1 / 25

Penatalaksanaan Trauma kepala Reni Prima Gusty

Penatalaksanaan Trauma kepala Reni Prima Gusty. TERJADI TIAP 15 DETIK MATI TIAP 12 MENIT. CEDERA KEPALA. 50 % KEMATIAN PADA TRAUMA 60 % KEMATIAN AKIBAT KLL. T ATALAKSAN A. A. PRIMARY SURVEY. AIRWAY & C-SPINE CONTROL. B. BREATHING. C. CIRCULATION. KONSEPNYA

Download Presentation

Penatalaksanaan Trauma kepala Reni Prima Gusty

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Penatalaksanaan Trauma kepala Reni Prima Gusty

  2. TERJADI TIAP 15 DETIK MATI TIAP 12 MENIT CEDERA KEPALA 50 % KEMATIAN PADA TRAUMA 60 % KEMATIAN AKIBAT KLL

  3. TATALAKSANA A PRIMARY SURVEY AIRWAY & C-SPINE CONTROL B BREATHING C CIRCULATION

  4. KONSEPNYA RESPONSIBILITAS TERPENTING MANAJEMEN ABC : CEGAH HIPOVENTILASI DAN HIPOVOLEMIA POTENSIAL TERJADINYA SECONDARY BRAIN DAMAGE

  5. SECONDARY SURVEY Whole Examination ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PENUNJANG

  6. Secondary Survey • Anamnesa : • kejadian, lucid interval, mabuk, penyakit lain • Pemeriksaan fisik • Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda trauma, jejas, hematom, vulnus pada kepala atau regio maksilofasial • Inspeksi tanda fraktur basis kranii • Racoon’s eyes : periorbital ecchymoses • Battle’s sign : postauricular ecchymoses • CSF rhinorrhea/otorrhea • Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius eksternus

  7. INFORMASI PENTING USIA DAN MEKANISME TRAUMA STATUS RESPIRASI & KARDIOVASKULER KESADARAN, REAKSI PUPIL, LATERALISASI ADANYA TRAUMA NON SEREBRAL HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

  8. TANDA – TANDA PENTING PUPIL ANISOKOR LATERALISASI MOTORIK LUKA TERBUKA DGN PROLAPS CEREBRI DAN KEBOCORAN LCS FRAKTUR DEPRESI TULANG TENGKORAK SAKIT KEPALA HEBAT PERBURUKAN NEUROLOGIS

  9. KOMPONEN GLASGOW COMA SCALE E : BUKA MATA: 1 – 4 V : SUARA : 1 – 5 M : GERAKAN : 1 - 6

  10. KLASIFIKASI KLINIS CEDERA KEPALA BERDASAR GCS RINGAN : GCS 14 - 15 SEDANG : GCS 9 - 13 BERAT : GCS 3 - 8

  11. KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA KLL KDRT KECELAKAAN KERJA TUMPUL MEKANISME TRAUMA TEMBAK TRAUMA TUSUK TAJAM (PENETRATING)

  12. RINGAN :GCS 14 - 15 SEDANG :GCS 9 - 13 BERAT :GCS 3 - 8 SEVERITY FRAKTUR KRANIUM linear terbuka/tertutup depresi basis cranii MORFOLOGI LESI INTRAKRANIAL Fokal : EDH,SDH,ICH,IVH Difus : kontusio

  13. PemeriksaanPenunjang • Radiologis • Foto polos kepala AP/Lateral • Foto servikal lateral • CT Scan kepala polos

  14. PRINSIP CEGAH/OBATI HIPERTENSI INTRAKRANIAL HIPOKAPNEA KONTROL CAIRAN DIURETIK ( MANNITOL ) MEMELIHARA KEBUTUHAN METABOLIK OTAK

  15. Pengelolaan peningkatan TIK • Tindakanumum • Elevasikepala 30° • Meningkatkan venous return  CBV menurun  TIK turun • Hiperventilasiringan • Menyebabkan PCO2   vasokonstriksi  CBV  TIK  • Pertahankantekananperfusiotak • (CPP) > 70 mmHg • (CPP=MAP-ICP) • Pertahankannormovolemia • Tidakperludilakukandehidrasi, karenamenyebabkan CPP   hipoperfusi iskemia • Pertahankannormothermia • Suhudipertahankan 36-37°C • Terapihipothermia (ruanganberAC) • Setiapkenaikansuhutubuh 1°C meningkatkankebutuhancairan ± 10%

  16. Pencegahankejang • Diphenilhidantoin loading dose 13-18mg/kgBBdiikutidosispemeliharaan 6-8mg/kgBB/hari • Diuretika • Menurunkanproduksi CSS • Tidakefektifdalamjangka lama • Kortikosteroid • Tidakdianjurkanuntukcederaotak • Bermanfaatuntuk anti edema padapeningkatan TIK non trauma, misal tumor/absesotak

  17. Manitol • Osmotikdiuresis, bekerjaintravaskulerpada BBB yang utuh • Efek • Dehidrasi (osmotikdiuresis) • Rheologis • Antioksidan (free radical scavenger) • Dosis 0,25-1g/kgBB/pemberian, diberikan 4-6x/hari • Diberikanatasindikasi: • Adatandaklinisterjadinyaherniasi • Klinis & radiologis TIK meningkat

  18. Terapi primer peningkatan TIK • Evakuasi/eksisi massa (hematoma) • Kraniotomi • Memperbaiki BBB • Mengurangi penekanan CBF   iskemia • Drainase CSS • Dengan ventrikulostomi • 100-200 cc/hari

  19. Penatalaksanaan di RS • Penderita dgn GCS<13 • Umum • Oksigen dgn masker • Pasang collar brace • Atasi hipotensi dengan RL atau NaCl 0,9% sampai tanda-tanda perfusi baik • Infus D51/2NS 30-40 cc/kgBB/24 jam • Posisi berbaring, kepala lebih tinggi 20° dari badan • Pasang NG tube untuk mengeluarkan isi lambung, mencegah aspirasi • Periksa kadar Hb dan gula darah • Observasi ketat : tiap 15 menit selama 6 jam pertama, dan 30 menit selama 6 jam berikutnya (dicatat!!!)

  20. Terapi • Medikamentosa • Antibiotika, bila ada luka atau indikasi lain • Anti tetanus bila lukanya kotor • Analgetika • Anti muntah • Neurotropik • Anti kejang : Phenytoin, Diazepam • Obat penenang : CPZ 12,5 mg atau diazepam 5 mg IV

  21. RINGKASAN • JAGA PATENSI JALAN NAFAS • JAGA VENTILASI • ATASI SYOK • PERIKSA NEUROLOGIS • CEGAH CEDERA OTAK SEKUNDER • CARI CEDERA YANG TERKAIT • BILA STABIL, PERIKSA PENUNJANG • BILA PERLU KONSUL BEDAH SARAF • TERUSKAN ASESMENT

  22. ILUSTRASI KASUS CEDERA KEPALA

  23. TINDAKAN OPERATIF FRAKTUR DEPPRESI

  24. Epidural Hematom (EDH) • Terkumpulnya darah/bekuan darah dalam ruang antara tulang kepala dan duramater • Kausa :trauma • Klinis : • Lusid interval • Lateralisasi • Rontgen : • Fraktur linear • Gambaran hematom (+)

  25. Subdural Hematom (SDH) • Terkumpulnya darah / bekuan darah dalam ruang antara duramater dan arakhnoid • Terbagi dalam : akut dan kronis • Kausa :trauma (akut lebih >> kronis) • Klinis : • Penurunan kesadaran • Lateralisasi • Rontgen : • Gambaran hematom (+)

More Related