1 / 57

IPI PERAN dan KIPRAHNYA

IPI PERAN dan KIPRAHNYA. Oleh Zulfikar Zen, MA Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia. Makalah pada Musyawarah Daerah Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Lampung Bandar Lampung , 17 Oktober 2009. LAHIRNYA IPI. Karena rahmat Allah Tuhan YME

olympe
Download Presentation

IPI PERAN dan KIPRAHNYA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IPIPERAN dan KIPRAHNYA

  2. OlehZulfikar Zen, MASekretaris JenderalPengurus PusatIkatan Pustakawan Indonesia Makalah padaMusyawarah Daerah Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Lampung Bandar Lampung, 17 Oktober 2009

  3. LAHIRNYA IPI • Karena rahmat Allah Tuhan YME • Karena ingin mengamalkan ideologi Pancasila dan UUD 1945 • Karena merasa bertanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa • Karena ingin meningkatkan mutu profesi dan keahlian • Karena ingin menghimpun pustakawan Indonesia, “bersatu teguh, bercerai runtuh; berat sama dipikul ringan sama dijinjing”. Sumber: Mukadimah AD/ART IPI

  4. PERKEMBANGAN ORGANISASI PUSTAKAWAN INDONESIA • ERA 50-an : ORG. TUGGAL (ERA AWAL KEMERDEKAAN) • ERA 60-AN : ORG MAJEMUK (ERA REVOLUSI, PERGOLAKAN) • ERA 70,80,90-AN : ORG. TUNGGAL (ERA ORDE BARU) • ERA 2000-AN : ORG. MAJEMUK (ERA REFORMASI, DEMOKRASI)

  5. ERA 50-AN = PERINTIS • Founding Fathers, perintis dan pejuang • Umumnya berpendidikan zaman Belanda dan Jepang • Mendirikan lembaga pendidikan formal pustakawan • Membentuk API, APSI, PAPADI • Terpusat di ibukata negara

  6. ERA 60-AN = PERINTIS • Sebagian generasi 50-an masih mendominasi • Mengembangkan lembaga pendidikan dari departemen ke perguruan tinggi • Membentuk PAPSI, HPCI, HPDIY, dsb. • Masih terpusat di ibukota negara, namun sudah mulai ke daerah, terutama Jawa. • Mulai terlibat aktifitas int. a,l. ICCP di Paris, 1961 • Peristiwa pergolakkan: PRRI, Perjuangan untuk Irian Barat, Ganyang Malaysia dan G.30.S/PKI

  7. ERA 70-AN = PENDIRI • Sebagian generasi 60-an masih terlibat,karena jumlah masih terbatas • Umumnya berpendidikan Indonesia dan sebagian belajar atau pelatihan ilmu perp. di LN • Mengembangkan lembaga pendidikan dari Sarjana Muda ke Sarjana • Membentuk IPI sebagai wadah tunggal, • Memprakarsai lahirnya CONSAL, • Mulai berkembang ke daerah terutama Propinsi (PD) • Pustakawan pada Pusat Pembinaan Perpustakaan, Perp. Wilayah sbg penggerak utama, di samping PDIN, BIOTROP, PUSTAKA, JIP-UI. Dsbnya.

  8. ERA 80-AN = PENGEMBANG • Dalam kepengurusan tokoh2 60-an, 70-an masih terlibat, karena jumlah terbatas • Sudah banyak berpendidikan ilmu perp. formal dan informal dalam dan luar negeri • Bertumbuhnya lembaga pendidikan di PTN/PTS • Lahirnya Perpustakaan Nasional RI • Pustakawan (PNS) diakui sebagai Jabatan Fungsional • Peralihan Pembina IPI dari Pusat Pembinaan Perpustakaan P & K ke Perpustakaan Nasional • Proyek BC, Bank Dunia banyak membiayai perp. termasuk belajar pascasarjana.

