1 / 16

ANALISA RESIKO VETERINER (VETERINARY RISK ANALYSIS) Oleh :

ANALISA RESIKO VETERINER (VETERINARY RISK ANALYSIS) Oleh : Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH. Disampaikan pada Kuliah Epidemiologi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, 21 Desember 2006. PERSPEKTIF ANALISA RESIKO DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.

jackie
Download Presentation

ANALISA RESIKO VETERINER (VETERINARY RISK ANALYSIS) Oleh :

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ANALISA RESIKO VETERINER (VETERINARY RISK ANALYSIS) Oleh : Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH. Disampaikan pada Kuliah Epidemiologi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, 21 Desember 2006

  2. PERSPEKTIF ANALISA RESIKO DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Beberapa alasan yang mendasari kepentingan penerapan analisa resiko : 1. Peningkatan kepentingan internasional dalam perdagangan bebas jelas merupakan suatu faktor pendorong diterapkannya analisa resiko. 2. Penolakan terhadap suatu keputusan impor yang didasarkan pada alasan - alasan teknis dengan analisa ilmiah semakin umum dilakukan. 3. Penetapan keputusan hanya berpegang pada dasar hukum atau peraturan perundangan tidak lagi dapat diterima begitu saja. 4. Tuntutan yang semakin kuat untuk secara konsisten tidak menerapkan perlakuan yang sama terhadap setiap negara. 5. Perubahan yang cepat dari batas-batas internasional dan praktek - praktek perdagangan di bidang pertanian menyebabkan konsep tradisional mengenai “negara bebas” (country free” dari suatu penyakit dianggap tidak lagi dapat memberikan perlindungan terhadap sumber daya ternak. 6. Tuntutan terhadap fleksibilitas dalam menetapkan batas-batas negara, wilayah maupun areal tertentu memerlukan perbaikan dalam praktek-praktek impor tradisionil. 7. Metoda baru dan perkembangan teknologi juga menimbulkan akses yang lebih baik terhadap informasi dan pembentukan model maupun proses pengambilan keputusan yang lebih canggih.

  3. Bagan 1. Empat Komponen Analisa Resiko IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RESIKO MANAJEMEN RESIKO KOMUNIKASI RESIKO

  4. Gambar 2. Alur Keputusan Analisa Resiko 2. Penilaian Resiko 3. Manajemen Resiko 1. Identifikasi Bahaya Apakah ada tindakan pengendalian penyakit resmi Tidak diperlukan usaha perlindungan Strain berbeda dilaporkan secara international Daerah- daerah berpreva- lensi rendah Tidak Tidak Tidak Endemik Tidak diperlukan usaha perlindungan Penerapan persya- ratan normal OIE Penerapan persya- ratan normal OIE + usaha perlindungan tambahan yang diperlukan atau pelarangan produk Ya Penyakit- penyakit yang dipertimbangkan lebih lanjut Semua Penyakit Hewan Apakah penularan mungkin terjadi ? - kesesuaian iklim - kesesuaian vektor - kerentanan populasi hewan - potensi reservoir satwa liar Zoonosis ? Akibat merugikan ? - perdagangan - produksi hewan/ kesejahteraan - biaya pengendalian pemberantasa - satwa liar Penilaian Resiko Ya Eksotik Tidak Tidak dperlukan usaha perlindungan

  5. Kriteria identifikasi bahaya Agen patogen Bahaya (hazard) (Ya/tidak) Dapat Menimbulkan dampak Ada di negara pengekspor Kejadian penyakit di Indonesia Agen 1 Ya Ya Tidak ada Ya Tidak Ya Tidak ada Tidak Agen 2 Agen 3 Ya Tidak Tidak ada Tidak Agen 4 Ya Ya Ada : Tidak dikontrol Tidak Lengkapi bahaya yang dapat diidentifikasi ……………. Tabel 1 : Daftar bahaya yang dapat diidentifikasi

  6. Bagan 3 : Tahapan Penilaian Resiko Penilaian Pelepasan Penilaian Pendedahan Prakiraan Resiko Penilaian Dampak

  7. Bagan 4. Hubungan Antara Proses Penilaian Resiko dan Manajemen Resiko PENILAIAN RESIKO Penilaian pelepasan Penilaian pendedahan (exposure) Penilaian dampak (assesment) Prakiraan resiko LAPORAN MANAJEMEN RESIKO Evaluasi resiko Evaluasi pilihan Pelaksanaan Monitoring dan kajian EVALUASI Sistem kesehatan hewan Zona dan regionalization Surveilans and monitoring Kesehatan hewan

  8. Bagan 5. Diagram Ringkasan Proses Penilaian resiko Elemen dari Penilai Resiko Nilai resiko Susun pertanyaan yang sesuai Kumpulkan informasi yang diperlukan Identifikasi semua potensi bahaya Kerjasama Tim Rancangan model “tapak alur”

