1 / 23

Contoh Observasi Lapangan di Lahan Sulfat Masam

Contoh Observasi Lapangan di Lahan Sulfat Masam. Perumusan Masalah. Standar Kesesuaian Lahan Pasang Surut. Penentuan Lokasi. Pengumpulan Data : Kedalaman pirit, fluktuasi pasang dan surut, pH air, curah hujan, soil map. Pengolahan dan Analisa Data. Rekomendasi model pengelolaan tata air.

elata
Download Presentation

Contoh Observasi Lapangan di Lahan Sulfat Masam

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Contoh Observasi Lapangan di Lahan Sulfat Masam

  2. Perumusan Masalah Standar Kesesuaian Lahan Pasang Surut Penentuan Lokasi Pengumpulan Data : Kedalaman pirit, fluktuasi pasang dan surut, pH air, curah hujan, soil map. Pengolahan dan Analisa Data Rekomendasi model pengelolaan tata air Metodologi

  3. Observasi Elevasi Tanah (Blok) dan Box culvert Meskipunsecara visual dilapanganmemilikitopografidatarternyatatetapmemilikielevasiberbedapadasetiapbloknya. Begitupunelevasi box culvertdapat memilikiperbedaandisetiapbloknya. Hal inimembuktikankurangtepatnyasistemperencanaanpembangunanBox culvert yang semestinyamemperhatikan pula kondisitopografilahan yang tercakup

  4. Observasi Elevasi Tanah (Blok) dan Box culvert Meskipunsecara visual dilapanganmemilikitopografidatarternyatatetapmemilikielevasiberbedapadasetiapbloknya. Begitupunelevasi box culvertdapat memilikiperbedaandisetiapbloknya. Hal inimembuktikankurangtepatnyasistemperencanaanpembangunanBox culvert yang semestinyamemperhatikan pula kondisitopografilahan yang tercakup

  5. Observasi Fluktuasi Pasang Surut Pengamatan pasang surut di lokasi penelitian dilakukan 4 kali, yaitu pada saat bulan purnama (spring tide/full moon), bulan mati (new moon) dan bulan tengah (neap tide). Mengingat lokasi penelitian yang luasnya ± 250 ha tercakup dalam satu hamparan dikelilingi oleh boundaries dan parit kebun yang berbatasan langsung dengan sungai alam (Sungai Mukut) hanya memiliki satu saluran (sebagai input dan out put) yaitu pintu air 3, maka lokasi pengamatan ditentukan pintu air tersebut. Pengamatan dilakukan selama 2 x 24 jam (2 hari) pada masing-masing periode pengamatan. Pengamatan fluktuasi pasang surut dilakukan dengan mencatat ketinggian air pada rambu ukur setiap 15 menit. Rambu ukur dipasang di sebelah luar pintu air dan diberi warna mencolok sehingga memudahkan pengamatan pada malam hari.

  6. Observasi Fluktuasi Pasang Surut Tipe lahan pasang surut kelas A dan C dan pola pasang diurnal

  7. Observasi Sebaran Kedalaman Pirit Posisi lapisan tanah mengandung pirit berada pada kedalaman yang beragam di setiap blok. Kedalaman yang paling dangkal berada pada posisi 40-60 cm atau tepatnya pada kedalaman 50 cm yaitu di blok D28, D29, D30, D32, D33, D34, D35 dan D36. Sebaran yang paling banyak terdapat di blok D32, D28 dan D36. Sedangkan blok D31 dan D27 berada kedalaman lebih aman yaitu 60-80 cm.

  8. Hasil & Pembahasan Sebaran Kedalaman Pirit

  9. Observasi Penampang Horisontal Hasil Pengukuran Lapangan Elevasi box culvert tertinggi Box culvert Elevasi tanah terdalam Level pasang tertinggi Elevasi pirit terdangkal Permukaan tanah Level aman Level surut terdangkal Elevasi pirit terdalam Level surut terdalam

  10. 1. KONSEP WATER MANAGEMENT SYSTEM • PENERAPAN WMS DI LAPANGAN 2. KONSEP SOIL MANAGEMENT • PENERAPAN SM DI LAPANGANA 3. ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN WT DAN WL SERTA PENANGGULANGANNYA

  11. Hasil & Pembahasan Rekomendasi Pengaturan Tinggi Permukaan Air Dengan karakteristik lahan yang beragam, maka beberapa alternatif pengaturan tinggi permukaan air dapat dilakukan melalui : Pengaturan global pintu air 3 (± 14 cm) di tentukan oleh elevasi terdangkal dari lapisan pirit Pengaturan di seluruh blok (pintu air dan box culvert) Pengaturan dengan pertimbangan pertumbuhan kelapa sawit (perkembangan akar)

  12. Penutup Kesimpulan • Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lokasi penelitian termasuk lahan pasang surut tipe A dan C yang memiliki kondisi pasang surut harian (diurnal tide). Sekitar 15% dari lokasi penelitian memiliki kedalaman pirit 50 cm. Di beberapa tempat telah terjadi oksidasi pirit (Main drain, Collection drain dan Field drain). • Dengankarakteristiklahan yang meliputitopografilahan, sebaranlapisantanahsulfatmasampotensialdaninfrastruktur yang telahada, makametodepengaturantinggipermukaan air yang didugatepatadalahsistempengaturandisetiapblokdenganmemanfaatkaninfrastrukturwater controlsecaramaksimal. Pengaturan tersebut berpedomanpadarekomendasi level air amanuntukmencegahoksidasi(kondisi anaerob) yaitu selalu diatas pyrite layer atau < 40 cm untuk kedalaman pirit 50 cm dan perkembangan akar.

  13. Pyrite Oxidation...

  14. Jerosite...

  15. Field Actvities...

  16. View Potential Acid Sulfate Soil Identification...

  17. Pengeboran tanah Identifikasi menggunakan peroksida Pengamatan reaksi pirit

  18. Levelling...

  19. Tide Fluctuation... 07 April 09 (Full Moon)

  20. Tide Fluctuation... 27 April 09 (New Moon) 18 Mei 09 (Neap Tide 1)

More Related