1 / 14

Kebudayaan Bali Baru Pertemuan 3

Kebudayaan Bali Baru Pertemuan 3. Matakuliah : U0032/Sejarah SR & Kebudayaan Indonesia II Tahun : 2006. Kebudayaan Bali Baru.

tamah
Download Presentation

Kebudayaan Bali Baru Pertemuan 3

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kebudayaan Bali BaruPertemuan 3 Matakuliah : U0032/Sejarah SR & Kebudayaan Indonesia II Tahun : 2006

  2. Kebudayaan Bali Baru Dunia seni rupa kini diwarnai banyak kejutan. Gejala ini mulai tampak pada pertengahan tahun 1990-an. Sejumlah perupa generasi baru tampil dengan bahasa pengucapan yang kuat, mereka semakin sering menggelar pameran di sejumlah tempat. Usianya relatif muda, seputar 30-40 tahunan, suatu fase usia produktif. Mereka sebagian adalah lulusan perguruan tinggi (jurusan seni rupa), sebagian yang lain terasah lewat pergaulan dan berlatih mandiri. Mereka memiliki bakat kuat dan inilah perupa yang nantinya akan mewarnai dunia seni rupa dengan fenomena kreatifnya.

  3. Kebudayaan Bali Baru Bahan yang dipakai pun terbatas. Cat minyak dan akrilik agaknya masih merupakan bahan populer. Penjelajah pada medium lain semacam pensil, pastel, tinta, cat air, dan arang, masih tampak belum banyak dijamah. Kanvas merupakan bidang gambar paling favorit. Kertas dan lainnya semakin dicampakkan. Di Bali terdapat semacam pembebasan diri dari mainstream Sanggar Dewata oleh sejumlah perupa muda. Mereka memiliki bakat kuat dan inilah perupa yang nantinya akan mewarnai dunia seni rupa dengan fenomena kreatifnya.

  4. Kebudayaan Bali Baru Sementara itu, seni rupa kontemporer tidak serta-merta diartikan seni rupa masa kini. Ia adalah praktik seni rupa dengan kesadaran baru (secara konseptual kontra konvensional). Pemaknaan seni rupa kontemporer menunjuk semacam praktik serta teorisasi seni rupa tertentu yang memiliki pendapat secara khusus. Dengan demikian, sebenarnya pemaknaan itu telah menjadi semacam kategori. Pada prakteknya seni rupa kontemporer di Indonesia sebenarnya tengah mencari pijakan teorisasi nya. Ia masih tampak kabur karena memang belum ada wacana (discourse) yang bisa dilacak genealoginya.

  5. Kebudayaan Bali Baru Bagaimana kelangsungan praktik seni rupa kontemporer tanpa penjelasan soal wacana atau teori yang mendasarinya? Atau, bukankah wacana atau teori sering lahir belakangan setelah suatu praktik seni rupa berlangsung? Apakah praktik seni rupa kontemporer itu harus semacam, seni instalasi, seni rupa pertunjukan, seni konsep, seni video, atau bentuk pengucapan lain yang ’aneh’? Secara teoretik memang tidak ada satu pun kalimat yang menyatakan kosa lukis tergolong praktik seni lukis kedaluwarsa, tidak kontemporer atau tidak up to date.

  6. Seni Lukis Tradisional Bali Unsur kedamaian dan keindahan, sangat lekat dengan seni lukis tradisional Bali. Kebangkitan seni lukis tradisional Bali yang terkena sentuhan modern pada masanya sempat menciptakan trend dan melahirkan pelukis-pelukis ternama seperti Ida Bagus Made, Anak Agung Gde Sobrat, Dewa Putu Leper, Dewa Putu Bedil, I Gusti Ketut Kobot, juga Ketut Soki dan I Wayan Cakra dari Panestanan yang mengusung gaya Young Art. Masyarakat Bali sudah lama mengenal lukisan. Pada waktu itu mereka melukis wayang pada bagian tertentu tempat suci seperti pura & pamerajan. Mereka berolah seni dengan dilandasi oleh pengabdian yang tinggi kepada raja dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

  7. Seni Lukis Tradisional Bali Mereka bekerja secara kolektif dan pada setiap karyanya selalu tanpa identitas senimannya. Artinya, mereka tidak menuliskan nama mereka pada karya mereka. Lukisan yang dibuat pada masa itu berupa gambar wayang, dimana penggambaran tokoh-tokohnya sudah terpola dengan jelas. Lukisan yang dibuat pada masa itu berupa gambar wayang, dimana penggambaran tokoh-tokohnya sudah terpola dengan jelas.

