1 / 28

Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi

Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi. Dosen : Dr. Cik Suabuana, M. Pd Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indo nesia. Kelompok 6. Keanekaragaman Sosial, Budaya, dan Peradaban (Masalah Culture Shock) Anggota kelompok :

Download Presentation

Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Teknologi Dosen : Dr. Cik Suabuana, M. Pd Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

  2. Kelompok 6 Keanekaragaman Sosial, Budaya, dan Peradaban (Masalah Culture Shock) Anggota kelompok : • Berlian Nurlianti (1003056) • Diki Donyanto (1006023) • Dini Syamsiah (1001797) • Irma Wahyu Nurvian (1001973) • Pita Arianti (1006212) • Silmi Tilawati (1001427)

  3. Kajian Teori Latar Belakang Faktor-faktor Penyebab Foto-foto & Video Pembahasan masalah Solusi Angket Kesimpulan & Saran

  4. Latar Belakang Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga pendidikan telah bermunculan menawarkan berbagai pilihan kepada masyarakat. Tidak menutup kemungkinkan adanya siswa ataupun mahasiswa  yang datang dari budaya yang berbeda untuk belajar bersama-sama di tempat yang mereka datangi. Fenomena datangnya para pendatang di lembaga pendidikan khususnya pendidikan tinggi ini telah menggugah semangat penulis untuk melakukan riset mengenai penyesuaian diri para mahasiswa yang berasal dari Jawa Tengah, Jogjakarta, Belitung, Padang, dan Papua di perguruan tinggi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung-Jawa Barat yang notebenenya berada diluar wilayah yang biasa ditinggali oleh para mahasiswa yang menjadi objek penelitian.

  5. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraiakan diatas, untuk memperoleh suatu kesimpulan yang jelas maka perlu adanya peumusan masalah yang tepat dan mampu membatasi agar pembahasan lebih ringkas. Rumusan masalah tersebut diantaranya sebagai berikut: • Apa faktor penyebab terjadinya culture shock atau gegar budaya? • Apa efek atau akibat dari terjadinya culture shock? • Bagaimana solusi dari permasalahan culture shock tersebut?

  6. Pendekatan dan Metode Pendekatan yang digunakan dalam menyusun dan menganalisis serta mengkaji pembuatan makalah mengenai culture shock atau gegar budaya ini berdasarkan pendekatan multi aspek artinya dalam mengkaji setiap pembahasan kami menggunakan berbagai aspek seperti dari pendidikan, lingkungan, sosial, budaya, teknologi, dan aspek-aspek lainnya yang erat kaitannya dengan kasus yang dikaji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif. Selain itu kelompok juga melakukan studi pustaka dan browsing internet dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan culture shock.

  7. Konsep Dasar Keanekaragaman Sosial Masyarakat Masyarakat merupakan suatu tempat terjadinya interaksi sosial antar individu dengan individu. Individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok lainnya yang membentuk suatu masyarakat yang lebih luas dan komplek keberagaman masyarakat tercipta karena adanya perbedaan suku bangsa atau etnik, keanekaragaman ras, keanekaragaman agama, perbedaan jenis kelamin dan keanekaragaman profesi. Keanekaragaman masyarakat adalah merupakan suatu keragaman dalam berbagai aktifitas sosial di masyarakat dalam bidang agama, jenis kelamin, profesi, etnis, suku yang tid ak mempersoalkan tinggi dan rendahnya yang berkuasa dan yang dikuasai. bentuk Keragaman masyarakat merupakan salah satu indikator bahwa budaya semakin tinggi.

  8. Konsep Budaya dan Keanekaragamannya Budaya dalam segi historis diartikan sebagai warisan yang diahliturunkan dari generasi ke generasi atau dari generasi satu kegenerasi berikutnya. Pakar kebudayaan Lehman, Himstreet dan Betty yang diperoleh dari situs (http://carapedia.com/pengertian-definisi-budaya-menurut-para-ahli-info481/) menjelaskan bahwa: budaya diartikan sebagai “sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri”. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan dari para sekumpulan masyarakat itu sendiri yang mendiami suatu wilayah tertentu. • Dari beberapa definisi budaya menurut para ahli diatas, bisa diambil kesimpulan tentang beberapa hal penting  yang dicakup dalam arti budaya yaitu: • Sekumpulan pengalaman hidup, • Pemrograman kolektif, • Sistem sharing, dan • Tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat.

