610 likes | 870 Views
SISTEM INOVASI: PENDEKATAN DAN PENADBIRAN. Tatang A. Taufik BPPT Diskusi Sistem Inovasi – DRN, 9 Maret 2006. OUTLINE. INOVASI : Pengertian Perkembangan perspektif SISTEM INOVASI PENADBIRAN (GOVERNANCE) Kebijakan Inovasi Kelembagaan ISU KEBIJAKAN INOVASI NASIONAL
E N D
SISTEM INOVASI: PENDEKATAN DAN PENADBIRAN Tatang A. Taufik BPPT Diskusi Sistem Inovasi – DRN, 9 Maret 2006
OUTLINE • INOVASI : • Pengertian • Perkembangan perspektif • SISTEM INOVASI • PENADBIRAN (GOVERNANCE) • Kebijakan Inovasi • Kelembagaan • ISU KEBIJAKAN INOVASI NASIONAL • AGENDA KEBIJAKAN INOVASI
A. BEBERAPA DEFINISI INOVASI • Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 2001); • Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan kelembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999); • Innovation is a locally driven process, succeeding where organizational conditions foster the transformation of knowledge into products, processes, systems, and services. (Malecki, 1997; Dikutip dari Jelinek dan Hurt, 2001). • Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002); • Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; (Mitra, 2001 dan the British Council, 2000), atau dengan kata lain • Inovasi merupakan (“proses atau hasil”) mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru; • Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002).
B. ESENSI PENGERTIAN Kata Kunci: • “proses’ (dan/atau “hasil”) pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru. • proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar ~ pengertian “teknokratik”. • Kreativitas tentang perubahan (pembaruan,perbaikan) • (Potensi) nilai komersial (nilai kegunaan/kemanfaatan). Inovasi produktif (productive innovation). Inovasi:
Inovasi Proses Produk Sistem Teknologis Organisasional Barang (Goods) Jasa (Services) Pengertian “Teknokratik” C. INOVASI
Technology Push: Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan 1960an – 1970an Riset Dasar Riset Terapan Litbang Manufaktur/Produksi Penjualan/Distribusi Demand Pull: Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan 1970an – 1980an Riset Dasar “Permintaan” Litbang Manufaktur/Produksi Penjualan/Distribusi Riset Terapan Market Driven: Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran 1980an – . . . . D. PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASI
E. MODEL INOVASI CHAIN-LINK Riset – Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) Proses Transfer (Beragam) Kebutuhan Pasar Analisis Persaingan Invent Pembuktian Konsep Prototyping Desain detail Uji produk Redesain Produksi Pasar Distribusi Dukungan klien Siklus Pengembangan Produk Sumber : Diadopsi dari Kline dan Rosenberg (1986).
F. ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF: MODEL INTERAKTIF MODEL INOVASI MODEL LINIER Technology Push Sains Dasar Pengembangan Teknologi Manufaktur Pemasaran Penjualan Demand Pull Kebutuhan Konsumen Pengembangan Manufaktur Penjualan MODEL INTERAKTIF Gagasan Baru Kebutuhan Masyarakat dan Pasar Pengembangan Gagasan Pasar (Market Place) Pengembangan Pembuatan Prototipe Manufaktur Pemasaran & Penjualan Teknologi Baru Kemajuan Teknologi dan Produksi Sumber : Diadopsi dari Dodgson dan Bessant (1996).
