1 / 22

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2010 Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2010 Sulawesi Selatan. KBI Makassar Makassar, 24 November 2010. Outline. 1. Kondisi Makro Ekonomi. 2. Inflasi. 3. Perbankan. 4. Sistem Pembayaran. 5. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan. 6. Keuangan Daerah. 7. Outlook.

glenna
Download Presentation

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2010 Sulawesi Selatan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kajian Ekonomi RegionalTriwulan III-2010Sulawesi Selatan KBI Makassar Makassar, 24 November 2010

  2. Outline 1. KondisiMakroEkonomi 2. Inflasi 3. Perbankan 4. SistemPembayaran 5. KetenagakerjaandanKesejahteraan 6. Keuangan Daerah 7. Outlook

  3. Perkembangan Kondisi Makroekonomi Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III-2010 (7,25%; yoy) tumbuh lebih rendah jika dibandingkan triwulan II-2010 (9,21%) maupun triwulan III-2009 (7,95%). Namun laju pertumbuhan ekonomi Sulsel ini masih berada diatas laju pertumbuhan ekonomi Nasional yang hanya bergerak di kisaran 5,80% (yoy) untuk triwulan III-2010. • Tekananperlambatandipicuolehbeberapafaktor : • Kondisicuaca yang kurangkondusif; • Kebijakankenaikantariflistrikpadaawaltriwulan III-2010; • Perlambatanrealisasibelanjaproyek-proyek; • Prosesbeberapapemilukada yang bermasalah; • Kendalapembebasanlahandibeberapadaerah; • Pemeliharaan PLTA Bakarudan PLTG Tello

  4. Pendorong Pertumbuhan di Sisi Penawaran • Sektorperdagangan-hotel-restoran, dipicuolehfaktormusiman Ramadhan/IdulFitri, danditambahnyakuantitasdankualitasbeberapasentraperdagangan, sehinggatercatattumbuhlebihtinggidibandingtriwulan II-2010 maupuntriwulan III-2009. • Sektorkeuangan-persewaan-jasatransportasi, didorongolehkondisikestabilanekonominasionalpadatriwulanlaporan yang lebihbaik, sehinggamampumendorongperkembanganperbankan. • Sektorjasa-jasa, lebihdidorongolehadanyakegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) sehubungandengankegiatanperingatanKemerdekaan RI, perayaan Ramadhan danbanyaknyahariliburpadatriwulan III-2010 (awaltahunajaranbarudan Ramadhan).

  5. Pendorong Pertumbuhan di Sisi Permintaan • PertumbuhankinerjaKonsumsididorongolehfaktormusiman (Ramadhan/IdulFitri), namunterdapattekanankonsumsikarenakenaikantariflistrikdaninflasi yang lebihtinggidibandingtahunsebelumnya. • Kinerjainvestasidiperkirakandidorongolehproyek-proyekswasta (misal pembangunanpembangkitlistrik, hotel, mall/ruko, perumahan). Sementara tekananpertumbuhandidugaterkaitdengantertundanyapenyelesaianbeberapaproyekpemerintah, yang salahsatunyakarenapermasalahanpemilukada dan pembebasanlahan di beberapadaerah. • Kinerjaekspordipicuolehtingkathargainternasional yang masihcukuptinggi (misal nikel) dan panen raya (kakao). • Sementara terdapattekanandarisisiimporterjadikarenapeningkatanimporcapital goodsdan kebutuhankonsumsimasyarakat pada triwulanlaporan dan relatifstabilnyanilaiRupiah.

  6. Perkembangan Inflasi Perkembangan inflasi Sulsel pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 6,58%, sejalan dengan proyeksi inflasi di kisaran 6,4% ± 0,5%. Inflasi Sulsel ini masih berada di atas inflasi nasional yang sebesar 5,80%. Tekanan inflasi ini sejalan dengan perkembangan sektoral pada perekonomian Sulsel. Secara umum, tekanan inflasi tersebut terjadi karena kenaikan tarif listrik, faktor musiman Ramadhan/Idul fitri, dan anomali cuaca yang mengganggu pasokan/produksi beberapa tanaman pangan dan holtikultura, serta pengaruh tingkat harga internasional pada beberapa komoditas.