  9. ERA 90-AN = PENERUS • Generasi 70-an, 80- an masih terlibat, • Anggota IPI sebagian sudah berpendidikan ilmu perp. formal dan informal dalam dan luar negeri. • Keluarnya Tunjangan Fungsional • Lahirnya Klub Perpustakaan Indonesia dan Program S2 Ilmu Perp. • Masa peralihan pembina dari Pusat Pembinaan Perpustakaan P & ke Perpustakaan Nasional RI

  10. ERA 2000-AN = PENERUS (?) • Pengurus dan anggota masih banyak dari generasi 80-an, 90- an • Sudah banyak berpendidikan formal dan informal ilmu perp. dalam dan luar negeri • Lahirnya berbagai Forum: FPPTI, FPSI, FPUI, FPKHI • Akibat OTDA : • Peralihan pembina dari Perpustakaan Nasional RI ke Badan Daerah (Pemda Dati I dan II) • Pengurus dan Anggota IPI sangat beragam • Keterikatan antara IPI Pusat dan Daerah mulai berkurang

  11. FUNGSI ORGANISASI PROFESI • Menjadi wadah masyarakat profesi • Mengembangkan ilmu pengetahuan bidang profesi • Menyusun kode etik dan standar profesi, serta menjamin kompetensi profesi • Mewakili profesional di masyarakat. • Mengembangkan mutu profesi dan statusnya • Mengawasi prilaku anggota profesi melalui kode etik, serta memberi sanksi atas pelanggaran • Memberikan lisensi dan akreditasi

  12. FUNGSI Org. Pustakawan (1) • Sbg lembaga bagi pekerja profesional di bidang perpustakaan, informasi dan arsip (PIA) • Memonitor peraturan yg mempengaruhi layanan PIA • Mengajukan peraturan yang diperlukan bagi PIA • Menciptakan dan memelihara layanan PIA • Mendorong manajemen yang baik bagi pelaksanaa PIA

  13. FUNGSI Org. Pustakawan (2) • Meningkatkan studi dan penelitian PIA • Menjamin layanan yg efektif dan informasi yang relevan bagi anggota • Mengadakan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung layanan PIA • Menanggapi (peduli) terhadap ketentuan hukum yg berkaitan dengan PIA Sumber :Guidelines for the managementof professional Association in the fields of Archives, library and information work.- Unesco (1989)

  14. PUSTAKAWAN PEKERJAAN ATAU PROFESI ?

  15. CIRI-CIRI PROFESI (1) • Mempunyai bidang pekerjaan tertentu, tidak sama dengan profesi lain. • Bersifat pengabdian kepada masyarakat • Membutuhkan persyaratan dasar tertentu. • Mempunyai ketrampilan khusus • Mempunyai organisasi profesi • Mempunyai pedoman sikap dan tingkah laku,serta etika • Mempunyai Dewan Kehormatan Winarno Surachmad (1979)

  16. CIRI-CIRI PROFESI (2) • Memiliki pekerjaan bersifat intetelektual, saintifik, dan praktikal • Memilki standar yang baku dalam bekerja • Terorganisir secara sistematis • Layanan berorientasi pada masytakat Bowden, R, (1994)

  17. CIRI-CIRI PROFESI (3) • Memiliki keterampilan khusus • Memiliki asosiasi profesi • Memiliki kode etik • Memiliki dedikasi bagi peningkatan profesi dan mendidik anggotanya. • Memiliki layanan bagi kesejahteraan umum Mc. Garry (Soekarman 2004)

  18. CIRI-CIRI PROFESI (4) • Memiliki kekhususan dalam pekerjaan • Memiliki keterampilan yang bersifat ilmiah • Memiliki pendidikan khusus • Memiliki hak otonomi dalam bekerja • Memiliki organisasi profesi • Memiliki pengabdian kepada masyarakat yang tidak berorientasi keuntungan Carl H. Gross (Hermawan 1979)

