1 / 53

P A U D

P A U D . OLEH SRI UTAMI, S.Kp.,M.Kes. Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. PAUD memegang peranan penting dalam meletakkan pendidikan selanjutnya  periode emas

kolina
Download Presentation

P A U D

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. P A U D OLEH SRI UTAMI, S.Kp.,M.Kes.

  2. Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia • PAUD memegang peranan penting dalam meletakkan pendidikan selanjutnya  periode emas • Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 ayat (1) pasal 28 ” Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir samapai dengan enam tahun……”

  3. PRINSIP-PRINSIP PADU • Holistik dan terpadu mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu keselarasan pendidikan yang dilakukan klg, sekolah, masy. • Berbasis keilmuan  praktek pendidikan anak yang tepat perlu dikembangkan berdasarkan temuan-temuan mutakhir dalam bidang keilmuan yang relevan

  4. Prinsip…. • Berorientasi peda perkembangan anak memperhatikan perbedaan setiap anak, dilaksanakan dalam situasi bermain • Berorientasi masyarakat  anak adalah bagian dari masyarakat, sehingga paud turut mengembangkan nilai-nilai yang ada dimasyarakat.

  5. Analisis kebijakan dan regulasi PADU di Indonesia Dasar: • Deklarasi Dakar (2000) • World Fit for children (2002) • Convention on the Right of the child, millennium Development goals • Pembukaan UUD 1945 • UU No. 4 tahun 1979 (kesejahteraan anak) • UU No. 23 tahun 2002 (perlindungan anak) • UU No. 20 tahun 2003 (sisdiknas)

  6. Regulasi • PADU dilaksanakan sebelum pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal, non formal dan atau informal • Jalur formal dalam bentuk TK, Raudatul Athfal (RA) • Jalur non formal dalam bentuk kelompok bermain (KB), Taman penitipan anak (TPA) • Jalur informal dalam bentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan

  7. PADU DITINJAU DARI SEGI NEUROLOGI • BBL bahkan janin yang masih berusia 7 bulan dalam kandungan sudah dapt bereaksi terhadap rangsangan dari luar • Bbl sudah menunjukkan reaksi emosi • Otak merupakan komputer istimewa yang yang mempunyai daya menyimpan ingatan pengalaman sehari-hari • Alat-alat dalam tubuh dapat bekerjasama dengan baik karena adanya persarafan yang mempunyai pusat bersama yaitu di otak

  8. Anak yang kurang atau tidak mendapat pengasuhan ibu yang baik dapat menjadi seorang yang agresif, mudah melakukan kekerasan. • Pada masa perkembangan, otak harus mendapat perangsangan, pemograman yang baik, seimbang.

  9. OTAK • BBL  sekitar 350 gram. • Pada umur 3 bulan  500 gram, • umur 9 bulan  750 gram, • umur 1,5 tahun  sekitar 1 kg. • pada orang dewasa  1300 gram. Pertumbuhan otak yang tampak pada peningkatan beratnya seperti di atas, bukan disebabkan oleh bertambahnya jumlah sel saraf tetapi oleh tumbuhnya percabangan juluran dan terbentuknya simpai lemak disekitar serat-serat saraf yang sudah ada.

  10. Keajaiban otak • Digunakan dengan belajar maka cabang-cabang dan ranting-ranting juluran sel saraf tumbuh berkembang, menjalin hubungan-hubungan yang semakin rimbun • Jika tidak digunakan maka cabang-cabangnya akan menyusust dan dapat menghilang hingga hubungan antar sel menjadi kurang rimbun.

  11. PADU DITINJAU DARI SEGI PSIKOSOSIOKULTURAL Dalam budaya kita  pendidikan anak dini usia adalah kewajiban ibu, lagipula, pendidikan anak ini berlangsung di rumah sehimngga tiodak diperlukan PAUD baik yang formal, informal maupun non formal.

