1 / 18

Kaum Muda Membangun Diri di Era Globalisasi

Kaum Muda Membangun Diri di Era Globalisasi . Oleh Stanislaus Nugroho Komisi PSE Keuskupan Bogor. Curriculum Vitae. Nama : Stanislaus Nugroho Alamat : BSI Blok S-I/1, Bogor Status : K/2 Pendidikan : Akuntan; S2-Filsafat

chaz
Download Presentation

Kaum Muda Membangun Diri di Era Globalisasi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kaum Muda Membangun Diri di Era Globalisasi Oleh Stanislaus Nugroho Komisi PSE Keuskupan Bogor SN/APP/2011

  2. Curriculum Vitae • Nama : Stanislaus Nugroho • Alamat : BSI Blok S-I/1, Bogor • Status : K/2 • Pendidikan : Akuntan; S2-Filsafat • Pekerjaan : Konsultan dan Trainer di bidang Human Empowerment, Manajemen dan Lembaga Keuangan Mikro. • Kegiatan lain : Anggota Dewan Keuangan Keuskupan Bogor dan konselor perkawinan&keluarga SN/APP/2011

  3. Kata-kata Kunci • Kaum Muda (Katolik): siapa kaum muda itu? Bagi Erikson kaum muda merupakan mereka yang berusia antara 13 – 35 tahun (belum menikah). • Membangun Diri: manusia adalah makhluk ‘yang belum selesai’, maka selalu ‘menjadi’. Manusia oleh Sang Pencipta dibekali secara gratis paling sedikit empat kemampuan, yaitu: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual (baca: pemakna). • Globalisasi: berkat perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi terjadi suatu proses ‘penyempitan’ dunia. Bila kita ingin mempertahankan kemajuan sains dan teknologi (khususnya teknologi komunikasi), maka bagi saya globalisasi merupakan sesuatu yang niscaya (tidak bisa tidak). SN/APP/2011

  4. Globalisasi dan Globalisme (1) • Saya menemukan anekdot tentang globalisasi dengan makna yang cukup tepat di funnyfly.com. Saya mencoba menerjemahkannya sebagai berikut: • Pertanyaan: “Definisi apa yang paling tepat untuk ‘globalisasi’? • Jawaban: Kematian Putri Diana. • Pertanyaan: Bisa dijelaskan? • Jawaban: Seorang Puteri Kerajaan Inggris dengan pacarnya seorang Mesir mengalami kecelakaan di suatu lorong di Perancis, mereka mengendarai mobil Jerman dengan mesin Belanda, dikemudikan oleh seorang Belgia yang mabuk akibat wiski Skotlandia, diikuti oleh paparazi Italia, yang menggunakan sepeda motor Jepang, dirawat oleh dokter Amerika, menggunakan obat-obatan Brasilia. Berita ini dikirimkan kepadamu oleh orang Amerika menggunakan teknologi Bill Gates, yang dicurinya dari orang Jepang. Mungkin anda membaca ini dengan menggunakan komputer IBM tiruan yang menggunakn chip Taiwan dan monitor buatan Korea, dirakit oleh pekerja Bangladesh di Singapura, didistribusikan dengan menggunakan lori yang dikemudikan oleh orang India, dibajak oleh orang Indonesia, dibongkarmuat oleh orang Sisilia, dimasukkan ke dalam truk oleh pendatang gelap Mexico, dan akhirnya dijual kepada anda”. SN/APP/2011

  5. Globalisasi dan Globalisme (2) • Lain halnya dengan globalisme. Globalisme adalah suatu ideologi. • Ideologi merupakan suatu ajaran yang menyeluruh tentang manusia dan dunia, yang mau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. • Selain daripada itu Globalisme sebagai ajaran berciri neoliberalis. • Neoliberalisme sering disebut sebagai fundamentalisme sistem pasar. Maksudnya kaum neoliberalis percaya bahwa ‘sistem pasar mampu menyelesaikan semua masalah manusia dan dunia’. • Ajaran ini dilatarbelakangi oleh pandangan tentang manusia yang tidak utuh dan berat sebelah. Manusia hanya dilihat sebagai makhluk satu dimensi, yaitu ‘makhluk ekonomi’ (Homo Economicus) belaka. • Padahal manusia adalah makhluk multidimensional. SN/APP/2011

