250 likes | 584 Views
Prospek Perbankan Syariah Indonesia 2013. 27 November 2012. PT Bank BNI Syariah Dinno Indiano. Agenda. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Nasional Gambaran Umum Perbankan Syariah di Indonesia Catatan di 2012 dan Faktor Kunci Keberhasilan Kesimpulan.
E N D
Prospek Perbankan Syariah Indonesia 2013 27 November 2012 PT Bank BNI Syariah Dinno Indiano
Agenda Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Nasional Gambaran Umum Perbankan Syariah di Indonesia Catatan di 2012 dan Faktor Kunci Keberhasilan Kesimpulan
Perkembangan Perbankan Nasional • Aset perbankan nasional telah menembus Rp 4.000 triliun per September 2012, sedangkan DPK dan kredit telah menembus Rp 3.000 dan 2.500 triliun. • Pertumbuhan besaran perbankan yang stabil menunjukkan industri perbankan Indonesia cukup tahan (strong enough)terhadap krisis global. Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Meski di tengah kecenderungan suku bunga yang menurun, perbankan nasional masih mampu menumbuhkan profitabilitas dengan baik Perkembangan Suku Bunga Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah *) disetahunkan berdasar data real sept ‘12 • Suku bunga, baik DPK maupun kredit memiliki tren menurun hingga ke posisi terendah. Suku bunga DPK berada di bawah 5%, sedangkan suku bunga kredit berada pada kisaran 10%-12%. • Meski demikian, perbankan nasional masih mampu menumbuhkan profitabilitasnya, yang ditunjukkan dengan Net Income yang juga terus meningkat menjadi Rp 75 triliun pada akhir 2011. Nilai ini diproyeksikan menembus Rp 90 triliun pada akhir tahun 2012.
Bisnis KPR dan KKB masih memiliki peluang untuk tumbuh meski dipengaruhi regulasi yang ketat • Sebagai dampak dari regulasi LTV, permintaan KPR dan KKB sama-sama menurun dengan posisi September 2012 sebesar Rp 231 triliun dan Rp 103 triliun. Namun jika disetahunkan, nilainya dapat melampauai portfolio 2012. • Meski demikian, penurunan ini masih dapat dianggap penyesuaian portfolio kedua produk terhadap regulasi baru. • Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di atas 6%, dan perkembangan kelas menengah, masih terdapat ruang bagi pertumbuhan KPR dan KKB pada level yang baru, khususnya untuk KPR. • Portfolio KPR diproyeksikan menembus Rp 300 T di akhir 2013. Pertumbuhan KKB juga masih memiliki kemungkinan bertumbuh. CAGR: 13% CAGR: 8% Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Perkembangan Bisnis BNI • Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, kontribusi portfolio BNI juga terus bertumbuh hingga aset mencapai Rp 299 triliun. • Laba BNI juga terus tumbuh, dimana estimasi laba 2012 dengan menggunakan data real sept ‘12 yang disetahunkan mencapai Rp 6,6 triliun . Sumber: Laporan Keuangan BNI, tahun 2012 disetahunkan
Perbankan Syariah Indonesia berkembang dengan baik, namun masih kecil dibandingkan dengan total Industri Perbankan • Jumlah bank syariah terus bertambah, saat ini telah beroperasi11 BUS & 24 UUS. Jauh lebih banyak dibanding angka di tahun 2000 saat industri baru terbentuk. Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Perbankan Syariah Indonesia berkembang dengan baik, namun masih kecil dibandingkan dengan total Industri Perbankan Jumlah Kantor • Jumlah jaringan kantor telah melebihi 2.000 outlet Dengan jumlah jaringan kantor yang meningkat pesat tersebut, coverage jaringan perbankan syariah semakin luas dari barat ke timur, dan utara ke selatan Indonesia. Bahkan ke wilayah-wilayah remote yang sebelumnya tidak terjangkau. Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Perbankan Syariah Indonesia berkembang dengan baik, namun masih kecil dibandingkan dengan total Industri Perbankan 4,04% Marketshare Aset Industri Perbankan Syariah terhadap Total Aset Perbankan 95,96% • Secara keseluruhan, marketshare perbankan syariah dari sisi aset baru mencapai 4,04% terhadap total industri perbankan nasional Sumber: Bank Indonesia (Sept 2012), diolah
