260 likes | 518 Views
PENCATATAN & PELAPORAN PENYALAHGUNAAN AMPHETAMINE TYPE STIMULANT (ATS) DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN. BADAN LITBANG KESEHATAN Bekerjasama dengan BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pendahuluan :. Penggunaan jenis ATS CENDERUNG meningkat : JUMLAH DAN JENISNYA
E N D
PENCATATAN & PELAPORAN PENYALAHGUNAAN AMPHETAMINE TYPE STIMULANT (ATS) DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN BADAN LITBANG KESEHATAN Bekerjasama dengan BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Pendahuluan : • Penggunaan jenis ATS CENDERUNG meningkat : JUMLAH DAN JENISNYA • ATS termasuk zat psikoaktif & mirip amphetamin • ATS mendapat perhatian serius karena: • Sifat farmakologinya merangsang SSP • Tdk memiliki manfaat terapetik • Semakin luas disalahgunakan • Mudah disintesa dari efedrin yg murah & tersedia di pasaran • Penyalahgunaan amphetamin mencapai 34 juta org atau 8% populasi global umur 15 th ke atas • Belum ada data nasional ttg penyalahguna opiat & harus memberi perhatian pada penyalahguna ATS
Informasi penyalahgunaan napza kepada pihak regional (ACCORD) / internasional (UNODC) di koordinasi oleh BNN • Informasi BNN lebih banyak berasal dari data kepolisian. Data UPK hanya dari RSKO. • Keberadaan data dari UPK lain di pertanyakan BNN • Perlu eksplorasi dan evaluasi thd pencatatan pelaporan napza di UPK BNN - Balitbangkes
Tujuan: Umum: Tersedianya pencatatan-pelaporan penyalahguna ATS di sektor kesehatan maupun secara nasional • Khusus: • Mendapatkan gambaran pencatatan & pelaporan yang ada di UPK • Mendapatkan jenis variabel yang sesuai kebutuhan sektor kesehatan dan nasional • Merekomendasikan formulir pencatatan pelaporan sesuai variabel di atas • Merekomendasikan sistem pencatatan & pelaporan ATS
Metodologi: • Jenis penelitian: deskriptif kualitatif • Lokasi penelitian: 7 propinsi: Jabar, Jatim, Bali, Sumut, Riau, Kaltim, DKI Jakarta • Pengumpul data: peneliti Balitbangkes & staf BNN • Informan : Dinkes prop/kota, UPK (RSUD, RS swasta, RS jiwa, Klinik, Puskesmas), BNP, BNK. • Data/informasi yg dikumpulkan: • Organisasi dan penanganan penyalahgunaan narkoba • Format-format pencatatan • Format-format pelaporan • Proses pengolahan & analisis data • Mekanisme pelaporan • Data penyalahguna 2 triwulan terakhir 2003 di UPK
TAHAP KEGIATAN: • Inventarisasi format R/R • Penyusunan form pengumpulan data • RTD, revisi instrumen • Pengumpulan data lapangan • Integrasi hasil pengumpulan data • Pengolahan dan analisis data: • Lapangan, triangulasi • content analysis • Penyusunan rekomendasi • Penyusunan laporan • Seminar/RTD
Sistimatika penyajian hasil • Informan • R/R rumah sakit • R/R puskesmas • R/R poliklinik • Variabel dalam laporan • Kesulitan dan usulan • Kesimpulan • Rekomendasi
2. PENCATATAN & PELAPORAN RS: Laporan surveilans triwulanan RJ dan RI
PELAPORAN NAPZA: Pelaporan napza bersifat proyek : • Modifikasi laporan individu Kasus Penyalahgunaan NAPZA (Ditjen POM) • Laporan individu Kasus NAPZA Pusdatin • Laporan Rekapitulasi penyalahgunaan NAPZA BNN • Sistem Informasi Keracunan • Formulir intern RS Jenis zat / napza terindentifikasi • Pelaporan bersifat rutin (RL2a/2b) • Penyalahgunaan napza terlihat pada F 10 – F 19 • F 10 – F 19 terbagi dalam 4 kelompok : • 1. F 10 • 2. F11, F12, F14 • 3. F13, F15, F16 • 4. F17, F18, F19 • Sehingga jenis napza tidak terinci
Form laporan prop Riau *) Terdeteksi adanya penggunaan ATS
3. PENCATATAN & PELAPORAN PUSKESMAS: *) Tidak ada pencatatan & pelaporan khusus penyalahguna narkoba
4. PENCATATAN & PELAPORAN KLINIK *) Tidak ada pencatatan & pelaporan khusus penyalahguna narkoba