  6. Antara Harapan dan Kekhawatiran (1) • Kaum muda merupakan harapan Gereja dan Negara. • Namun, di samping harapan ada kekhawatiran. • Pertemuan Nasional OMK Indonesia 2005 di Cibubur ada pernyataan sebagai berikut “Globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi memberikan berbagai kemudahan, namun dampak negatifnya justru lebih besar. OMK menjadi individualis, konsumtif dan kehilangan daya kritis. Bahkan OMK mengalami krisis moral dan iman. Situasi ini semakin diperparah oleh lemahnya pendampingan dari keluarga dan masyarakat. Sementara strategi pastoral Gereja dalam pendampingan kaum muda belum memberikan dukungan secara memadai” (Bangkit dan Bergeraklah. Dokumentasi Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005, hal. 348) SN/APP/2011

  7. Antara Harapan dan Kekhawatiran (2) • Seorang OMK yang masih mahasiswa menulis di majalah Hidup, Edisi ke 37, 12 Desember 2010 tentang situasi dan kondisi OMK Indonesia sebagai berikut “dunia yang kian sekuler, sikap tak mau tahu, individualisme, sikap oportunis dengan selalu melihat keuntungan bagi dirinya semata, ketidakrelaan untuk berkorban dan instan. Situasi ini tentu semakin mempersulit kaum muda untuk mengatasinya karena keterbatasan akan tingkat pemahaman, kemauan serta budaya selektif yang kiat merosot, hilangnya kontrol sosial, dan memudarnya solidaritas”. • Situasi dan kondisi OMK sebagaimana sudah dilukiskan tidak hanya melanda Indonesia, tapi diseluruh dunia. Lalu? SN/APP/2011

  8. Antara harapan dan Kekhawatiran (3) • Berkaitan dengan situasi dan kondisi tersebut maka Bapa Suci Benediktus XVI dalam menyambut Hari Orang Muda Sedunia ke 26, tahun ini di Madrid, Spanyol berpesan agar kaum muda tetap ‘berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh dalam iman’ (bdk.Kol.2:7). • Keluarga sebagai Gereja Domestik memiliki peran yang sangat penting. Keluarga merupakan wahana pendampingan yang pertama dan utama, sudahkah kita sebagai orangtua, sebagai pendamping OMK menghayati peran tersebut. • Dalam kerangka itulah maka pada masa prapaskah tahun ini Keuskupan Bogor mengajak keluarga-keluarga dengan berfokus pada kaum muda menjawab kekhawatiran tersebut . SN/APP/2011

  9. Tanggungjawab Orangtua Terhadap Kaum Muda (1) • Keuskupan Bogor mengajak keluarga-keluarga untuk merefleksikan 4 sub-tema: Tanggungjawab orangtua terhadap kaum muda; Orangtua sebagai sahabat kaum muda; Peranan kaum muda dalam keluarga; dan Kaum muda bertanggungjawab. • Konsili Vatikan II melalui Gravissimum Educationis (art. 3) menekankanpentingnya peranan orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama, khususnya yang berkaitan dengan iman dan nilai-nilai kemanusiaan. • Peranan ini kini mengalami tantangan, karena kesibukannya orangtua lebih banyak telah men-subkontrakkan pendidikan tersebut entah kepada pembantu, baby-sitter, para guru, dll. SN/APP/2011

  10. Tanggungjawab Orangtua Terhadap Kaum Muda (2) • Manusia adalah makhluk yang memiliki harkat dan martabat. Milik tersebut menjadi jelas dari kemampuan manusia menentukan diri sendiri, atau dengan kata lain manusia memiliki kebebasan. • Kemampuan menentukan diri sendiri mengacu pada apa yang dikatakan pada halaman pertama Kitab Kejadian “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, .....” (1:26). SN/APP/2011

  11. Tanggungjawab Orangtua Terhadap Orang Muda (3) • Namun, di lain pihak kebebasan manusia harus diikuti dengan tanggungjawab, tanpa tanggungjawab maka kebebasan kita adalah kebebasan semu. • Tanggungjawab berarti mampu menjawab dan harus mampu menjawab bila tindakan kita dipertanyakan orang lain. • Emmanuel Levinas pernah berujar ‘respondeo ergo sum’ artinya saya bertanggungjawab maka saya ada. • Dengan kata lain tanggungjawab merupakan bukti keberadaan kita sebagai makhluk yang bebas. SN/APP/2011

