220 likes | 491 Views
Bottom up planing oleh sri adiningsih. Apa masyarakat mampu ? Bagaimana menyusun program ? Bagaimana kendala dana masyarakat ?. Bottom up planning.
E N D
Bottom up planingoleh sri adiningsih • Apa masyarakat mampu ? • Bagaimana menyusun program ? • Bagaimana kendala dana masyarakat ?
Bottom up planning • Adaläh perencanaan yang dibuat bersama-sama antara pemanfaat (beneficiaries) dan pengambil kebijakan (policy makers) melalui prinsip kesetaraan, kebersamaan, penghargaan terhadap nilai lokal tanpa didasari oleh rasa ingin menang sendiri. Pemanfaat diberikan kesempatan seluas-Iuasnya untuk mengungkapkan masalahnya, mencari alternatif solusi dan sekaligus memutuskan program apa yang paling bermanfaat untuk mengatasi masalah tersebut.
Hasil perencanaan merupakan karya bersama yang harus dihargai dan ditindak lanjuti; pemanfaat diberi kesempatan seluas-Iuasnya untuk melakukan pemantauan dan èvaluasi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan program (baik tehnis maupun finansial). • Dalam perencanaan dari bawah perlu dibedakan antara technical knowledge, skills dan wisdom. • Pengetahuan dan ketrampilan tehnis tentang perencanaan lebih banyak dimiliki oleh kita sedangkan masyarakat telah memiliki lebih banyak informasi tentang hal2 praktis berdasar pengalaman hidupnya yang kadang2 bersifat turun temurun (wisdom).
Hal lain yang menjadi tantangan kita adalah waktu. Perencanaan dan bawah membutuhkan waktu lebih lama dan perencanaan yang bersifat top-down. Diperlukan kesabaran dan ketekunan yang tinggi dan kita sehingga tidak hanya output yang dicapai tetapi output tersebut dicapai melalui proses yang benar. • Dari mana dan bagaimana kita bisa memulai perencanaan dari bawah?.
Syarat bottom up • Ide masyarakat • Kemampuan masyarakat • Diterima masyarakat • Dilaksanakan masyarakat • Kelanggengan program
Ide masyarakat Faktor-faktor yang mempengaruhi • Keinginan perubahan • Pengalaman masa lalu • Transformasi norma baru Kendala • Suara mayoritas dan minoritas • IPTEK
Kemampuan masyarakat Faktor yang mempengaruhi • Tingkat pendidikan masyarakat • Potensi masyarakat : sarana dan prasarana Kendala : • Bukan ekonomi memerlukan waktu
Diterima masyarakat • Refleksi masalah • Refleksi kebutuhan masyarakat • Tersusun prioritas masalah dan program utama berdasar kemampuan masyarakat
Dilaksanakan masyarakat • Komitmen masyarakat ditunjukkan dalam partisipasi masyarakat melaksanakan program dan evaluasi program
Kelanggengan program • Masyarakat punya rasa memiliki dan melakukan dukungan keberhasilan • Mau menerima dan melakukan koreksi • Mencoba yang baru
TAHAPAN PERENCANAAN PROGRAM GIZI MENDEFINISIKAN SITUASI (COMMUNITY DIAGNOSIS) • Identifikasi masalah • Menentukan “kriteria” prioritas masalah • Menentukan akar penyebab masalah • Mengidentifikasi “sumberdaya” yang akan dipergunakan untuk mengatasi masalah PERENCANAAN PROGRAM (pengambilan keputusan) proses untuk: • Memutuskan masalah yang mana yang akan diatasi (menurut kriteria) • Menentukan tujuan kwantitatip (dan kwalitatip) untuk menurunican besarnya masalah • Menyusun alternatif strategi untuk menurunkan besarnya masalah • Memilih Strategi terbaik (menurut kriteria) • Mengalokasikan sumberdaya yang sudah diidentifikasi untuk mendulcung startegi. • Menentukan jenis kegiatan proyek. PENGELOLAAN OLEH/DENGAN BERSAMA MASYARAKAT p roses untuk: • Mempersiapkan pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana • Melaksanakan dan memonitor kemajuan kegiatan proyek berdasrkan strategi yang telah ditetapkan. Memonitor efisiensi dan efektivitas strategi yang dipakai. • p roses yang berkelanjutan MAKA, dilakukan re-diagnosis, • perencanaan ulang dst.
