250 likes | 460 Views
Daerah yang Baik. Ananto YUDONO. Pandangan sustainable development, mulai 1980an berdasar kesadaran terhadap malapetaka kembar yang bernuansa fisik:. nature resource depletion dan; environmental degradation. Masalah perkotaan.
E N D
Daerah yang Baik Ananto YUDONO AY,June '03
Pandangan sustainable development, mulai 1980an berdasar kesadaran terhadap malapetaka kembar yang bernuansa fisik: • nature resource depletion dan; • environmental degradation AY,June '03
Masalah perkotaan • Proses urbanisasi yang juga diisi oleh masyarakat kota yang kurang mampu dalam pengetahuan, ketrampilan dan modal finansiil menyebabkan terwujudnya rakyat miskin yang kurang potensiil dan kurang mempunyai akses untuk berpartisipasi aktif dan menikmati hasil pembangunan perkotaan; • Tumbuh kelompok masyarakat miskin yang semakin terjerat dalam budaya kemiskinan; • Semakin melebarnya kesenjangan kesejahteraan antara masyarakat miskin dan kaya, disertai dengan memudarnya solidaritas antar warga kota menyebabkan terjadinya ketidak harmonisan kehidupan masyarakat kota; • Pola pikir dan perilaku PMS dalam kegiatan dan pembangunan di kota dan DAS terkait yang berdampak pada penurunan kualitas LH. AY,June '03
Masalah perdesaan • Proses warisan lahan menjadikan luas lahan per petani semakin lama semakin sempit, sehingga tumbuh berkembang petani gurem; • Proses penjualan lahan ke warga kota menyebabkan proses alih stutus dari petani pemilik menjadi petani buruh; • Alih fungsi kawasan hutan lindung menjadi budi daya pertanian yang tidak berwawasan lingkungan, baik oleh penduduk lokal maupun pengusaha luar, menyebabkan degradasi kualitas LH; • Pola pikir dan perilaku petani lokal yang berfokus ke kebutuhan jangka pendek dan berpikiran sempit menyebabkan tumbuh berkembangnya lahan tidak produktif secara optimal; • Pola pikir dan perilaku PMS dalam kegiatan dan pembangunan di kota dan DAS terkait yang berdampak pada penurunan kualitas LH. • Fokus pembangunan nasional pada wilayah perkotaan menjadikan daerah perdesaan kurang menarik untuk hidup dibanding daerah; • Generasi baru terutama usia angkatan kerja sebagian besar migrasi ke kota untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. AY,June '03
Fenomena mutakhir • Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan semakin berkurangnya keberdayaan pemerintah dalam melayani masyarakat • Kondisi ini mengakibatkan terjadinya pergeseran peran pemerintah nasional maupun sebagian besar pemda dari penyedia menjadi fasilitator peningkatan keberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan • Semakin disadari perlunya proses pembangunan yang sinergis antar sektor, spatial, sumberdaya dan antar pelaku pembangunan, baik mikro maupun makro AY,June '03
Tujuan pembangunan untuk: • meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya dan politik; • memberikan dampak peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah sekitar, dengan penyelenggaraan kegiatan pembangunan yang sinergis antara suatu daerah dengan daerah lain; • memberi kemudahan, pelayanan dan perlindungan bagi penduduk lokal maupun para pendatang; • menjaga keberlanjutan pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. AY,June '03
Substansi Pembangunan Perkotaan • Peningkatan kualitas tatanan interkoneksitas berbagai sistem di suatu ruang perkotaan • Sistem di atas meliputi: (a) sistem ipoleksosbudhankam serta kelembagaan masyarakat, swasta dan pemerintah; (b) sistem sumber daya buatan (produk pembangunan manusia); serta sistem SDA • Manusia merupakan komponen utama sistem LH yang sekaligus sebagai mahluk sosial yang sangat menentukan wujud dan atmosfir kehidupan LH nya • Terwujudnya proses pembangunan kota yang meningkatkan keberdayaan dan pemberdayaan stakeholders dalam proses akselerasi kesejahteraan warga kota secara berkelanjutan yang berwawasan lingkungan AY,June '03
