710 likes | 1.57k Views
II. PANCASILA DASAR NEGARA DALAM LINTASAN SEJARAH. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945). BPUPKI (Dokuritzu Zumby Co Sakai) dibentuk Jepang tanggal 29 April 1945 Anggota 60 orang, Ketua Dr. Radjiman Wedyoningrat BPUPKI dilantik Letjen Kumakichi Harada, 28 Mei 1945
E N D
Sidang Pertama BPUPKI(29 Mei – 1 Juni 1945) • BPUPKI (Dokuritzu Zumby Co Sakai) dibentuk Jepang tanggal 29 April 1945 • Anggota 60 orang, Ketua Dr. Radjiman Wedyoningrat • BPUPKI dilantik Letjen Kumakichi Harada, 28 Mei 1945 • Sidang pertama 29 Mei 1945, dengan materi pokok calon dasar negara
Ketua BPUPKIDr. Radjiman Wedyodiningrat Mengajukan pertanyaan APA DASAR NEGARA INDONESIA?
Muhammad Yamin29 Mei 1945 • Peri kebangsaan • Peri Kemanusiaan • Peri Ketuhanan • Peri Kerakyatan • Kesejahteraan Rakyat
Ki Bagus Hadikusumo • Negara berdasarkan Islam • Hukum Negara berdasarkan Syari’at Islam • Syari’at Islam Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasul Muhammad Saw • Islam akan melindungi semua bangsa Indonesia
Supomo31 Mei 1945 • Negara yang hendak didirikan adalah negara persatuan nasional • Warga negara tunduk dan patuh pada Tuhan • Dibentuk badan permusyawaratan yang mewakili rakyat • Ekonomi berdasarkan asas kekeluargaan • Indonesia bergabung dalam Keluarga Asia Timur Raya
Ir. Soekarno 1 Juni 1945 • Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia • Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan • Mufakat atau Demokrasi • Kesejahteraan Sosial • Ketuhanan yang Berkebudayaan Diberi nama: PANCASILA
EKASILA : Gotongroyong TRISILA. Sosio-Nasionalisme. Sosio-Demokrasi. Ketuhanan Yang Maha Esa Ir. Soekarno menawarkan juga prinsip:
Rumusan PANCASILAdalam Piagam Jakarta (22 Juni 1945) • Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya • Kemanusiaan yang adil dan beradab • Persatuan Indonesia • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan • Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Peristiwa-peristiwa menjelangKemerdekaan • 6 Agustus 1945, Hiroshima di bom sekutu • 7 Agustus 1945, Jepang mengluarkan maklumat yang berisi: • Dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI) • PPKI akan dilantik tanggal 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19 Agustus 1945 • Kemerdekaan Indonesia direncanakan tanggal 24 Agustus 1945
9 Agustus 1945 Nagasaki di Bom oleh Sekutu • 14 Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat (unconditional surrender) • Bekas jajahan Jepang menjadi wilayah perwalian sekutu • 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan KEMERDEKAAN
PROKLAMASI Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta, 17 Agustus 1945 Atas Nama Bangsa Indonesia Soekarno-Hatta
18 Agustus 1945PPKI bersidang dan memutuskan: • Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, yang terdiri dari; Pembukaan (di dalamnya ada rumusan Pancasila) sebelumnya bernama Piagam Jakarta dan Batang tubuh (pasal-pasal) • Mengangkat Soekarno dan Hatta, sebagai Presiden dan Wakil Presiden • Membentuk KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat, Parlemen sementara), dilantik 29 Agustus 1945, Ketua: Mr. Kasman Singodimejo.
Rumusan PANCASILA(yang syah dan benar) • Ketuhanan yang Maha Esa • Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab • Persatuan Indonesia • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan • Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Rumusan PANCASILAdalam Konstitusi RIS(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) • Ketuhanan Yang Maha Esa • Peri Kemanusiaan • Peri Kebangsaan • Kerakyatan • Keadilan Sosial
Rumusan Pancasila dalam UUDS 1950(17 Agustus 1950 – 5 juli 1959) • Ketuhanan Yang Maha Esa • Peri Kemanusiaan • Peri Kebangsaan • Kerakyatan • Keadilan Sosial (sama dengan Konstitusi RIS)
Berdasarkan UUDS 1950,tahun 1955 diadakan PEMILU • Diikuti oleh 100 Partai Politik • Kelompok empat besar peraih suara terbanyak: • Partai Nasional Indonesia (PNI) • Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) • Partai Nahdatul Ulama (PNU) • Partai Komunis Indonesia (PKI)
Lembaga Perwakilan Berdasarkan UUDS 1950 • Konstituante Bertugas membuat Konstitusi/UUD definitif pengganti UUDS 1950 • DPR Parlemen sebagai mitra pemerintah membuat undang-undang
Hasil Kerja Konstituante • Pembuatan UUD dengan pasal-pasalnya berjalan baik, banyak pasal yang telah dihasilkan • Sidang-sidang menjadi berlarut-larut ketika membicarakan Dasar Negara, pilihan antara Islam dan Pancasila. • Voting tidak menghasilkan keputusan, karena suara 2/3 tidak tercapai • Sidang menjadi deadlock, anggota konstituante banyak yang mogok menghadiri sidang.
