1 / 1

Sedangkan menurut Rathus dan Domikus (Prabana, 1997) tingkah laku asertif

Sedangkan menurut Rathus dan Domikus (Prabana, 1997) tingkah laku asertif. beikembang secara bertahap sebagai hasil mteraksi antara anak dan orang tua serta orang-. orang dewasa lain disekitarnya karena semenjak anak-anak, per an pendidikan perempuan.

payton
Download Presentation

Sedangkan menurut Rathus dan Domikus (Prabana, 1997) tingkah laku asertif

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Sedangkan menurut Rathus dan Domikus (Prabana, 1997) tingkah laku asertif beikembang secara bertahap sebagai hasil mteraksi antara anak dan orang tua serta orang- orang dewasa lain disekitarnya karena semenjak anak-anak, per an pendidikan perempuan dan laki-laki telali dibedakan oleh masyarakat artinya sejak kecil anak laki-laki dibiasakan tegas dan kompetitif Hasil penelitian Sari (1989) dibuktikan bahwa anak laki- laki lebih tegas, mandiri, tidak begitu tergantung pada kelornpok bermainnya maupun pada bantuan orang dewasa, dan mereka lebih berani menghadapi situasi-situasi yang menakutkan daripada anak perempuan. Keadaan tersebut menurut Berzonsky (Prabana, 1997) lebih disebabkan karena perbedaan sikap orang tua terhadap anak perempuan dan anak laki-laki. umumnya orang tua bersikap lembut terhadap anak perempuan dalam betbagai segi. Terhadap kesalahan atau kenakalan biasanya anak perempuan dihadapi dengan ekspresi wajah tidak suka atau dimaralu secara verbal sedangkan pada anak laki- laki lebih banyak dikenai hukuman fisik. Hal ini menyebabkan anak perempuan lebih raemperhatikan perasaan orang lain sedangkan anak laki-laki lebih ag-esif dan asertif. Selain itu, dalam kehidupan bermasyarakat yang menunjukkan bahwa asertivitas bukan milik semua orang karena masyarakat mengajarkan asertivitas kurang sesuai untuk anak perempuan dan adanya tuntutan masyarakat yang menjadikan laki-laki lebih agresif mandiri, dan kompetitif, sehingga anak perempuan lebih pasif terhadap hal-hal yang kurang berkenan dihatmya, tergantung, dan konfhrmis (Yogaryjantono, 1991). Sehingga lingkungan memang cukup besar peranannya pada perkembangan individu (Walgito, 1997), terutama pada perilaku individu. Kimble (Retnaningsih, 1992) mengemukakan bahwa anak laki-laki lebih tegas dan dominan daripada anak per empuan baik verbal maupun non verbal, ha! ini ditunjukkan

More Related