190 likes | 477 Views
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA. MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA. Pengantar. Pengantar. Proses. Proses. Perencanaan. Perencanaan. BACK. BACK. BACK. BACK. MENU. MENU. MENU. MENU. NEXT. NEXT. NEXT. NEXT. PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M.
E N D
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M FALSAFAH DAN KOMPONEN FISIK DESA
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Perencanaan Tata Ruang Desa :Upaya mencari keseimbangan antara hubungan manusia dengan alam
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan Kelangsungan Hidup BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Aktivitas Lingkup Keterkaitan Manusia Penataan Falsafah Dasar Tata Ruang
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Prosedur / Perencanaan Tata Desa
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Komponen Fisik Desa • Paradigma Foley (Donald Foley)
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan • c. Society (kehidupan sosial) • Population composition and density • Social stratifications • Cultural patterns • Economic development • Education • Health and walfare • Law and administration • b. Man (sumber daya manusia) • Biological needs (space, air, temperature, etc) • Sensation of perception • Emotional needs (human relations, security, beauty, dll) • Moral value BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Elemen ekistic ada 5 yaitu sebagai berikut : • a. Nature (sumber daya alam) 2. Ekistic (Doxiadis) • Geologic resources • Topographical resources • Soil resources • Water resources • Plant life • Animal life • Climate
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan • e. Networks (Prasarana) • Water supply system • Power supply systems • Tranportation system (water, road, rail, air) • Communication systems (telephone, radio, TV, etc) • Semerage & drainage • Physical lay ou ( ekistic plan) BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M • d. Shells (Sarana) • Housing • Community services (schools, hospital, etc) • Shopping centress and market • Recreational facilities (theatre, museum, etc) • Civic and business centres (town hall, law courts, eyc) • Transportation centres
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M FOLK WORK PLACE 3. Patrick Geddes (F,W, P/S) Komponen pemukiman menurut Patric Geddes adalah sebagai berikut : • Jika ketiga unsur diatas digabungkan atau dikombinasikan maka menghasilkan 10 kelompok sebagai berikut : • Folk :demografi dan sosiologi • Work: ekonomi dan potensi • Place : geografi, klimatologi, dan lain-lain • FP (pengaruh P terhadap F) : distribusi penduduk • FW (pengaruh W terhadap F) : tingkat hidup, strata sosial • PF (Pengaruh F terhadap P) : tata guna sosial ekonomi • PW (pengaruh W terhadap P) : tata guna lahan dan ekonomi • WF (pengaruh F terhadap W) : tenaga kerja, kondisi sosial ekonomi • WP (pengaruh P terhadap W) : distribusi barang dan produksi • Sirkulasi : tranportasi, perdagangan, dan lain-lain
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M 4. Prof. Ir. Koeshadinoto (W, K, M, S, P) Berdasarkan komponen kebutuhan wisma, karya, marga, suka dan penyempurna tersebut, maka struktur dan pola tata guna lahan desa umumnya adalah sebagai berikut : • Wisma : meliputi kebutuhan akan perumahan, terutama cukup yang terbentuk (berwujud) rumah temporer dan semi permanen. • Karya : kegiatan karya lebih berorientasi pada tanah pertanian atau perikanan yang terletak di luar daerah permukiman. • Marga: kebutuhan komunikasi terutama berorintasi kepada hubungan lokal antar individu atau paling jauh dengan desa yang berdekatan, kebutuhan hubungan regional hanya bisa dilakukan sesekali saja. • Suka : rekreasi lebih berorientasi ke lingkungan rumah bersama keluarga dan tetangga terdekat, rekreasi luar tidak terlalu diperlukan. • Penyempurna : kebutuhan spiritual atau keagamaan merupakan orientasi yang diuatamakan sehingga fungsi utama tempat ibadah terutama surau atau mesjid merupakan fasilitas yang penting. Disamping itu fasilitas pendidikan, kesehatan dan lahan pekuburan juga merupakan bagaian yang penting bagi masyarakat desa.
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Tujuan / Sasaran : • Efisiensi, Efektifitas • Intensitas Antar Aktivitas • Orientasi Fungsional • Kualitas Fungsional Skala / Ruang Lingkup : • Eksternal • Internal
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Sistem Nilai Sistem Nilai adalah prinsip penempatan komponen secara umum sebagai dasar pertimbangan adalah sebagai berikut : • Efektif dan efisien fungsi komponen • Intensitas hubungan antar komponen (frekuensi dan kualitas kebutuhan masyarakat terhadap fungsi komponen) • Kemungkinan pengembangan komponen yang ada • Keamanan dan kemudahan pemeliharaan komponen, serta keindahan Ke-4 dasar pertimbangan ini kemudian menjadi dasar di dalam penataan desa secara fisik (tata ruang).
