1 / 14

RESPON IMUN SPESIFIK

Lisa Andina , S.Farm , Apt. RESPON IMUN SPESIFIK. Repon imun spesifik merupakan serangkaian proses yang saling berkaitan yang diatur oleh suatu sistem yang terpadu. Apabila antigen masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi 2 macam respon imun, yaitu: Respon imun humoral Respon imun selular.

symona
Download Presentation

RESPON IMUN SPESIFIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Lisa Andina, S.Farm, Apt. RESPON IMUN SPESIFIK

  2. Repon imun spesifik merupakan serangkaian proses yang saling berkaitan yang diatur oleh suatu sistem yang terpadu. • Apabila antigen masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi 2 macam respon imun, yaitu: • Respon imun humoral • Respon imun selular

  3. Respon imun humoral • Proses respon imun humoral dimulai dari masuknya antigen ke dalam tubuh, yang dapat merangsang pembentukan antibodi. • Antibodi yang terbentuk dapat masuk ke dalam peredaran darah dan cairan tubuh tubuh lainnya (antibodi humoral) • Untuk menimbulkan respon imun, sel B dan sel T harus saling berinteraksi satu dengan lainnya.

  4. Limfosit T yang bertanggung jawab terhadap atas respon imun seluler, terangsang untuk memproduksi sejumlah zat yang diperlukan untuk memacu reaksi imunitas. • Aktifasi sel B mengakibatkan sel B berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk sel plasma. • Sel plasma yang terbentuk akan memproduksi antibodi yang spesifik terhadap hanya satu jenis antigen tertentu. • Ketika antibodi mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga terbentuk kompleks melalui antigen binding site

  5. Antibodi tidak dapat merusak antigen • Pembentukan kompleks antigen-antibodi tersebut dapat dimusnahkan oleh sel-sel fagosit dan sistem komplemen. • Beberapa proses untuk memusnahkan antigen yang telah diikat oleh antibodi adalah dengan cara: • Aglutinasi • Opsonisasi • Netralisasi • Aktifasi sistem komplemen • Inflamasi dan hipersensitifitas lambat (delayed type hypersensitivity)

  6. Aglutinasi • Merupakan proses dimana antigen dan antibodi saling mengikat sehingga dapat dengan mudah ditelan (fagositosis) oleh sel-sel fagosit yaitu makrofag.

  7. Opsonisasi • Antibodi IgG dan IgM dapat menyelimuti permukaan bakteri sehingga memudahkan eliminasi oleh sel fagosit (yang memiliki reseptor untuk Fc dari Ig) • Ikatan dengan makrofag tersebut memudahkan fagositosis (opsonin)

  8. Netralisasi • Proses untuk mencegah pelekatan virus pada sel-sel hospes. • Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) terhadap epitop pada permukaan virus akan mencegah ikatan virus dengan sel mukosa sehingga mencegah infeksi • Sel-sel Natural Killer dapat menghancurkan sel yang diinfeksi virus. • Proses netralisasi juga terjadi terhadap toksin • Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) untuk toksin bakteri atau bisa serangga/ular dapat mengikat antigen dan mengnaktifkannya. • Kompleks ikatan antigen antibodi tersebut selanjutnya dapat dimusnahkan oleh sistem fagosit yaitu makrofag

  9. Aktifasi sistem komplemen • Beberapa kelas antibodi (IgG, IgM, IgA) dapat mengaktifkan sistem komplemen • Bila epitop pada permukaan sel misalnya bakteri, maka komplemen yang diaktifkan dapat menghancurkan sel tersebut melalui efek enzim yang disekresi. • Beberapa komponen komplemen (C3b, C4b) juga memiliki sifat opsonin • Opsonin akan berikatan dengan kompleks antigen-antibodi dan akhirnya dengan reseptor pada permukaan makrofag sehingga memudahkan fagositosis. • Beberapa komponen komplemen bersifat sebagai kemotaksis (C3a, C5a) untuk neutrofil dan ada yang mengaktifkan mastosit dan basofil (anafilatoksin) untuk melepas histamin. • Beberapa bakteri seperti E.coli dan S.aureus dapat mengaktifkan komplemen langsung melalui jalur alternatif.

  10. Inflamasi dan Hipersensitivitas lambat • Proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi mikroba akan membentuk suatu protein reaktif yang dapat menyelubungi mikroba sehingga dapat meningkatkan aktifitas sel-sel fagosit dan sel imun yang lain • Presentasi antigen oleh APC mengaktifkan sel Th melepas limfokin yang mengerahkan dan mengaktifkan makrofag dan menimbulkan reaksi inflamasi • Respon inflamasi ini disebut lambat oleh karena memerlukan waktu 24-28 jam • Inflamasi mempunyai efek baik dan buruk oleh karena disamping eliminasi bahan asing juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan

  11. Respon Imun Seluler • Antigen yang dapat menstimulasi terjadinya respon imun seluler pada umumnya adalah antigen yang mampu menyerang sel hospes secara intraseluler. • Imunitas seluler tidak dapat dipndahkan melalui plasenta sebagaimana imunitas humoral • Respon imun seluler sangat tergantung pada aktivitas sel-sel limfosit tertentu, terutama sel T • Mekanisme respon imun seluler lebih kompleks dibandingkan dengan respon imun humoral

  12. Sel T penolong (Th) berperan penting dalam respon imun seluler. • Sekali sel Th ini diaktifasi oleh antigen, sel Th dapat mengaktifkan sel-sel imun lainnya. • Sel Th akan berdiferensiasi menjadi 2 subpopulasi yaitu Th 1 dan Th 2, menghasilkan senyawa sitokin yang spesifik. • Senyawa sitokin yang diproduksi oleh Th1 umumnya dapat mengaktifkan sel-sel yang berhubungan dengan respon imun seluler antara lain sel makrofag, sel CD8, dan sel natural killer • Sedangkan sitokin yang dilepaskan oleh sel Th2 dapat merangsang sel B untuk memproduksi eosinofil, IgM dan IgE.

More Related