Perubahan poleksosbud global (perdag bebas) UU - UU UU24, 1992 PS & lainnya Penataan UUD45 UU Otonomi Dinamika asp . Ruang Daerah 1999 pemb. masy, swas dan pem. Minasamamata RTRWN (20) Daya dukung dan RPJPN (20) kesesuaian ruang RPJMN (5) Renstra K/L(5) Perubahan fisik alami RTRWP (20) - RKPTN (1), Masy, swt, pem. RPJPP(20) RPJMP(5) berdampak pada perkemb. Implementasi renpem. yang sosekbud + fisik Renstra SKPD(5) RKPTP (1) Renja SKPD(1) RTRW Kab/Kota RPJPK (20) RKPK(1) (20) RPJMK (5) Renja SKPD(1) Renstra SKPD(5) RDTR(5) Perkemb. ipteks, info Diagram 1. dan arus Interelasi as pirasi pembangunan, rencana tata ruang, azas investasi pembangunan, dan rencana pembangunan AY,June '03 AY2000 Compaq/Transptataruang/inter
Kaitan RTRW dalam Sistem Perenc Pemb RPJPN (20 th) RPJPDP (20 th) RPJPD Kab/Kota (20 th) Norma, Standar, pedoman & manual bdg PR R(D)TRWN (20th) R(D)TRWP (20 th) R(D)TRW Kab/Kota (20 th) RPJM-N (5 th) Renstra-KL RPJM-P (5th) RPJM-Kab/Kota (5 th) Renstra-SKPD-P Renstra-SKPD Kab/Kota (5 th) RKP (1 th) Renja-KL RKPD-P (1 th) RKPD-Kab/Kota (1 th) Renja SKPD Provinsi Renja-SKPD Kab/Kota Penyelenggara Musrenbang Nasional Bapenas Daerah Bappeda AY,June '03
PERKEMB POLEKSOSBUD PMS ARUS DAN PERKEMB INFO DAN INVESTASI DAYA DUKUNG DAN KESESUAIAN RUANG NORMA DAN IPTEKS PERENC & PERANC PERKOTAAN DINAMIKA ASP PEMB PMS PERENC T.R. PERKOTAAN ACCEPTABLE PLAN? PROSES PERKEMB/PENGEMB T.R. PERKOTAAN APPLICABLE PLAN? IMPLEMENTASI RENCANA T.R. PERKEMB, PERENC, & MANAJEMEN PERKOT ORGANIZING ACTUATING CONTROLLING AY,June '03
Fokus pembangunan perkotaan: • Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi dan berlanjut menjadi krisis multi dimensi, yang menyebabkan munculnya multi petaka telah menyadarkan kita bahwa pembangunan fisik SDB bukan yang terpenting; • Justru pembangunan kualitas manusia merupakan yang terpenting, baik manusia sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat, aparatpemerintah dan pengusaha swasta. AY,June '03
Pembangunan SDM • Pembangunan kualitas masyarakat sebagai kelompok manusia yang saling berkoneksitas, dengan cara meningkatkan kualitas, jenis dan kuantitas kelembagaan masyarakat, agar terwujud kelompok-kelompok masyarakat madani • Pembangunan good governance dan good environmental governance dalam aktifitas masyarakat, pengusaha dan pemerintah AY,June '03
Intelligence • IQ (Intelligence Quotient): kecerdasan intelektual, Lewis Terman, 1994 • Kecerdasan multi dimensi, Gardner, 1989 • EQ (Emotional Quotient): kecerdasan emosional (sophrosyne), Daniel Goleman, 1995 • AQ (Adversity Quotient): kecerdasan adversity, Stoltz P.G., 1997 • SQ (Spiritual Quotient): kecerdasan spiritual, Danah Zohar dan Ian Marshal, 2000 AY,June '03
Sustainable ecocity development • Garden city; • Agropolitan; • Water front city; • River side city. AY,June '03
Criteria-1 • These are:• average life expectancy• hospital beds per 1,000 people• spending on education/capita• averg class size in prim. school• university-educated people as a % of the total population• sulfur dioxide in the air (ppm)• nitrogen dioxide in the air (ppm)• dust/suspended particles in the air ‹ micrograms per cubic meter (µg/m3) AY,June '03