  8. Seni Lukis Tradisional Bali Pewarnaannya sudah ada patokan yang baku, dibuat sendiri dari bahan yang diperoleh di alam. Di samping itu pelukis pada masa itu dalam menciptakan kesan ruang tidak menggunakan perspektif ke dalam, tetapi menumpuk ke atas. Perspektif hierarki ini selalu menempatkan objek yang dekat berada pada bagian bawah bidang kanvas, sementara objek yang jauh diletakkan di atasnya.

  9. Seni Lukis Tradisional Bali Di samping itu penggambaran objek-objek manusia yang berbentuk wayang sudah pasti mengabaikan anatomi, sehingga secara keseluruhan kesan yang muncul kemudian adalah lukisan yang datar. Cara melukis seperti ini sampai sekarang masih berlanjut terutama di Desa Kamasan, Klungkung.

  10. Mooi Indie Setelah sepeninggal Raden Saleh tahun 1877 terdapat kontinuitas dari aktifitas kesenian di bidang melukis. Namun perkembangannya tidak terlalu cepat. Ke-2 murid Raden Saleh kurang begitu berhasil meneruskan gaya lukisan Raden Saleh sampai akhirnya di awal abad 20 barulah muncul pelukis-pelukis baru yang kemudian kembali mencerminkan gaya Naturalis. Gaya inilah yang menjadi salah satu pencetus modernisasi seni di Indonesia dan mulai berkembang dengan cepat.

  11. Mooi Indie Lukisan pemandangan menjadi sangat populer dikalangan pemerintahan kolonia Belanda khususnya untuk kenang-kenangan selama masa pendudukan Hindia Belanda. Hal ini pula yang menekankan rasa romantisme pada saat melukis lukisan manusia. Latar belakang pendudukan bangsa Barat khususnya Eropa di Indonesia menciptakan figur-figur manusia yang dilukiskan secara eksotik impresionis. Berbeda dengan pelukis pribumi yang terisolasi, maka pelukis Barat memiliki kesempatan untuk memamerkan hasil karyanya karena mereka juga memliki klub khusus seni di Jakarta. Karena pengetahuan akan nilai tradisional bangsa barat tidak kuasai dengan baik maka obyek lukisannya lebih banyak mengambil hal-hal yang bersifat superficial, attractive dan touristic. Hal ini menyebabkan kemunduran dari lukisan bergaya naturalis.

  12. Mooi Indie Hasil pelukis Barat pada era Mooi Indie: Ernest Dezentje “Jakarta Kota”, oil on canvas. Seniman Perancis yang belajar secara otodidak dan menjadi Warga Negara Indonesia setelah Perang Dunia ke II adalah teman dari mantan presiden Soekarno. Gaya Impresionistik diperlihatkan untuk mencerminkan dari situasi daerah tropis.

  13. Mooi Indie Theo Maier Landscape in Bali, oil on canvas. Theo Meier pelukis asal negara Swiss yang mengidolakan Paul Gauguin tinggal di Bali hampir 2 dekade sekitar tahun 30an. Walaupun akhirnya ia pindah ke Thailand, ia tetap mengunjungi Bali secara regular. Bahkan salah satu lukisannya dipamerkan di Pameran Lukisan Bali yang diadakan di Hawaii tahun 1988.

  14. Mooi Indie Roland Strasser Balinese Dancer, oil on canvas. Seorang pelukis berkebangsaan Wina dahulunya adalah seorang pelukis resmi tentara Austria zaman Perang Dunia I sebelum akhirnya menghabiskan waktunya selama 15 tahun tinggal dan berkeliling nusantara dengan gayanya yang sangat ekspresionis.

More Related