210 likes | 438 Views
Destina Puji Rahayu Friesca Aster Indah Indriyani Satria Suja Senotsa. 4C. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampua emosi, mental, atau fisik.
E N D
Destina Puji RahayuFriesca AsterIndah IndriyaniSatria Suja Senotsa 4C
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampua emosi, mental, atau fisik.
ABK ada berbagai jenis misalnya tunarung tuna netra, tuna daksa dan lain-lain. Anak Berkebutuhan Khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Pada zaman sekarang seringnya seorang guru tidak memperhatikan anak didiknya yang memiliki kebutuhan khusus sehingga anak tersebut kurang ditanganai dengan baik dan akhirnya tidak berkembang dengan baik.
Karakteristiknya adalah sebagai berikut: Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik: Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak normal seusianya.
Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai berikut: • Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi. • Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ia tergantung pada orang lain serta kurang percaya diri.
3. Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu. 4. Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan dengan sukarnya mereka menempatkan diri pada situasi berpikir dan perasaan orang lain, sukarnya menye-suaikan diri, serta tindakannya lebih terpusat pada “aku/ego”, sehingga kalau ada keinginan, harus selalu dipenuhi.
Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai berikut : Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ keseimbangan yang ada pada telinga bagian dalam terganggu); gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya cepat/lincah; dan pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada umumnya sama dengan orang yang normal lainnya
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam hal penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu : buta total (Blind) dan low vision.
Untuk membantu tunanetra beraktivitas di Sekolah Luar Biasa, mereka belajar mengenai orientasi dan mobilitas. Orientasi dan mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium).
Ciri-Ciri Tunanetra • Ciri Fisik mata juling, sering berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, mata infeksi, gerakan mata tak beraturan (goyang), mata selalu berair.
Ciri Perilaku: membaca banyak yang terlewati, cepat lelah ketika membaca atau menulis, sering menggerakkan kepala ketika membaca, sering mengusap mata, mendongakkan kepala, berjalan sering menabrak benda di depannya. • Ciri Keluhan merasa sakit kepala, sulit melihat dengan jelas dari jarak jauh, penglihatan terasa kabur ketika membaca atau menulis, benda terlihat seperti dua buah, mata sering terasa gatal.
Berdasarkan tingkat ketajaman penglihatannya tunanetra dapat dibedakan menjadi: • − Tunanetra dengan ketajaman penglihatan 6/20m-6/60m atau 20/70 feet-20/200 feet, yang disebut kurang lihat. • − Tunanetra dengan ketajaman penglihatan antara 6/60 m atau 20/200 feet atau kurang, yang disebut buta. • − Tunanetra yang memiliki visus 0, atau yang disebut buta total (tolally blind).
2. Berdasarkan saat terjadinya:tunanetra diklasifikasikan menjadi tunanetra sebelum dan sejak lahir, tunanetra batita, tunanetra balita, tunanetra pada usia sekolah, tunanetra remaja, dan tunanetra dewasa. • 3. Berdasarkan adaptasi pendidikannya: −Ketidakmampuan melihat taraf sedang (moderate visual disability). • − Ketidakmampuan melihat taraf berat (severe visual disability). • − Ketidakmampuan melihat taraf sangat berat (profound visual disability).
Karakteristik Anak Tunanetra dalam Aspek Fisik/Indera dan Motorik/Perilaku
Dilihat secara fisik, akan mudah ditentukan bahwa orang tersebut mengalami tunanetra. Hal itu dapat dilihat dari kondisi matanya yang berbeda dengan mata orang awas dan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta agak kaku. • Anak tunanetra pada umumnya menunjukkan kepekaan yang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaan dibandingkan dengan anak awas.
Dalam aspek motorik/perilaku, gerakan anak tunanetra terlihat agak kaku dan kurang fleksibel, serta sering melakukan perilaku stereotif, seperti menggosok-gosok mata dan menepuk-nepuk tangan.