  9. Bagan 6 : Sumber dan arus informasi untuk penilaian resiko kuantitatif importasi hewan dan produk hewan OIE- keanggotaan - publikasi Disease Information Buletin World Animal Health International Animal Health Code Manual of Standards for Diagnostic Tests and Vaccines Daftar resiko PENILAIAN RESIKO KUANTITATIF 1. 2. 3. Cabang skenario : Fungsi distribusi kumulatif FAO/OIE/WHO Animal Health Yearbook Publikasi CABI Animal Disease Occurrence 100% Daftar Bukti Profil keasadaran otomatis yang berlaku - database literatur ilmiah - database agro-industri - pelayanan berita kawat Prob. Parameter f2 E 1 E 2 E 3 E 4 Kewaspadaan dini terhadap penyakit eksotik 0% Frekuensi Penelusuran literarut eletronik langsung Kehalian - bukti, pengalaman dan informasi Negara pengimpor - penyakit yang harus dilaporkan (notifable) dan asli (indigenous) - peraturan dan kewajiban kesehatan hewan dan impor - surveilance aktif dan pasif - program monitoring kesehatan hewan - sumberdaya pelayanan kesehatan hewan - uji dan kemampuan diagnostik - tindakan perbatasan, karantina dan kontrol penyakit - distribusi vektor - demografi manusia dan hewan - adat dan budaya Negara pengekspor - laporan penyakit nasional - jurnal veteriner Penilaian sistem kesehatan hewan Penilaian sistem monitoring dan surveilance Penilaian zoning dan regionalisasi

  10. Dalam Tabel 2 berikut ini memuat proses resiko, dimulai dengan Kawal yaitu kejadian ekspor daging dari India yang berasal dari sumber kelompok ternak terinfeksi PMK. Jadi probabilitas ancaman yang terjadi pada titik ini adalah 100 % (Pawal = 1). P1- P7 adalah probabilitas setiap kejadian 1 - 7 (K1 - K7). • Probabilitas tersebut sebagai berikut : • P1 adalah probabilitas dimana sistem surveilans gagal mendeteksi • PMK pada sumber kelompok ternak terinfeksi • P2 adalah probabilitas dimana kontrol pada saat transit gagal • mendeteksi PMK pada kelompok ternak saat diangkut ke RPH • P3 adalah probabilitas dimana inspeksi ante-mortem gagal • mengungkapkan adanya gejala PMK pada kelompok ternak • pada saat tiba di RPH • P4 adalah probabilitas dimana inspeksi post-mortem gagal • mengamati lesi PMK pada satu atau lebih ternak dalam kelompok • P5 adalah probabilitas dimana proses pelayuan dan pelepasan • tulang gagal menghancurkan atau menghilangkan seluruh virus PMK • P6 adalah probabilitas dimana kegagalan menghancurkan seluruh • virus PMK selama pendinginan dan penyimpanan daging • P7 adalah probabilitas dimana daging yang tertular terdedah pada • hewan.

  11. Pakhir = Pawal x P1 x P2 x P3 x P4 x P5 x P6 x P7 Tabel 2 : Skenario resiko probabilitas impor daging membawa virus PMK, dengan asumsi bahwa kelompok ternak di negara asal sudah tertular. Tidak ada resiko dalam ‘tapak alur’ resiko dalam ‘tapak alur’ Probabilitas (P) Kejadian Uraian Kejadian Ekspor daging dari sumber kelompok ternak terinfeksi Sistem surveilans mendeteksi PMK pada sumber kelompok ternak terinfeksi Selama kontrol pengangkutan PMK dideteksi pada kelompok ternak yang dibawah ke RPH Pada inspeksi ante-mortem dideteksi PMK pada kelompok ternak Pada inspeksi post-mortem diamati adanya lesi PMK pada seekor atau lebih dari kelompok ternak Virus PMK bertahan terhadap proses “maturing” dan “deboning” Virus PMK bertahan pada pendinginan dan penyimpanan daging Daging yang terkontaminasi virus PMK terekspos pada hewan Ekspor daging terkontaminasi dari negara asal Kawal K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 Kakhir (Pawal = 1) Ya Tidak P1 P2 Ya Tidak P3 Ya Tidak P4 Ya Tidak P5 Ya Tidak Ya P6 Tidak Ya P7 Tidak Pakhir = Pawal x P1 x P2 x P3 x P4 x P5 x P6 x P7 • Tidak ada resiko dalam ‘tapak alur’ mengasumsikan bahwa tindakan telah diambil untuk • menghentikan seluruh pengapalan begitu PMK ditemukan meskipun hanya pada seekor ternak.