  19. CIRI-CIRI PROFESI (5) • Memiliki pelatihan intensif dengan muatan ilmiah • Memiliki kemampuan melayani masyarakat • Memiliki izin atau lisensi untuk berpraktek • Memiliki organisasi profesi dan menjadi anggotanya • Memiliki otonomi dalam pekerjaan • M. D. Bayles (1981)

  20. PUSTAKAWAN SBG PROFESI • Di negara-negara maju semua kriteria dapat dipenuhi oleh PUSTAKAWAN • Di Indonesia, khususnya IPI hanya sebagian yang terpenuhi. KARENA IPI menampung semua orang yang bekerja di Perpustakaan dan lembaga informasi terkait lainnnya.

  21. Pustakawan Indonesia • Pustakawan PNS a). Pustakawan Ahli (III/a s/d IV/e) b). Pustakawan Trampil (II/b s/d II/d) • Pustakawan Swasta Pustakawan yang bekerja di lembaga swasta • Pustakawan IPI semua anggota yaitu mereka yang bekerja atau peduli terhadap perpustakaan dan lembaga terkait

  22. PUSTAKAWAN PNS PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pemerintah, dan/atau unit tertentu lainnya. (Sumber : SK Menpan 132 Tahun 2002 dan Kep. Kapernas No. 10 tahun 2004)

  23. IPI dan Anggota • IPI belum sepenuhnya sbg organisasi profesi (profesional) • Persyaratan menjadi anggota sangat mudah. Semua yang bekerja di perpustakaan dan lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dapat menjadi anggota • Pengelolaan dan pengawasan terhadap anggota IPI masih sangat terbatas.

  24. Organisasi Pustakawandan Perpustakaan di Indonesia • 1953 ; API (Asosisi Perpustakaan Indonesia) • 1954 : PAPSI (Persatuan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia), • 1956 : PAPADI (Perhimpuna Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia • 1962 : APADI (Asosiasi Perspustakaan Arsip dan Dokumentasi Indonesia) • 1969 : HPCI (Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia) • 1973 : IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) • 1990 : KPI (Klub Perpustakaan Indonesia) • 2000 : Forum – Forum yaitu : FPPTI( Perp. Perguruan Tinggi), FPKI (Perpustakaan Khusus), FPSI (Perpustakaan Sekolah), FPUI (Perpustakaan Umum)

  25. LAHIRNYA IPI • Pertemuan Bandung, 21 Januari 1973 organisasi pustakawan HPCI, APADI, HPDIY bersepakat mendiri wadah tunggal organisasi pustakawan Indonesia. • Membentuk Panitia Kongres dan Panitia Perumus Konsep Krganisasi • 6 Juli 1973 IPI lahir, sebagai hasil kongres, terpilih ketua dan sekretaris pertama Soekarman K dan J.P Rompas

  26. IPI : Tujuannya (1) 1973 • Menghimpun, menampung dan menyalurkan aspirasi dan kreasi pustakawan • Mengusahakan tempat semestinya bagi pustakawan di tengah masyarakat • Meningkatkan, mengembangkan dan mengamalkan ilmu perpustakaan untuk kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat. • Menempatkan ilmu perpustakan sejajar dengan ilmu-ilmu lainnnya

  27. IPI : Tujuannya (2) 2002 • Meningkatkan profesionalisme • Mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan Informasi • Mengabdikan, mengamalkan tenaga dan keahlian untuk bangsa dan negara.