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Penempatan ke-5 komponen desa hendaknya mempertimbangkan (syarat-syarat) sebagai berikut : • Wisma, memerlukan ketenangan, ketertiban, kebersihan dan kenyamanan. Oleh karena itu komponen ini sedapat mungkin dijauhkan dari keramaian atau kebisingan dan pencemaran. • Karya, untuk kegiatan primer agraris, pengusaha pertanian tidak merusak lingkungan. Untuk kegiatan sekunder / industri (seperti kerajinan, pertukangan, industri) yang mengandung bahaya pencemaran diletakan jauh dari komponen wisma.Untuk kegiatan tersier (jasa perdagangan) berupa pasar, terletak pada tempat strategis, mudah dicapai dari segala jurusan atau arah. • Margameliputi ke-3 jenis perhubungan yang ditekankan adalah perhubungan darat. Sehingga ditetapkan klasifikasi jalan desa , Jalan penghubung, dan Jalan lingkungan. • Suka , terdiri atas lapangan terbuka, jalan hijau, bangunan terbuka dan tertutup, letaknya berdekatan dengan wisma. • Penyempurna, memerlukan ketenangan, lokasi mudah dikunjungi orang, kalau memungkinkan dilengkapi dengan sarana air bersih, komunikasi, pembuangan sampah, listrik, dan sebagainya.
Hubungan Fungsional Antar Komponen Desa MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Hubungan ke-5 komponen pokok penduduk atau masyarakat dan perangkatnya merupakan kerangka dasar bagi terbentuknya suatu lingkungan desa yang lengkap dan menyeluruh.
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Tingkat kebutuhan pelayanan dan kegiatan fungsional yang pokok pada masyarakat desa • Bentuk-bentuk rumah yang sederhana • Kebutuhan untuk kegiatan pertanian atau perikanan • Hubungan lokal untuk mendekatkan hubungan sosial antar individu. Hubungan regional tidak terlalu besar • Bentuk rekreasi di rumah sebagai tempat istirahat bersama keluarga setelah lelah bekerja seharian • Kebutuhan spiritual atau keagamaan dan kesehatan serta tanah pekuburan Pola hubungan kebutuhan tersebut di atas akan mempunyai implikasi terhadap struktur desa dan pola tata guna lahannya.
Menuju Pola Tata Ruang Fisik Desa Berencana MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Lingkup pemikiran perencanaan tata ruang fisik desa adalah : • 1. Perencanaan desa dalam lingkup regional, yang harus dipertimbangkan adalah : • Hubungan antar desa (intra regional) • Hubungan antar wilayah (inter regional) • Penempatan desa dalam kaitannya dengan strategi pengembangan wilayah • Pemikiran hirarki desa sesuai fungsi dan peranannya sebagai pusat pengembang dari suatu wilayah ekonomi • Pemikiran desa yang dihubungkan dengan usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup 2. Perencanaan desa secara internal, yang dipertimbangkan adalah • Kecenderungan perkembangan di masa yang akan datang • Komponen-komponen kegiatan fungsional desa yang akan dikembangkan sesuai perkembangan desa tersebut • Implikasi tata ruang dan tata guna lahan • Jaringan pergerakan lokal dan regional
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Contoh Pola Tata Ruang Desa • Kawasan Karya (pertanian) Pola tata ruang ideal untuk desa linier Pola tata ruang ideal untuk desa Konsentrik
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Beberapa hal yamng menguntungkan dari pola konsentrik untuk suatu lingkungan kecil adalah antara lain : • Dari segi sosial : • Dapat dipeliharanya satuan (unit) sosial yang kompak dan erat. • Hubungan sosial natr individu erat yang merupakan karakteristik masyarakat desa. • Pengelolaan kehidupan masyarakat yang umumnya masih bersifat non formil kekeluargaan masih dapat dibina dan dikembangkan. • Dari segi fisik : • Jarak capai ke tempat bekerja (sawah, ladang atau perikanan) reltif dekat • Jarak capai ke pusat pelayanan kebuthan (pusat desa) relatif dekat • Kedua hal tersebut terutama dihubungkan dengan masih terbatasnya sarana angkutan di desa-desa.
MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA Pengantar Pengantar Proses Proses Perencanaan Perencanaan BACK BACK BACK BACK MENU MENU MENU MENU NEXT NEXT NEXT NEXT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M Jadi secara konsepsual pola tata ruang desa yang konsentrik tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : • 1. Lingkar A : Pusat desa • pemerintahan • pasar, warung • rekreasi, olah raga • balai desa • puskesmas • sekolah • surau, mesjid • KUD 2. Lingkar B : permukiman (wisma) 3. Lingkar C : tempat bekerja (karya) • Terdiri dari sawah, ladang dan termasuk tanah pengangonan dan pekuburan.