1 / 19

Aplikasi Teori-teori Konseling

Aplikasi Teori-teori Konseling. Adhyatman prabowo, S.Psi. A. Pendekatan terpusat pada klien. Menekankan dalam hubungan keluaraga dapat dihidupkan atas dasar yang wajar, jujur dan asli. Anggota keluarga diminta untuk saling menyatakan pikiran dan perasaannya secara terbuka.

makya
Download Presentation

Aplikasi Teori-teori Konseling

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Aplikasi Teori-teori Konseling Adhyatman prabowo, S.Psi.

  2. A. Pendekatan terpusat pada klien • Menekankan dalam hubungan keluaraga dapat dihidupkan atas dasar yang wajar, jujur dan asli. • Anggota keluarga diminta untuk saling menyatakan pikiran dan perasaannya secara terbuka. • Belajar berkomunikasi dua arah, saling menerima dan menghormati sesama anggota keluarga

  3. next • Masalah besar dalam anggota keluarga adalah merasa tidak dilayani atau dihargai sebagai pribadi unik yang berbeda dengan orang lain. • Kebanyakan kasih sayang yang diberikan dari orang tua harus bersyarat. • Dalam konseling kluarga ini fungsi konselor adalah sebagai fasilitator untuk membuka jalur komunikasi yang terputus atau berntkan.

  4. B. Pendekatan eksistensial • Konsep yang dikembangkan dari pendekatan ini adalah manusia bebas membuat pilihan-pilihan, menerima tanggung jawab secara bebas, penggunaan kreatif terhadap kecemasan, dan penelitian terhadap makna dan nilai • Pendekatan konseling keluarga yang digunakan bersifat grounded (yang terjadi sebenarnya) dengan menggunakan metode kognitif, behavioral, dan berorientasi pada perbuatan

  5. next • Pada pendekatan ini, setiap anggota keluarga dapat membentuk nasibnya sendiri melalui pilihan-pilihan yang dibuatnya sendiri. • Keluarga yang datang ke konselor biasanya dalam keadaan pola-pola destruktif dan mengalami hambatan dalam cara-cara kehidupan bersama serta mengalami konflik bersama • Oleh krn itu, konselor mendorong semangat anggota keluarga tsb untuk berani mengemukakan dunia pribadinya, dan meminta anggota keluarga yg lain untuk merasakan dan memandangnya scr empatis dan objektif • Visi utama pendekatan ini adl terjadinya anggota keluarga memutuskan untuk mengubah struktur kehidupan keluarga yang sesuai dengan visi mereka sendiri

  6. C. Pendekatan Gestalt • Pendekatan Gestalt adl suatu model konseling yang difokuskan pada saat ini (present moment) dan pada pengalaman keluarga selama proses konseling • Pendekatan Gestalt memberikan perhatian pada apa yg dikatakan anggota keluarga, bagaimana mereka mengatakannya, apa yg terjadi ketika mereka mengatakannya, bagaimana ucapannya bila dihubungkan dg perbuatannya, dan apakah mereka berusaha untuk menyelesaikan perbuatannya • Pendekatan Gestalt bersifat action learning, yaitu proses konseling yang berlangsung digunakan sebagai laboratorium untuk memperoleh pengalaman baru

  7. next • Tujuan pendekatan ini, adanya partisipasi aktif anggota keluarga yg lain agar muncul kepedulian terhadap apa yg terjadi dlm keluarganya • Pendekatan ini ditekankan pada keterlibatan konselor pada persoalan pribadi klien, hubungan akrab antara orang dengan orang, dan pentingnya mendengarkan suara dan emosi mereka • Oleh krn itu, kadang digunakan metode style directive dan confrontative krn adanya hubungan yg akrab dan konselor membawa kepribadian, reaksi, dan pengalaman hidupnya dalam proses konseling keluarga.

  8. D. Pendekatan Adler • Memberikan perhatian khusus terhadap hubungan-hubungan antara saudara kandung dan posisi seseorang dalam keluarga. • Mengajarkan pada anggota untuk berlajar menyesuaikan diri yang lebih baik terhadap angota keluarga yang lainnya tentang bagaimana hidup bersama dalam keluarga.