G. BEBERAPA FENOMENA PENTING • Inovasi seringkali bukan technology push (driven) atau demand pull (driven) secara “hitam – putih” yang tegas, namun lebih merupakan proses di antaranya dan kombinasi keduanya. • Walaupun inovasi muncul sebagai kejadian (event) yang mengubah sesuatu secara signifikan, inovasi bukan merupakan kejadian sesaat dan/atau tidak terjadi/muncul dengan sendirinya. Inovasi merupakan suatu proses. • Inovasi lebih merupakan proses kompleks dan dinamis (dan adakalanya terkesan sporadis) yang sering menunjukkan paradoks. Walaupun inovasi didorong oleh kompetisi (persaingan), inovasi tidak berkembang tanpa kerjasama(co-operation), adakalanya bahkan antara perusahaan yang saling bersaing. Inovasi tak lagi semata hanya bergantung pada bagaimana perusahaan, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan bekerja, namun pada bagaimana mereka bekerjasama. • Inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social learning). Para inovator dan adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatan dan hal penting lain, serta membutuhkan “interaksi” yang efektif bagi keberhasilan inovasi. • Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam mendorong kebutuhan akan inovasi dan keberhasilannya akan semakin bergantung pada bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi. Di sisi lain, sifat inovasi (iptek atau litbang) yang mengandung “barang publik/public goods” (setidaknya “sebagian”) berpotensi membawa kepada “kegagalan pasar” (market failures). Karenanya, intervensi tertentu seringkali dipandang perlu untuk mendorongnya.
H. BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999) • Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar. • Inovasi bergantung pada kemajuan saintifik. • Inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbang. SDM merupakan faktor yang sangat kunci. Produksi barang dan jasa semakin knowledge-intensive, tetapi tak selalu berarti lebih R&D intensive. • Perusahaan merupakan aktor utama, tetapi tidak bertindak sendiri. Semakin penting untuk dipahami: Inovasi pada dasarnya merupakan hasil dari KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS INTELEKTUAL, DAN UPAYA KOLEKTIF.
I. FAKTOR PENDORONG PENTING • Perkembangan/kemajuan teknologi (technical novelty). • Perubahan kebutuhan/keinginan atau “selera” konsumen. • Perubahan dalam segmen pasar atau kemunculan segmen pasar yang baru. • Tekanan persaingan yang semakin ketat. • Perubahan atas faktor produksi (kelangkaan relatif) dan faktor ekonomi tertentu (misalnya nilai tukar mata uang). • Peraturan/kebijakan pemerintah.
A. SISTEM INOVASI: Beberapa Definisi • Freeman (1987): jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru. • Lundvall (1992): elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara ekonomi . . . . suatu sistem nasional yang mencakup elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertempat di atau berakar di dalam suatu batas negara. Pada bagian lain ia juga menyampaikan bahwa sistem inovasi merupakan suatu sistem sosial di mana pembelajaran (learning), pencarian (searching), dan penggalian/eksplorasi (exploring) merupakan aktivitas sentral, melibatkan interaksi antara orang/masyarakat dan reproduksi dari pengetahuan individual ataupun kolektif melalui pengingatan (remembering).
B. SISTEM INOVASI: Beberapa Definisi • Nelson dan Rosenberg (1993): Sistem inovasi merupakan sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif (innovative performance). • Metcalfe (1995): Sistem inovasi merupakan sistem yang menghimpun institusi-institusiberbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan dan difusi teknologi-teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi proses inovasi. Dengan demikian, ini merupakan suatu sistem dari lembaga-lembaga yang saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan (mentransfer) pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang menentukan teknologi baru. • Himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi (OECD, 1999).
C. REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI • Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran. • Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : • Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; • Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan • Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.