  7. Pendorong Inflasi Sulsel • Per kelompok barang/jasa, pendorong peningkatan laju inflasi Sulsel, antara lain : • Kelompok bahan makanan, terutama pada sub kelompok bumbu-bumbuan, sayur-sayuran dan buah-buahan; • Kelompok makanan jadi, terutama pada komoditas gula pasir, ayam goreng dan mie; • Kelompok sandang , terutama pada komoditas emas. Kenaikan inflasi pada kelompok sandang disebabkan oleh dorongan harga emas yang melonjak sebagai akibat aksi para investor untuk mengalihkan dananya sebagai akibat pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang berjalan lamban hingga akhir tahun depan. Hasil Survey

  8. Perkembangan Perbankan Padatriwulan III-2010, perkembanganperbankansesuaidenganperkembangansektorekonominya (sektorKeuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan) yang menunjukkanpeningkatandibandingkandengantriwulan II-2010. • Kelembagaan, bertambah 1 KC BPD; • Dana PihakKetiga (DPK), didugadidorongolehrealisasipembayaranproyek-proyekpemerintah (droppingdana); • Kreditdidugadidorongolehkondisiekonominasional yang stabilsehinggamendorongkeberanianperbankanuntukmendorongpeningkatanpembiayaan. Catatan: Sejak Januari 2010 pencatatan data perbankan menggunakan Basel II

  9. Perbankan: Perkembangan Aset & NPL Bank Umum Aset Bank Umum berdasarkan kelompok Bank Total aset Bank Umum mengalami perlambatan pertumbuhan, yang disebabkan karenaberkurangnyapenempatan bank pemerintahdi Bank Indonesia maupundi bank lain. Sementara aset bank swastanasional mengalami peningkatan, yang didorong oleh peningkatan pertumbuhan kreditnya. Pangsa NPLs Per Sektor Ekonomi Aspek pengelolaan manajemenrisikousaha bank umum per September 2010 tercatatsebesar 3,07% (Gross), sedikitlebihtinggidibandingkanJuni 2010 (2,95%). Secarasektoral, NPLs tertinggiterdapatpadasektorpertanian, didugakarenaterganggunyaproduksisebagaiakibatdarianomali/gangguancuaca.

  10. Perbankan: Perkembangan Kredit Bank Umum Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan Share kreditkonsumsimasihmendominasi (43%), sementarasharekreditproduktifterbesaradalahkredit modal kerja (38%), yang mengalamikenaikansebesar 2% dibandingtriwulansebelumnya. Secaraumum, peningkatanpertumbuhankredittersebutterutamadidorongpertumbuhankreditinvestasi. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Sektor Ekonomi 3 (tiga) sektor yang mendapatkansharepenyalurankreditterbesaradalahsektor Lain-lain (45,3%), Perdagangan (27,9%) danindustripengolahan (8,2%). 3 (tiga) sektor yang mengalamipertumbuhanjikadibandingkantriwulansebelumnyaadalahsektorperdagangan, industripengolahan, dan konstruksi.

  11. Perkembangan Bank Umum Syariah dan BPR Perkembangan Bank Umum Syariah KinerjaperbankanSyariah pada triwulan III-2010 lebihbaikjikadibandingkandengantriwulan II-2010. Tercermindaripeningkatanpertumbuhan DPK dan Pembiayaandibandingkantriwulansebelumnya, sertaNPF grossturunmenjadi 3,9%. Per agustus 2010, total aset BPR/S tumbuh menjadiRp454,8 miliar, yang bersumber dari peningkatan pertumbuhan kredit. Sementara DPK dankredit/ pembiayaan mengalami perlambatan pertumbuhan. Perlambatan DPK inisehubungandenganbanyaknya masyarakat menarikuangberkaitandenganmempersiapkankeperluanpadasaatRamadhandanHarirayaIdulFitri Perkembangan aset BPR, DPK dan Kredit BPR/s

  12. Perkembangan Sistem Pembayaran Nilai transaksimelalui tunai/non tunai pada triwulan III-2010 menunjukkanpeningkatan, sejalandenganpertumbuhanaktivitasperekonomianSulsel pada triwulanlaporan. Pada triwulan III-2010, perkembanganaliranuangkartal menunjukkan net outflow, yang menunjukkan meningkatnyakebutuhanuangkartaldimasyarakatuntukkebutuhantransaksitunaiseiringmeningkatnyapertumbuhankonsumsipadatriwulanlaporan. Perkembangan Aliran Uang Kartal Masuk (inflow) dan Keluar (outflow) Perkembangan Kliring PUK Transaksi non tunai via Kliring mengalami peningkatan, terutama terkait dengan kegiatan di bulan Ramadhan/Idul Fitri (perdagangan) dan jugakegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).