Konstituante yang “deadlock”, memaksa Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959 Isi Dekrit: • Pembubaran Konstituante • UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali, UUDS 1950 dinyatakan tidak berlaku. • Pembentukan lembaga MPRS dan DPAS
Latar Belakang Dekrit • Meruncingnya perbedaan ideologi dalam tubuh konstituante, dialog buntu sebagian anggota mogok bersidang. • Presiden menganggap Konstituante “gagal” melaksanakan tugas membuat UUD/konstitusi definitif • Suasana “deadlock” dapat mengakibatkan perpecahan bangsa.
Dasar Hukum Dekrit • Landasan teoritis Dekrit 5 Juli 1959 adalah Hukum Darurat Negara (Staatnoodrecht). • Legitimasi Dekrit ialah persetujuan DPR secara aklamasi tanggal 29 Juli 1959. • Dukungan Angkatan Darat
Konsekuensi setelah Dekrit • Penulisan sila-sila Pancasila harusnya sesuai dengan rumusan dalam Pembukaan UUD 1945. Kenyataannya Rumusan Pancasila setelah Dekrit mengacu pada Konstitusi RIS dan UUDS 1950): • Ketuhanan Yang Maha Esa • Peri Kemanusiaan • Peri Kebangsaan • Kerakyatan (Kedaulatan Rakyat) • Keadilan Sosial • Penyelenggaraan Negara harusnya berdasarkan dan sesuai dengan UUD 1945
Penyelewengan Konstitusional • MPRS mengangkat Soekarno Presiden seumur hidup (bertentangan dengan pasal 7 UUD 1945, Presiden memangku jabatan selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali) • Pimpinan Lembaga Tinggi (Ketua MPRS, DPR, DPA diangkat menjadi Menteri), pada hal kedudukannya lebih tinggi atau sejajar dengan Presiden. • Presiden membubarkan DPR (bertentangan UUD 1945)
PERISTIWA G30S/PKI 1965 Akibat dari kekuasaan Presiden Soekarno yang absolut terjadi: • Intrik politik dan perebutan pengaruh terhadap Bung Karno, PKI mendekati, sedangkan kelompok Islam dan Angkatan Darat menjauhi) • Perseteruan antara Angkatan Darat dan PKI berujung pada penculikan Perwira Angkatan Darat, peristiwa 30 Sept. 1965.
Peristiwa G30S gagal, muncul gelombang demonstrasi dipelopori KAMI dan KAPPI Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) • Bubarkan PKI • Bersihkan Kabinet dari unsur PKI • Turunkan Harga
SUPERSEMAR • Surat perintah Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto (Pongkostrad) agar mengambil langkah-langkah pengamanan untuk menyelamatkan keadaan • Dibuat di Istana Bogor, dijemput oleh: Basuki Rahmat, Amir Mahmud, dan M.Yusuf
Era Orde Baru(Kekuasaan Presiden Soeharto) • Supersemar dikukuhkan menjadi TAP No. IX/MPRS/ 1966, Letjen Soeharto sebagai pengembannya, tanggal 21 Juni 1966 • 5 Juli 1966, MPRS mengeluar-kan TAP. No. XVIII/MPRS/1966 yang mencabut TAP No. III/MPRS/1960 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup, konsekuensinya Soekarno bukan lagi Presiden seumur hidup.
Pembubaran PKI • TAP No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), Pernyataan sebagai Organisasi terlarang di seluruh wilayah Indonesia bagi PKI, dan larangan setiap kegiatan untuk menyebarkan/mengembangkan faham/ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme.
Sidang Istimewa MPRS12 Maret 1967 • Memberhentikan Soekarno sebagai Presiden melalui TAP No. XXXIII/MPRS/ 1967. • Mengangkat Pengemban TAP No. IX/ MPRS/1966, Letjen Soeharto, sebagai Presiden RI, melalui TAP No. XLIV/MPRS/ 1967.
Presiden Soeharto dan Pancasila • Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres No. 12/1968, tentang rumusan Pancasila yang benar dan syah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. • Presiden Soeharto mengusulkan kepada MPR tentang P-4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila), melahirkan TAP No. II/MPR/1978 tentang P-4 sebagai Ekaprasetya Pancakarsa (satu tekad/janji melaksanakan lima kehendak)
Pancasila sebagai alat Politik Pancasila dijadikan satu-satunya ASAS bagi: • Organisasi Sosial Politik (ORSOSPOL) UU NO.3/1985 tentang Parpol dan Golkar • Organisasi Masa (ORMAS) UU No. 8/1985 tentang ORMAS (NU, Muhammadiyah, dll.)
PENYELEWENGAN terhadap PANCASILA dalam ORBA • Pancasila sebagai alat kekuasaan (Asas Tunggal Parpol dan Ormas) • Pancasila sebagai tameng Penguasa, anti pemerintah identik dengan anti Pancasila • Pancasila dijadikan lebel; Demokrasi Pancasila, Ekonomi Pancasila, dll. • Pelanggaran HAM (penculikan) terhadap lawan politik bertentangan dengan sila kemanusiaan