1 / 32

TERMODINAMIKA LARUTAN: KOEFISIEN AKTIVITAS

BAB 4. TERMODINAMIKA LARUTAN: KOEFISIEN AKTIVITAS. LARUTAN IDEAL. Gas ideal : sebagai standar pembanding bagi sifat-sifat gas nyata. Larutan ideal : sebagai standar pembanding bagi sifat-sifat larutan nyata. Pers. (3.23):. (3.23). Larutan ideal didefinisikan sebagai larutan dengan:.

dalia
Download Presentation

TERMODINAMIKA LARUTAN: KOEFISIEN AKTIVITAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB 4 TERMODINAMIKA LARUTAN: KOEFISIEN AKTIVITAS

  2. LARUTAN IDEAL Gas ideal : sebagai standar pembanding bagi sifat-sifat gas nyata Larutan ideal : sebagai standar pembanding bagi sifat-sifat larutan nyata Pers. (3.23): (3.23) Larutan ideal didefinisikan sebagai larutan dengan: (4.1)

  3. Untuk besaran termodinamika yang lain, hubungannya mengikuti apa yang sudah diturunkan pada Bab 3. Dengan mengingat bahwa: maka (4.2) Dengan cara yang sama: (4.3)

  4. maka substitusi ers. (4.1) dan Karena (4.2) akan menghasilkan: (4.4) Summability relation, pers. (3.11), jika diterapkan pada larutan ideal:

  5. Jika diterapkan pada pers. (4.1) sampai (4.4): (4.5) (4.6) (4.7) (4.8)

  6. ATURAN LEWIS/RANDALL Persamaan (3.42): Untuk kasus khusus berupa larutan ideal: (4.9) Jika persamaan (4.1) dimasukkan ke pers. (4.9): Selanjutnta persamaan (3.27): (3.27)

  7. dimasukkan ke persamaan terakhir: (4.10) Persamaan ini disebut ATURAN LEWIS-RANDALL Jika kedua sisi pers. (4.10) dibagi dengan P xi, maka: (4.11)

  8. EXCESS PROPERTY Definisi: (4.12) (4.13) Definisi ME analog dengan definisi MR ME – MR = – (Mid – Mig) Karena campuran gas ideal juga merupakan larutan gas ideal, maka pers. (4.5) – (4.8) juga berlaku untuk gas ideal:

  9. (4.14) (4.15) (4.16) (4.17) Sehingga: Jika digabung dengan pers. Di slide sebelumnya: (4.18)

  10. Hubungan partial property analog dengan pers. (3.45): (4.19) Fundamental excess property relation: (4.20)

  11. ENERGI GIBBS EKSES DAN KOEFISIEN AKTIFITAS Persamaan (3.42): (3.42) Persamaan (4.9): (4.9) Jika pers. (4.10): disubstitusikan ke pers. (4.9) maka akan diperoleh: (4.9a)

  12. Partial excess Gibbs energy Koefisien aktifitas komponen i dalam larutan Pers. (3.42) dikurangi dengan (4.9a): (4.21) (4.22)

  13. Jika pers. (4.22) dimasukkan ke (4.20): (4.23) (4.24) (4.25) (4.26)

  14. Pers. (4.24–4.26) analog dengan pers. (3.53–3.55) Dapat dihubungkan langsung dengan data PVT dan persamaan keadaan • i dari data keseimbangan uap-cair • VE dan HE dari data pencampuran VE, HE, dan i dapat diukur dalam eksperimen

  15. Diferensiasi pers. (4.26) terhadap P: (4.27)

  16. Dengan cara yang sama akan diperoleh: (4.28) Berdasarkan pers. (4.26): ln i merupakan partial molar property, sehingga mengikuti aturan summability relation: (4.29) Untuk sistem yang terdiri dari n mol, pers. (4.29) menjadi:

  17. Jika dideferensialkan: Pada T dan P konstan, menurut pers. (4.23) berlaku: Jika kedua persamaan terakhir digabung akan diperoleh: (T dan P konstan) (4.30)

  18. KOEFISIEN AKTIFITAS DAN PERS. KEADAAN Definisi koefisien aktifitas menurut pers. (4.21): (4.21) Untuk cairan, fugasitas komponen i murni fi didefinisikan dalam persamaan (3.41): (3.41)

  19. Kriteria keseimbangan untuk sistem 2 fasa (uap-cair) multi komponen adalah kesamaan T, P, dan: (4.31) Jika pers. (3.48), pers. (4.21), dan pers. (3.41) dimasukkan ke pers. (4.31) maka akan diperoleh: (4.32) Atau: (4.33)

  20. merupakan partial molar property, sehingga: KORELASI DATA Menurut persamaan (4.22): (4.22) Atau: (4.34) Untuk larutan biner, korelasi untuk energi bebas Gibbs berupa persamaan empiris.

  21. MODEL SIMETRIS (4.35) Definisi koefisien aktivitas menurut pers. (4.26): (4.26) GE merupakan fungsi x, bukan n  ??

  22. Untuk sistem biner: (4.37) Definisi dari partial molar property:

  23. Jika pers. (4.37) dimasukkan ke pers. terakhir: (4.38) Dengan cara yang sama: (4.39)

  24. Jika pers. (4.38) diaplikasikan ke pers. (4.36):

  25. (4.40) Dengan cara yang sama akan diperoleh: (4.41)

  26. MODEL MARGULES (4.42) (4.43) (4.44)

  27. MODEL VAN LAAR (4.45) (4.46) (4.47)

  28. MODEL WILSON (4.48) (4.49) (4.50) ViL : volume molar komponen cairan i murni

  29. MODEL SCATCHARD-HILDEBRAND (4.51) (4.52) (4.53)

  30. INFINITE DILUTION MODEL SIMETRIS Pada konsentrasi = 0 atau pengenceran tak terhingga: x1 0, maka x2  1, sehingga pers. (4.40) menjadi: Demikian juga untuk x2 0, maka x1  1, sehingga pers. (4.41) menjadi: sehingga (4.54)

  31. MODEL VAN LAAR DAN MARGULES (4.55) (4.56) MODEL SCATCHARD-HILDEBRAND (4.57) (4.58)

  32. MODEL WILSON (4.59) (4.60) (4.61) (4.62)

More Related