Permintaan (Demand) Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara) Sistem Pendidikan dan Litbang Sistem Industri Sistem Politik Pendidikan dan Pelatihan Profesi Perusahaan Besar Intermediaries Lembaga Riset Brokers Pendidikan Tinggi dan Litbang UKM “Matang/ Mapan” Pemerintah Litbang Pemerintah PPBT Potensi jangkauan kebijakan publik … Penadbiran (Governance) Supra- dan Infrastruktur Khusus Standar dan Norma Dukungan Inovasi dan Bisnis HKI dan Informasi Perbankan Modal Ventura Kebijakan RPT Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota • Kebijakan Ekonomi • Kebijakan ekonomi makro • Kebijakan moneter • Kebijakan fiskal • Kebijakan pajak • Kebijakan perdagangan • Kebijakan persaingan Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan • Budaya • Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas Kebijakan Promosi & Investasi Infrastruktur Umum/ Dasar Alamiah SDA (Natural Endowment) Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development) PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi. D. SKEMATIK GENERIK SISTEM INOVASI
E. SISTEM INOVASI: ESENSI PENGERTIAN • Pengertian istilah “sistem inovasi” pada dasarnya meliputi konteks “inovasi dan difusinya.” • Kata “sistem” dalam istilah sistem inovasi menunjukkan cara pandang yang secara sadar memperlakukan suatu kesatuan menyeluruh (holistik) dalam konteks “inovasi dan difusi.” • Terdapat lima tekanan perhatian yang diberikan pada bahasan tentang sistem inovasi, yaitu: • Basis sistem sebagai tumpuan bagi proses inovasi beserta difusi inovasi. • Aktor dan/atau organisasi (lembaga) yang relevan dengan perkembangan inovasi (dan difusinya), seperti misalnya pelaku bisnis, perguruan tinggi, lembaga litbang, pembuat kebijakan. • Kelembagaan, hubungan/keterkaitan dan interaksi antar pihak yang mempengaruhi inovasi dan difusinya. • Fungsionalitas, yaitu menyangkut kegunaan/peran kunci dari elemen, interaksi dan proses inovasi dan difusi. • Aktivitas, yaitu menyangkut upaya/proses atau tindakan penting dari proses inovasi dan difusi.
Konteks Ekonomi Makro dan Regulasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Infrastruktur Komunikasi Jaringan Inovasi Global Pengembangan, difusi & pemanfaatan pengetahuan Kapabilitas & Jaringan Perusahaan Sistem Inovasi Daerah Kondisi Klaster Industri Lembaga Litbang lain Science system Lembaga Pendukung Pengelolaan dan Keuangan Korporasi Kondisi Pasar Produk dan Faktor Sistem Inovasi Nasional Kapasitas Inovasi Nasional KINERJA NEGARA Pertumbuhan, penciptaan kerja, daya saing Sumber : OECD (1999). F. SISTEM INOVASI (OECD)
G. SISTEM INOVASI (OECD, 1999):Kecenderungan Perubahan yang secara bersama Mempengaruhi Kondisi-kondisi bagi Inovasi yang Berhasil • Inovasi semakin bergantung pada interaksi yang efektif antara basis sains dan sektor bisnis. • Pasar yang lebih kompetitif dan perubahan iptek yang semakin cepat mendorong perusahaan-perusahaan berinovasi semakin cepat pula. • Jaringan dan kolaborasi antar perusahaan kini semakin penting dibanding dengan di masa lampau, dan semakin melibatkan jasa layanan yang semakin sarat pengetahuan (knowledge-intensive). • Usaha kecil dan menengah (UKM), terutama “perusahaan pemula (baru) berbasis teknologi/PPBT”(new technology-based firms/NTBFs) mempunyai peran yang semakin penting dalam pengembangan dan difusi teknologi baru. • Globalisasi ekonomi membuat sistem inovasi berbagai negara menjadi semakin saling bergantung (interdependent).
H. SISTEM INOVASI (Meyer-Stamer, 1998):Tekanan pada Kapabilitas Teknologi Kapabilitas teknologi: kapasitas untuk memahami komponen teknologi dalam pasar, melakukan penilaian, memilih teknologi yang dibutuhkan, memanfaatkannya, menyesuaikan dan memperbaikinya, serta mengembangkan teknologi tersebut. Secara umum, kapabilitas teknologi dipengaruhi oleh: • Keterampilan produsen meniru dan berinovasi. • Kondisi ekonomi, politik, administratif dan hukum yang mempengaruhi ada-tidaknya insentif bagi berkembangnya kapabilitas teknologi. • Dukungan langsung, baik lembaga pemerintah ataupun non pemerintah (tergantung tingkat pembangunan, keadaan persaingan, dan karakteristik cabang teknologi di negara yang bersangkutan). • Dukungan tak langsung, seperti misalnya sistem pendidikan.