  13. Transaksi Non Tunai via RTGS Pertumbuhan total transaksi BI-RTGS mengalami perlambatan dari 16,5% (yoy) menjadi 9,8%, karena terjadi penurunan transaksi perdagangan (outgoing). Kondisi ini diduga karena proses pengadaan barang/jasa untuk kebutuhan selama triwulan III-2010 telah dilakukan pada triwulan sebelumnya. Peningkatan incoming BI-RTGS diduga karena pembayaran proyek-proyek pemerintah, serta kebutuhan untuk bulan Ramadhan/Idul Fitri. Transaksi RTGS- Outgoing Transaksi RTGS- Incoming Transaksi RTGS- Total transaksi

  14. Perkembangan Ketenagakerjaan DayaserapperkembanganpertumbuhanekonomiSulselselamatahun 2010 terhadapangkatankerjasemakinmembaik, terutamapada semester I-2010 Tingkat PartisipasiAngkatanKerja (TPAK) padaFebruari 2010 mengalamipeningkatan. PadabulanFebruari 2010, jumlahangkatankerjatercatatnaiksebesar 1,9% dari 3,49 jutaorangpadaFebruari 2009 menjadi 3,56 jutaorang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulseltercatatmengalamipenurunanyaitusebesar 0,76% yaitudari 8,7% padaFebruari 2009 menjadi 7,9% padaFebruari 2010. PeriodeFebruari 2009 danFebruari 2010 komposisitenagakerjadisektorpertanianmakinmengecil, sementarakomposisitenagakerjadisektor non-pertanianbertambahbesar, terutamapadasektorjasadansektorindustri. PresentasePendudukUsia 15 + MenurutKegiatanUtama PresentasePendudukUsia 15 + yang BekerjaMenurutLapanganPekerjaanUtama Februari 2009 Februari 2010

  15. Perkembangan Kesejahteraan :Jumlah Penduduk Miskin & NTP Jumlahpendudukmiskin, per Maret 2010, tercatatsebesar 913,4 ribu (11,6%), sementarapadatahun 2009 tercatatsebesar 963,6 ribu (10,1%). Di zonaSulampua, jumlahpendudukmiskindiSulselmasihtercatatpadaurutanketigaterendahsetelahSulut (9,1%) danMalut (9,4%). Rata-rata pertumbuhanNilaiTukarPetani (NTP) Sulseltercatat tumbuh -0,62% (yoy), sementara pada triwulan II-2010 sebesar 1,36%. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani Perkembangan Rata-rata Indeks yang Diterima Petani Perkembangan Rata-rata Indeks yang Dibayar Petani

  16. Perkembangan Keuangan Daerah KinerjakeuanganPemerintahPropinsiSulselsampaidengantriwulan III-2010 semakinmembaikdibandingkantriwulan yang samatahun 2009. Relisasianggaranpendapatandaerahsampaidengantriwulan III-2010 tercatatmelebihi target 50% dari total target pendapatan, yaitusebesar 78,06% ataumencapai Rp1,9 triliun. Realisasianggaranbelanjadaerahsampaidengantriwulan III-2010 tercatatbaru 62,48%.

  17. Outlook Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2010 PertumbuhanSulawesiSelatantriwulan IV-2010 diperkirakanmengalamipeningkatanjikadibandingkandenganpertumbuhan pada periodesebelumnya. • Permintaan : • Konsumsi, diperkirakan meningkat karena faktor musiman (Idul Adha, Natal, Tahun Baru dan liburan anak sekolah) dan realisasi target anggaran pemerintah pada akhir tahun. • Investasi, diperkirakan akan terjadi percepatan realisasi anggaran belanja modal Pemerintah. • Ekspor diduga masih tumbuh sehubungan dengan kestabilan nilai tukar Rupiah, membaiknya harga internasional, dan prospek kondisi perekonomian dunia yang membaik akan mendorong pulihnya permintaan baja anti karat. • Kinerja impor diperkirakan masih akan memberi tekanan, terutama impor barang modal terutama untuk proyek-proyek pemerintah. • Penawaran • Sektor Industri diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan. Sejalan dengan percepatan realisasi proyek, maka tingkat kebutuhan semen akan meningkat. • Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran & Angkutan-Komunikasi yang cenderung berjalan seiringan, diperkirakan tumbuh lebih tinggi karena aktivitas liburan anak sekolah pada akhir tahun, kegiatan MICE dan juga penyelenggaraan event daerah yang dilaksanakan sejak awal triwulan IV-2010, seperti KTI (Kawasan Timur Indonesia) Expo, Anging Mamiri dan Celebes Expo. • Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan, diperkirakan masih tumbuh sehubungan dengan optimisme kinerja perekonomian Sulsel cukup baik.