  12. Padahal PAUD diperlukan karena alasan berikut: • Anak berhak untuk hidup sesuai dengan potensi yang dimiliki • Anak merupakan penerus nilai nilai masyarakat untuk masa depan dan harus dimulai sejak dini • Anak merupakan investasi bagi masa depan, Anak yang terdidik dan berkembang baik secara ekonomis akan menguntungkan di masa yang akan datang • Program PADU dapat membantu program lain secara terintegrasi ex prog kes.

  13. Program PADU dapat digunakan sebagai kegiatan RT, RW atau kelurahan • Usia dini usia adalah masa kritis dan sekaligus masa emas • Globalisasi dan perubahan yang sangat cepat dalam dunia informasi  timbulnya perubahan sosio dan budaya masy. Ex >>ibu bekerja

  14. PENGERTIAN • Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. • bersifat kualitatif  pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan

  15. Pengetahuan tentang perkembangan anak itu yang diaplikasikan dalam PADU dan disebut sebagai pendidikan yang mempraktekkan perkembangan serta cara belajar anak. • Kurikulumnya disebut sebagai kurikulum yang sesuai dengan perkembangan (developmentally appropriated Curriculum) mendidik anak dengan cara yang cocok dengan cara anak berkembang dan belajar

  16. Pendekatan tersebut juga memungkinkan terjadinya zone of proximal development, yaitu dimana fasilitator atau orang yang lebih pandai dari dirinya dijadikan tempat bertanya untuk meningkatkan kemampuannya melebihi dari apa yang dimilikinya. • sebanyak mungkin melibatkan anak dalam kegiatan meneliti, menguji, memanipulasi, dan bereksperimen dengan berbagai macam benda yang menarik bagi anak seusia mereka

  17. Area Perkembangan Ada 4 area yang perlu ditingkatkan dalam PAUD: • Perkembangan fisik, yang bertujuan agar anak mampu mengontrol gerakan kasar secara sadar dan untuk keseimbangan, mengontrol gerakan halus • Perkembangan sosial-emosional, yang bertujuan untuk mengetahui diri sendiri dan orang lain, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, berperilaku sesuai dengan perilaku prososial

  18. Perkembangan kognitif yang bertujuan untuk belajar dan memecahkan masalah, berfikir logis • Perkembangan bahasa bertujuan agar anak mampu mendengar secara aktif dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, memahami sesuatu dapat diwakilkan dengan tulisan dan dapat dibaca

  19. PARADIGMA BARU PAUD • Perubahan struktur dan fungsi keluarga serta peran anggotanya diberbagai kalangan masy.  adanya perubahan dalam pendidikan dan pengasuhan PAUD merupakan salah satu pilar yang dapat mendukung dan membantu kehidupan keluarga dalam pendd dan pengasuhan anak.

  20. 2. Pengaruh penelitian neuroscience organisasi struktural ditentukan secara genetik tetapi cara berfugsinya ditentukan melalui interaksi dengan lingkungannya. Lahir memiliki 100-200 milyar sel otak, siap untuk mengembangkan bbrp trilyun informasi, tergantung lingk.  belahan otak kanan lebih bersifar lateral (mengarah kesamping), divergen sedang belahan otak kiri bersifat vertikal dan konvergen  belajar dengan memanfaatkan kedua belahan otak -menguntungkan

  21.  Percepatan belajar (accelerated learning) dan peningkatan kadar mental (escalated learning) dimungkinkan karn stimulus dalam pemerkayaan lingkungan sehingga aktifitas sinaptik dipercepat. 3. Keterlibatan masy dan pemerintah dalam PAUD PAUD adalah investment terhadap masa depan. Lebih hemat menginvestasikan pembinaan anak untuk baca tulis dll daripada program pemberantasan buta huruf bagi orang dewasa.

  22. 4. Special education needs (SEN) dan developmentally appropriate practice (DAP) kebutuhan khusus pendidikan (SEN) mengisyaratkan perolehan perlakuan pendidikan sesuai perkembangan, namun kesempatan dan peluang bagi setiap anak harus sama  layanan PAUD memperhatikan lebih memperhatikan anak sebagaimana adanya.