I. SISTEM INOVASI:Fungsi Sistem (Johnson dan Jacobson, 2001) • Menciptakan pengetahuan baru. • Memandu arah proses pencarian penyedia dan pengguna teknologi, yaitu mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya. • Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya lainnya. • Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk pertukaran informasi, pengetahuan dan visi). • Memfasilitasi formasi pasar.
J. SISTEM INOVASI: Aktivitas dalam Sistem (Liu dan White, 2001) • Melakukan kajian tentang sistem inovasi dengan menelaah “aktivitas” dalam sistem, yang terkait dengan “penciptaan (creation), difusi, dan eksploitasi inovasi teknologi dalam suatu sistem.” Mereka berfokus pada bagaimana aktivitas mendasar (fundamental activities) dari proses inovasi diorganisasikan, didistribusikan, dan dikoordinasikan. • Menekankan bahwa aktivitas tersebut lebih dari sekedar sistem litbang, termasuk input terhadap riset dan penggunaan dari output riset. • Beberapa aktivitas mendasar tersebut adalah: • Riset (dasar, pengembangan, dan rekayasa); • Implementasi (manufaktur); • Penggunaan akhir/end-use (pelanggan dari produk atau output proses); • Keterkaitan/linkage (menyatukan pengetahuan yang saling komplementatif); dan • Pendidikan.
K. SISTEM INOVASI: Beberapa Perkembangan • 1980an – 1990an, menyangkut isu-isu: • inovasi dan pembangunan ekonomi, • pembelajaran (learning), infrastruktur iptek dan perilaku perusahaan, • analisis tingkat makro dan meso, dan • cakupan nasional dan fitur sistem. • Model Triple Helix (Etzkowitz dan Leydesdorff, 2000; dan Leydesdorff dan Etzkowitz, 1998)
Tri-literal network dan Organisasi Hybrid Hubungan/interaksi antar kelembagaan dalam “pusaran spiral” sebagai “proses transisi tanpa akhir dan dinamis” Akademia Pemerintah Industri L. SISTEM INOVASI: Model Skematik Triple Helix Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Etzkowitz dan Leydesdorff (2000).
M. SISTEM INOVASI:Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa • Kesadaran bahwa kedekatan spasial (spatial proximity)memudahkan banyak pihak untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan yang tacit dan kapasitas untuk pembelajaran secara lebih terlokalisasi. • Inovasi (selain berupa hal yang lebih bersifat teknokratik, juga organisasional dan institusional) sering terjadi dalam konteks institusional, politis, dan sosial tertentu yang mendukung, yang biasanya bersifat erat dengan lingkungan lokalitas tertentu. • Proses pembelajaran yang terlokalisasi (localized learning process) sangat erat terkait dengan (ditentukan/dipengaruhi oleh) sehimpunan kelembagaan daerah/setempat (termasuk misalnya keberadaan organisasi yang memperkuat jaringan, dan berkembangnya kualitas interaksi dan kolaborasi serta kebijakan daerah yang mendukung). • Pembelajaran yang terlokalisasi terfasilitasi oleh sehimpunan kelembagaan daerah yang serupa. Ini misalnya karena lebih kuatnya dukungan kelembagaan (dalam arti luas) dalam mengembangkan agenda bersama (common agenda) dan kolaborasi yang meningkatkan kapasitas untuk bertindak (collective/joint action). Ini tentu sangat penting dalam mendorong sinergi positif dan eksternalitas ekonomi.
