10 likes | 234 Views
27. 2.b. Neurosis. Noogenik ( noogenic neurosis). Ini merupakan suatu manifestasi. khusus dari frustrasi eksistensial yang ditandai oleh simtomatologi neurotic klinis tertentu yang tampak. Sindroma beijenis ini oleh Frankl di kategorikan.
E N D
27 2.b. Neurosis Noogenik (noogenic neurosis). Ini merupakan suatu manifestasi khusus dari frustrasi eksistensial yang ditandai oleh simtomatologi neurotic klinis tertentu yang tampak. Sindroma beijenis ini oleh Frankl di kategorikan sebagai neurosis yang berakar pada konflik "spiritual". Ini berbeda dengan somatogenic yang muncul dari dimensi atau psycogenic. Bastaman (1995) mengatakan bahwa hidup tak bermakna bukanlah suatu penyakit, melainkan bentuk gangguan: 2.b.l. Neurosis noogenik. Sindrom ini muncul seiring dengan kehidupan tidak bermakna. Gejalanya serba bosan, hampa, kehilangan arti hidup 2.b.2. Sikap totaliter yaitu melakukan sesuatu karena orang lain mengharapkan untuk melakukanya, sedang yang bersangkutan bersedia melakukannya 2.b.3. Gaya hidup konformi. Penampilan atau gaya hidupnya semata-mata karena orang lain melakukan, dalam arti pantang ketinggalan mode. Kasus sindroma ini dialami oleh seorang pemusik terkenal bernama John Mc Cullum tahun 1984, lewat salah satu lagunya; "Kemana mesli sembunyi/ Bunuh dirilah jalan keluarnya/' Tak tahukah kau artinya/ Serta tak dapatkah kau tolong aku/ Tembak dan hancurkan benakku, Ohya....\ (Wa Islama, Mei 1994). Sindroma ini juga dialami oleh Kurt Cobain, seorang gitaris dan vokalis utama grup musik keras yang sangat terkenal sampai sekarang, yaitu Nirvana. Cobain mati mengenaskan akibat bunuh diri dengan pistol ditangannya. Sebelum menembak kepala sendiri berkata (sebagai katarsis), "I hate myself and want to die"! (Aku benci diriku sendiri dan aku ingin mati). Kedua kasus terebut, merupakan contoh orang yang memiliki popularitas yang tentu taraf ekonomi dan edukasi yang baik pula, telah menjadi korban dari sindroma ketidakbermaknaan hidup.