Trend Portfolio Perbankan Syariah 23%* 46% 47% *Estimasi 2012 dengan menggunakan data real sept’12 yg disetahunkan • Trend peningkatan portfolio masih terlihat positif walaupun dengan growth yang melambat Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Indikator Rasio masih dalam tren positif • Dari sisi indikator rasio, semua angka masih dalam tren positif, khususnya NPF masih di bawah 5% (risiko pembiayaan termitigasi baik) dan CAR di atas 10% (modal masih cukup kuat). Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Indikator Rasio masih dalam tren positif • Rasio FDR menembus nilai 100% pada September karena ekspansi pembiayaan, namun nilai ini masih bisa bergerak lebih rendah. Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Perbankan Syariah masih ditopang “Dana Mahal” *nilai 2012 disetahunkan • Dari sisi pendanaan (DPK), bisnis perbankan syariah secara umum masih ditopang oleh portfolio Deposito yang berkategori “dana mahal” karena memiliki nisbah dan ekspektasi bagi hasil yang tinggi, sehingga meningkatkan biaya operasional bank syariah. Hal ini berdampak terhadap pricing pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank syariah kepada Nasabah. Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Perbankan Syariah masih ditopang “Dana Mahal” • Grafik menunjukkan perbankan syariah masih harus terus meningkatkan potensi dana murahnya Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Portfolio Pembiayaan dengan tujuan konsumtif masih mendominasi pembiayaan syariah • Besarnya portfolio berdasar tujuan pembiayaan yang didominasi oleh tujuan konsumsi (consumer financing) meningkat significant sejak ’05, hal ini menunjukan tingkat akseptasi masyarakat terhadadap produk konsumtif syariah semakin membaik. Namun demikian bank-bank syariah tetap dituntut untuk lebih berperan dalam pembiayaan produktif khususnya pada segmen SME Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Aset Industri Perbankan Syariah Mengalami Perubahan Signifikan Perbankan Syariah Perbankan Konvensional 2005 2011 3.83% 1.40% Sept 2012 2010 4.04% 3.14% Total Share 5 Bank: -2005: 89% -2010: 73% -2011: 73% -Sept 2012: 69% Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Struktur Industri Perbankan Syariah Mengalami Perubahan Signifikan • Sekalipun marketshare industri perbankan syariah bergerak lambat, dalam waktu 7 tahun terakhir struktur industri perbankan syariah mengalami perubahan yang signifikan. • Total aset 5 bank terbesar turun dari 89% (2005) menjadi 69% (September 2012). Hal ini menandakan, pertumbuhan tidak hanya digerakkan oleh bank syariah existing yang telah dominan, tetapi juga oleh hampir seluruh bank syariah. • Kondisi ini juga mengisyaratkan tumbuhnya lingkungan yang kompetitif antar bank syariah, dalam pengertian pentingnya upaya masing-masing bank untuk meningkatkan efisiensi dan memiliki produk serta layanan yang kompetitif, sehingga berdampak positif terhadap keseluruhan nasabah perbankan syariah. Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah
Perkembangan Bisnis BNI Syariah • Portfolio bisnis BNI Syariah juga mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Total aset menuju Rp 10 triliun (sudah tercapai pada awal November 2012) yang diiringi oleh DPK dan pembiayaan yang mencapai Rp 8 T dan Rp 6,5 T per September. • Jika disetahunkan, laba BNI Syariah 2012 dapat mencapai Rp100 miliar. Sumber: Laporan Keuangan BNI Syariah, tahun 2012 disetahunkan
Beberapa Catatan di tahun 2012 yang akanmemiliki dampak berkelanjutan Penurunan Bisnis Gadai Emas Peningkatan significant unit syariah di perbankan maupun lembaga keuangan lainnya Dana Haji dipindah ke Sukuk Negara Switching Demand KPR/KKB dari Bank Konven-sional Aturan LTV dan maksimum plafond Gadai Emas telah menyurutkan portfolio gadai emas Bank Syariah, diperlukan terobosan agar potensi pembiayaan ini tidak berpindah pada bank konvensional Pemindahan dana haji dari Bank – bank Syariah kepada Sukuk Negara yang berpengaruh aset dan sumber pendanaan, diperlukan arrangement khusus yang tidak merugikan kedua belah pihak. Meningkatkan tingkat kompetisi dan ekonomi syariah nasional dengan tetap memperhatikan kualitas syariah compliance secara benar Aturan LTV KPR dan KKB untuk Bank Konvensional sehingga syarat uang muka Nasabah naik menyebabkan peralihan permintaan kredit kepada Bank Syariah.