N. SISTEM INOVASI:Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa (lanjutan) • Inovasi merupakan proses sosial, yang sangat dipengaruhi oleh interaksi antar pihak. Hubungan, jaringan dan kedekatan sosial umumnya lebih kuat pada tataran setempat (yang lebih terlokalisasi). Situasi demikian tentu sangat penting bagi perkembangan atau penguatan modal sosial (social capital), termasuk dalam bentuk hubungan dan rasa saling percaya, komunikasi dan interaksi yang produktif, budaya berpikir terbuka, dan sebagainya. • Perusahan yang berklaster di suatu daerah memiliki kesamaan budaya daerah yang memudahkan proses pembelajaran. “Warisan budaya” (cultural heritage) yang positif dan kecenderungan sifat path dependence tentang pengetahuan/teknologi dan inovasi turut mempengaruhi proses interaksi yang lebih intensif di tingkat “lokal”. • Dalam konteks daya saing, keunggulan global semakin ditentukan/dipengaruhi oleh keunggulan lokal. Seperti diungkapkan oleh Porter, bahwa: “keunggulan daya saing yang bertahan lama dalam suatu ekonomi global akan semakin terletak pada ”hal-hal yang bersifat lokal”, yaitu pengetahuan (knowledge), hubungan, dan motivasi, yang tidak dapat (sulit) disaingi oleh para pesaing jauh (distant rivals).”
O. SID: Suatu Perspektif Sistem Inovasi Nasional Klaster Industri 3 SID SID Sektor I Klaster Industri 1 Daerah A Daerah C Klaster Industri: Sektor II Klaster Industri 1-Z Klaster Industri 3-B Klaster Industri 2-C Sektor III Klaster Industri 1-A SID : Sistem Inovasi Daerah.
A. REVIEW : PENGERTIAN KEBIJAKAN INOVASI • Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : • Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (aktor/fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; • Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan • Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- aktor/fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan aktor/fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.
Kebijakan Ekonomi Makro • Moneter • Fiskal • Perdagangan • Kebijakan Pendidikan • Pengetahuan dan Keterampilan • Kreativitas • Profesionalisme • Kewirausahaan • Kebijakan Industri • Investasi • Perpajakan - Subsidi • Insentif • Regulasi - Deregulasi Kebijakan Inovasi Kebijakan Daerah Kebijakan Litbang Kebijakan Sains Kebijakan Teknologi Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan Perbaikan Bisnis yang Ada Perkembangan Investasi Perkembangan Bisnis Pemula yang Inovatif B. ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKANBAGI KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI
Agenda Strategis Fungsi, Aktivitas dan Aktor Sistem Inovasi Sisi Obyek/Aktor yang Dipengaruhi Tujuan Kebijakan Isu Kebijakan Sisi Penyediaan (Supply Side) Bidang Keterkaitan (Linkage Area) Sisi Permintaan (Demand Side) Eksplisit Fungsional Harus semakin jelas exit policy -nya Spesifik Karakteristik Pengaruh/Dampak Implisit Faktor Kontekstual Lingkup Tujuan Dampak Tatanan Kelembagaan (Institutional Setting) Fungsi dan Variabel Sistem Inovasi C. KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN INOVASI
D. SIN: Elemen Esensial “Generik” • Daya dukung pihak penyedia; • Daya serap pihak pengguna; • Kelembagaan antarmuka (interface) dan keterkaitan para pihak yang saling menguntungkan; • Infrastruktur yang terspesialisasi; • Pendanaan/pembiayaan inovasi dan/atau pendanaan/pembiayaan berisiko; • Kebijakan yang mendukung.