  12. Bagan 7: Skenario analisa ‘tapak alur’ resiko importasi daging dari India yang berasal dari sumber kelompok ternak terinfeksi PMK. Sumber kelompok ternak terinfeksi (Bahaya Awal ) PMK terdeteksi pada kelompok di daerah asli ? (Kejadian 1) Ya Tdk PMK terdeteksi pada saat pengakutan ke RPH ? Ya (Kejadian 2) Tdk PMK terdeteksi pada Inspeksi anti mortem ? Ya (Kejadian 3) Tdk PMK terdeteksi pada Inspeksi post mortem ? Ya (Kejadian 4) Ya Virus PMK bertahan pada pelayuan & tanpa tulang ? Tdk (Kejadian 5) Ya Virus PMK bertahan pada pendinginan & penyimpanan ? Tdk (Kejadian 6) Ya Tdk Daging yang terkontaminasi (Kejadian 7) Ya Daging yang terkontaminasi terdedah pada hewan (Titik akhir) Jawaban ‘’Ya’ dan ‘Tdk’ diberikan untuk setiap kejadian dalam ‘pathway’ Jika arah panah menunjuk ke kiri, PMK dihilangkan dari skenario Jika arah panah menunjuk ke bawah, PMK tetap ada dalam skenario.

  13. Bagan 8 : Kajian penilaian resiko importasi daging dari India. Probabilitas PMK tidak terdeteksi di daerah asal (P1) P1 = 0,20 Probabilitas PMK tidak terdeteksi pada saat pengangkutan dari daaerah asal ke RPH (P2) P2 = 0,30 Probabilitas PMK tidak terdeteksi pada saat inspeksi ante-mortem (P3) P3 = 0,30 Probabilitas PMK tidak terdeteksi pada saat inspeksi post-mortem (P4) P4 = 0,10 Probabilitas virus PMK bertahan selama proses pelayuan dan deboneddeglanded (P5) P5 = 0,20 Probabilitas virus PMK bertahan selama proses pembekuan (P6) P6 = 0,95 Probabilitas daging tertular virus PMK terekspos pada hewan (P7) P7 = 0,05 P = P1 x P2 x P3 x P4 x P5 x P6 x P7 = 0,20 x 0,30 x 0,30 x 0,10 x 0,20 x 0,95 x 0,05 = 17 x 106 (17 dalam 1 juta) Probabilitas ekspor daging dari India menularkan PMK pada hewan (P)

  14. DAFTAR ISTILAH Agen penyakit : suatu organisme yang berkaitan dengan epidemiologi penyakit yang tercantum dalam daftar A dan B Office International des Epizooties (OIE) yang menyerang sapi, kuda, domba, kambkng, babi,unggas, kelinci dan lebah. Komoditi : hewan atau produk hewan yang dapat diimpor Satuan Ternak Impor : seekor hewan hidup atau sejumlah tertentu produk hewan Resiko : kemungkinan (probabilitas) masuknya suatu penyakit dan dampaknya sebagai akibat importasi hewan atau produk hewan Resiko yang masih dapat diterima : resiko yang ditetapkan oleh negara pengimpor yang berdasarkan pada perlindungan hewan dan kesehatan masyarakat dinegaranya Bahaya: suatu unsur atau kejadian yang potensial menimbulkan bahaya Identifikasi bahaya : suatu proses untuk mengidentifikasi agen bersifat patogenik yang berpotensi untuk masuk melalui importansi suatu komoditi Analisa Resiko : suatu proses yang mencakup penilaian resiko, manajemen resiko dan komunikasi resiko Penilaian Resiko : suatu proses untuk mengidentifikasi dan memperkirakan kemungkinan masuknya penyakit dan mengevaluasi konsekuensi semua resiko yang terjadi berkaitan dengan importasi hewan dan produk hewan Manajemen Resiko : suatu proses untuk mengidentifikasi dan melaksanakan tindakan yang dapat mengurangi resiko sampai pada tingkat yang dapat diterima dan mendokumentasikan keputusan akhir tentang impor

  15. Komunikasi Resiko : suatu proses dimana hasil penilaian resiko dan manajemen resiko dikomunikasikan dengan para pengambil keputusan, industri dan masyarakat. Tindakan sanitasi : Tindakan-tindakan seperti yang tercantum dalam setiap bab dalam OIE Code yang digunakan untuk mengurangi resiko dan sesuai untuk suatu penyakit tertentu. Analisa sensitivitas : Proses penghitungan dampak variasi input individu terhadap output dalam suatu model penilaian resiko kuantitatif Ketidak-tentuan : Kurangnya pengetahuan yang tepat mengenai nilai suatu input disebabkan oleh kesalahan ukuran atau kurangnya pengetahuan tentang langkah-langkah yang diperlukan, dan tapak alur dari bahaya sampai resiko, pada saat membentuk suatu skenario yang akan dinilai Variabilitas : Suatu hal kompleks dalam dunia nyata dimana nilai suatu input tidak sama untuk setiap kasus yang disebabkan oleh perbedaan alamiah dalam suatu populasi.

  16. P E N U T U P TERIMA KASIH

More Related