1 / 12

HUBUNGAN KAUSALITAS

HUBUNGAN KAUSALITAS. PSIKOLOGI EKSPERIMEN Pertemuan ke-2. HUBUNGAN KAUSALITAS. HUBUNGAN KAUSALITAS Hubungan kausalitas: mengetahui hubungan satu variabel (gejala) dengan variabel (gejala) yang lain. POLA HUBUNGAN ANTAR GEJALA Necessity Condition Sufficient Condition

eris
Download Presentation

HUBUNGAN KAUSALITAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HUBUNGAN KAUSALITAS PSIKOLOGI EKSPERIMEN Pertemuan ke-2

  2. HUBUNGAN KAUSALITAS • HUBUNGAN KAUSALITAS Hubungan kausalitas: mengetahui hubungan satu variabel (gejala) dengan variabel (gejala) yang lain. • POLA HUBUNGAN ANTAR GEJALA • Necessity Condition • Sufficient Condition • Sufficient and Necessity Condition • Causative Condition

  3. Necessity Condition • Yaitu kondisi yang harus ada (necessity) sekalipun tidak cukup untuk menimbulkan suatu akibat tertentu. • Munculnya suatu gejala (Y) jika terdapat X1 yang hadir secara bersama-sama dengan gejala lainnya (X2, X3, Xn). • Faktor X1 saja tidak cukup untuk menimbulkan Y. • Ex: Seorang anak dapat berjalan (Y) jika mencapai kematangan motorik (X), namun X saja tidak cukup tetapi ada variabel yang lain kesehatan, pelatihan.

  4. Sufficient Condition • Yaitu kondisi yang cukup memadai untuk timbulnya kejadian tertentu. • X merupakan satu dari beberapa sebab yang secara independen menghasilkan Y • X1, X2, X3, atau Xn secara mandiri dapat menghasilkan munculnya variabel Y • Hubungan variabel bebas dan tergantung pada eksperimen mencerminkan pola sufficient condition. • Penelitian Piffner & McBurnett (1997): Pelatihan ketrampilan (X) cukup memadai pada perubahan perilaku destruktif (Y) pada anak hiperaktif.

  5. Sufficient and Necessity Condition • Yaitu kondisi yang cukup memadai dan harus ada untuk menghasilkan kejadian tertentu. • Kejadian X merupakan penyebab timbulnya Y, dan Y terjadi jika ada kejadian X. • Ex: Behaviorisme beranggapan bahwa Reward dan Punishment adalah kondisi yang sufficient dan necessity untuk membentuk perilaku tertentu • Pola hubungan ini di bidang psikologi jarang dijumpai

  6. Causative Condition • Merupakan hubungan sebab akibat yang tidak bersifat necessity atau sufficient tetapi suatu unsur memberi kontribusi bagi munculnya kejadian tertentu. • Dibedakan menjadi 2 macam: • Feedback Loop • Hubungan bahwa X menyebabkan Y, dan di lain pihak Y menyebabkan X (X ↔ Y) • Prestasi rendah menyebabkan malas belajar, tetapi disaat lain malas belajar menyebabkan prestasi yang rendah. • Causal Clain • Hubungan yang menunjukkan bahwa X menimbulkan Y dan Y menimbulkan Z • (X → Y →Z) • Penelitian Capaldi & Clark (1998): • Orang tua tidak terampil mengasuh anak (X) → perilaku anak antisosial (Y) → perilaku agresif pada pasangannya (Z)

  7. PSIKOLOGI MEMERLUKAN METODOLOGI • METODOLOGI • Suatu metode ilmiah untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data-data psikologis • BENTUK METODOLOGI • Eksperimen Adalah metode yang melibatkan manipulasi terhadap variabel dan dilakukan pada 2 kelompok atau lebih • Non Ekperimen Adalah metode yang tidak melakukan manipulasi pada variabel penelitian, misal: observasi, survei

  8. PENELITIAN ILMIAH • Observasi (Observation) Melihat dan mengamati variabel yang diteliti • Pengukuran (Measurement) Tidak memanipulasi (memberi perlakuan) tetapi hanya mengukur saja • Eksperimen (Experimentation) Melakukan manipulasi variabel penelitian

  9. CIRI-CIRI EKSPERIMEN • Ada perlakuan (manipulasi terhadap variabel independen/variabel bebas) • Minimal ada 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol • Pengendalian ekstraneous variabel

  10. Dalam Psikologi Eksperimen menggunakan logika sufficient condition SEBAB AKIBAT AntesedenPerilaku yg akan diterangkan SEBAB AKIBAT Variabel Independen Variabel Dependen (Variabel Bebas) (Variabel Tergantung)

  11. Anteseden adalah kondisi yang mendahului perilaku yang akan diterangkan • Dalam penelitian metode eksperimen, anteseden diciptakan oleh peneliti • Peneliti harus yakin bahwa anteseden akan menentukan munculnya perilaku yang ada. Hal ini dalam psikologi disebut Treatment (perlakuan)

  12. Anteseden dibagi menjadi 2, yaitu: • Anteseden Sufficient Yaitu kondisi penyebab yang bersifat cukup bisa menyebabkan perilaku SEBAB AKIBAT Pelatihan “AMT” Prestasi Belajar Meningkat • Anteseden Necessity Conditions Yaitu kondisi penyebab yang harus ada untuk menyebabkan adanya perilaku SEBAB AKIBAT Kurangnya perhatian Orang Tua Kenakalan Remaja

More Related