  23. Cara Belajar Siswa Aktif  prakarsa dan bebas berekspresi akan menghasilkan potensi kreatif anak teraktualisasikan. • anak dipandang sebagai individu yang utuh  perlu penanganan dari berbagai pihak: klg, sekolah, masyarakat, pemerintah dan profesional yang terkait • Implikasi  makin dini stimulus yang diberikan, makin banyak peluang untuk belajar menjadi perolehan pengalaman kehidupan.

  24. Kelembagaan • UU No. 20/2003 bagian ke tujuh pasal 28 1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal sehingga membuka peluang masyarakat seluas-luasya untuk berpartisipasi peuh dalam PAUD prinsip dasarnya adl kaidah dan praktik-praktik pedagogis. • PAUD gerakan yang menyeluruh, dan keluarga harus memahaminya.

  25. Ketenagaan • Seluruh orang tua yang memiliki anak dini usia • Saat dilembagakan tenaga yang memiliki kemampuan khusus di bidang tsb. Sesuai hakikat perkembangan anak dini usia bersifat holistik, maka pendidikan harus didekati dari aspek medis, psikologis, pedagogis maupun sosiokultural  tenaga pendidikan PAUD perlu memiliki pemahaman multi dimensional tentang anak usia dini

  26. Tahapan Tumbuh Kembang • Masa prenatal atau masa intra uterin ( masa janin dalam kandungan) • Masa bayi (infancy ) umur 0 – 11 bulan • Masa anak di bawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan) • Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan) • Masa sekolah atau masa pubertas (Wanita: 6–10 tahun, laki-laki: 8-12 tahun) • Masa adolesensi atau masa remaja (wanita: 10-18 tahun, laki-laki: 12-20 tahun)

  27. Ciri-ciri perkembangan: • Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. • Perkembangan melibatkan perubahan • Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. • Perkembangan menpunyai pola tetap • Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan • Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda • Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. • Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanganpun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.

  28. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi tumbuh kembang • Faktor dalam (internal) • Perbedaan ras/etnik atau bangsa. • Keluarga • Umur • Jenis kelamin • Kelainan genetik • Kelainan kromosom

  29. Faktor…….(lanjutan) • Faktor luar (external) • Gizi • Penyakit kronis/kelainan kongenital • Lingkungan fisis dan kimia • Psikologis • Endokrin • Sosio-ekonomi • Lingkungan pengasuha • Obat-obatan

  30. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang • Kebutuhan fisis-biomedis (asuh) • Kebutuhan akan kasih sayang/emosi (asih) • Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)

  31. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita • Masa yang paling menentukan  masa di dalam kandungan ibunya dan kira-kira dua tahun sesudahnya  sel otak sedang tumbuh dan menyempurnakan diri secara pesat sekali kemudian bertambah lambat sedikit demi sedikit sampai anak berumur lima tahun.

  32. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita • Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor risiko (fisik, biomedik, psikososial) pada balita.

  33. Kegunaan Deteksi Dini • Untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini  sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. • Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.

  34. Pelaksanaan Deteksi Dini • Pelaksana  tenaga profesional, kader dan orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu dan terampil • Tempat di pusat-pusat pelayanan kesehatan, di posyandu, di sekolah-sekolah dan di lingkungan rumah tangga.

  35. Alat Untuk Melakukan Deteksi Dini a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan, terdiri dari: • Berat badan menurut tinggi badan anak • Pengukuran lingkar kepala anak (PLKA) • Deteksi Dini penyimpangan Perkembangan, terdiri dari: 1) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) 2) Tes Daya Lihat (TDL) 3) Tes Daya Dengar Anak (TDD) c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional, terdiri dari: 1) Deteksi dini Autis dengan Checlist for Autism in Toddlers (CHAT) 2) Deteksi Dini Gangguan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH)

  36. Stimulasi Bermain Pengertian • Menurut Soetjiningsih, (1995) stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Memberikan stimulasi yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

  37. Pengertian stimulasi • Moersintowarti, (2002)  perangsangan dan latihan-latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. • Orang tua hendaknya menyadari pentingnya memberikan stimulasi bagi perkembangan anak

  38. Pengertian ….. • Menurut Sacharin, (1993)  bermain : aktivitas di mana individu dapat menggunakan proses mentalnya untuk mengembangkan imajinasinya serta memberikan ekspresi terhadap pemikiran kreatif.

