rumah ibadah perlu mendapatkan izin dari KepalaDaerah/Pejabat Pemerintahan yang dikuasakan untuk itu. Pemberian izin setelah mempertimbangkan : • Pendapat Kepala Kantor Wilayah/Perwakilan Departemen Agama setempat. • Planologi/Tata kota. • Situasi dan kondisi setempat. Apabila dianggap perlu, Kepala Daerah meminta pendapat dari organisasi keagamaan dan ulama/rohaniwan setempat.

  9. Keputusan Pertemuan Lengkap “wadah Musyawarah Antar Umat Beragama”, tanggal 25 Agustus 1981 di Jakarta, tentang Pelaksanaan Peringatan Hari-hari Besar Keagamaan. • Dihadiri : Wakil/Penghubung Majelis Agama, yaitu : • Majelis Ulama Indonesia (MUI). • Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI). • Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI). • Parisada Hindu Dharma Pusat (PHDP). • Perwalian Umat Budha Indonesia (WALUBI).

  10. Bersepakat menyampaikan saran/rekomendasi kepada Pemerintah dalam hal ini Menteri Agama, sebagai berikut : • Peringatan Hari-hari Besar Keagamaan merupakan sarana peningkatan penghayatan dan pengamalan agama dan sarana dalam pembangunan kerukunan hidup antara umat beragama. • Adalah wajar bila pemeluk agama lain turut menghormati (sesuai dengan azas kekeluargaan/ bertetangga baik) sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran agamanya.

  11. Para pejabat pemerintah hendaknya memberikan perhatian yang wajar dan adil dalam melayani hajat keagamaan bagi semua pemeluk agama dalam wilayah kewenangannya. Kehadirannya dalam upacara keagamaan dari suatu agama yang tidak dipeluknya, hendaklah dalam sikap pasif namun hikmat. • Pimpinan lembaga kemasyarakatanperlu dihimbau untuk bijaksana, sehingga tidak menimbulkan adanya kesan paksaan atau layangan dan pembauran aqidah dan syariat (ajaran dan aturan) agama yang berbeda-beda.

  12. Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor MA/432/1981, tanggal 2 September 1981, tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari-hari Besar Keagamaan. Antara lain : • Peringatan Hari-hari Besar Keagamaan pada dasarnya hanya diselenggarakan dan dihadiri oleh para pemeluk nagama yang bersangkutan, namun sepanjang tidak bertentangan dengan aqidah/ajaran agamanya, pemeluk agama lain dapat turut menghormati sesuai dengan azas kekeluargaan bertetangga yang baik. • Unsur peribadatan ialah : • “Ibadah” bagi Islam. • “Kebangkitan/liturgia” bagi Kristen/Katholik. • “Yadnya” bagi Hindu. • “Kebangkitan” bagi Budha. • Unsur perayaan yang di dalamnya tidak ada unsur ibadah (seperti yang dimaksudkan di atas) dapat dihadiri dan diikuti oleh pemeluk agama lain.

  13. Solusinya ? • Tabayun • Dengan hikmah / pelajaran • Nasihat yang baik • Bantah atau diskusi dengan cara yang baik

  14. ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ {125} Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

  15. Ukhuwah : • Basyariyah : ukhuwah yang didasarkan pada keberadaan manusianya (kemanusiaan) • Wathoniyah : persaudaraan yang didasarkan pada kebangsaan (negara) nya • Islamiyah : persaudaraan yang didasarkan pada agama (Islam)

  16. Cinta damai tetap muncul dari kesadaran sebagai manusia yang memiliki perbedaan Insya Allah

  17. ISALAM ? • Aqidah Iman • Ibadah Syari’at • Ahlaq Ihsan

  18. Rukun Iman • Iman kepada Allah • Iman kepada malaikat-Nya • Iman kepada Kitab-kitab-Nya • Iman kepada Rasul-rasul-Nya • Iman kepada hari Akhir • Iman kepada Qadha dan Qadar

  19. Rukun Islam • Syahadat • Shalat • Zakat • Shaum • Haji

  20. Kerukunan Intern Umat Islam Pertimbangan : • Meski berasal dari yang satu kenyataan di permukaan ada beberapa kelompok • Rasulullah menyampaikan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan • Antar kelompok saling mengklaim kelompoknya paling benar, dan yang lainnya salah bahkan kafir.

  21. وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ {85} “Barang siapa menganut Agama Islam, maka dia tidak akan diterima dan pada hari Akhirat nanti termasuk orang-orang yang merugi”. (Q.S. Ali Imron : 85).

  22. الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا “Pada hari ini aku telah menyempurnakan bagimu Agamamu serta telah aku lengkapkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku ridha Islam dijadikan Agama (=Dasar Hidup) Mu”.(Q.S. al-Maidah : 3)

  23. فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِاللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ {30} Hadapkan wajahmu lurus-lurus kepada Agama Allah. Yang telah berkenan menciptakan fitrah-kejadian manusia sesuai beytul dengan agama itu. Tidak ada perubahan pada kreasi Allah itu. Itulah Agama yang lurus; namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (Q.S. ar-Rum : 30).

  24. وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ {103 “Berpegang teguhlah kamu sekalian kepada ahama Allah dan janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah akan nikmat Allah kep[adamu, ketika dahulu kamu bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan hati-hati kamu, lalu jadilah kamu orang-orang yang bersaudara ( Q.S. Ali Imran : 103

  25. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ {10} Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (Q.S. Al Hujurat : 10)

  26. إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ {10} Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (Q.S. Al Hujurat : 10)

  27. HINDARI PENYAKIT HATI

  28. Su’udzon Dengki Ujub Iri Takabur Ghibah Riya

More Related