  9. next • Menyempurnakan kehidupan dalam keluarga dengan cara sharing (berbagi) dengan sesama anggota keluarga atas dasar psinsip demokratis dalam menyelesaikan konflik. • Mengajarkan anggota keluarga agar mampu memberikan semangat dan dorongan untuk berkembang bagi anggota lain. • Peranan konselor adalah membantu memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap faktor-faktor penyebab kesulirtan keluarga dirumah, dan solusinya.

  10. E. Aplikasi Psikoanalitik • Kecenderungan pola patologis dalam keluarga berasal dari kehidupan keluarga masa lalu. • Mengajarkan kepada konselor untuk memahami tentang ketidakberfungsian pola-pola keluarga yang telah menyebabkan isu-isu pribadi yang tidak terpecahkan diantara ayah, ibu dan anaknya.

  11. F. Rational Emotive • Anggota keluarga dibantu untuk melihat bahwa mereka bertanggung jawab dalam membuat gangguan bagi diri mereka sendiri melalui perilaku anggota lain secara serius. • Merka didorong untuk mempertimbangkan bagaimana akibat perilakunya, pikirannya, emosinya telah membuat orang lain dalam keluarga menirunya

  12. next • Mengajar anggota keluarga untuk bertanggung jawab terhadap perbuatan dan berusaha mengubahnya reaksi terhadap situasi keluarga. • Angota keluarga ditunjukkan sebagai suatu keluarga, dimana mereka mempunyai kekuatan untuk mengontrol pemikirannya dan perasaannya secara individual.

  13. F. Aplikasi Behavioral • Anggota keluarga harus menata kembali lingkungan interpresonalnya. • Anggota keluarga berinteraksi satu dengan yang lainnya, dengan harapan dapat belajar, dan menfokuskan pada akibat-akibat perilaku atau kemungkinan-kemungkinan reinforcement, (anggota keluarga belajar bagaimana memberikan kepada anggota lain pengenalan dan persetujuan perilaku-perilaku yang diinginkan dan bukan perilaku yang menyimpang)

  14. Kasus keluarga

  15. LATAR BELAKANG • S anak ke 6 dari 7 bersaudara • Kakak”nya tinggal berdekatan dengan ortu (dlm 1 kec) di TA, adik SDA • Dibesarkan dlm keluarga miskin dan kurang pendidikan agama • Hubungan dengan kakak”nya • Ayah 1990-2004, tdk cocok dgn istri • Ortu kurang harmonis, ayah merantau • Dilamar K, senang, mengisi kekosongan figur ayah, menjaga, mengayomi & melindunginya www.brainybetty.com

  16. Awal menikah, tinggal di sby • Istri yang penurut, tidak banyak menuntut, mau diajak susah • Tidak tinggal dengan mertua • S sekolah D3 BK • K bangga, juga minder • Manifestasinya, ia ingin selalu memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga ia bekerja terus • 15 tahun merantau • Pulang 1 tahun sekali, 2-3 bulan • Perkawinan dari tahun ke tahun terasa hambar, Kawakib tdk pernah di rumah, keduanya merasa asing www.brainybetty.com

  17. S merasa suaminya tidak dapat dipercaya. Pertama kali merantau, K menjanjikan akan segera pulang setelah memperoleh uang untuk membangun rumah. • Ada perbedaan pendapat, rumah tidak selesai 100 % • K ada alasan untuk pergi • Merantau, untuk mencarai modal pengembangan usahanya di rumah • 10 tahun tidak ada hasil, S mulai tidak percaya & curiga jgn2 Kawakib punya keluarga lain di perantauan www.brainybetty.com

  18. Kirim uang & perhitungan keungangan • Saat ini sudah tidak mengirim uang lagi dengan dalih langsung dikirim ke anak mereka yg kuliah di luar kota • Stinggal sendiri, bertanggung jawab atas semua pekerjaan rumah dgn berbagai konflik yang ada • Relasi seksual berkurang, tidak mungkin punya anak lagi www.brainybetty.com

  19. MASALAH • S tertekan oleh kondisi pernikahannya dengan Kawakib • Berulang kali minta cerai tidak dikabulkan, malu pada keluarga besar dan kerabat, tidak ingin anaknya sedih • K merasa sudah tua, banyak keinginan yang belum terwujud, tidak bisa mengkomunikasikan dengan istri • Tidak mampu mengekspresikan perasaan • Kakak-kakak S yang selalu merongrong keluarga S (K menjadi kurang nyaman berada di rumah) www.brainybetty.com

More Related