1 / 24

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan: Definisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang dari masalah retardasi mental (RM) pada anak Pengkajian pada anak RM Diagnosis yang muncul pada anak RM

juliette
Download Presentation

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  2. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan: • Definisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang dari masalah retardasi mental (RM) pada anak • Pengkajian pada anak RM • Diagnosis yang muncul pada anak RM • Intervensi yang dilakukan pada anak RM • Evaluasi Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  3. PENDAHULUAN : • RM masalah dunia, implikasi besar pada negara berkembang - Angka pengangguran 50-70% • Angka kejadian RM 1-3 %, kriteria : • RM ringan : 80-90% • RM sedang : 12 % • RM berat : 7 % • RM sangat berat : 1% Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  4. RETARDASI MENTAL Definisi : • Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO) • Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991) Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  5. American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 : - Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan fs. kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  6. Etiologi : Organik • Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/Down syndrom) • Faktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama kehamilan (infeksi, zat teratogen dan toxin, disfungsi plasenta) • Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial, asphyxia neonatorum, dll • Faktor postnatal : infeksi, trauma, gangguan metabolik/hipoglikemia, malnutrisi Non organik • Kemiskinan dan klg tidak harmonis • Sosial kultural • Interaksi anak kurang • Penelantaran anak Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  7. Faktor lain : Keturunan; pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain (15-20% ; AAP, 1984) • Manifestasi klinis : • Ggn. Kognitif • Lambatnya ketrampilan dan bahasa • Gagal melewati tahap perkembangan utama • Kemungkinan lambatnya pertumbuhan • Kemungkinan tonus otot abnormal • Terlambatnya perkembangan motorik halus dan kasar Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  8. Uji laboratorium dan Diagnostik : • Uji inteligensi standar ( Stanford Binet; Weschler; Bayley Scales of Infant Development, dll) • Uji perkembangan seperti Denver II • Pengukuran Fs. Adaptif (Vineland Adaptif Behavior Scales; School editin of the adaptive Behavior Scales, dll) Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  9. Penatalaksanaan Medis : • Psikostimulan untuk anak yang menunjukkan gangguan konsentrasi/hiperaktif • Obat Psikotropika (untuk anak dengan perilaku yg membahayakan diri) • Antidepresan, dll Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  10. Reaksi orangtua : • DISINTEGRASI : Syok, malu, rasa bersalah, kecewa,menyalahkan dokter, mencari keajaiban • PENYESUAIAN DIRI : Ambivalent, mencari usaha menenangkan diri • REINTEGRASI : Berfungsi efektif, berpikir realistik, buat program bagi anaknya, dll Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  11. Rehabilitasi • Pendidikan dan latihan • Dimasukkan ke SLB untuk RM ringan dan sedang • Perawatan dalam panti perawatan • Rehabilitasi kerja • Penerimaan anak agar merasa berarti • Penolakan anak meyebabkan frustasi, murung, benci, nakal, dll Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  12. Pencegahan • Imunisasi bagi anak dan ibu sebelum kehamilan • Konseling perkawinan • Pemeriksaan kehamilan rutin • Nutrisi yang baik • Persalinan oleh tenaga kesehatan • Memperbaiki sanitasi dan gizi klg • Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat • Program mengentaskan kemiskinan, dll Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  13. PROSES KEPERAWATAN • PENGKAJIAN : • Tanda dan gejala : • - Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali • - Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator RM seperti anak RM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada tahun pertama kehidupannya, terutama psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada kemampuan bahasa dan bicara, dengan kemampuan motorik normal-lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun; RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang diharapkan. • - Gangguan neurologis yang progresif Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  14. Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994) • - Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun) • Karakteristik : • a. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll • b. Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dg pdd khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. • c. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tdk dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tdk berpengaruh kecuali koordinasi. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  15. - Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. b. Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tdk ada kemampuan membaca dan berhitung. c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dlm rekreasi, dpt melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tdk bisa membiayai sendiri. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  16. - Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun) Karakteristik : a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar spt makan. b. Usia sekolah, gangguan spesifik dlm kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. c. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  17. - Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi) Karakteristik : a. Usia prasekolah retardasi mencolok, fs. Sensorimotor minimal, butuh perawatan total. b. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda. c. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  18. KLASIFIKASI MENURUT PAGE : • Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun) • Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun) • Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun) Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  19. Pemeriksaan fisik : • Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris) • Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah • Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll • Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll • Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi • Geligi : odontogenesis yang tdk normal • Telinga : keduanya letak rendah; dll Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  20. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia • Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna • Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll • Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll • Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll • Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  21. Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan kromosom • Pemeriksaan urin, serum atau titer virus • Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan. Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  22. DIAGNOSIS KEPERAWATAN : • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan fs. Kognitif • Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fs, kognitif • Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik • Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial • Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM • Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan • dll Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  23. INTERVENSI : • Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak • Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan anak yang optimal. • Berikan perawatan yang konsisten • Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil • Berikan intruksi berulang dan sederhana • Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak • Dorong anak melakukan perawatan sendiri • Manajemen perilaku anak yang sulit • Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok • Ciptakan lingkungan yang aman Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

  24. PENDIDIKAN PADA ORANGTUA : • Perkembangan anak untuk tiap tahap usia • Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak • Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak yang sulit • Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok, dll • HASIL YG DIHARAPKAN : • - Anak berfs. Optimal sesuai tingkatannya • Klg dan anak mampu menggunakan koping thd tantangan karena adanya ketidakmampuan • Klg mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.

More Related