  9. Konsep Peradaban Berdasarkan hasil study pustaka denagn browsing internet di situs yang dapat diakses di http://refleksibudi.wordpress.com/2010/03/02/konsep-peradaban/ , kelompok menemukan pemahaman pearadaban dari beberapa tokoh, diantaranya yaitu : Will Durant yang mengemukakan bahwasannya peradaban merupakan “Tatanan sosial yang menggerakkan pencapaian prestasi intelektual, budaya manusia dalam empat unsur; ekonomi, sistem politik, etika dan iptek”. Dalam Situs lain yang dapat diakses di www.anneahira.com/pengertian-peradaban.html kelompok menemukan informasi lain berkaitan dengan peradaban. Peradaban menurut webster dictionary diartikan sebagai kadaan atau suatu proses peradaban, kemajuan kehidupan sosial dan kebudayaan, kurun dari keidupan sosial tertenu atau seluruh dunia yang sudah maju. • Maka kelompok meyimpulkan ciri-ciri peradaban yaitu: • Adalah hasil pemikiran manusia • Perkembangan kearah yang lebih baik • Memberikan kemudahan • Mengandung unsur budaya didalamnya • Pemikiran yang didapat dari proses sosialisasi • Berlangsung secara terus menerus dan tidak pernah berhenti

  10. Masalah Culture Shock Berdasarkan riset dengan mengambil sample diantaranya adalah orang yang berasal dari Jawa Tengah, Jogjakarta, Belitung, Padang serta Papua yang notabenenya merupakan daerah yang berada diluar Jawa Barat. Orang terbiasa dengan hal-hal yang ada di sekelilingnya, dan orang cenderung suka dengan familiaritas tersebut. Familiaritas membantu seseorang mengurangi tekanan karena dalam familiaritas, orang tahu apa yang dapat diharapkan dari lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Maka, ketika seseorang meninggalkan lingkungannya yang nyaman dan masuk dalam suatu lingkungan baru, masalah komunikasi akan dapat terjadi. Menurut sumber dari internet dalam situs (repository.usu.ac.id), yang didalamnya mengulas tentang culture shock, salah satu pakar budaya Adler mendefiniskan bahwa: ... culture shock sebagai suatu set reaksi emosional terhadap hilangnya penguat dari lingkungan individu tersebut, dan digantikan dengan stimulus kebudayaan baru yang memiliki sedikit arti, dan menyebabkan kesalahpahaman dengan kebudayaan baru, dan dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya, mudah marah , dan ketakutakan akan di tipu, dilukai ataupun diacuhkan. Berbeda lagi, dari sumber (www.luciatriedyana.wordpress.com) menurut Deddy Mulyana mendasarkan bahwa: ... gegar budaya sebagai benturan persepsi yang diakibatkan penggunaan pesepsi berdasarkan faktor-faktor internal (nilai-nilai budaya) yang telah dipelajari orang yang bersangkutan dalam lingkungan baru yang nilai-nilai budayanya berbeda dan belum ia pahami. kelompok menyimpulkan Culture shock/gegar budaya/kekagetan terhadap budaya baru merupakan suatu reaksi negatif terhadap berbagai segi kehidupan suatu masyarakat asing yang dirasakan rumit.

  11. Foto-foto & Video Video Mahasiswi cilacap Video Mahasiswi Papua

  12. Belitung

  13. Jawa Tengah

  14. jogyakarta

  15. Padang

  16. Papua

  17. Bentuk Angket • Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya culture shock/gegar budaya/kekagetan terhadap budaya baru bagi mahasisiswa yang berbeda budaya di Universitas Pendidikan Indonesia. • Pilihlah sesuai dengan pendapat anda urutkan 3 faktor dari yang terkecil sampai yang terbesar: • Faktor agama • Faktor bahasa keseharian • Faktor ekonomi • Faktor teknologi • Faktor pergaulan • Faktor adat istiadat • Faktor sosiologis • Faktor geografis

  18. Faktor penyebab culture schock

  19. Faktor pergaulan • Faktor geografis • Faktor teknologi Berdasarkan hasil akumulasi angket di atas, maka kelompok dapat mengurutkan faktor penyebab timbulnya “Masalah Culture shock” dari yang dominan hingga paling rendah, berikut ini penjabarannya: Faktor geografis identik dengan keadaan geografis di daerah tersebut,. Faktor geografis ini merupakan faktor lingkungan secara fisik, misalnya perbedaan cuaca, perbedaan letak wilayah seperti daerah pantai dengan daerah pegunungan. Hal ini akan menyebabkan individu tersebut mengalami gangguan kesehatan. Pada faktor ini, individu cenderung mengalami ketakutan akan perbedaan pergaulan disetiap tempat yang baru. Ketakutan ini menjadikan individu merasa canggung dalam menghadapi situasi yang baru, tempat tinggal yang baru dan suasana yang baru. Akibat ketidak pahaman mengenai pergaulan ini, individu juga akan merasa terasing dengan orang-orang disekelilingnya yang dirasa baru baginya. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin melaju pesat. Perkembangan teknologi yang semakin mutakhir ini menyebabkan masyarakat harus selalu ingin berusaha untuk mengikuti perkembangan teknologi agar mampu bersaing di dunia global. Teknologi juga merupakan faktor penting dalam mempengaruhi timbulnya masalah culture shock. Individu merasa takut tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi di tempat tinggal barunya sehingga individu cenderung akan merasakan ketakutan. Individu disini dituntut untuk berpikir keras bagaimana caranya untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi serta mampu mengaplikasikannya dikehidupannya.

