1 / 14

PEMBAGIAN ILMU HADITS DAN CABANG-CABANGNYA

PEMBAGIAN ILMU HADITS DAN CABANG-CABANGNYA. Oleh: Ardita (20100720012) Evyyana Kurniyandari (20100720062) Wahyu Prastiyani (20100720022). Pengertian Ilmu Hadits.

beck
Download Presentation

PEMBAGIAN ILMU HADITS DAN CABANG-CABANGNYA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMBAGIAN ILMU HADITS DAN CABANG-CABANGNYA Oleh: Ardita (20100720012) Evyyana Kurniyandari (20100720062) Wahyu Prastiyani (20100720022)

  2. Pengertian Ilmu Hadits Ilmupengetahuan yang membicarakancara-carapersambunganhadissampaikepadaRasulullah SAW darisegiihwalparaperawinya, kedabitan, keadilan, dandaribersambungtidaknyasanaddansebagainya.

  3. Pembagian Ilmu Hadits Ilmu yang membahas cara kelakuaan persambungan hadis kepada Shahibur Risalah, junjungan kita Muhammad SAW, dari sikap para perawinya, mengenai kekuatan hafalan dan keadilan mereka, dari segi keadaan sanad, putus dan bersambungnya, dan yang sepertinya. IlmuHaditsRiwayah Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah, dasar-dasar, peraturan-peraturan, sehinggadapat membedakan antara hadis yang sahih yang disandarkan kepada Rasulullah SAW dan hadis yang diragukan penyandarannya kepadanya. IlmuHaditsDirayah

  4. Cabang-Cabang Ilmu Hadits • Ilmu Rijalil Hadis Ilmu yang membahas tentang para perawi hadis, baik dari sahabat, tabi’in, maupun dari angkatan sesudahnya. Melaluiilmuinikitadapatmempelajaripersoalan-persoalandisekitarsanad –baikparaperawi yang langsungmenerimahadisdariRasulullah SAW maupun yang menerimahadisdarisahabatdanseterusnya- danmatan.

  5. IlmuJarhwatTa’dil Ilmuyang membahastentangkeadaanparaperawi, baik yang dapatmencacatkanataumembersihkanmereka, denganungkapantertentudanuntukmenerimaataumenolakriwayatmereka. Ilmuinidipergunakanuntukmenetapkanapakahriwayatdariparaperawidapatditerimaatauditolaksamasekali. Jikaseorangrawitelahdi-tajrihsebagairawi yang cacatmakaperiwayatannyaditolakdanjikaseorangrawidi-ta’dilsebagaiorang yang adilmakariwayatnyabisaditerimaselamasyarat yang lain telahterpenuhi.

  6. Kecacatan rawi dapat diketahui melalui perbuatan-perbuatan yang dilakukannya, yaitu: • Bid’ah, yaitu melakukan tindakan di luar ketentuan syari’ah. • Mukhalafah, yaitu berbeda dengan periwayatan dari rawi yang lebih tsiqqah (kuat). • Ghalath, yaitu melakukan banyak kekeliruan dalam meriwayatkan hadis. • Jahalat, yaitu identitas tidak diketahui secara jelas dan lengkap. • Da’wat al-Inqitha’, yaitu diduga penyandaran sanadnya terputus.

  7. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang men-jarh dan men-ta’dil perawi, adalah: • Berilmu pengetahuan • Takwa • Wara’, yaitu menjauhi perbuatan maksiat, syubhat, dosa-dosa kecil, dan makruhat • Jujur • Menjauhi sifat fanatik terhadap golongan • Mengetahui ruang lingkup ilmu jarh dan ta’dil

  8. IlmuTarikhar-Ruwah Ilmuinimempelajaritentangparaperawidalamusahanyameriwayatkanhadis. Ilmuinimengkhususkanpembahasannyadariaspeksejarahorang-orang yang terlibatdalamperiwayatan, sepertikelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, masaatauwaktumerekamendengarhadisdarigurunya, siapaorang yang meriwayatkanhadisdarinya, tempattinggalmereka, tempatmerekamengadakanlawatan, danlain-lain.

  9. 4. Ilmu‘Ilal al-Hadis Ilmuinimembahassebab-sebabtersembunyi yang dapatmencacatkankesahihanhadis. Sepertimengatakanbersambungterhadap yang terputus (sanadnya), menyebuthadis yang sanadnyatidaksampaikepadaNabi SAW sebagaihadis yang sampaikepadaNabi SAW, ataumemasukkanhadiskedalamhadislain.

  10. Ilmuan-Nasikhwaal-Mansukh Ilmu yang mempelajaritentanghapus-menghapushadis. Yang dimaksudadalahhadis yang datangkemudian, menghapushadis yang datangterlebihdahulu. Untuk mengetahui nasikh dan mansukh melalui beberapa cara, yaitu: • Penjelasan dari nash atau syari’ sendiri, yaitu Rasul SAW. • Penjelasan dari para sahabat. • Mengetahui sejarah keluarnya hadis serta asbabul wurud hadis.

  11. IlmuAsbabWurudal-Hadis Ilmu untuk menganalisa lebih dalam suatu hadis berkaitan konteks historis, baik berupa peristiwa-peristiwa, pernyataan-pernyataan, atau lainnya yang terjuadi pada saat hadis itu disampaikan oleh Nabi SAW. Ilmu ini berfungsi sebagai alat analisa untuk menentukan umum-khususnya suatu hadis, muthlaq atau muqayyad, nasikh atau mansukh, dan lain sebagainya.

  12. IlmuGharibal-Hadis Ilmu ini mempelajari tentang tafsir lafadz-lafadz pada matan hadis yang sulit dipahami karena jarang digunakan. Beberapa cara dalam menafsirkan, yaitu: • Menghadapkan hadis yang matannya mengandung lafadz gharib dengan hadis dari sanad lain yang tidak mengandung lafadz gharib pada matannya. • Penjelasan dari sahabat –baik yang meriwayatkan langsung maupun yang tidak- yang paham makna lafadz gharib yang dimaksud. • Penjelasan rawi selain sahabat.

  13. Ilmuat-TashhifwatTahrif Ilmu pengetahuan ini berusaha menerangkan tentang hadis-hadis yang sudah diubah titik atau syakalnya (mushahhaf) dan bentuknya (muharraf). Suatu contoh, dalam suatu riwayat disebutkan bahwa salah seorang yang meriwayatkan hadis dari Nabi SAW dari Bani Sulaiman, adalah ‘Utbah ibn Al-Bazr, padahal yang sebenarnya adalah ‘Utbah bin Al-Nazhr. Dalam hadis ini terjadi perubahan sebutan Al-Nazhr menjadi Al-Bazr.

  14. 9. IlmuMukhtalif al-Hadis Ilmu ini mempertemukan hadis-hadis yang menurut lahirnya saling bertentangan maknanya, untuk kemudian pertentangan tersebut dihilangkan karena adanya kemungkinan dapat dikompromikan. Adapun cara mengkompromikan hadis-hadis tersebut adalah: • Dengan men-taqyid kemutlakan hadis. • Dengan men-takhshish keumumannya. • Dengan memilih sanad yang lebih kuat atau yang lebih banyak datangnya. • Dengan membawanya kepada beberapa kejadian yang relevan dengan hadis tersebut.

More Related