1 / 33

SURVEILANS TETANUS NEONATORUM

SURVEILANS TETANUS NEONATORUM. Tetanus. Penyebab : Clostridium tetani (kuman), dilingkungan berubah bentuk menjadi “spora” Spora tetanus tidak bisa diberantas toksin dihasilkan oleh kuman vegetatif sebagai hasil pertumbuhan anaerob dari spora di lingkungan netralisasi toksin oleh IgG

haley
Download Presentation

SURVEILANS TETANUS NEONATORUM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SURVEILANS TETANUS NEONATORUM

  2. Tetanus • Penyebab : Clostridium tetani (kuman), dilingkungan berubah bentuk menjadi “spora” • Spora tetanus tidak bisa diberantas • toksin dihasilkan oleh kuman vegetatif sebagai hasil pertumbuhan anaerob dari spora di lingkungan • netralisasi toksin oleh IgG • imunisasi harus dilengkapi dengan persalinan aman dan perawatan talipusat yang bersih

  3. Gambaran Klinis Tetanus Masa inkubasi 8 hari (3-21 hari) 3 bentuk manifestasi klinis: Lokal dan Cephal– Jarang dijumpai Umum sering terjadi Tetanus secara Umum: Gejala dari atas ke bawah  trismus, sulit menelan, otot kaku, kejang Kejang dapat berlangsung 3-4 minggu; sembuh total dapat terjadi beberapa bulan

  4. Tetanus

  5. Tetanus Neonatorum (1)

  6. Epidemiologi Tetanus Neonatorum (1) • Etiologi : Clostridium Tetani yang mengeluarkan eksotoksin • Sifat Clostr.Tetani : hidup anaerob, berbentuk spora, tersebar di tanah, dalam feses binatang dan kadang-kadang feses manusia. Spora dapat bertahan hidup bertahun-tahun di lingkungan. • Port d’ entry : tali pusat bayi • Masa inkubasi : 3 –21 hari (rata-rata 6 hari)

  7. Epidemiologi Tetanus Neonatorum (2) • 14 % kematian neonatal disebabkan oleh TN (WHO,1998) • Kematian > 95 % jika tidak diterapi, sdgkan jika diterapi kematian juga masih 25 % - 90 %. • Faktor resiko: • Persalinan tidak steril (3 Bersih: alat, tempat, tangan) • Perawatan tali pusat tidak bersih • Ibu Bayi tidak mempunyai kekebalan yang memadai (imunisasi)

  8. Diagnosis TN Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, yaitu pada awalnya bayi dapat menetek/mengisap selama 2 hari, pada hari 3 - 28 muncul gejala antara lain: • Tiba2 tidak bisa menetek/mengisap • Mulut Mencucu • Kejang rangsang (bunyi,sinar,sentuh) • Kejang tonik umum

  9. Program ETN, Indonesia • Tahun 1989 WHA menyepakati untuk mengeliminasi TN. • Tahun 1991 Indonesia mulai melaksanakan program ETN. • Pelaksanaan ETN terpadu antara 3 Progr • Program KIA  Pertolongan persalinan dan Perawatan tali pusat (KN) • Program Imunisasi  TT bumil/wus • Program Surveilans  Pelacakan, identifikasi faktor resiko

  10. Eliminasi Tetanus Neonatorum (1) • Strategi eliminasi: • Persalinan Bersih • Imunisasi Rutin (kuat)— WUS (5 dosis TT atauTd) — Anak <1 th (3 dosis DTP) • Surveilans

  11. Eliminasi Tetanus Neonatorum (2) • Eliminasi adalah kasus tetanus neonatal (TN) <1 per 1000 lahir hidup per tahun di Kab/Kota Catatan: • Cakupan TT2 > 80% & • Persalinan Nakes > 70%. • Laporan Pusk dan RS > 80%

  12. Eliminasi Tetanus Neonatorum (3) • Daerah resiko tinggi • Cakupan TT2 < 80% • Pelayanan nakes < 70% • Daerah Resiko Rendah • Cakupan TT2 atau T-5 Bumil > 80% & • Persalinan Nakes > 70%. • Laporan zero/nihil Puskesmas dan RS >80%

  13. 5 T – Perlindungan Seumur Hidup

  14. Kebijaksanaan dalam ETN • Status ETN ditetapkan di Kab/Kota • Satu kasus/kematian TN = KLB  penyelidikan epidemiologi ke lapangan • Ditemukan semua kasus/kematian bayi di masyarakat • Surveilans ZERO report

  15. Surveilans TN UMUM Tersedia informasi epid tentang tetanus neonatorum yang dibutuhkan untuk mengevaluasi status ETN KHUSUS • Ditemukan kasus & kematian TN di RS & Puskesmas (termasuk di masyarakat) • Identifikasi faktor resiko TN dan diseminasikan kepada program terkait (Immunisasi & KIA) untuk mencapai dan mempertahankan status ETN

  16. Definisi Operasional (1) • Neo Natus = bayi umur 0 – 28 hari • Kasus/Kematian TN  Konfirm/pasti • lahir normal, dapat menangis & menetek selama 2 hr, kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang dalam usia 3- 28 hr • Atau didiagnose dokter sebagai TN

  17. Definisi Operasional (2) Tersangka • Kematian bayi umur 3 – 28 hr tak diketahui penyebab • TN yang dilaporkan bukan oleh dokter/petugas terlatih.