  20. Faktor bahasa keseharian • Faktor ekonomi • Faktor adat istiadat • Faktor agama Ketakutan terhadap biaya hidup yang berbeda yang memiliki kemungkinan lebih tinggi merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya culture shock. Ini merupakan hal umum yang terjadi bahwa setiap daerah di negara Indonesia memiliki kemampuan konsumsi yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menyebabkan individu guncang ketika dihadapkan pada permasalahan tempat tinggal yang baru. Individu harus mulai berusaha, bersiap serta berwaspada mengantisipasi agar mampu bertahan hidup ditempat tinggal yang baru. Faktor ini merujuk pada tradisi-tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat di setiap daerah yang notebene memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Untuk itu individu harus mampu beradaptasi dengan adat istiadat di daerahnya yang baru. Namun beradaptasi dengan adat istiadat yang baru bukanlah hal yang mudah bagi seorang pendatang, maka individu cenderung mengalami kekagetan budaya terutama dalam hal adat istiadat tersebut. Bahasa merupakan cerminan dari sebuah kebudayaan yang beradab. Bahasa tidak bisa dianggap dengan sebelah mata dewasa ini. Individu yang mengalami kekagetan terhadap budaya baru sering kali dihubungkan dengan faktor bahasa sebagai salah satu ketakutan yang cukup besar ketika akan menetap ditempat yang baru. Tidak menguasai atau bahkan tidak mengerti sama sekali bahasa merupakan suatu hal yang wajar yang menyebabkan timbulnya culture shock. Agama dianggap sebagai salah satu penghambat individu dalam usahanya menyesuaikan di tempat tinggal yang baru. Individu mengalami ketakutan tersendiri terhadap agama yang menjadi perbedaan yang sangat rentan dan tidak bisa disatukan dengan mudahnya.

  21. Solusi Pemecahan Masalah Culture shock Dari bebrapa faktor penyebab terjadinya culture shock, kelompok merumuskan solusi untuk mengatasinya. Antara lain yaitu : Individuharusbelajarmembiasakandiriberadaptasidanberinteraksidenganlingkunganbarunya, denganpembiasaaniniakanmenumbuhkan rasa percayadiridariindividutersebutdalambersosialisasidengan orang-orang danlingkunganbarunyatersebut. Pergaulan yang baikakanmembuatseseoranglebihmudahmenjalanikehidupansosialnya. • Faktor teknologi Dewasainiteknologisemakinberkembangpesatdikalangan orang banyak, semakinpesatteknologiberkembangmaka orang-orang dituntutuntuksemakinkerasmempelajaridanmengaplikasikanteknologi yang adadalamkehidupannya. Seorangindividu yang berada di lingkunganbarubaginyapastiakanmerasakanperbedaanteknologi yang berkembang di lingkungantersebut, terlebihlagiapabilaindividu yang berasaldaridaerahpelosokkemudiandatangkedaerah yang cukuppesatperkembanganteknologinya. • Faktor pergaulan

  22. Faktor geografis dalam persentasenya memperoleh 18,60% dari keseluruhan total faktor penyebab terjadinya culture shock. Karena faktor geografis ini berkaitan erat dengan kondisi fisik lingkungan maka hal ini dapat diatasi dengan cara individu lebih menjaga kesehatan yang cenderung menurun ketika individu tersebut tinggal di suatu tempat tinggal yang baru, yang tentunya jauh berbeda dengan tempat tinggal semula. Pencegahan yang baik perlu dilakukan secara terus menerus agar individu tetap berada di kondisi yang prima dalam menjalani aktifitas sehari-hari. • Faktor geografis Bahasa keseharian memiliki prosentase sebesar 17,30% dari keseluruhan faktor penyebab terjadinya culture shock. Untuk mengatasinya kelompok memberikan solusi diantaranya yaitu dengan menumbuhkan kemauan belajar bahasa kepada setiap individu ketika tinggal ditempat yang baru. Kemauan belajar bahasa tersebut bisa dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada teman yang memang berasal dari daerah tersebut untuk mengajarkan bahasa keseharian di daerah tersebut. • Faktor bahasa keseharian

