1 / 44

PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI

OLEH Arfansyah, M.Kom. PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI. PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI. Pengembangan sistem aplikasi bertujuan untuk menjamin agar sistem yang akan di-kembangkan akan-akan benar-benar men-cerminkan kebutuhan pemakai. Ada 7 (tujuh) pendekatan pengembangan sistem aplikasi :

kamal
Download Presentation

PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. OLEH Arfansyah, M.Kom PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI

  2. PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI • Pengembangan sistem aplikasi bertujuan untuk menjamin agar sistem yang akan di-kembangkan akan-akan benar-benar men-cerminkan kebutuhan pemakai. • Ada 7 (tujuh) pendekatan pengembangan sistem aplikasi : 1. Pendekatan Bottom-Up 2. Pendekatan Top-Down

  3. 3. Pendekatan Business System Planning 4. Pendekatan Critical Succes Factor 5. Pendekatan Proses (Procedur) 6. Pendekatan Data (Object) 7. Pendekatan Structure Analysis and Design Technique (SADT)

  4. 1. Pendekatan Bottom-Up • Pengembangansistemaplikasidenganpendekatanbottom-up, yaitupendekatansistemaplikasidimulaidari level bawah (level operasional) dimanatransaksiter-jadi. • Pendekataninidimulaidariperumusankebutuhanuntukmenanganitransaksidannaikke level atasdgnmerumuskan

  5. kebutuhan informasi berdasarkan masuk-kan dari level operasional. Pendekatan ini bila digunakan dalam analisis sistem disebut dgn istilah data analisis karena yg menjadi penekanan adalah data yg akan diolah terlebih dahulu, sedangkan infor-masi yg akan dihasilkan menyusul me-ngikuti datanya.

  6. Langkah-langkahpengembangandanpe-nerapanpendekatan bottom-up dalampengembangansistemaplikasi : 1. Mengumpulkandanmengidentifikasi dokumendanlaporan 2. Melakukanwawancara, membanding- kansistemsejenisdgnorganisasi lain, mengidentifikasi data tambahan

  7. 3. Menghilangkan data yg tdk diperluka • Pendekatan ini digunakan untuk meme-nuhi kebutuhan nyata yang dibutuhkan pengambil keputusan.

  8. 2. Pendekatan Top-Down • Pendekatan ini menggunakan pendekat-an logis dalam pengembangan suatu rencana menyeluruh. Pendekatan ini ber-usaha mengembangkan model aliran informasi di dalam organisasi dan meran-cang sistem informasi yg sesuai dengan aliran informasi tersebut.

  9. Pendekatan ini dimulai dari level atas organisasi, yaitu level startegis. Pen-dekatan ini dimulai dgn mendefinisikan misi, sasaran, dan kebijaksanaan organi-sasi. Langkah selanjutnya adalah dilaku-kan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan dilanjutkan ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data

  10. prosesur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini merupakan ciri dari pen-dekatan terstruktur. • Dalam analisis sistem, pendekatan top-down ini disebut dengan decision analysis karena yang menjadi penekanan adalah informasi yg dibutuhkan untuk pengambil keputusan oleh manajer terlebih dahulu kemudian data yg perlu diolah didefinisikan mengikuti informasi yg dibutuhkan.

  11. Langkah-langkah pendekatan top-down : 1. Menganalisis tujuan, hambatan, dan lingkungan 2. Mengidentifikasi kegiatan atau fungsi organisasi 3. Mengidentifikasi pengambilan keputus- an

  12. 4. Mengidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan untuk setiap pengambilan keputusan 5. Mengelompokkan pengambilan kepu- tusan dan kebutuhan informasi dalam subsistem dan modul 6. Menentukan prioritas pengembangan database.

  13. 3. Pendekatan Business System Planning (BSP) • Pendekatan BSP dalam pengembangan sistem aplikasi merupakan suatu analisis dari kebutuhan informasi organisasi dgn cara melihat keseluruhan unit organisasi, fungsi, proses, dan elemen data. Metode ini disebut juga analisis peusahaan (enterprise analysis) dan dapat digunakan utk membantu dlm mengidentifikasi entity (orang, tempat, atau benda dimana informasi berada) dan atribut (informasi yg dpt menjelaskan entity) kunci pd data organisasi.

  14. Metode ini biasanya digunakan untuk me-nentukan kebutuhan informasi pd organi-sasi yg pertama kali akan membuat suatu sistem informasi berbasis komputer atau yg telah mengalami perubahan proses yg sangat banyak shg memerlukan perubah-an sistem informasi yg hampir menyelu-ruh.

  15. Prinsip utama dari metode ini ialah mencari sampel yang banyak dengan melakukan wawancara pada setiap manajer atau pengambil keputusan pada organisasi dan menanyakan bagaimana mereka menggunakan informasi, dimana mereka mendapatkan informasi tsb, seperti apa bentuk informasi, apa tujuannya, bagai-mana mereka mengambil keputusan, dan apa kebutuhan data mereka.

