230 likes | 839 Views
Tanda Baca. Titik digunakan pada. Pada ahir kalimat Akhir singkatan nama orang Pada ahir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan Singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum Dibelakang angka/ huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar
E N D
Titikdigunakanpada • Pada ahir kalimat • Akhir singkatan nama orang • Pada ahir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan • Singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum • Dibelakang angka/ huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar • Memisahkan jam, menit dan detik yang menunjukkan jangka waktu
Titiktidakdigunakanpada • Memisahkan ribuan, jutaan yang tidak menunjukkan jumlah • Singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat didalam nama badan pemerintahan, lembaga-lembaga yang sudah diterima oleh masyarakat • Lambang kimia, satuan ukuran, takaran dan mata uang • Akhir judul • Dibelakang alamat pengirim, tanggal surat atau nama dan alamat surat
Koma • Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan Contoh: Saya membelikertas, pena, dan peniti. Satu, dua,…..tiga! • Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata (seperti: tetapi atau melainkan). Contoh: Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kamsi.
Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat. Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan pergi. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. • Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. Jadi, soalnya tidak semudah itu.
Memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dsb. dari katayang lain yang terdapat dalam kalimat. Contoh: O, begitu? Wah, bukan main! • Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Kata Ibu, “Saya gembira sekali”. “Saya gembira sekali”, kata Ibu, “karena kamu lulus”.
Diantara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilyah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Sdr. Abdul, Jalan Pisang Baru 1, Bogor, Jawa Barat. • Menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Indonesia.
Di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh: W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia Untuk Karang-mengarang (Jogjakarta:UP Indonesia, 1976), hlm.4. • Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya. Contoh: B. Ratulangi, S.E. Ny. Badingah, M.A.
Di muka angka persepuluhan at diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 12,4 m Rp12,23 • Mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. Contoh: Daerah kami, misalnya,…………. . Bandingkan: Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan………… .
Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Atas bantuan Agus, saya mengucapkan terima kasih. • Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: ”Dimana Anda tinggal?” tanya Karim. ”Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
Penggunaan Tanda Penyingkat (Apstrof) ( ’ ) • Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh: Ali ’kan kusurati. (’kan= akan) Januari ’99. (Januari 1999)
Penggunaan Tanda Garis Miring (/) • Di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Contoh: No.7/PK/1989 Jalan Kramat III/19 Tahun anggaran 2009/2010 • Pengganti kata atau, tiap. Contoh: Dikirimkan lewat darat/laut. Harganya Rp230/lembar
Penggunaan Tanda PETIK Tunggal (‘…’) • Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.Tanya Basri,”Engkau dengar bunyi ’kring-kring’ tadi?” • Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.Feed-back ’balikan’
Penggunaan TANDA PETIK ( “..”) • Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: ”Saya belum siap”, kata Mira. Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,”Bahasa…. .” • Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh: Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Sajak ”Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5.
Penggunaan TANDA PETIK ( “..”) • Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus. Contoh: Perkejaan itu dilaksanakan dengan cara ”coba dan ralat” saja. • Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh: Kata Tono, ”Saya juga ikut.”
Penggunaan TANDA PETIK ( “..”) • Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan ”si Hitam”.