  28. IPI : Kegiatannya • Mengadakan kegiatan ilmiah dan mengembangankan ilmu melalui penelitian dan penerbitkan • Membina komunikasi antar pustakawan dan antara lembaga, nasional, regional atau internasional • Mengadakan Kongres dan Rakerpus (PP), Musda (PD) dan Muscab (PC)Lazimnya kegiatan ini disertai dg kegiatan ilmiah • Berpartisipasi aktif dalam kegiatan CONSAL dan IFLA • Ikut serta dalam pembangunan bangsa (lihat: tema beberapa kongres)

  29. Kongres IPI DAN TEMA (1) 1973 Ciawi, 1977 Jakarta:Peranan IPI dalam mencerdaskan bangsa dan mensukseskan pembangunan Indonesia 1980 Bali:Meningkatkan jasa perpustakaan dan meningkatkan partisipasi pustakawan dalam pembangunan 1983 Yogya:Dengan perpustakaan kita tingkat kecerdasan bangsa dan pembangunan 1986 Ujung Pandang, Sulsel:Kita tingkatkan peran pustakawan dalam menunjang pembangunan masyarakat desa.

  30. Kongres IPI DAN TEMA(2) 1989 Banjarmasin, Kalsel: Meningkatkan peran perpustakaan alam menyongsong era tinggal landas pembangunan 1992 Padang, Sumbar: Peranan Perpustakaan dalam era globalisasi 1995 Jakarta: Peran strategis pustakawan dalam pembangunan nasional 1998 Lembang, Bandung, Jabar: Memantapkan profesio-nalisme pustakawan guna menyongson Pelita VII 2002 Batu, Malang, Jatim:Perpustakaan untuk masyarakat 2006, Denpasar, Bali: Meningkatkan Kreatifitas Pustakawan Untuk mewijudkan masyarakat memiliki literasi informasi 2009 Batam, Kepulauan Riau “Pelestarian Warisan Budaya Bangsa”

  31. Ketua Umum dan Sekjen IPI • 1973 : Soekarman K. dan J.P.Rompas • 1977 : Soekarman K. dan J.P.Rompas • 1980 : Mastini Hardjoprakoso dan Soemarno HS • 1983 : Mastini Hardjoprakoso dan Soemarno HS • 1986 : Prabowo Tjitropranoto dan Wirawan • 1989 : Soekarman K. dan Hernandono • 1992 : Soekarman K. dan Ipon Sukasih Purawijaya • 1995 : Hernandono dan Paul Permadi P. • 1998 : Ediyami Bondan dan Zulfikar Zen • 2002 : Dedy P. Rachmananta dan Zurniati Nasrul • 2006 : Dedy P. Rachmananta dan Zulfikar Zen

  32. Aktifitas IPI • Terlibat dalam penyusunan RUU Sistem Nasional Perpustakaan • Memberikan tanggapan dan masukkan terhadap undang-undang dan peraturan yang terkait dengan perpustakaan dan pustakawan • Bekerjasama dengan organisasi profesi lain, seperti FORMOPPI

  33. MASALAH IPI • Internal • Eksternal

  34. Masalah Internal IPI Kualitas Anggota; • Anggota IPI beraneka-ragam latar belakang, baik pendidikan, disiplin ilmu, maupun pengalaman Kuantitas Anggota • Anggota IPI jumlah terbatas, dibandingkan dg penduduk Indonesia

  35. Masalah Internal IPI (1) • “Kecemburuan” antara Pustakawan Struktural dengan Pustakawan Fungsional • Kata “Pustakawan” terkesan hanya untuk PNS yg ber SK, Jumlahnya hanya 2576 org (2004): 41,28% (SLTA), 23,60% (Diploma), 30,71% (S1) • Bervariasinya latar belakang anggota.

  36. Masalah Internal IPI (2) • Pengurusan organisasi belum maksimal sebagian besar Pengurus bekerja bersifat “sampingan”, • Kesadaran Anggota masih rendah lebih mengutamakan HAK dari pada KEWAJIBAN. • Belum ada seleksi menjadi anggota. • Belum ada Badan Kehormatan. • Belum ada standar kompetensi profesi • Pendirian dan Pembinaan IPI masih pada tingkat PD, sedangkan tingkat PC masih kurang

  37. IPI SBG PEREKAT • IPI dapat menjadi perekat sesama dan seprofesi. IPI organisasi tanpa perbedaan latar belakang, status ekonomi, agama, pendidikan, instatnsi, suku, daerah,, dsbnya dan bekerja demi kepentingan masyarakat

  38. Masalah Eksternal • Apresiasi dan citra terhadap profesi masih rendah • Belum memiliki otonomi penuh; ditentukan belum menentukan. • Belum ada keharusan IZIN untuk praktek • Penghargaan lebih kepada pakar TI (tools) dari pada pustakawan (contents). • Perpustakaan belum sbg prioritas pembangunan, dana terbatas.