Tingkat 1 Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi Pemerintah Dewan kebijakan Tingkat 2 Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian Departemen/Kementerian Industri, dll. Departemen/Kementerian Riset dan Teknologi Departemen/Kementerian Sektoral lainnya Tingkat 3 Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci Dewan Riset dan Akademi Badan Teknologi dan Inovasi Badan-badan Program Pendukung Tingkat 4 Pelaku riset dan inovasi Kontraktor Program Produsen: Perusahaan, Pertanian, Rumah sakit, dsb. Lembaga Litbang Perguruan Tinggi E. ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI (INNOVATION GOVERNANCE)
F. MENGAPA PERLU PERAN “PEMERINTAH” DALAM SISTEM INOVASI • Kegagalan Pasar (Market Failures); • Kegagalan Pemerintah (Government Failures); • Kegagalan Sistemik (Systemic Failures). Perlu “aktor” yang berperan dalam meningkatkan upaya efektif agar SI “berfungsi” semakin baik Termasuk: • Dukungan aktivitas inovatif (litbang + 6 aktivitas inovatif ~ Frascati Manual) • Memahami kegagalan yang berkembang dalam sistem inovasi; • Memberikan advis kepada pembuat kebijakan (advisory); • Menyuarakan “isu” urgen (advocacy); • Mendorong perbaikan penadbiran inovasi dan kebijakan inovasi; • Mendorong proses pembelajaran dalam sistem inovasi. • Fungsi publik tertentu untuk mendorong perkembangan sistem inovasi (berkembangnya fungsi-fungsi dalam sistem inovasi secara efektif dan efisien).
Belanda Inggris Kanada Denmark Finlandia Norwegia Irlandia Swedia Desain kebijakan M M M M M M M M Desain program Manajemen program Enterprise Ireland VINNOVA TEKES Sektor Swasta NRC Semi-publik Stat Administrasi program SEN- TER e M = Kementerian yang bertanggung jawab atas kebijakan teknologi dan inovasi G. ILUSTRASI KERAGAMAN PENADBIRAN KEBIJAKAN “VERTIKAL” DI BEBERAPA NEGARA Sumber : Arnold, et al. (2004, 2003).
Amerika Serikat Pendanaan Riset Dasar Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur Technical Services Fokus Riset Terapan Pengembangan Produk & Proses Pemerintah Industri I. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Perguruan Tinggi Lembaga Nasional dan Lab. Nasional Industri Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).
Jerman Pendanaan Riset Dasar Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur Technical Services Fokus Riset Terapan Pengembangan Produk & Proses Pemerintah Industri J. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Max Planck Gesellschaft Perguruan Tinggi Mission oriented National Research Centres Fraun Hofer Gesellschaft Industri Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).
Jepang Pendanaan Riset Dasar Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur Technical Services Fokus Riset Terapan Pengembangan Produk & Proses Pemerintah Industri K. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Perguruan Tinggi Lembaga-lembaga Nasional (Tsukuba Science Park) Industri Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).
China Pendanaan Riset Dasar Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur Technical Services Fokus Riset Terapan Pengembangan Produk & Proses Pemerintah Industri L. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Akademi Sains, Lembaga, dan Lab. Nasional, dan Perguruan Tinggi Kementerian dan Lembaga-lembaga Provinsi Industri BUMN dan BUMD Joint Venture dan UKM Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).
Taiwan Pendanaan Riset Dasar Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur Technical Services Fokus Riset Terapan Pengembangan Produk & Proses Pemerintah Industri M. CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Academic Sinica Perguruan Tinggi Industrial Technology Research Institute Institute for Information Industry (III) Metal Industry Devpt. Centre (MIDC ) Bio-Technology Devpt. Centre (BDC) Seluruhnya Science based Industrial Park (Host for Hi-Tech industries) Perusahaan-perusahaan Industri (UKM) Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).
Singapura Pendanaan Riset Dasar Teknologi Industri Aktivitas Manufaktur Technical Services Fokus Riset Terapan Pengembangan Produk & Proses Pemerintah Industri N.CONTOH ILUSTRATIF: Peta Peran Lembaga dalam SIN Perguruan Tinggi (NUS & NTV) Lembaga Pengembangan Teknologi Nasional Science Parks Perusahaan-perusahaan Multinasional (MNCs) Sumber : Disesuaikan seperlunya dari Jawahar (2002).