6. Masalah/kesulitan dalam R/R: • Dokter/petugas tdk lengkap menulis diagnosis dan riwayat penyakit • Kode diagnosis sering tidak diisi • Ada perbedaan bahasa penggolongan penyakit antara yg di ICD dg yg ditulis dokter/petugas • Dokter/petugas tdk lengkap menulis zat yg digunakan • Pasien tdk terbuka dalam mengungkapkan zat yang digunakan • Tidak tersedia kolom utk motivasi penyalahgunaan • Ada persepsi yang beda dalam pengelompokkan kasus penyalahguna napza F atau Y • Dalam laporan rutin, jenis napza tidak terinci
6. Input dari informan • Sistem R/R hanya melalui 1 pintu • Tdk buat format baru, tapi disisipkan ke format lama • Pusat/penerima laporan memberikan feedback • Untuk kesinambungan perlu dipikirkan penyediaan sarana dan insentif petugas • Dokter / psikolog praktek pribadi banyak menangani kasus penyalahguna napza perlu masuk dalam sistem informasi kesehatan • Pesantren, panti rehab, masuk dalam sistem informasi • Disediakan format pencatatan dan pelaporan • Dokter dan perawat diberi pelatihan • ‘Ada permintaan resmi’
7. Kesimpulan : • Belum ada sistem pencatatan khusus kasus penyalahguna NAPZA • Variabel dalam form pencatatan ‘potensial’ sebagai bahan laporan • Setiap UPK mengirimkan laporan morbiditas (RL2a & LB) ke Dinas Kesehatan • Beberapa UPK (RS) sudah melaporkan kasus penyalahguna NAPZA ke Pusat (Pusdatin/Ditjen Yanfar/BNN) • UPK bersedia mengirimkan laporan bila ada kejelasan
8. REKOMENDASI 1. • Diperlukan surveilan kasus penyalahguna napza berbasis sistem informasi RS (skala nasional, rutin, cost effective): • Form laporan morbiditas RJ, RI & IGD. dari 4 kelp F 10-F19 menjadi lebih rinci masing-masing 3 digit . • Form laporan surveilan triwulan RJ & RI juga ditambahkan utk NAPZA
RL2a dst… F19
VARIABEL DATA PENCATATAN PENYALAHGUNA NAPZA INFORMASI KASUS 1. Umur 2. Sex 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Status kawin 6. Pekerjaan ortu 7. Alamat 8. Kasus baru/lama 9. Zat yg digunakan 10. Cara penggunaan 11. Umur mulai gunakan 12. Sumber zat 13. Kematian 14. Motivasi penggunaan MORBIDITAS A. B. C. D. E. F. G. H. Dst. JENIS ATS A. B. C. D. E. *) Kode ‘F’ dirinci mulai dari F10 s/d F19 (tdk digabung)
ALUR PELAPORAN/INFORMASI KASUS NAPZA DEPKES PUSAT RS PUSAT DATABASE PUSAT BNN DINKES PROVINSI RS PROP DATABASE PROVINSI POLDA BNP DATABASE KOTA/KAB DINKES KOTA/KAB LSM BNK RSU/RSS /RSJ PRAKTEK SWASTA PUSKES MAS KLINIK SWASTA PANTI POLRES POLSEK PESAN TREN LP
Alur yang diusulkan didasarkan pada pengiriman data manual. Pada saat dikembangkan sistem telematika, maka garis hirarchi tidak akan terlihat lagi • Format pencatatan dan pelaporan + pedoman pengisian disediakan • Frekuensi pelaporan dari UPK setiap bulan • Frekuensi pelaporan dari panti/pesantren/LP/Polres 3 bulan sekali • Perlu dikembangkan ‘database’ penyalahguna NAPZA di tingkat kab/kota, propinsi dan pusat dengan mendayagunakan sistem yang sudah ada (kesehatan) • Hardware, Software, Brainware
8. REKOMENDASI 2. • Diperlukan surveilan penyalahguna NAPZA berbasis registry di RS • Tahapan : • Bentuk tim pengemb. registry penyalahguna NAPZA tkt pusat (Litbangkes/Pusdatin/BNN/Univ/BPOM) • Mengembangkan pedoman baku registry penyalahguna NAPZA • Mengembangkan pilot project utk registry penyalahguna NAPZA sbg dasar registry skala nasional • Mengembangkan registry penyalahgunaan NAPZA yg representatif utk skala nasional
8. REKOMENDASI 3. • Diperlukan surveilan penyalahguna NAPZA berbasis survei berkala: • Mengembangkan survei berkala dokter/psikolog praktek penanganan kasus NAPZA
Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug TeRImA kaSiH Wassalamualaikum wr.wb Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug Say no to drug