  39. TUNJANGAN

  40. Paradigma Baru DULU • Mengandalkan kepemilikan dan media tunggal, sebagai gudang, layanan pasif dan menunggu pengguna, pengembangan koleksi “just in case”.BIROKRAT, TUKANG JAGA BUKU (The custodian of books) KINI dan NANTI • Mengandalkan kerjasama, multi media, ibarat toko/pasar, proaktif dan mendidik pengguna, pengembangan koleksi “just in time”.PELAYAN, GARDA PENGETAHUAN (The guardian of knowledge)

  41. DAMPAK OTDA PADA PERP. • Hubungan antara Pusat, Propinsi dan Kabupaten bersifat formal. • Muncul wajah-wajah baru pengelola perpustakaan di daerah, baik struktural maupun fungsional • Kemampuan daerah sangat bervariasi. • Perpustakaan dan profesi pustakawan ditentukan oleh Pemda.

  42. IPI SBG PENEKAN & PERAYU • IPI, terutama di Daerah, terutama Dati II dapat menjadi sbg Kelompok Penekan (Pressure Group) atau perayu terutama mengahadapi dan mempengaruhi pengambil keputusan, mis. DPRD, Bupati/Wali Kota, Organisasi Politik. LSM dsbnya  terutama pada masa PILKADA, Pemilu, dsb.

  43. Tantangan • Perkembangan ilmu dan teknologi, terutama TI. • Tuntutan layanan pengguna yang spesifik dan serba cepat. • Munculnya organisasi sejenis yang lebih khusus • Terjadinya perubahan paradigma • Informasi sebagai bisnis

  44. PELUANG • Era Informasi adalah eranya pustakawan. • Tersedianya 20 lebih lembaga pendidikan formal merupakan aset IPI • Tersedianya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dapat merubah citra profesi. • Persaingan dan globalisasi pendidikan berorientasi mutu SDM. SDM bermutu memerlukan perpustakaan • Kebutuhan terhadap pustakawan bermutu dalam jumlah yang besar • Desentralisasi pendirian Perp. Umum dan Sekolah.

  45. TUGAS IPI KEDALAM • Meningkatkan kuantitas dan kualitas pustakawan, kaderisasi sangat diperlukan KELUAR • Memperjuangkan eksistensi perpustakaan dan pustakawan

  46. AKHIR KATA IPI TEMPAT UNTUK • Mengabdikan diri • Mengembangkan diri

  47. TEMPAT MENGABDIKAN DIRI Melalui IPI, pustakawan dapat: • Mengamalkan ilmu dan keahlian • Membantu memajukan perpustakaan • Membantu masyarakat, terutama yang tidak mampu (miskin) • Membagi ilmu & pengalaman dg sesama • Berjuang bersama, berat sama dipikul

  48. TEMPAT MENGEMBANGKAN DIRI Melalui IPI, pustakawan dapat: • Menambah ilmu dan keterampilan • Menambah silaturrahmi, tanpa batas birokrasi, jabatan, pangkat, pendidikan, status, georafis, suku, agama, dsb. • Menambah wawasan dan pematangan diri • Meningkatan kesejahteraan lahir & bathin

  49. KONSTRIBUSI UNTUK IPI IPI adalah organisasi sosial kadang banyak memberi dari pada menerima, menjadi anggota atau pengurus harus menyediakan: NIAT (IKHLAS), WAKTU, PEMIKIRAN, TENAGA, dan DANA

More Related