Advokasi • Tujuan : mengadvokasi program top down menjadi bottom up • Target : perencana program, pembuat kebijakan, kepala bidang yang terkait, swasta (produsen produk mak/min), agency • Metode : lobby, seminar • Pesan : Dampak Masalah Gizi Kurang Pada Pembangunan SDM kurang diminati Lebih menarik tentang Dampak Ekonomi Masalah Gizi Kurang
Tahap Pemberdayaan Masyarakat • Tahap Persiapan terdiri dari sosialisasi konsep model dari tim pokja di kampus, dan jajaran Pemda Tingkat II sampai kelurahan, serta masyarakat untuk pemberdayaan. • Tahap pengumpulan data masyarakat atau sensus diri • Tahap perencanaan : diawali kegiatan refleksi hasil yang diseminasi hasil pengumpulan data masyarakat oleh masyarakat pada pemuka masyarakat setempat, Pemda dan PT dan penyusunan proposal • Tahap pelaksanaan kegiatan • Tahap evaluasi
metaplan • Metaplan adalah sistem pengumpulan ide atau pendapat dari sekelompok orang yang saling bekerjasama. • Metode ini dimulai oleh Eberhard Schnelle di Hamburg. Moderator yang sangat berpengalaman mampu mengatasi komplesitas pemecahan masalah dan inovasi suatu organisasi. • Banyak pula praktisi yang bekerja pada level bawah melakukan fasilitasi diskusi memakai instrumen sederhana untuk awalan sebagai contoh uraian kejadian
metaplan • Semua orang dalam grup menulis apa idenya yang keluar dari pemikiran mereka, ditulis satu ide pada satu kartu. • Dalam curah pendapat (brain storming) adalah penting dimana setiap ide bebas disampaikan tanpa diadili kebenaran atau kesalahan. • Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat. • Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru yang tidak disadari oleh satu o
Kegiatan metaplan • Kerjakelompokterdiridari 5 orang : fasilitator, co fasilitator, 2 orangpenulis ( 1 pemerhatianak ), 1 orangpenanggungjawabdokumentasi ( foto, mading) Tugas 1. fasilitator : memimpindiskusiibubalitasebanyak 8-12 orangsaja, (tanpaceramah), hanyamelakukan resume, 2. co fasi;itator : membantufasilitator ( mempersiapkanruang/tempat, alattulis, kertas, selotip), jugamembantumenuliskanibubalitaygbutahuruf 3. penulissatu : mencatatkegiatanposyanduselama 3 diskusi, data balita ( status gizi, N, D, ) jumlahbalita , jumlahkaderaktif. 4. Penuliskedua : mencatatkegiatantermasuktgpenjelasanmetaplanuntuklaporanmetaplandanmembawauntuk walking seminar 5. UntuklancarnyakegiataninidiperlukanPemerhatianakdarisalahsatupenulis: mengajakanakbermain agar ibubalitabisaaktifdiskusitanpaadagangguan 6. BagianDokumentasi yang bertanggungjawabppdfotodanseluruh data metaplan PesertaAdalahIbubalita, bukankaderposyandudenganjumlah 8-12 orang
Topik metaplan gizi masyarakat • Tigapertanyaan yang diajukan : • masalahgiziapasaja yang dirasakanolehibusekitarposyanduini ? • Penyebabmasalahgizitsb 3. upayaapasaja yang sudahdilakukanolehpemerintahuntukmenurunkanmasalahtsb? 4. Keluargaibusudahmelakukanapasajauntukmenurunkanmasalahtsb ? Bilaperlupemahamanmakatidakdiperbolehkanmemberikanceramahtetapibisadialkuakn ice breaker untukmenggiringpemikiranibubalita
Kaitanmetaplandan walking seminar • Semuahasilmetaplan ASLI dibawakansaat walking seminar ( tanpamerubahhasildantulisan) • Dipasang MADING semuaprosesmetaplandiruangkelas • Diskusidilakukandikelasdenganmembacahasiltugasmasing-masingkelompok • Resume Hasil walking seminar seKotasurabaya • Testimonifasilitatoratassemuaupayaygdilakukan • Laporandisusunsetelah walking seminar
Walking seminar • Seminar yang berlangsung secara aktif setelah semua peserta membaca materi bahasan yang tersaji di dinding ruang seminar (walking). • Seminar ini biasanya merupakan kelanjutan dari suatu diskusi kelompok. Dengan demikian diskusi berjalan dipandu oleh seorang moderator yang juga baru membaca sajian materi tersebut.
Indikator KinerjaTabel 1. INSTRUMEN EVALUASI METAPLANNilai kelompok : A : bila nilai total skor 10-12 B : bila nilai total skor 5-9 C : bila nilai total skor <5
Tabel 2. INSTRUMEN EVALUASI Walking SEMINARNilai kelas : A : bila nilai total skor 8-15 B : bila nilai total skor 3-7 C : bila nilai total skor < 3