Isu Regulasi yang Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Bisnis LTV KPR • Rencana aturan LTV KPR untuk Bank Syariah (seperti telah diterapkan untuk Bank Konvensional) akan berpengaruh terhadap hilangnya potential switching demand KPR dari Bank Konvensional yang telah berjalan dan proyeksi pertumbuhan bisnis KPR syariah Bisnis Haji • Rencana penghentian produk talangan haji relatif tidak akan mengganggu bisnis pembiayaan, karena dari sisi profitabilitas rendah dan portfolio tidak signifikan • Yang lebih signifikan dan positif adalah regulasi yang mewajibkan seluruh dana haji hanya boleh dikelola oleh perbankan syariah • Diperlukan insentif regulasi bagi bank induk sehingga mendorong sinergi dan dukungan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis Bank Syariah yang menjadi anak perusahaan Insentif Regulasi OJK • Pendirian OJK diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan regulasi yang lebih baik, sehingga mendorong industri yang lebih sehat dan kompetitif
Strategi 2013 sampai dengan 2015 > 2015 • 2009-2012 • Bank-bank syariah pendominasi industri mengembangkan jaringan outlet secara masif untuk “mengamankan” potensi daerah dan memperdalam penetrasi bisnis yang telah ada. • Melengkapi produk-produk standard (KPR floating, joint financing multifinance, Pembiayaan Rekening Koran, dsb) agar lebih bersaing dengan perbankan konvensional. • 2013-2015 • Dengan pengalaman dan positioning bisnis yang telah didapat, bank syariah menajamkan segmentasi bisnis untuk berupaya menjadi leader pada bisnis/ segmen nasabah tertentu, termasuk mengembangkan model bisnis secara spesifik. • Untuk mendukung portfolio bisnis yang semakin besar, peningkatan produktivitas dan mitigasi risiko, bank syariah memperbaiki proses bisnis seperti membentuk strategic business unit khusus, sentra proses pembiayaan dan sentra operasional. • >2015 • Bank syariah dituntut telah memiliki “mesin” yang lebih handal baik untuk “memproduksi” bisnis ataupun memitigasi risiko. Bank syariah akan dituntut meningkatkan profitabilitasnya dan pertumbuhan bisnis yang berkualitas serta sustain. Growing profitability & stronger business growth • Sharpening business segment • Enhancing product, business model and infrastructure 2012 Expanding network & completing product 2009 Growing assets 2005 Pre-industry & introducing the business Set-up & growing the business < 2000
Kesimpulan • PERBANKAN SYARIAH NASIONAL • Perbankan Syariah Nasional masih tetap optimis dengan pertumbuhannya • Peran seluruh stakeholder terutama pemerintah dan masyarakat tetap menjadi kunci utama lajunya pertumbuhan perbankan syariah nasional • Sekalipun pertumbuhan tinggi namun mengingat peningkatan bank konvensional yang juga tetap tinggi menyebabkan marketshare perbankan syariah akan masih stagnan di bawah 5%. • Indikator kunci perbankan syariah masih mengalami perkembangan yang baik, hanya saja masih terdapat “PR” besar terkait masih dominannya dana mahal sebagai sumber pendanaan. Diperlukan terobosan agar perbankan syariah semakin menjadi bank pilihan masyarakat untuk bertransaksi.
Faktor Kunci untuk Pertumbuhan Bisnis tahun 2013-2015 • Faktor “harga” (pricing) tetap penting. • Semakin kompetitifnya setiap segmen bisnis / produk mengharuskan Bank memiliki fokus dan spesialisasi pada segmen tertentu untuk meningkatkan competitive advantages dan menjadi segment leader • Hal tersebut harus didukung oleh struktur biaya dana dan operational se-efisien mungkin Clear & Sharp Business Segmentation Business Cost Efficiency Strong Equity Sinergy with Holdings • Ekspansi pembiayaan secara agresif dalam rangka mengimbangi pertumbuhan aset harus didukung oleh penguatan modal, sehingga akses terhadap permodalan secara kontinyu menjadi kunci. • Bank Syariah masih belum mencapai skala ekonomi untuk secara agresif menambah investasi jaringan dan pengembangan sistem, khususnya electronic banking • Sinergi dengan berbagai pihak maupun induk akan mendorong efisiensi biaya sekaligus percepatan akselerasi bisnis
Terima Kasih Wassalamu’alaikum wr wb... ولسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Portfolio Pembiayaan didominasi Akad Jual Beli dengan Tujuan Konsumsi • Dari sisi pembiayaan, secara akad pembiayaan perbankan syariah didominasi oleh akad jual beli (murabahah dan istishna). Namun demikian, porsinya terus menurun hingga di bawah 60%. bandingkan dengan Malaysia atau Timur Tengah yang mencapai 90%, Sumber: Bank Indonesia (2012), diolah