  39. Pengertian…. • Sedangkan Nursalam, Susilaningrum, dan Utami, (2005) bermain :suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu misalnya keuntungan finansial (uang). • Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira, atau perasaan lainnya.

  40. Bermain • menumbuhkan rasa ingin tahu, • mengasah kemampuan, dan rasa percaya pada diri sendiri. • mempersiapkan anak untuk dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah dan untuk belajar keterampilan. • Mendorong anak bermain dengan menyediakan bahan-bahan dan ide-ide adalah salah satu kebutuhan dasar. • memperoleh stimulasi mental yang merupakan cikal bakal dari proses belajar

  41. Konsep stimulasi • Healy, (1994) : jaringan serabut syaraf akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan bagi anak. • Setiap respons terhadap penglihatan, bunyi, perasaan, bau, dan pengecapan akan memperlancar hubungan antar neuron (pusat syaraf). • Makin sering otak bekerja, maka ia akan semakin mahir dan terampil. • “setiap anak akan menganyam jaringan intelektualnya”.

  42. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan bermain • Kesehatan • Inteligensi • Jenis kelamin • Lingkungan • Status sosial ekonomi

  43. Macam-macam kegiatan bermain pada anak Bermain aktif • Kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri. • melibatkan banyak aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh • Bermain bebas dan spontan atau eksplorasi • Drama • Bermain musik • Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu • Olah raga

  44. Macam Bermain pasif • Hiburan (amusement) merupakan salah satu bentuk bermain pasif. memperoleh kesenangan bukan berdasarkan kegiatan yang dilakukannya sendiri • Membaca • Mendengarkan radio • Menonton TV

  45. Prinsip-prinsip dalam kegiatan bermain 1. Perlu ekstra energi 2. Waktu yang cukup stimulus yang diberikan dapat optimal. mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat permainannya. 3. Alat bermain harus sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. harus aman dan mempunyai unsur edukatif bagi anakJangan sampai mainan tersebut membuat bosan atau sebaliknya justru membuat stress anak karena stimulus yang diterima oleh anak tidak sesuai dengan usianya.

  46. Prinsip… 4. Ruang untuk bermain 5. Pengetahuan cara bermain 6. Teman bermain Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya sendiri. Teman diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami orang lain

  47. Tahapan bermain • Sensory Motor Play (+ ¾ bulan – ½ tahun) Bermain dimulai pada periode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum usia 3-4 bulan, gerakan atau kegiatan anak belum dapat dikategorikan sebagai bermain. Kegiatan anak semata-mata merupakan kelanjutan kenikmatan yang diperolehnya.

  48. Symbolic atau Make Believe Play (+ 2 – 7 tahun) • Symbolic atau make believe play merupakan ciri periode pra operasional yang terjadi antara usia 2-7 tahun • yang ditandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura. • Pada masa ini anak juga lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya. • Bermain simbolik juga berfungsi untuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan (menggabungkan) pengalaman emosional anak. Setiap hal yang berkesan bagi anak, akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermainnya. • Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan bermain simbolik ini akan semakin bersifat konstruktif dalam arti lebih mengarahkan anak untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

  49. Social play games with rules (+ 8 tahun – 11 tahun) • Dalam bermain tahap yang tertinggi penggunaan simbol lebih banyak diwarnai oleh nalar, logika yang bersifat obyektif. • Sejak usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with rules. Kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh aturan permainan

  50. Games with rules & Sports (11 tahun keatas) • Kegiatan bermain lain yang memiliki aturan adalah olah raga. • Kegiatan bermain ini masih menyenangkan dan dinikmati anak-anak, meskipun aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong games seperti kartu atau kasti. • Anak senang melakukannya berulang-ulang dan terpacu untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya.

More Related