  23. Faktor ekonomi ini dapat diatasi dengan cara pengelolaan keuangan yang baik sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, agar individu dapat menyesuaikan pemasukan keuangan dengan pengeluarannya. Pada saat proses pendidikan alan lebih baiknya individu juga melakukan program saving money, untuk mengatasi kebutuhan tidak terduga. • Faktor ekonomi Pada dasarnya melekatnya kebudayaan terhadap seorang individu membutuhkan proses dan waktu, semua tidak terjadi begitu saja. Solusi menurut kelompok adalah individu harus lebih membuka dirinya terhadap adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku yang umumnya terjadi dimasyarakat. Dengan cara tersebut diharapkan individu dapat lebih menghindari terjadinya culture shock/gegar budaya. • Faktor adat istiadat Faktor agama yang menyebabkan terjadinya culture shock ini hanya mendapat persentase sebesar 0.13 %. Artinya faktor agama tersebut dianggap tidak terlalu mendominasi terjadinya culture shock. Solusinya yaitu individu harus lebih meningkatkan sikap toleransinya antar umat beragama. • Faktor agama

  24. Kesimpulan Berdasarkan hasil riset penyusun menyimpulkan bahwasannya culture shock atau gegar budaya merupakan sebuah istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Faktor yang mendominasi terbanyak adalah faktor pergaulan dengan persentase 33,33%. Disusul dengan faktor teknologi yang mendapatkan persentase sama dengan faktor geografis yaitu 18,60%, kemudian dibawahnya ada faktor bahasa keseharian dan faktoe ekonomi dengan perolehan sebesar 17,30% dan kemudian faktor adat istiadat dengan persentase 16%dan terahir faktor agama sebesar 0,13%. Individu yang mengalami culture shock akan merasa berbeda dan kurang memahami keadaan sekitarnya. Seseorang yang mengalami culture shock dapat digambarkan bagai orang yang kebingungan dalam berhubungan dengan lingkungannya. Culture chock/gegar budaya adalah kondisi kecemasan yang dialami seseorang dalam rangka penyesuaiannya dalam lingkungan yang baru di mana nilai budaya yang ada tidak sesuai dengan nilai budaya yang dimilikinya sejak lama.

  25. Saran Bedasarkan hasil riset, penyusun memiliki rekomendasi yang dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah dalam menangani kasus culture schock tersebut. Hasil riset kelompok menemukan bahwa keterlibatan individu dalam berbagai organisasi akan sangat membantu individu untuk mengatasi culture shock dengan memberikan dukungan sosial dan memampukan individu untuk melakukan penyesuaian budaya. Kelompok pun menjabarkan bebarapa kegiatan yang dapat mengatasi gejala-gejala gegar budaya atau culture schock ini dengan menyarankan hal-hal berikut ini untuk mengatasinya  yaitu antara lain: • Ketika individu akan masuk kedalam dunia yang terbilang asing maka alangkah lebih baiknya individu melakukan pencarian data atau pengetahuan berkaitan dengan tempat yang dimaksudkan. Hal ini ditujukan agar individu merasa tenag dengan sedikit memiliki info/pengetahuan sehingga dapat dijadikan pedoman ketika telah benar-benar berada dalam lingkungan yang baru tersebut. • Bersikap terbuka dengan menerima kebudayaan yang baru, lingkungan pergaulan yang baru serta mencoba mnyesuaikan diri dengan baik agar tumbuhlah perasaan nyaman yang menjadikan individu tidak akan mengalami kecemasan yang berkelanjutan. • Bersosialisasi dengan baik sesama teman dengan tidak membedakan budaya, suku serta adat yang berbeda. • Berteman dengan siapapun yang mau membantu dalam penyesuaian diri di lingkungan baru tersebut. • Mencoba berinteraksi lebih dekat lagi dengan masyarakat luas dan pelan-pelan meta permahami karakteristik serta perilaku kebiasaan sehari-hari yang membudaya. • Bersedia untuk belajar kultur yang baru. Individu perlu menyadari bahwa kultur bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi sesuatu yang dipelajari. Hal yang dibawa sejak lahir adalah kemampuan individu untuk belajar kultur, apapun kultur itu. Oleh karena itu, kesediaan untuk belajar kultur yang baru akan membantu untuk mengatasi kesalahpahaman dan menolong teratasinya persoalan-persoalan sosial di tempat yang baru.

  26. PERTANYAAN • Santi S (0700391) Keterkaitanantarajumlahangketdenganjumlahresponden? Mengapamenampilkanketiga diagram? 2. Citra A (1000307) Apakahadadampak yang terjadiketikaindividukembalikedaerahasalnya? Bagaimanadengandampakpsikis? 3. Dera F (1000854) Sinkronisasiantarakesimpulandaripengertian culture shock denganfaktorpenyebab yang paling dominan? 4. Astrid J () Bagaimanadampakindividuterhadappergaulandaridaerahbarukedaerahasalnya?

More Related