  12. Tangungjawab Orangtua Terhadap Kaum Muda (4) • Sebagaimana diajarkan oleh Konsili Vatikan II maka tanggungjawab orangtua adalah ‘mengkomunikasikan nilai-nilai dan iman’. • Apa itu nilai? Nilai adalah sesuatu yang pasitif, nilai adalah keutamaan. • Dalam tradisi Gereja dikenal 7 nilai atau keutamaan, yaitu: kebijaksanaan; keberanian; pengendalian diri; keadilan; iman; harapan dan kasih. • Empat yang pertama disebut keutamaan filosofis; sedang tiga yang terakhir biasa disebut keutamaan teologis. SN/APP/2011

  13. Tanggungjawab Orangtua Terhadap Kaum Muda (5) • Mengapa mengkomunikasikan? Bagi John Powell SJ, komunikasi tidak lain adalah menyampaikan sesuatu agar sesuatu itu menjadi milik bersama. Keutamaan merupakan hasil dari pembiasaan sejak dini. • Maka keutamaan membutuhkan keteladanan, bukan sekadar pengajaran. • Dalam hal ini kita bisa belajar dari Keluarga Kudus Nazaret. • Lihat tulisan di majalah Mekar, Edisi No 2 Th XVIII, April-Juni 2007, hal. 13-16, juga bisa dibaca di sapiensestquiprospicit.blogspot.com SN/APP/2011

  14. Orangtua Sahabat Kaum Muda (1) • Persahabatan mengandaikan adanya kesetaraan. Kesetaraan tidak sama dengan kesamaan, tidak pernah ada orang yang sama, manusia adalah unik. • Namun dalam perbedaan ada kesetaraan, setara dalam martabat dan harkat kita sebagai gambaran Allah. • Kitab Putera Sirakh (6:5-37,khususnya ayat 5-17) perlu direnungkan dengan saksama. • Milton Mayeroff dalam bukunya On Caring, menjelaskan pada kalimat pertama bagian pendahuluan sebagai berikut “Dalam arti yang paling tepat, peduli pada seorang pribadi lain adalah menolong dia berkembang dan mewujudkan dirinya sendiri” SN/APP/2011

  15. Orangtua Sahabat Kaum Muda (2) • Namun, manusia dewasa ini terperangkap pada kesibukan, sampai-sampai pendampingan pada anak-anak sudah disubkontrakkan pada orang atau lembaga lain. • Perangkap lain adalah sikap permisive atau sikap otoriter. • Mampukah kita keluar dari perangkap-perangkap tersebut, sebuah pekerjaan rumah. SN/APP/2011

  16. Peranan Kaum Muda Dalam Keluarga • Orang muda adalah orang masa depan, orang sedang mencari identitas diri, mengejar keutuhan diri. • Dunia dewasa ini diwarnai oleh perubahan yang sangat cepat. • Perubahan mengandung ketidakpastian. • Orang muda harus memiliki akar yang teguh dan sayap yang kuat. Dengan demikian maka kaum muda menyumbang terciptanya kegairahan dalam meniti masa depan yang lebih baik • Di situlah peranan kaum muda dalam keluarga, Lalu ia menyadari keadaannya, ... (Lk.15:17). Menularkan semangat (kegairahan) mencari dan menemukan diri dan perannya sesuai dengan rencana Allah. SN/APP/2011

  17. Kaum Muda Bertanggungjawab • Kaum muda merupakan bagian tak terpisahkan dari Keluarga, Gereja dan Negara. • Sebagai bagian maka kaum muda akan mengambil peranan dalam perjuangan membangun Keluarga, Gereja dan Negara yang lebih baik. • Untuk itu kaum bertanggungjawab untuk mengenali, mengembangkan talentanya agar dapat menjadi dirinya sendiri sesuai dengan kehendak dan rencanaNya. SN/APP/2011

  18. Penutup • Selamat mempersiapkan diri menyambut Paskah 2011. • Marilah kita membangun niat untuk pembaharuan diri sendiri dan kemudian berjalan bersama, bergandengan tangan membangun dunia baru. • Sekian dan terimakasih. SN/APP/2011

More Related