  16. Hasil survei tsb kemudian diagregasi menjadi subunit-subunit, fungsi-fungsi, proses-proses, dan matriks-matriks data yg dapat menggambarkan seluruh kebu-tuhan informasi organisasi. • Fase-fase dlm metode ini menyediakan suatu dasar utk manajemen dan pengen-dalian yg dapat menentukan segmen aliran kerja dan dpt diidentifikasi utk tujuan manajerial dan spesifikasi dokumen yg hrs dihasilkan pada setiap fase.

  17. 4. Pendekatan Critical Succes Factor (CSF) • Pendekatan CSF cocok digunakan untuk kebutuhan informasi tingkat strategis, yaitu khususnya pada waktu mengem-bangkan sistem pelaporan manajemen, SPK, dan Sistem Pendukung Eksekutif (SPE). • CSF merupakan hasil analisis manaje-men thd tujuan tertentu yg diajukan dlm btk penetapan elemen kritis dlm jumlah yg tidak banyak agar tujuan tsb dpt dicapai secara efektif.

  18. Pada prakteknya, sejumlah elemen kritis dibuat utk mengidentifikasikan tindakan utama yg diperlukan untuk mencapai tuju-an. CSF lebih diarahkan pada target sementara yg merupakan langkah esen-sial atau prakondisi pada pencapaian tujuan jangka panjang.

  19. Mission Statement A E D 3 2 1 Business Objectives C B D Critical Succes Factors A C B A Critical Succes Factors Information to measure Performant Needs for new Or better Information and systems

  20. Prinsip dari pendekatan ini bahwa infor-masi yg dibutuhkan oleh organisasi diten-tukan oleh beberapa faktor strategis yang bersifat kritis diketahui oleh para manajer puncak atau pengambil keputusan strate-gis. Pendekatan CSF ini sering juga di-definisikan sebagai aspek/faktor yg mem-pengaruhi hidup matinya organisasi.

  21. Sebagaimana tujuan bisnis, CSF selalu berubah setiap saat. Hal ini berimplikasi pada perubahan kebutuhan sistem infor-masi dan prioritas aktivitas manajemen, sehingga dalam kurun waktu yg relatif pendek CSF suatu organisasi harus se-gera ditinjau ulang oleh pihak manajemen seiring dgn perubahan pd kondisi internal maupun eksternal organisasi.

  22. 5. Pendekatan Proses (Procedure) • Pendekatan berorientasi pada proses ini memusatkan perhatian pada sistem yang sedang dikembangkan, memanfaatkan kembali kode-kode yg ada, mengevaluasi keterkaitan proses, menilai produktivitas proses dan biaya, serta akhirnya mem-buat suatu proses standar.

  23. Pendekatan ini menggambarkan sistemsebagai suatu jaringan dari proses-proses tertentu dan terdefinisi yang saling berinteraksi. Pendekatan ini menghasilkan rancangan database yang digunakan oleh proses-proses tersebut. Deskripsi dari data ini disimpan dalam data dictionary. Data Kontrol (Kendala) Input Ouput Proses Data Data Mekanisme Pendukung

  24. Data kontrol (kendala) merupakan kendala-kendala dari kegiatan seperti : peraturan tarif pajak, tunjangan dsb. • Mekanisme pendukung menunjukkan suatu departemen atau individu yang berhubungan atau bertanggung jawab terhadap kegiatan yang bersangkutan.

  25. Teknik Structured Specification • Teknik ini merupakan salah satu pende-katan berorientasi proses yg dikemukan oleh Tom De Marco. • Teknik ini dikembangkan dengan berdasar pada analisis terstruktur untuk memecahkan masalah-masalah bisnis dan organisme, diterapkan dengan memodelkan sistem yg baik, baik otomatis maupun manual atau sistem yang diusulkan, dgn dekomposis bertingkat.

  26. Alat bantu yg dipergunakan adalah alat bantu grafis (diagran) dan teks dgn aturan tertentu, untuk memperlihatkan kebijakan-kebijakan pemrosesan dlm suatu sistem. • Tahapan dalam spesifikasi terstruktur : 1. Pemodelan fisik (saat ini atau usulan) yg diikuti validasi oleh user utk memas- tikan akurasi model.

  27. 2. Penarikan model logika dari model fisik yang ada. 3. Pembuatan model logika baru dgn cara me- masukkan konstrain dan kreteria serta per- ubahan. 4. Pembuatan model fisik baru mencakup infra- struktur/teknologi yg dibutuhkan dan definisi bagaimana sistem yg baru

  28. Tahapan pembuatan model sebuah sistem saat ini atau sistem baru (usulan) : 1. Pembuatan context diagram 2. Penguraian ke dalam bidang aktivitas utama 3. Penguraian satu persatu aktivitas utama menjadi masing-masing fungsi level yg lebih rendah.