Criteria -2 • averg monthly rental per m2• averg price of a house • ratio of housing price to income• m2 of parks and fields/capita• vehicles per km of city road• existence of m.t. railway system• num of movie theatres/100,000• unemployment rate• GDP growth AY,June '03
Criteria-3 • annual urban inflation rate• vac & public holidays per year• crim cases/10,000 persons• number phones/1,000 people• number mobiles/1,000 people• internet usage/1,000 people• averg time to commute to work• number of TV/1,000 people• % of population with sewerage• average income AY,June '03
Fukuoka Tokyo Singapore Osaka Taipei Hong Kong B.S.Begawan Kuala Lumpur George Town Pusan Seoul Kauhsiung Changmai Macau Shanghai Beijing Bangkok Davao City Hanoi Ho Chi Minh 21. Kuching 22. Cebu City 23. Guangzhou 24. Islamabad 25. Metro Manila 26. Bandung 27. Bangalore 28. Jakarta 29. Colombo 30. Chongging 31. Delhi 32. Phnom Penh 33. Bombay 34. Katmandhu 35. Surabaya 36. Yangon 37. Chittagong 38. Karachi 39. Dhaka 40. Vientiane Asia’s Best Cities ‘00 AY’01 AY,June '03
Kriteria Kualitas Daerah (Asiaweek) Tahun 2000 Fukuoka Jakarta Nilai Rangk Nilai Rangk Indikator Skor Umum 73 1 44 28 PDRB/kapita 37,165 5 7,269 19 Inflasi (%) 0 -0.5 Pertumbuhan PDRB -1.9 -1.3 Usia harapan hidup 77 65 Biaya pendidikan 308 19 4 32 Tempat tidur RS/1000 pend 19.5 2 1.6 31 Debu udara (ppm) 26 194 Kendaraan/km jalan 200 15 472 31 Rata2 lama perjalanan ke tempat kerja 45 79 Kasus kriminal/10,000 pend 345 35 22 13 TV/1000 pend 400 10 232 21 Telepon/1000 pend 620 223 Ratio lahan produktif Ratio lahan kritis Ratio lahan tidur Perbedaan kualitas air sungai masuk dengan keluar daerah AY,June '03
Tabel 2. Change in the growth rate of employment by sector and region (%) Primary Secondary Tertiary Total employment Region 1955-1965 1970-1980 1955-1965 1970-1980 1955-1965 1970-1980 1955-1965 1970-1980 1. Capital -26.0 -37.7 96.1 -3.4 61.3 26.7 43.7 7.5 2. Chubu -26.9 -44.5 63.4 2.0 48.7 23.1 20.9 1.7 3. Kinki -27.9 -47.3 72.0 -9.7 54.0 18.4 37.0 -0.3 4. Hokkaido -26.6 -32.4 39.6 -0.5 57.4 15.5 17.8 1.4 5. Tohoku -234 -39.8 43.7 26.9 38.7 22.5 2.9 0.7 6. Hokuriku -25.9 -48.8 47.2 5.0 41.8 21.8 12.0 -0.7 7. Chogoku -30.0 -43.5 49.2 3.2 35.3 17.8 6.9 -1.7 8. Shikoku -30.9 -37.9 34.8 9.1 30.4 19.1 -1.1 -0.4 9. Kyushu -29.1 -36.9 20.4 14.1 32.8 20.1 -0.1 2.2 10. Okinawa n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. Japan -27.1 -39.4 65.3 0.9 49.1 72.0 21.6 3.4 Source: Compiled from Population Census of Japan AY,June '03
Tabel 3. Gross domestic product per capita by state 1971-1980-1990 (M$1970 prices) as ratio to Malaysia average State 1971 1980 1990 Johor 0.92 0.94 0.98 Kedah/Perlis 0.62 0.60 0.69 Kelantan 0.48 0.48 0.69 Melacca 0.75 0.80 0.85 Negeri Sembilan 0.98 0.99 1.04 Pahang 1.00 0.81 1.17 Perak 1.00 0.86 0.89 Penang 0.88 1.28 1.27 Selangor 1.84 1.45 1.27 Federal Territory - 2.17 1.51 Trengganu 0.52 0.72 0.92 Sabah 1.11 1.01 0.90 Serawak 0.78 0.75 0.74 Malaysia 1.00 1.00 1.00 Source: Government of Malaysia, 1981 AY,June '03
Tabel 1. Per capita income by region as ratio of national average: Japan = 100 Region 1995 1960 1965 1970 1975 1980 1982 Capital 122 127 122 121 116 115 116 Chubu 97 101 96 100 96 97 97 Kinki 115 115 115 112 105 104 104 Hokkaido 99 89 87 83 89 93 92 Tohoku 79 73 75 773 83 83 81 Hokuriku 94 92 87 87 92 93 91 Chugoku 86 83 89 91 93 93 91 Shikoku 84 79 80 83 85 84 81 Kyushu 80 73 75 73 84 86 85 Okinawa 64 56 53 51 74 67 69 Coefficient of variation* 0.223 0.270 0.226 0.224 0.154 0.156 0.164 Source: Compiled from Annual Reports of Prefectural Income AY,June '03