230 likes | 518 Views
Pertemuan 02. Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006. Aplikasi Pada Balok:
E N D
Pertemuan 02 Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Aplikasi Pada Balok: • Pada balok, kayu difokuskan pada kemampuannya untuk memikul momen lentur dan gaya lintang (untuk tinjauan kekuatan), yang dikaitkan dengan tegangan izin dan lendutan yang terjadi harus memenuhi persyaratan yang ditentukan (untuk tinjauan kekakuan). Persyaratan Kekuatan (menurut PKKI): • di mana: • M = momen lentur maksimum pada balok • W = lx/ y (momen penahan)
D = gaya lintang maksimum pada balok • S = statis momen • B = lebar penampang kayu • I = momen inersia terhadap sumbu x Untuk penampang segi empat : lx = ½ b h3 ly= ½ h b3 Wx = ½ b h3 Wy= ½ h b3
Persyaratan Kekakuan (menurut PKKI): • untuk balok yang dipergunakan pada konstruksi yang terlindungi : I • untuk balok yang dipergunakan pada konstruksi yang tidak terlindungi : I • untuk balok pada konstruksi kuda-kuda, seperti gording, kaso : I • untuk konstruksi rangka batang yang terlindungi: I • untuk konstruksi rangka batang yang tidak terlindungi : I
a l1 l2 l3 l4 II Mendimensi Balok • 1. Balok Design • a. Balok di atas dua perletakan: 1 disini disebut benteng teoritis. • b. Balok diatas banyak perletakan
2. Pengontrolan • Balok diatas dua atau lebih perletakan yang menahan beban terpusat atau terbagi merata diatasnya harus diperhitungkan terhadap: • 1. Lenturan ( lt < lt ) • 2. Gaya lintang ( < ) • 3. Kekakuan ( < ) 3. Contoh penghitungan pada balok dengan momen tunggal • Balok AB dengan panjang 6 meter, dari kayu kelas II. • Tepat ditengah-tengah batangnya diberi beban terpusat sebesar 1 ton. Berukuran penampang 12 x 25 cm.
P=1 ton ½P ½P M max D max D max Pertanyaan: • Apakah ukuran penampang 12 x 25 cm itu cukup kuat ? untuk menahan beban sebesar 1 ton itu. • Lendutan maximum dapat diambil sebesar 1/300. Gambar :
Y X x y Data-data: • Kayu kelas dua, • lt = 100 kg/cm2 • // = 12 kg/cm2 • =1/300 x 600 cm = 2 cm • E// = 100.000 kg/cm2 • Mmax = ¼ P.l = ¼ x 1000 x 600 = 150.000 kg cm • Dmax = ½ P = ½ x 1000 kg = 500 kg
Perhitungan tegangan berdasarkan teori Elastis : a. Momen menimbulkan tegangan : • lt = M/Ix . Ymax (Rumus umum) • lt = M/Wx = 150.000 / 1/6 x 12 x 52 = 120 kg/cm2 • Balok tidak kuat memikul momen lentur. b. Gaya lintang menimbulkan tegangan geser ( ) , atau = 2,5 kg/cm2 < = 12 kg/cm2 (PPKI)
= 2,9 cm c. Kekakuan balok: • Biasanya lendutan di chek di tengah bentang. Lendutan ditengah bentang: Apabila yang timbul < dari yang disyaratkan maka konstruksi cukup kaku. Padahal syarat lendutan maximum adalah 2 cm, kesimpulan : Balok tidak cukup kuat dan tidak cukup kaku.
Y garis kerja beban sumbu X-X X x y 4. Contoh penghitungan dengan momen double (contoh yang sering ditemui adalah perhitungan gording) Pembebanan : a. Pada momen tungggal arah gaya sumbu X – X
Y garis kerja beban x X b. Pada momen double/ganda arah gaya tidak sumbu X – X Garis kerja beban pada momen double diurai pada salib sumbu
Y garis kerja beban Y komponen vertikal X X X X komponen horizontal Y Y Diurai menjadi : komponen vertikal Gaya komponen horizontal
Y Y Y X X X X X X = + Y Y Y Jadi • lt=Mx/Wx lt = My/Wy • Jadi total = Mx / Wx + My / Wy < lt
Y x qsin30 qcos30 q • Soal : Gording dari sebuah kuda-kuda dari kayu kelas II, harus menahan beban sebesar 300 kg/m2. (sudah termasuk berat sendiri ) dan beban orang sebesar 100 kg terpusat (PMI). Kuda-kudanya sendiri dipasang dengan jarak 3 meter satu dengan lainnya. Gording diambil dari kayu berukuran 12/20 cm, sedangkan sudut kemiringan dari kuda-kuda adalah 30 • Pertanyaan : Apakah balok berukuran 12 x 20 itu cukup kaku???
Y Y qcos30 X X qcos30 X + Y Y Y x qsin30 qcos30 p
Y Y pcos30 X X pcos30 X + Y Y • Mx = 1/8 (qcos 30 ) 12 + ¼ Pcos 30 1 ; Wx = 1/6 x 12 x 202 • My = 1/8 (qsin 30 ) 12 + ¼ Psin 30 1 ; Wy = 1/6 x 20 x 122 lt = Mx/Wx + My/Wy < lt = 44,65 kg/cm2
= 42,97 kg/cm2 lt = 87,62 kg/cm2 < 100 kg/cm2 Pengecekan terhadap lendutan: Apabila penutup atapnya dipakai genteng atau sirap, maka harus memakai kasau dan reng. Lendutan hanya ditinjau terhadap sumbu kuatnya saja. (Lendutan terhadap sumbu lemah diabaikan karena sudah ditahan oleh kasau dan reng). Tetapi kalau penutup atapnya dipakai asbes atau aluminium gelombang, maka lendutan harus diperhitungkan terhadap dua arah. Yaitu arah sumbu kuat dan arah sumbu lemah.
x = = 0,40 cm. Perhitungan lendutan:
= 0,639 cm = 0,755 cm < 1/300 x 3 m = 1 cm