  29. 4. Proses dekomposisi dilanjutkan terus hingga menghasilkan level yg semakin rendah dari data flow, sampai tercapai proses yg disebut functional primitive. 5. Untuk setiap functional primitive, dibuat se- buah mini spesifikasi yg menspesi fikasikan kebijakan yg digunakan utk mentransforma- kan data input menjadi data output.

  30. Diperlukan sebuah dokumen tambah-an, yaitu data dictionary yg berisi semua definisi tentang aliran data, data store, dan rutin proses umum (common pro-cessing routine) atau fungsi-fungsi global yang digunakan berulang-ulang dalam sistem.

  31. 6. Jika model fisik menggunakan sebuah database atau ada tipe hubungan lain yg terjadi antara entri-entri dalam data store yg lain, maka dibuat sebuar E-R (entity-relationship) diagram.

  32. Dengan memanfaatkan perangkat permo-delan tsb, dpt dispesifikasikan hal-hal : a. Ruang lingkup, batas-batas, dan tujuan sistem. b. Asal dan tujuan semua data. c. Lintasan aliran data melewati sistem. d. Penjelasan terperinci transformasi data yg digunakan oleh proses-proses.

  33. e. Komposisi dari semua data dan data- store. f. Kaitan antara data store (jika ada).

  34. 6. Pendekatan Data (Object Oriented) • Pendekatan berorientasi objek mengam-bil asumsi dasar bahwa data lebih stabil dibandingkan proses yg mempergunakan-nya. • Pendekatan ini menciptakan modul-modul database sebagai dokumen analisis yang sama dengan batasan objek yg ada dlm sistem nyata. Dengan demikian ada

  35. koreprodensi satu-satu antara objek sistem dan komponen dokumen analisis ketika pendekatan berorientasi objek ini diterapkan. • Yang menjadi pusat perhatian dlm pende-katan ini adalah datanya dan bukan pro-ses yg menghasilkan data tsb ataupun proses yg memanfaatkan data tsb.

  36. Secara sederhana, pendekatan ini dapat di-tunjukkan melalui diagram data sebagai berikut : Kegiatan Kontrol Kegiatan Kegiatan Data Penghasil Data Pengguna data Mekanisme Simpanan

  37. Mekanisme kontrol : kegiatan yang mem-batasi kegiatan penghasil dan pengguna data, misalnya : mencocokan gaji dan tarifnya. Mekanisme simpanan : file simpanan luar yang digunakan untuk mendapatkan data yang bersangkuatan.

  38. 7. Pendekatan Structured Analysis and Design Technique (SADT) • SADT memandang suatu sistem terdiri dari dua hal : 1. Benda (Objek, dokumen, data). 2. Kegiatan (kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau perangkat lunak). • Disamping itu juga SADT menggunakan dua macam diagram, yaitu diagram kegiat-an (activity diagram) yg disebut actigrams

  39. (juga digunakan dalam pendekatan ber-orientasi proses) dan diagram data (data diagram) yg disebut dgn datagrams (juga digunakan dlm pendekatan berorientasi data/objek). • Metodologi pengembangan sistem ter-struktur, SADT menganut konsep dekomposisi, yaitu menggambarkan terlebih dahulu sistem secara utuh sbg tingkat tertinggi, dan memecahkannya menjadi lebih rinci.

  40. SADT secara sederhana memanfaatkan kedua diagram yg dipergunakan, yaitu actigrams dan datagrams. • Keunggulan SADT dari pendekatan ber-orientasi proses dan pendekatan ber-orientasi data adalah kegiatan kontrol (control activity) yg terpisah dan mampu mengkonfirmasikan actigrams dgn datagrams shg dicapai struktur database yang lebih valid.

  41. Kegiatan kontrol membatasi kegiatan penghasil data dan kegiatan yg menggu-nakan data (berorientasi data) sekaligus mengkoreksi data terstruktur yg telah ada yg dipergunakan dlm proses yg terlibat (berorientasi proses). Dengan demikian database yang dihasilkan benar-benar sesuai dgn sistem yg dibutuhkannya.

  42. Kelebihan pendekatan SADT : 1. Mudah dipelajari 2. Merupakan alat yg baik utk digunakan sbg komunikasi antara analis sistem dgn pemakai sistem selama proses pe- ngembangan sistem. 3. Akan didapat dokumentasi rancangan sistem terstruktur.

  43. 4. Dengan spesifikasi desain yg sama, kebanyakan perancang sistem akan menghasilkan solusi yg hampir mirip. • Kekurangan pendekatan SADT 1. Membutuhkan waktu dan personil yang lebih banyak utk membuatnya. 2. Pendekatan ini hanya bagus utk tahap analisis dan desain secara umum,

  44. sedangkan desain secara rinci, analisis sistem harus menggunakan alat atau metodologi yg lain lagi. 3. Aplikasi dan metodologi ini membutuh- kan tingkat keahlian yg tertentu dan pe- ngalaman dari analisis sistem.

More Related