PRESIDEN DPR Menko Ekonomi Menko & Dep./ Kementerian Lain AIPI KRT Dep/ Kementerian Lain KPP/ BAPPENAS Depkeu Depdiknas Depkeh & HAM DRN Balitbang Diknas Kementerian BUMN Dep/ Kementerian Lain Lembaga Litbang Departemen LPND Ristek Perguruan Tinggi Swasta Perg. Tinggi Negeri Balitbang Industri BPPT LIPI Balitbangtan Lembaga Litbang Swasta LAPAN • 10 BUMNIS (dulu) : • PT. DI • PT. PAL • PT. PINDAD • PT. K. STEEL • PT. INKA • Perum Dahana • PT. INTI • PT. BHARATA • PT. BBI • PT. LEN BUMN Keuangan BUMN lain Lemlitbang Departemen Lain BATAN BAKOSURTANAL BSN BPTP, Balai/UPT BAPETEN Pusat, Balai/ UPT PUSPIPTEK Pusat, Balai/ UPT Pusat, Balai/ UPT O. KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASI Sumber : Taufik (2005).
DPRD Tingkat 1 Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi Gubernur/ Bupati/Walikota DPDS DRD Tim/Gugus Tugas Tim Ahli Asisten, Ka. Bappeda & Ka. Perangkat Daerah tertentu Tingkat 2 Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.) Badan/Dinas/ Kantor Sektoral Badan/Dinas/ Kantor Lintas Sektor Organisasi Perangkat Daerah lainnya Kebijakan, Program, Kegiatan dan Organisasi serta Jaringan di Luar Daerah, Nasional & Internasional Tingkat 3 Koordinasi Implementasi Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kontraktor Program Produsen Tingkat 4 Pelaku litbang/ inovasi Konsumen Lembaga Litbang/ UPTD, dll. Perguruan Tinggi Litbang Swasta/Non-pemerintah Keterangan: Instruksi, Sumber Daya, Saran/ Pelaporan, Hasil, Koordinasi dan Integrasi Horisontal & Vertikal (Kerjasama) Instruksi, Sumber Daya Saran (Advis) / Pelaporan Hasil Koordinasi dan Integrasi Horisontal (Kerjasama) P. “STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN (GOVERNANCE) KEBIJAKANDI DAERAH
A. TANTANGAN KEBIJAKAN INOVASI Merumuskan konsep KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI (INNOVATION POLICY FRAMEWORK) • yang menjadi acuan bersama, • diterjemahkan ke dalam tindakan dengan sasaran yang jelas dan terukur, • secara konsisten diimplementasikan, • dipantau dan dievaluasi, serta • diperbaiki secara terus-menerus. Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan proses dan produk pembelajaran
B. KRITERIA KEBIJAKAN • Efektivitas. • Efisiensi. • Memiliki daya bangkitan yang signifikan (significant leveraging effects). • Kelayakan cakupan (adequacy of scope). • Memenuhi kaidah pasar (conforming to the market mechanisms). • Konsistensi. • Koherensi. • Keterbukaan dan akuntabilitas. • Komitmen kebijakan.
C. TIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASI • Dimensi ”penadbiran kebijakan” (policy governance), bahwa kebijakan inovasi dapat ditentukan pada beragam tataran (lokal, daerah, nasional dan internasional), di mana koherensi dan komplementasi satu dengan lainnya sangatlah penting. • Dimensi sektoral di mana terdapat beragam faktor yang akan memberikan pengaruh umum serupa walaupun dengan tingkat yang berbeda dan pengaruh yang mungkin bersifat spesifik sektor. Karenanya, respons kebijakan yang dikembangkan perlu mempertimbangkan hal ini. • Interaksi dengan bidang kebijakan lainnya, di mana kebijakan inovasi seringkali perlu diimplementasikan melalui kebijakan lainnya (mis.: selain kebijakan litbang/kebijakan teknologi). Karenanya, konsepsi inovasi dan sistem inovasi perlu semakin ”lekat/terpadu” dalam beragam kebijakan terkait lainnya.