  18. KEGIATAN SURVEILANS TN Penemuan Kasus • Puskesmas, termasuk di masyarakat. • Rumah Sakit, termasuk Klinik Bersalin. Penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian

  19. KEGIATAN SURVEILANS TN~LAPORAN~ • Laporan Mingguan • Terhadap konfirm TN maupun suspek TN • Berlaku laporan nihil, laporan dibuat meskipun tidak ada kasus • Puskesmas, dengan menggunakan form W2/PWS KLB) bersama dengan laporan mingguan penyakit potensial KLB lainnya • Rumah Sakit, dengan menggunakan form FPPD pada saat melakukan surveilans mingguan RS untuk AFP, Campak, Difteria dan TN.

  20. KEGIATAN SURVEILANS TN~LAPORAN~ • Laporan Bulanan • Puskesmas dan RS tidak ada laporan surveilans TN bulanan • Kabupaten/Kota dan Provinsi: • Laporan data: menggunakan form Integrasi AFP, Campak, Difteria, dan TN • Laporan absensi: Kelengkapan dan Ketepatan Laporan Mingguan

  21. KEGIATAN SURVEILANS TN (1)~INVESTIGASI KASUS TN~ • Tujuan : • 1. Menetapkan diagnosis • Konfirm TN • Suspek TN • 2. Mencari kasus tambahan • Penolong persalinan sebagai “center point” • Budaya perawatan tali pusat • 3. Mengetahui faktor resiko • 4. Mengetahui gambaran epid • Penyelidikan menggunakan form T2

  22. KEGIATAN SURVEILANS TN (2)~INVESTIGASI KASUS TN~ Investigasi kasus TN berdasarkan daerah Resiko: • Pada daerah resiko rendah setiap kematian di bawah umur 1 bulan dan tersangka TN • Pada daerah resiko tinggi  kasus dan kematian TN yang dilaporkan oleh RS dan Puskesmas

  23. KEGIATAN SURVEILANS TN (3)~INVESTIGASI KASUS TN~ • Laporan Hasil Investigasi Kasus TN, meliputi: • Jumlah konfirm TN, jumlah suspek TN dan jumlah kematian • Faktor resiko utama: • Status imunisasi TT ibu • Riwayat ANC (ante natal care) • Riwayat persalinan: 3 “B” • Riwayat perawatan tali pusat: bahan yang digunakan • Faktor resiko pendukung: • Cakupan imunisasi TT desa/puskesmas yang ada kasus

  24. KEGIATAN SURVEILANS TN (3)~INVESTIGASI KASUS TN~ • Analisa Data Hasil Investigasi T N : • Faktor resiko utama yang erat hubungannya dengan kejadian TN • Faktor resiko pendukung yang memperkuat kejadian TN

  25. KEGIATAN SURVEILANS TN (3)~INVESTIGASI KASUS TN~ • Analisa Data Surveilans T N secara Periodik (tahunan) • Jumlah lahir hidup, Jumlah kasus dan kematian • Sebaran kasus • Faktor resiko yang dominan • Cakupan imunisasi TT dan cakupan persalinan nakes. • Penilaian status eliminasi dilakukan bersama program imunisasi dan KIA

  26. KEGIATAN SURVEILANS TN (3)~INVESTIGASI KASUS TN~ • Rekomendasi berdasarkan Hasil Investigasi T N • Ditujukan untuk perbaikan program terkait, termasuk surveilans.

  27. Alur Pelaporan TN Ditjen PPM&PL form integrasi FI-2 Dinkes Prop formintegrasi FI-1 Dinkes Kab/Kota KDRS/FPPD W2, W1, T2 Rumah Sakit Puskesmas lisan Bidan, dukun bayi Masyarakat

  28. T N

  29. TREND KASUS “ TN “ DAN KEMATIAN DI JATIM TAHUN 2008 - 2011

  30. DISTRIBUSI KASUS TN BERDASARKAN PENOLONG PERSALINAN DI JAWA TIUR TAHUN 2008 - 2011

  31. DISTRIBUSI KASUS TN MENURUT ALAT PEMOTONG TALI PUSAT DI JATIM TAHUN 2008-2011

  32. masalah • Masih tinggi kejadian TN dan CFR 55.5% • dari kasus : 66.7% pemeriksaaan kehamilan oleh • bidan, namun penolong persalinan oleh dukun • (78.6%) dan status T2 rendah • pemotongan tali pusat masih ada yang • menggunakan bambu / digigit & perawatan • talipusat masih ada yang menggunakan ramuan dll

  33. Matur nuwun

More Related