  18. Outlook Inflasi Triwulan IV-2010 • Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan cenderung akan mengalami peningkatan yang relatif besar. • Berasal dari kenaikan inflasi kelompok makanan jadi, bahan makanan, sandang dan transport-komunikasi-jasa keuangan. Inflasi pada kelompok makanan jadi dan bahan makanan diproyeksikan akan berasal dari komoditas beras, gula, telur, daging ayam dan bumbu-bumbuan, dimana komoditas tersebut cenderung meningkat permintaannya pada moment perayaan Hari Raya Keagamaan. • Kondisi cuaca pada triwulan IV-2010 yang diperkirakan masih kurang kondusif, sehingga dimungkinkan akan masih terdapat bencana alam yang dapat mengganggu distribusi dan pasokan barang/jasa. • Supply akan barang-barang kebutuhan konsumen yang banyak berasal dari Pulau Jawa diproyeksikan akan mengalami gangguan pasokan sehubungan dengan dampak letusan Gunung Merapi sejak akhir Oktober 2010. • Pada triwulan IV- 2010 diperkirakan inflasi tahunan provinsi Sulsel akan lebih besar daripada triwulan sebelumnya, yaitu pada kisaran 6,39% ± 0.5% (y.o.y).

  19. Outlook Perbankan Triwulan IV-2010 • Kinerja perbankandiSulselpadatriwulan IV-2010 akantumbuhlebihbaikjikadibandingkantriwulan III-2010. • Kredit diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan sejalan dengan optimisme kan prospekperkonomian Indonesia termasuk Sulawesi Selatan yang relatif akanlebih baik. • Penempatandanapihakketiga (DPK) keperbankan juga diduga akan relatif stabil dengan sedikit kecenderungan menurun. Hal dimaksuddikarenakanproyeksipengeluaranmasyarakat yang cukupsignifikanterkaitdenganpenenuhankebutuhanpadamasaperayaan Natal danliburananaksekolah. • Dugaanpeningkatankredit yang disalurkandankecenderunganmelambatnya DPK, maka akan berdampak pada penigkatan Loan to Deposit Ratio (LDR). • Sejalandenganmembaiknyakondisistabilitaskeuangandomestik, meningkatnyapertumbuhannasionaldan regional makadiharapkan Non Performing Loan (NPL) akancenderungmenurun.

  20. 20 Terimakasih

  21. Hasil Survei • Komoditas Beras dan Responnya terhadap Menguatnya Permintaan : • Pada tahun 2010, produksi beras Sulsel diperkirakan turun menjadi 4,26 juta ton karena pengaruh dari tingginya volume hujan yang terjadi di sejumlah daerah sejak Mei hingga pertengahan Agustus. • Untuk menggenjot produksi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel saat ini mengoptimalkan 9.620 unit Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Sulsel. • Respon Sektor Industri Pengolahan terhadap Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) : • Dampak kenaikan TDL sebesar 6-15 % dirasakan oleh 88% responden, yang mendorong peningkatan biaya produksi sebesar 5.9%, terutama biaya bahan baku dan biaya listrik. • Walaupun kenaikan biaya bahan baku hanya 7.2%, namun porsi biaya bahan baku mencakup sekitar 48.3% dari total biaya produksi. • Kebutuhan Pokok dengan Inflasi yang Persisten Tinggi : • Sulsel memiliki persistensi inflasi yang tinggi, dengan derajat persistensi 0,92 dari skala 0 hingga 1. Hal ini berarti, ketika terjadi suatu shock yang meningkatkan inflasi di Sulsel, dibutuhkan waktu yang lama hingga inflasi kembali ke titik ekuilibriumnya. • Beras, karena perilaku agen ekonomi dalam pembentukan harga. Ada dua faktor yang berperan dalam hal tersebut, yaitu faktor penentuan HPP dan mekanisme perdagangan. • Gula pasir, terutama karena ketergantungan Sulsel ke Pulau Jawa dalam pemenuhan kebutuhan gula pasir dan keterbatasan produksi gula. • Telur ayam, karena terdapat struktur pasar oligopoli di tingkat pedagang besar mengakibatkan telur ayam memiliki persistensi inflasi yang tinggi.

  22. Strategi Penukaran Uang Kecil Menghadapi Idul Fitri • KBI Makassar bekerjasamadenganbeberapa bank umum (BII, Bank Mandiri, dan BSM) untukmembantumelayanikebutuhanmasyarakat yang inginmelakukanpenukaranpecahanuangkecil. • Pada Idul Fitri tahun 2010 ini, walaupun jumlah uang yang ditukar meningkat tajam, tidak terjadi antrian panjang di Bank Indonesia. • Puncak penukaran juga berubah, yaitu bergeser dari 3 hari kerja sebelum lebaran di tahun 2009 menjadi 6 hari kerja sebelum lebaran di tahun 2010. Hal ini memperlihatkan ada perbaikan dalam pelayanan penukaran uang kecil, dimana kebutuhan penukaran uang dapat terpenuhi dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Volume Penukaran Uang Kecil di KBI Makassar

More Related